Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN KEDOKTERAN KELUARGA

PASIEN DIABETES MELLITUS TIPE II


PUSKESMAS SIDEMEN

Dosen Pembimbing : Dr. Made Dharmadi, MPH


Dr. I.G.N Oka Sandiwa

Nama Mahasiswa : Ni Wayan Sunardiasih (0902005161)


A.A. Indah Permatasari (1002005001)
Gde Bagus Rizky Kornia (1002005155)

1. LATAR BELAKANG PENENTUAN KASUS


Masalah kesehatan kronis seperti hipertensi, diabetes mellitus, dan dislipidemia
merupakan kasus yang memerlukan penatalaksanaan jangka panjang. Penatalaksanaan
tersebut mencakup pengobatan kuratif dan non – kuratif. Hal ini menjadi perhatian dan
memerlukan penanganan khusus. Kami mendapat daftar nama pasien yang mengalami
masalah tersebut dari data kunjungan Puskesmas Sidemen. Salah satunya adalah Bapak
Putu Karsa yang bertempat tinggal di desa Sidemen. Kami mendapatkan informasi lebih
lanjut mengenai pasien karena kebetulan pasien datang ke UGD karena terjatuh saat
mengendarai motor. Pasien tersebut dikatakan telah didiagnosis menderita diabetes
mellitus sejak lama 1 bulan yang lalu.

2. IDENTITAS PASIEN
Nama : Putu Karsa
Umur : 58 tahun
Jenis Kelamin : Laki – laki
Suku : Bali
Bangsa : Indonesia
Agama : Hindu
Pendidikan Terakhir : SMP
Alamat : Banjar Kebon Desa Sidemen, Karangasem

1
Identitas Istri Pasien
Nama : Made Sari
Umur : 55 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Suku : Bali
Bangsa : Indonesia
Agama : Hindu
Pendidikan Terakhir : SD
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga

Identitas Anak Pasien


Anak 1
Nama : Putu Raka
Umur : 30 tahun
Jenis Kelamin : Laki – laki
Suku : Bali
Bangsa : Indonesia
Agama : Hindu
Pendidikan Terakhir : SMP
Pekerjaan : Pegawai

Anak 2
Nama : Made Wiguna
Umur : 25 tahun
Jenis Kelamin : Laki – laki
Suku : Bali
Bangsa : Indonesia
Agama : Hindu
Pendidikan Terakhir : SMA
Pekerjaan : Pegawai

2
3. KEGIATAN KUNJUNGAN RUMAH I
Kunjungan rumah I dilaksanakan pada hari Jumat, 17 Oktober 2014 pada pukul 10.00-
11.00 WITA bertempat di Banjar Kebon, Desa Sidemen, Karangasem. Adapun yang
kami lakukan dalam kegiatan kunjungan rumah I antara lain:
A. Anamnesis
Keluhan Utama : Nyeri kepala
Riwayat Penyakit Sekarang
Sebelumnya pasien sempet jatuh dari motornya, pasien merasa lemas hingga
kehilangan kesadaran dan akhirnya terjatuh. Kemudian pasien dilarikan ke
puskesmas Sidemen oleh warga sekitar. Setelah luka pasien dirawat, Pasien
mengatakan keluhan saat ini yaitu nyeri kepala. Nyeri kepala dirasakan sejak 6 bulan
yang lalu. Nyeri kepala seperti rasa berat dan tegang di daerah tengkuk. Nyeri kepala
dirasakan sepanjang hari, terutama setelah pasien beraktivitas. Penderita juga sering
mengeluhkan badan terasa lemas, terutama jika sedang beraktivitas, hal ini
menyebabkan terkadang penderita hanya beraktivitas ringan seperti berjalan jarak
dekat, duduk dan tidur. Keluhan sedikit membaik jika pasien beristirahat. Penderita
juga mengeluhkan penglihatannya agak kabur sejak kurang lebih 3 bulan yang lalu.
Nafsu makan saat ini dikatakan normal. Buang Air Kecil (BAK) dan Buang Air
Besar (BAB) dikatakan biasa.
Riwayat Penyakit Terdahulu
Pasien didiagnosis diabetes mellitus sejak 1 bulan yang lalu. Keluhan awal yang
dirasakan sebelum terdiagnosis penyakit ini, yaitu sekitar 6 bulan yang lalu yaitu
pasien sering BAK terutama di malam hari 3-4 kali, dalam sehari bisa 10 kali BAK
dengan volume ½ gelas setiap kali BAK. Pasien juga merasa lebih sering minum
karena sering merasa haus dan lebih banyak makan karena sering merasa lapar.
Berat badan penderita dikatakan sempat menurun drastis. Pasien juga didiagnosis
memiliki riwayat hipertensi sejak 1 tahun yang lalu. Pasien mengatakan sempat
memeriksakan diri ke puskesmas 1 bulan yang lalu karena kadar gula darah yang
tinggi (300 mg/dL) dan tekanan darah tinggi (tekanan sistolik 190 mmHg). Riwayat
sakit jantung, asma, alergi, dan sakit ginjal disangkal oleh pasien.

3
Riwayat pengobatan
Sejak 1 bulan yang lalu pasien berobat ke puskesmas karena diabetes mellitus.
Pasien sempat mendapat Obat Hipoglikemik Oral (OHO). Sejak 1 bulan lalu pasien
minum obat metformin 2 x 500 mg , Glibenclamid 1x1, Vitamin Bcomplex 2x1,
serta captopril 2 x 25 mg. Namun pasien kurang patuh dalam pengobatan. Pasien
terakhir minum obat lima hari yang lalu. Pasien mengaku tidak rutin berobat dan
hanya berobat jika ada keluhan.
Riwayat Keluarga
Ayah pasien meninggal akibat komplikasi diabetes mellitus. Riwayat penyakit
jantung, hipertensi, asma dan alergi dalam keluarga disangkal.
Riwayat Sosial
Pasien dulu bekerja sebagai petani penggarap. Saat ini pasien bekerja sebagai
penjual korang. Sehari – harinya pasien keliling menggunakan sepeda motornya
untuk mengantarkan koran dan sisanya hanya beraktivitas ringan di rumah. Pasien
dulunya kurang memperhatikan pola makan, sering makan makanan berlemak dan
berkalori tinggi. Saat ini, pasien sudah mengurangi konsumsi gula, namun masih
belum bisa mengurangi porsi makan. Jika sedang berada di luar rumah, pasien sulit
mengontrol waktu makan dan merasa lebih banyak makan. Setiap hari pasien
mengkonsumsi paling sedikit satu gelas kopi, dan jarang menggunakan gula rendah
kalori. Pasien tidak merokok dan tidak minum – minuman beralkohol.

B. Pemeriksaan Fisik
Status present
Tekanan Darah : 140/90 mmHg
Nadi : 84x/menit
Respirasi : 20x/menit
Suhu Aksila : 36,8°C

Status general
Mata : anemia -/-, ikterus -/-, refleks pupil +/+ isokor
THT : kesan tenang
Thorax : Cor: S1S2 tunggal, regular, murmur (-)

4
Pulmo : vesikular +/+, rhonki -/-, wheezing -/-
Abdomen : Bising usus (+) normal, distensi (-), hepar/lien :
tidak teraba membesar
Ekstremitas : akral hangat (++)/(++), Edema (--)/(--)

C. Diagnosis
Diabetes mellitus tipe II dan hipertensi

D. Pengobatan
Penderita memperoleh pengobatan diabetes mellitus dengan obat anti diabetes yaitu
metformin 2 x 500 mg, Glibenclamid 1x1, Vitamin Bcomp 2x1. Diberikan juga
obat anti hipertensi captopril 2 x 25 mg.

4. KEGIATAN KUNJUNGAN RUMAH II


Kunjungan rumah II dilaksanakan pada hari Jumat, 24 Oktober 2014 pada pukul 15.30-
17.00 WITA bertempat di Banjar Kebon, Desa Sidemen, Karangasem. Adapun kegiatan
kunjungan rumah II dilakukan untuk memberikan komunikasi, edukasi dan informasi
terkait permasalahan pasien dan penyakit yang dideritanya.
A. Daftar Permasalahan
Adapun permasalahan yang kami dapatkan adalah sebagai berikut :
- Pasien belum sepenuhnya mengerti mengenai definisi penyakit yang dideritanya.
- Pasien belum mengetahui mengenai komplikasi yang dapat ditimbulkan dari
penyakit yang dideritanya.
- Pasien belum mengetahui sepenuhnya mengenai pemakaian, fungsi dan efek
samping yang dapat ditimbulkan dari obat yang diberikan oleh dokter.
- Pasien belum mengerti sepenuhnya tentang pentingnya mengatur jumlah, jenis
dan jadwal makan pada penatalaksaan penyakitnya
- Pasien belum mengerti mengenai pilihan aktivitas fisik yang dianjurkan untuk
penderita diabetes mellitus
- Keluarga belum mengetahui sepenuhnya mengenai definisi, komplikasi dan
penatalaksanaan penyakit yang diderita pasien.

5
B. Analisis Faktor Resiko
a. Usia lanjut
Seiring bertambahnya usia, fungsi organ tubuh seperti pengeluaran hormon dan
enzim akan berkurang. Pada usia tua umumnya juga terjadi penurunan aktivitas.
Hal ini merupakan faktor resiko munculnya penyakit – penyakit degeneratif.
Pasien didiagnosis diabetes mellitus pada usia 58 tahun
b. Genetik
Riwayat penyakit diabetes mellitus ditemukan pada ayah pasien. Tidak ada
riwayat diabetes mellitus pada anak penderita.
c. Perilaku
1. Pasien sebelumnya bekerja sebagai petani penggarap. Saat ini pasien bekerja
sebagai pedagang koran. Aktivitas harian pasien tergolong ringan.
2. Pasien megatakan dari dulu memang jarang berolahraga
3. Pasien mengaku sulit mengontrol jumlah dan pola makannya.
d. Lingkungan
Pasien tinggal di lingkungan pinggiran kota, di perkampungan daerah Sidemen,
Karangasem.

C. Analisis Kebutuhan Pasien


1. Kebutuhan Fisik – Biomedis
Pasien membutuhkan pengaturan diet. Oleh karena itu dicoba untuk memberikan
contoh pembagian porsi makan meliputi 60-70 % karbohidrat, 10-15 % protein,
20–25 % lemak. Makanan dibagi dalam 3 porsi besar yaitu makan pagi (20 %),
siang (30 %), sore (25 %) serta 2-3 kali porsi kecil untuk makanan selingan
masing-masing (10-15 %).

Jenis bahan makanan yang dianjurkan untuk penderita diabetes mellitus dan
hipertensi adalah :
- Sumber karbohidrat kompleks seperti nasi, roti, mie, kentang, singkong, ubi
dan sagu.
- Sumber protein rendah lemak seperti ikan, ayam tanpa kulitnya, susu skim,
tempe, tahu dan kacang-kacangan.
- Sumber lemak dalam jumlah terbatas yaitu bentuk makanan yang mudah

6
dicerna. Makanan terutama mudah diolah dengan cara dipanggang, dikukus,
disetup, direbus dan dibakar.

Sedangkan jenis bahan makanan yang tidak dianjurkan atau dibatasi untuk
penderita diabetes mellitus dan hipertensi adalah:
- Gula sederhana, seperti gula pasir, gula jawa, sirup, jelly, buah-buahan yang
diawetkan, susu kental manis, soft drink, es krim, kue-kue manis, dodol, cake
dan tarcis.
- Makanan tinggi lemak seperti cake, makanan siap saji (fast-food), goreng-
gorengan.
- Makanan tinggi natrium seperti ikan asin, telur asin dan makanan yang
diawetkan
- Kopi dan alkohol

Contoh menu diet sehari dengan jenis diet untuk penderita diabetes mellitus dan
hipertensi :

7
2. Kebutuhan Psikososial
Terapi bersifat jangka panjang memerlukan kedisiplinan dan pemantauan secara
teratur. Dalam keadaan ini pasien sangat membutuhkan perhatian dan dukungan
penuh dari seluruh anggota keluarga terutama anak pasien untuk mengingatkan
minum obat dan mengantar berobat. Selain itu, dukungan emosional dan
penghargaan tidak kalah penting dalam menunjang kepatuhan pasien dalam
menjalani pengobatan.

D. Pemecahan Masalah Melalui Pendekatan Kedokteran Keluarga


1. Personal
Mengobati pasien sesuai dengan kebutuhan pasien dan dengan melihat pasien
seutuhnya, bukan hanya penyakitnya saja. Menangani pasien seutuhnya secara
holistik dari semua aspek kehidupan meliputi fisik, psikis dan spiritual. Selain
itu juga memotivasi keluarga untuk memberi perhatian dan dukungan oleh
keluarga kepada pasien.
2. Paripurna (Komperehensif)
Pencegahan Primer :
a. Memberikan informasi pada pasien mengenai definisi penyakit diabetes
melitus, hipertensi dan dislipidemi, faktor risiko, gejala-gejala, perjalanan
penyakit, komplikasi dan penatalaksanaannya.
b. Memberikan informasi pada anak pasien sebagai kelompok yang berisiko
tinggi mengenai cara pencegahan penyakit diabetes melitus dan hipertensi,
yaitu :
- Menjaga berat badan ideal yaitu dengan perhitungan indeks massa tubuh
(berat badan dibagi kuadrat tinggi badan dalam meter) 18,5 – 23 kg/m²
- Mengatur pola makan dengan mengurangi makanan yang tinggi lemak dan
karbohidrat, mengurangi konsumsi garam dan gula serta memperbanyak
konsumsi serat dari sayur-sayuran atau buah-buahan.
- Berolah raga secara teratur yaitu minimal 4 hari seminggu dengan durasi 30-
60 menit per hari, atau minimal 150 menit per minggu dengan tujuan
mendapatkan denyut nadi sebesar 75% dari denyut nadi maskimal 220.
- Mengendalikan stress dan pikiran negatif

8
- Meminta pasien untuk menyampaikan informasi tersebut kepada anggota
keluarga laiinnya
c. Memberikan penjelasan kepada anggota keluarga penderita tentang
pentingnya dukungan keluarga terhadap perbaikan kondisi pasien.
Pencegahan Sekunder :
a. Pengobatan dengan OHO dan antihipertesi jangan sampai terputus .
b. Menganjurkan kepada keluarga untuk mengingatkan dan memotivasi
penderita agar penderita melakukan pemeriksaan gula darah, tekanan darah
dan profil lemak darah secara teratur.
c. Menganjurkan kepada keluarga untuk mengingatkan dan memotivasi
penderita agar penderita minum obat sesuai anjuran dokter.
d. Menganjurkan kepada keluarga apabila terdapat anggota keluarga yang
mengalami gejala penyakit Diabetes Melitus (sering haus, merasa cepat lapar,
frekuensi buang air kecil meningkat, dan berat badan menurun) atau tekanan
darah tinggi (kepala terasa nyeri dan seperti terikat) untuk cepat
memeriksakan diri ke dokter.
e. Menganjurkan kepada keluarga apabila terdapat anggota keluarga yang
berusia 40 tahun keatas untuk memeriksakan kadar gula darah dan profil
lipidnya minimal 1 kali tiap tahun apabila memungkinkan.
f. Menganjurkan kepada keluarga apabila terdapat anggota keluarga yang berusia
40 tahun keatas untuk melakukan pemeriksaan tekanan darah secara teratur
misalnya sebulan sekali.
Pencegahan Tersier :
a. Menyarankan pasien untuk mengatur porsi dan pola makan, yaitu mengurangi
makanan yang tinggi lemak dan tinggi karbohidrat, mengurangi konsumsi
gula dan garam, serta memperbanyak konsumsi serat dari sayur-sayuran dan
buah-buahan. Menyarankan penderita untuk selalu menggunakan gula rendah
kalori.
b. Menganjurkan pasien untuk berolah raga secara teratur yaitu minimal 4 hari
seminggu dengan durasi 30-60 menit per hari, atau minimal 150 menit per
minggu dengan tujuan mendapatkan denyut nadi sebesar 75% dari denyut
nadi maskimal 220.

9
c. Menghindari kondisi-kondisi yang dapat menimbulkan stres.
d. Menjelaskan kepada pasien mengenai kemungkinan komplikasi yang
ditimbulkan dari penyakit diabetes melitus dan hipertensi antara lain sindroma
metabolik, nefropati, neuropati, mikroangiopati, penyakit jantung koroner,
dan penyakit kardiovaskular lainnya. Menjelaskan kepada pasien mengenai
gejala awal komplikasi seperti luka susah sembuh dan mudah menjadi borok,
gangguan pada penglihatan, mati rasa pada tangan dan kaki, BAK berbuih,
nyeri dada. Untuk itu penderita dianjurkan untuk menjaga kesehatannya dan
meminum obat secara teratur. Menyarankan pasien menggunakan alas kaki
untuk menghindari luka pada kaki dan memeriksa apakah ada luka pada kaki
atau tempat lain yang tidak disadari. Menyarankan pasien memeriksakan diri
ke dokter mata karena mengeluh kesemutan dan pandangan mulai kabur.
e. Menjelaskan kepada pasien mengenai efek samping obat, yaitu hipoglikemi
dengan gejala seperti keringat dingin, berdebar-debar, telapak tangan dan kaki
teraba dingin, kepala terasa pusing, mual muntah. Menjelaskan apa yang
harus dilakukan saat penderita merasakan gejala-gejala tersebut yaitu dengan
mengulum permen, minum air gula, dan makan, dan segera memeriksakan
diri ke dokter.
f. Memeriksakan diri ke dokter apabila pasien mengalami sakit lain untuk
menghindari timbulnya komplikasi.
3. Berkesinambungan
Memantau kadar gula darah dan perkembangan penyakit pasien secara kontinyu.
Dalam hal ini pasien dianjurkan untuk melakukan kontrol rutin setiap 2 minggu
ke puskesmas atau rumah sakit dan sebelum persediaan obat habis.
4. Koordinatif dan Kolaboratif
- Melakukan koordinasi dengan bagian laboratorium puskesmas atau rumah sakit
untuk melakukan pengecekan kadar gula darah, profil lipid darah dan tekanan
darah secara rutin.
- Berkoordinasi dengan balai pengobatan dan bagian farmasi di puskesmas
dalam rangka penyediaan obat diabetes melitus dan hipertensi.

10
- Berkoordinasi dengan keluarga pasien untuk memberikan motivasi kepada
pasien dan berperan aktif mendukung pengobatan pasien demi kesehatan
pasien.
5. Mengutamakan pencegahan
Dalam upaya pencegahan telah dilakukan hal-hal sebagai berikut:
- Menganjurkan pasien dan keluarganya untuk menjaga dan mengatur pola
makan yang sehat serta memperhatikan berat badan.
- Menganjurkan pasien dan keluarganya untuk mengadakan olah-raga
bersama secara teratur minimal 4 kali seminggu.
- Menyarankan kepada anggota keluarga pasien untuk melakukan
sembahyang bersama secara rutin agar kesehatan spiritual keluarga
meningkat sehingga pasien dan keluarga lebih rileks dan tabah dalam
menjalani hidup.
6. Family and Community Oriented
Kondisi pasien sangat ditentukan oleh keluarga dan komunitasnya. Disamping
faktor genetik, salah satu faktor resiko penyakit diabetes mellitus dan hipertensi
adalah gaya hidup dalam keluarga. Oleh akrena itu, diberikan penjelasan kepada
anggota keluarga pasien tentang pentingnya hidup sehat antara lain menjaga
berat badan ideal, mengatur pola makan seimbang, olah raga teratur, tidak
merokok dan minum minuman beralkohol. Konseling juga tidak lupa diberikan
kepada keluarga untuk selalu memberikan dukungan terhadap pasien agar patuh
terhadap pengobatan. Disamping itu, dianjurkan untuk memeriksakan diri sedini
mungkin jika ditemui gejala awal diabetes mellitus atau hipertensi pada keluarga
atau komunitas.

11
5. PEDIGREE KELUARGA PASIEN

+ +

+ + X

Keterangan :
1. Laki-laki =

2. Perempuan =

3. Sakit = X

4. Meninggal = + +

5. Tinggal bersama dengan pasien =

12
6. DENAH RUMAH PASIEN

Mera Kamar Kamar Kamar


jan

Kamar pasien

Bale Bengong Dapur Kamar Mandi

7. KESIMPULAN
Kasus ini erat kaitannya dengan kegiatan kedokteran keluarga. Dimana perjalanan
penyakit yang panjang sehingga diperlukan intervensi yang lama, kerjasama antar
berbagai pihak, baik pihak pasien, keluarga, dan penyedia pelayanan kesehatan.
Intervensi bukan hanya terhadap penyakitnya saja. Akan tetapi, melihat manusia
seutuhnya. Kunjungan rumah dilaksanakan untuk mewujudkan hal ini dimana
pendekatan dilakukan terhadap pasien beserta kelaurganya dengan menggunakan
prinsip – prinsip kedokteran keluarga menjadi prioritas.
Adapun yang telah kami laksanakan dalam praktek kedokteran keluarga ini meliputi
kegiatan:
Dalam gedung:
- Penemuan kasus Putu Karsa dengan diabetes mellitus tipe II dan hipertensi.
- Wawancara dengan pemegang program terkait kasus, terutama masalah spesifik yang
dialami pasien.
Kunjugan rumah:

13
- Anamnesis dengan Putu Karsa untuk mengidentifikasi keluhan utama, faktor risiko,
observasi tentang gambaran kesehatan keluarga dan lingkungan rumah pasien.
- Memberikan penjelasan mengenai penyakit pasien dan penatalaksanaannya.
- Memberikan saran - saran terkait gejala yang timbul saat ini dan memberikan
pemahaman tentang pencegahan primer, sekunder, dan tersier serta bagaimana
pelaksanaannya, sehingga diharapkan terjadi perubahan perilaku agar tidak
terjadi kasus yang sama dalam keluarga.
- Memberikan bantuan berupa gula dan susu rendah kalori.

14

Anda mungkin juga menyukai