PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Mengetahui latar belakang anak didik menjadi bahan pertimbangan
dalam menentukan pembelajaran, pendekatan, dan metodenya yang akan
yang akan dilakukan oleh seorang guru sehingga tujuan pendidikan akan
tercapai dengan mudah.
Sebagai seorang calon pendidik Islam, kita dituntut untuk mampu
mengetahui apa itu anak didik, hak yang akan mereka dapatkan dan
kewajiban apa yang harus mereka lakukan, serta seperti apakah profil anak
didik Islami.
Sikap dan karakter anak didik ini dapat diubah dan dapat dibentuk
sesuai dengan keinginan dan tujuan pendidikan. Disinilah peran pendidik,
orang tua, dan masyaratak sangat penting dalam menentukan lingkungan
anak didik dengan baik.
BAB II
PEMBAHASAN
ۖ ً ض َخ لِ ي ف َ ة ْ ك لِ لْ َم ََل ئ ِ كَ ِة إ ِ ن ِ ي َج ا ِع ٌل ف ِ ي
ِ اْل َ ْر َ ُّ َو إ ِ ذْ ق َ ا َل َر ب
ك الدِ َم ا َء َو ن َ ْح ُن ْ َ ق َ ا ل ُوا أ َت َ ْج ع َ ُل ف ِ ي َه ا َم ْن ي ُ فْ ِس د ُ ف ِ ي َه ا َو ي
ُ ِس ف
ْ َ ك ۖ ق َ ا َل إ ِ ن ِ ي أ
ع ل َ مُ َم ا َل ت َعْ ل َ ُم و َن َ َس ل
ُ ِك َو ن ُق َ د
َ ن ُسَ ب ِ ُح ب ِ َح ْم ِد
Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat:
"Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi".
Mereka berkata: "Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi
itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan
darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan
mensucikan Engkau?" Tuhan berfirman: "Sesungguhnya Aku mengetahui
apa yang tidak kamu ketahui".
B. Jaminan Orang Yang Menuntut Ilmu
Satu hal yang harus disadari seorang Muslim hendaknya
menempatkan orang yang mencari ilmu dalam posisi yang mulia dan
agung, sebab mereka adalah orang yang berusaha mencari sesuatu yang
berharga yaitu ilmu pengetahuan. Orang yang senantiasa rajin dalam
mencari ilmu berarti ia berjalan di jalan menuju surga. Nabi Saw,
menegaskan dalam salah satu hadisnya
Bumi tandus ini hanya dapat menampung air belaka, tetapi tidak
dapat menyerap untuk menumbuhkan tanam-tanaman atau tumbuh-
tumbuhan. Memang ia dapat memberi manfaat kepada manusia seperti
untuk minum, untuk menyirami dan untuk bercocok tanam, tetapi,
tetapi ia tidak dapat mengambil manfaat untuk dirinya. Ini adalah
perumpamaan karakter anak didik yang pandai , cerdas, dan pintar.
Semua buku sudah dibaca dan dipelajarai, semua ilmu seolah-olah
telah dikuasia. Tetapi ilmu itu sebatas diajarkan dan diinformasikan
kepada orang lain, sementara ilmu itu tidak diamalkan untuk dirinya.
1
Ibid., 110
Karakter anak didik kedua ini bagaikan lilin yang menerangi benda
disekitarnya, tetapi membakar dirinya.2
ِيَا اَيُّ َها ال ِذيْنَ آ َمنُ ْوا ِل َم تَقُ ْولُ ْونَ َما َل ت َ ْف َعلُ ْونَ ○ َكبُ َر َم ْقتًا ِع ْندَهللا
○ َا َ ْن تَقُ ْولُ ْوا َما َل ت َ ْفعَلُ ْون
“Wahai orang-orang yang beriman, mengapa kamu mengatakan
sesuatu yang tidak kamu kerjakan. Itu sangatlah dibenci di sisi Allah
jika kamu mengatakan apa-apa tidak kamu kerjakan”.
Karakter anak didik yang ketiga ini tidak dapat berbuat sesuatu
yang bermanfaat baik untuk dirinya sendiri maupun orang lain. Mereka
tidak dapat menyerap ilmu dan tidak dapat menampung ilmu. Tidak
ada ilmu yang menempel di otak mereka, tidak ada orang lain yang
mendapatkan pengajaran daripadanya. Mereka tidak mau mendegarkan
atau bahkan mendengar tapi tidak mau mengamalkan atau memelihara
ilmu itu atau tidak diajarkan.
2
Ibid., 111
ي هللا َع ْنه أنهُ قَا َل رسول ِ امر ْال ُج َهنِي – َر
َ ض ِ ع ْقبَة ِب ْن َع
ُ َو َع ْن
ْس َ عل َم ْالر ْم
َ ي ثُم ت َ َر َكهُ فَلَي ُ (( َم ْن:- هللا – صلى هللا عليه وسلم
صى )) رواه مسلمَ ِمنا ا َ ْو َف َق ْد َع
“Dari Uqbah bin Amir al-Juhayniy berkata: Rasulullah SAW
bersabda: barang siapa yang telah diajari panah memanah kemudian
ia tinggalkannya, maka ia tidak tergolong umatku atau sungguh ia
durhaka”. (H.R. Muslim)3
Jika pada zaman Nabi keterampilan yang diperlukan adalah
memanah, maka dalam era modern pemaknaannya bisa berkembang
menjadi menembak, mengendarai pesawat perang, dll yang disiapkan
untuk memperkuat barisan umat dalam pertahanan.
Tetapi dalam era ketenangan ini yang bebas dari peperangan
interprestasinya dapat dikembangkan di medan yang mempunyai
tujuan yang sama. Seorang guru jihad yang besar adalah memajukan
pendidikan anak didikk dengan membekali keterampilan yang sesuai
dengan zamannya sperti komputer, internet, otomotif, dll.
Ilmu dalam keterampilan jika sudah dikuasai tidak boleh
dilupakan, harus selalu diingat bahkan dikembangkan.
Ibn Jama’ah juga menganjurkan pada murid untuk
mempergunakan sepertiga waktu (delapan jam) dalam sehari untuk
belajar, disamping itu anak didik juga dianjurkan untuk mengulang-
ulang , mengkaji dan menelaah kembali anak didiknya sebelum
sebelum ia menghapalkannya.4
3
Ibid., 114.
4
Ahmad Yusam Thobroni, Tafsir dan Hadits Tarbawi, (Surabaya: IAIN Sunan Ampel Press, 2013),
48.
BAB III
KESIMPULAN
Penulis, T. (2013). Tafsir dan Hadis Tarbawi. Surabaya: IAIN Sunan Ampel Press.