Anda di halaman 1dari 9

SATUAN ACARA PENYULUHAN

TERAPI BERMAIN ANAK USIA PRA SKOLAH


“ MEWARNAI”

Disusun Oleh :

1. Fariza Ilham (S16146/C)


2. Rika Nilamsari (S16051/A)
3. Novia Ambarwati (S16046/A)

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWAAN


STIKES KUSUMA HUSADA
SURAKARTA
2019
SAP TERAPI BERMAIN

A. Latar Belakang
Hospitalisai merupakan suatu proses yang mengharuskan anak untuk
tinggal di rumah sakit, menjalani terapi dan perawatan sampai pemulanganya
kembali ke rumah. Berbagai perasaan yang sering muncul pada anak yaitu
cemas, marah, sedih, takut, dan rasa bersala (Hartini, dkk 2018). Untuk
mengurangi kecemasan anak selama masa hospitalisasi dibutuhkan upaya-
upaya yang dapat menurunkan kecemasan, salah satunnya melalui kegiatan
terapi bermain.
Kegiatan bermain merupakan salah satu upayauntuk mengurangi kecemasan
anak selama masa hospitalisasi. Program bermain di lakukan secara sukarela
untukmemperoleh kesenangan atau kepuasan sehingga anak akan
menemukankekuatan ataupun kelemahannya sendiri, minatnya, dan cara
menyelesaikantugas-tugas dalam bermain (Hartini dkk, 2018).
Berdasarkan hasil dari pengamatan di Ruang Bougenfil RSUD Dr. R
SOEDJATI SOEMODIARDJO PURWODADI di dapatkan hasil bahwa
terdapat kurang lebih 5 anak usia pra sekolah (3-5 tahun) dan kami sengaja
menentukan terapi bermain yang spesifik tentang bermain mewarnai gambar, karena
aktivitas terapi bermain ini dapat di sesuaikan dengan kondisi anak selama sakit dan
tempat dapat di sesuaikan dengan keterbatasan sarana maupun prasarana yang ada di
RSUD Dr. R SOEDJATI SOEMODIARDJO PURWODADI.

B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah di lakukan tindakan terapi bermain 1 x 45 menit, diharapkan
kreatifitas dan imajinasi anak bisa berkembang dengan baik.
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengurangi kecemasan anak selama masa hospitalisasi.
b. Untuk mengespresikan perasaan pada anak usia pra sekolah

C. Jenis Permainan
Mewarnai
D. Media
a. Kertas gambar
b. Pensil warna

E. Metode
a. Ceramah
b. Demonstrasi
c. Implementasi
d. Diskusi

F. Peserta
Anak usia prasekolah (3-5 tahun)

G. Setting Tempat

Leader

Observer Anak fasilitator

Orang tua
H. Waktu Pelaksanaan
1. Hari/tanggal :Sabtu, 27 April 2019
2. Waktu : 10.00 WIB
3. Tempat : Ruang BougenvileRSUD Grobogan

I. Pengorganisasian
1. Leader : Rika Nilamsari
Tugas :
a. Memimpin jalannya acara
b. Membuka pertemuan
c. Mengatur setting tempat
d. Mendemonstrasikan cara mewarnai
e. Menutup kegitan terapi bermain

2. Fasilitator : Fariza Ilham


Tugas :
a. Memberi petunjuk dan fasilitas supaya terapi bermain
berlangsung dengan baik

3. Observer : Novia Ambarwati


Tugas :
a. Mengobservasi jalannya acara
b. Memberi penilaian
c. Memberi saran dan kritik setelah acara selesai
d. Mengevaluasi dan umpan balik kepada leader
J. Rencana pelaksanaan
No Kegiatan Waktu Subyek Terapi
1. Persiapan 5 menit 1. Melakukan kontrak waktu
kepada orang tua sebelum di
mulai
2. Mempersiapkan alat bermain
3. Mempersiapkan pasien dan
orang tua
4. Mempersiapkan ruangan
2. Proses 30 menit 1. Menyampaikan salam
2. Memperkenalkan diri
3. Menjelaskan tujuan terapi
bermain kepada orang tua
4. Menjelaskan mengenai alat
bermain dan aturan main
5. Membagikan alat kepada
pasien (anak)
6. Mempersilahkan anak
melakukan terapi bermain
(mewarnai)
7. Mengamati kegiatan anak
3. Penutup 10 menit 1. Mengevaluasi kegiatan
bermain
2. Memberikan reward atas
karya anak
3. Menyimpulkan hasil terapi
kepada orang tua
4. Mengucapkan terima kasih
atas peran serta anak dan
orang tua
5. Menutup acara dan memberi
salam
K. Kriteria evaluasi
1. Evaluasi Struktur
a. Alat-alat yang digunakan lengkap, seperti gambar pola, pensil warna,
krayon.
b. Kegiatan terapi bermain mewarnai yang direncanakan dapat
terlaksana.
2. Evaluasi Proses
a. Leader
Kurang menguasai jalannya acara, tetapi sudah cukup baik.
Setting tempat sudah sesuai yang disetting, tetapi dalam proses
bermain tidak sesuai waktu yang ditentukan.
b. Fasilitator
Sudah baik, fasilitator memotivasi anak agar tetap kooperatif dalam
mewarnai dan membimbing kelompok selama permainan dilakukan.
3. Evaluasi Hasil
a. An. S dalam proses permainan tidak kooperatif, anak masih merasa
takut dengan perawat. Tetapi anak dapat mengembangkan motorik
halus dengan mewarnai dengan bagus.
b. An. N dalam proses permainan anak sangat kooperatif dalam
mengikuti kegiatan mewarnai, anak merasa senang, tidak merasa takut
lagi dengan perawat, orangtua dapat mendampingi kegiatan anak
sampai selesai.
c. An. J dalam proses permainan anak dapat mengembangkan motorik
halus dengan mewarnai, dapat mengikuti kegiatan dengan baik dan
orangtua dapat mendampingi kegiatan anak sampai selesai, anak juga
merasa senang dan tidak takut lagi dengan perawat.
L. Daftar Hadir
Terlampir
No Nama Anak Nama Orang Tua
1. An. S Ny. M
2. An. N Ny. H
3. An. J Ny. S
Lampiran

A. Definisi
Mewarnai sebagai suatu permainan yang nondirective memberikan
kesempatan anak untuk bebas berekspresi dan sangat therapeutic (sebagai
permainan penyembuh atau therapeuticplay). Mengekpresi feelingnya dengan
mewarnai gambar, berarti memberikan pada anak suatu cara untuk
berkomunikasi ( Hartini dkk 2018). Ketika seorang anak belajar mewarnai,
akan terjadi sebuah aktivitas atau sebuah proses pembelajaran yang mencakup
indera penglihatan, pikiran, mental dan fisik anak.

B. Fungsi
Salah satu fungsi bermain tersebut merupakan nilai terapeutik, terapi
bermain sangat sesuai dalam penerapannya pada anak selama proses
hospitalisasi atau perawatan di rumah sakit. Masa hospitalisasi ini anak
merupakan tahap yang paling menentukan terhadap proses penyembuhan
selama perawatan dan pengobatan di rumah sakit.

C. Manfaat
manfaat dari bermain untuk mengoptimalkan perkembangan anak, di
antaranya :
1. Learning by planning. Bermain bagi anak dapat menyeimbangkan motorik
kasar dan motoik halus . Secara tidak langsung, permainan merupakan
perencanaan psikologis bagi anak untuk mencapai kematangan dan
keseimbangan di masa perkembangannya.
2. Mengembangkan otak kanan. Melalui permainan, fungsi kerja otak kanan
dapat dioptimalkan karena bermain dengan teman sebaya seringkali
menimbulkan keceriaan bahkan pertengkaran. Hal ini sangat berguna
untuk menguji kemampuan diri anak dalam menghadapi teman sebaya ,
serta mengembangkan perasaan realistis anak akan dirinya
3. Mengembangkan pola sosialisasi dan emosi anak. Bermain dapat menjadi
sarana anak untuk belajar menempatkan dirinya sebagai makhluk sosial.
4. Belajar memahami nilai memberi dan menerima. Bermain bersama teman
sebanya bisa membuat anak belajar memberi dan berbagi, serta belajar
memahami nilai take and give dalam kehidupannya sejak dini.
5. Sebagai ajang untuk berlatih merealisasikan rasa dan sikap percaya diri
(self confidence), mempercayai orang lain (trust to people),kemampuan
bernegosiasi (negotiation ability) dan memecahkan masalah (problem
solving). Ragam permainan dapat mengasah kemampuan bersosialisasi,
kemampuan bernegosiasi, serta memupuk kepercayaan diri anak untuk
diakui di lingkungan sosialnya.

Anda mungkin juga menyukai