OLEH :
MEDAN
2019
2
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
Berkat dan Rahmat-Nya yang telah memberikan nikmat serta hidayah-Nya
terutama nikmat kesempatan dan kesehatan sehingga penulis dapat menyelesaikan
Laporan Mini Riset tentang “Penggunaan Bahasa Non Baku di Lingkungan
Masayarakat ”.
Juga tak lupa penulis ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada
kedua orang tua saya yang selalu ikut peran yakni yang selalu memberikan
dukungan materi dan moril dalam membantu kami untuk kelancaran dan
kemudahan dalam menuntut ilmu . Tujuan penulis menyelesaikan laporan ini ialah
sebagai ketaatan dan kepatuhan seorang Mahasiswa untuk melaksakan perintah dari
dosen, serta ingin menyampaikan seberapa dalam ilmu pengetahuan perkembangan
peserta didik yang penulis ketahui.
Dalam penulisan Laporan ini penulis merasa masih banyak kekurangan baik
pada teknik penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang kami
miliki. Untuk itu, kritik dan saran sangat penulis harapkan demi penyempurnaan
pembuatan laporan ini.
Penyusun
1
BAB I
PENDAHULUAN
Bahasa Indonesia merupakan bahasa ibu dari bangsa Indonesia yang sudah
dipakai oleh masyarakat Indonesia sejak dahulu jauh sebelum Belanda menjajah
Indonesia. Cikal bakal bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional dan bahasa negara
berawal dari pernyataaan sikap politik pemuda nusantara dengan ikrar sumpah
pemuda. Dalam kedudukan bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional, disamping
menjadi alat komunikasi antar etnis yang mempunyai bahasa daerah masing-masing
sebagai bahasa pertama, bahasa Indonesia menjadi alat komunikasi efektif bagi
terjalinnya hubungan antar etnis di Indonesia. Oleh karena itu pengetahuan tentang
bahasa baku cukup penting untuk mempelajari bahasa Indonesia secara menyeluruh
yang akhirnya bisa diterapkan dan dapat digunakan dengan baik dan benar sehingga
identitas kita sebagai bangsa Indonesia tidak akan hilang.
2
usaha mereka, dapt diartikan bahwa bahasa baku (resmi) ini belum tersalurkan
dengan baik di kalangan masyarakat tersebut.
3
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Bahasa Non Baku ( Praktek → Praktik )
Dari hasil pengamatan kami mengenai penggunaan bahasa baku dan non
baku di masyarakat kami menemukan berbagai penggunaan bahasa non baku yang
kami temukan di sekitar lingkungan. Dan kami mewawancarai beberapa orang
mengenai pandangan mereka terhadap penggunaan bahasa non baku tersebut. Pada
saat kami melakukan wawancara kepada narasumber, kami menunjukkan foto-foto
mengenai penggunaan bahasa baku dan non baku dan meminta pendapat mereka
mengenai hal tersebut. Berikut ini adalah hasil wawancara yang kami lakukan
kepada beberapa orang mengenai penggunaan bahasa baku pada gambar tersebut
yaitu :
a. Rusdyan Sinaga (mahasiswa, 23 Tahun)
Menurut saya itu penggunaan bahasa non baku tersebut sudah sering saya
dengar, saya tidak pernah mempermasalahkan hal tersebut soalnya menurut saya
maknanya sama dengan bahasa baku yang sebenarnya. Menurut pandangan saya
penggunaan kata itu memang tidak baku sesuai dengan apa yang saya pelajari
dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia dulu dan saya kira memang di lingkungan
kita tidak pernah ada diskusi atau perdebatan mengenai penggunaan bahasa non
baku tersebut sehingga masyarakat tidak peduli dengan kata tersebut dan
cenderung untuk menggunakan penggunaan bahasa non baku tersebut.
b. Surasih (Ibu Rumah Tangga, 40 Tahun )
Menurut saya itu arti bahasa baku atau tidak baku saya fikir sama saja.
Karena arti dan makna nya saya pahami dan mengerti dan persoalan baku atau tidak,
saya merasa itu tidak masalah selagi masih bisa saya pahami. Penggunaan kata
tersebut sudah sering saya lihat dan mengenai baku atau tidak bakunya kata tersebut
saya rasa biasa saja karena arti dan makna dari kalimat itu bisa dipahami oleh
masyarakat awam pada umumnya.
2.2 Bahasa Non Baku ( Sebahagian → Sebagian )
Dari hasil pengamatan kami mengenai penggunaan bahasa baku dan non
baku di masyarakat kami menemukan berbagai penggunaan bahasa non baku yang
kami temukan di sekitar lingkungan. Dan kami mewawancarai beberapa orang
4
mengenai pandangan mereka terhadap penggunaan bahasa non baku tersebut. Pada
saat kami melakukan wawancara kepada narasumber, kami menunjukkan foto-foto
mengenai penggunaan bahasa baku dan non baku dan meminta pendapat mereka
mengenai hal tersebut. Berikut ini adalah hasil wawancara yang kami lakukan
kepada beberapa orang mengenai penggunaan bahasa baku pada gambar tersebut
yaitu :
a. Laras Adelia seorang mahasiswa POLMED USU. Dia juga kami tanyakan hal
yang sama. Dia berkata bahwa kata tersebut sebenarnya benar. Namun kata
“sebahagian” itu tidak umum digunakan dalam kehidupan bermasyarakat
sekarang ini. “Sebahagian” dan “sebagian” adalah kata yang sama dan memiliki
makna kata yang sama juga. Hanya saja kita lebih sering mendengar kata
“sebagian” dan daripada “sebahagian”. Jadi tidak ada yang salah dengan kata
tersebut.
2.3 Solusi Terhadap Penggunaan Bahasa Baku
Menurut kami memang banyak ditemukan di sekitar masyarakat
penggunaan kata dan kalimat yang tidak baku. Hal ini disebabkan oleh kurangnya
pengetahuan masyarakat tentang penggunaan kalimat baku yang benar dan efektif.
Seiring dengan hal itu maka perlu adanya solusi yang tepat untuk menangani
masalah ini .Solusi dari masalah ini menurut pendapat kami adalah sebagai berikut
:
a. Perlunya tingkat kesadaran masyarakat untuk saling mengingatkan penggunaan
bahasa Indonesia yang baik dan benar agar semakin bekurangnya penggunaan
bahasa baku tersebut .
b. Pemerintah perlu mensosialisasikan penggunaan bahasa baku yang efektif dan
benar kepada masyarakat
c. Pemerintah perlu menggiatkan mata pelajaran Bahasa Indonesia Ditingkat
Pendidikan Dasar hingga Pendidikan Tinggi dengan pembaharuan kurikulum
ditiap jenjang pendidikan tersebut
d. Perlu adanya edukasi tambahan terhadap masyarakat penggunaan bahasa
indonesia yang efektif dan penggunaaan bahasa yang baku
e. Adanya pengembangan penggunaan bahasa baku secara formal dalam bentuk
organisasi didalam masyarakat.
5
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kurangnya kesadaran masyarakat dalam kehidupan sehari hari untuk
menggunakan bahasa baku, sehingga mereka membiasakan bahasa non baku
tersebut terus mengalir dalam bahasa yang mereka gunakan, karena mereka berfikir
bahwa arti dari bahasa non baku dan baku tersebut memiliki arti yang sama.
Penggunaan bahasa non baku tidak dipermasalahkan dalam kehidupan sehari-hari
karena dengan bahasa non baku masyarakat lebih mudah untuk mengingatnya,
padahal pernyataan yang seperti ini salah, seharusnya mereka sebagai bangsa
Indonesia lebih mencari tahu bahasa Indonesia yang baik dan benar.
3.2 Saran
Perlunya kita sebagai bangsa Indonesia untuk saling memberitahukan
informasi yang sangat penting tersebut untuk mencapai satu tujuan yaitu mencintai
bahasa yang satu yaitu bahasa Indonesia.
6
DAFTAR PUSTAKA