2. IDENTITAS PASIEN
Nama : Putu Karsa
Umur : 58 tahun
Jenis Kelamin : Laki – laki
Suku : Bali
Bangsa : Indonesia
Agama : Hindu
Pendidikan Terakhir : SMP
Alamat : Banjar Kebon Desa Sidemen, Karangasem
1
Identitas Istri Pasien
Nama : Made Sari
Umur : 55 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Suku : Bali
Bangsa : Indonesia
Agama : Hindu
Pendidikan Terakhir : SD
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Anak 2
Nama : Made Wiguna
Umur : 25 tahun
Jenis Kelamin : Laki – laki
Suku : Bali
Bangsa : Indonesia
Agama : Hindu
Pendidikan Terakhir : SMA
Pekerjaan : Pegawai
2
3. KEGIATAN KUNJUNGAN RUMAH I
Kunjungan rumah I dilaksanakan pada hari Jumat, 17 Oktober 2014 pada pukul 10.00-
11.00 WITA bertempat di Banjar Kebon, Desa Sidemen, Karangasem. Adapun yang
kami lakukan dalam kegiatan kunjungan rumah I antara lain:
A. Anamnesis
Keluhan Utama : Nyeri kepala
Riwayat Penyakit Sekarang
Sebelumnya pasien sempet jatuh dari motornya, pasien merasa lemas hingga
kehilangan kesadaran dan akhirnya terjatuh. Kemudian pasien dilarikan ke
puskesmas Sidemen oleh warga sekitar. Setelah luka pasien dirawat, Pasien
mengatakan keluhan saat ini yaitu nyeri kepala. Nyeri kepala dirasakan sejak 6 bulan
yang lalu. Nyeri kepala seperti rasa berat dan tegang di daerah tengkuk. Nyeri kepala
dirasakan sepanjang hari, terutama setelah pasien beraktivitas. Penderita juga sering
mengeluhkan badan terasa lemas, terutama jika sedang beraktivitas, hal ini
menyebabkan terkadang penderita hanya beraktivitas ringan seperti berjalan jarak
dekat, duduk dan tidur. Keluhan sedikit membaik jika pasien beristirahat. Penderita
juga mengeluhkan penglihatannya agak kabur sejak kurang lebih 3 bulan yang lalu.
Nafsu makan saat ini dikatakan normal. Buang Air Kecil (BAK) dan Buang Air
Besar (BAB) dikatakan biasa.
Riwayat Penyakit Terdahulu
Pasien didiagnosis diabetes mellitus sejak 1 bulan yang lalu. Keluhan awal yang
dirasakan sebelum terdiagnosis penyakit ini, yaitu sekitar 6 bulan yang lalu yaitu
pasien sering BAK terutama di malam hari 3-4 kali, dalam sehari bisa 10 kali BAK
dengan volume ½ gelas setiap kali BAK. Pasien juga merasa lebih sering minum
karena sering merasa haus dan lebih banyak makan karena sering merasa lapar.
Berat badan penderita dikatakan sempat menurun drastis. Pasien juga didiagnosis
memiliki riwayat hipertensi sejak 1 tahun yang lalu. Pasien mengatakan sempat
memeriksakan diri ke puskesmas 1 bulan yang lalu karena kadar gula darah yang
tinggi (300 mg/dL) dan tekanan darah tinggi (tekanan sistolik 190 mmHg). Riwayat
sakit jantung, asma, alergi, dan sakit ginjal disangkal oleh pasien.
3
Riwayat pengobatan
Sejak 1 bulan yang lalu pasien berobat ke puskesmas karena diabetes mellitus.
Pasien sempat mendapat Obat Hipoglikemik Oral (OHO). Sejak 1 bulan lalu pasien
minum obat metformin 2 x 500 mg , Glibenclamid 1x1, Vitamin Bcomplex 2x1,
serta captopril 2 x 25 mg. Namun pasien kurang patuh dalam pengobatan. Pasien
terakhir minum obat lima hari yang lalu. Pasien mengaku tidak rutin berobat dan
hanya berobat jika ada keluhan.
Riwayat Keluarga
Ayah pasien meninggal akibat komplikasi diabetes mellitus. Riwayat penyakit
jantung, hipertensi, asma dan alergi dalam keluarga disangkal.
Riwayat Sosial
Pasien dulu bekerja sebagai petani penggarap. Saat ini pasien bekerja sebagai
penjual korang. Sehari – harinya pasien keliling menggunakan sepeda motornya
untuk mengantarkan koran dan sisanya hanya beraktivitas ringan di rumah. Pasien
dulunya kurang memperhatikan pola makan, sering makan makanan berlemak dan
berkalori tinggi. Saat ini, pasien sudah mengurangi konsumsi gula, namun masih
belum bisa mengurangi porsi makan. Jika sedang berada di luar rumah, pasien sulit
mengontrol waktu makan dan merasa lebih banyak makan. Setiap hari pasien
mengkonsumsi paling sedikit satu gelas kopi, dan jarang menggunakan gula rendah
kalori. Pasien tidak merokok dan tidak minum – minuman beralkohol.
B. Pemeriksaan Fisik
Status present
Tekanan Darah : 140/90 mmHg
Nadi : 84x/menit
Respirasi : 20x/menit
Suhu Aksila : 36,8°C
Status general
Mata : anemia -/-, ikterus -/-, refleks pupil +/+ isokor
THT : kesan tenang
Thorax : Cor: S1S2 tunggal, regular, murmur (-)
4
Pulmo : vesikular +/+, rhonki -/-, wheezing -/-
Abdomen : Bising usus (+) normal, distensi (-), hepar/lien :
tidak teraba membesar
Ekstremitas : akral hangat (++)/(++), Edema (--)/(--)
C. Diagnosis
Diabetes mellitus tipe II dan hipertensi
D. Pengobatan
Penderita memperoleh pengobatan diabetes mellitus dengan obat anti diabetes yaitu
metformin 2 x 500 mg, Glibenclamid 1x1, Vitamin Bcomp 2x1. Diberikan juga
obat anti hipertensi captopril 2 x 25 mg.
5
B. Analisis Faktor Resiko
a. Usia lanjut
Seiring bertambahnya usia, fungsi organ tubuh seperti pengeluaran hormon dan
enzim akan berkurang. Pada usia tua umumnya juga terjadi penurunan aktivitas.
Hal ini merupakan faktor resiko munculnya penyakit – penyakit degeneratif.
Pasien didiagnosis diabetes mellitus pada usia 58 tahun
b. Genetik
Riwayat penyakit diabetes mellitus ditemukan pada ayah pasien. Tidak ada
riwayat diabetes mellitus pada anak penderita.
c. Perilaku
1. Pasien sebelumnya bekerja sebagai petani penggarap. Saat ini pasien bekerja
sebagai pedagang koran. Aktivitas harian pasien tergolong ringan.
2. Pasien megatakan dari dulu memang jarang berolahraga
3. Pasien mengaku sulit mengontrol jumlah dan pola makannya.
d. Lingkungan
Pasien tinggal di lingkungan pinggiran kota, di perkampungan daerah Sidemen,
Karangasem.
Jenis bahan makanan yang dianjurkan untuk penderita diabetes mellitus dan
hipertensi adalah :
- Sumber karbohidrat kompleks seperti nasi, roti, mie, kentang, singkong, ubi
dan sagu.
- Sumber protein rendah lemak seperti ikan, ayam tanpa kulitnya, susu skim,
tempe, tahu dan kacang-kacangan.
- Sumber lemak dalam jumlah terbatas yaitu bentuk makanan yang mudah
6
dicerna. Makanan terutama mudah diolah dengan cara dipanggang, dikukus,
disetup, direbus dan dibakar.
Sedangkan jenis bahan makanan yang tidak dianjurkan atau dibatasi untuk
penderita diabetes mellitus dan hipertensi adalah:
- Gula sederhana, seperti gula pasir, gula jawa, sirup, jelly, buah-buahan yang
diawetkan, susu kental manis, soft drink, es krim, kue-kue manis, dodol, cake
dan tarcis.
- Makanan tinggi lemak seperti cake, makanan siap saji (fast-food), goreng-
gorengan.
- Makanan tinggi natrium seperti ikan asin, telur asin dan makanan yang
diawetkan
- Kopi dan alkohol
Contoh menu diet sehari dengan jenis diet untuk penderita diabetes mellitus dan
hipertensi :
7
2. Kebutuhan Psikososial
Terapi bersifat jangka panjang memerlukan kedisiplinan dan pemantauan secara
teratur. Dalam keadaan ini pasien sangat membutuhkan perhatian dan dukungan
penuh dari seluruh anggota keluarga terutama anak pasien untuk mengingatkan
minum obat dan mengantar berobat. Selain itu, dukungan emosional dan
penghargaan tidak kalah penting dalam menunjang kepatuhan pasien dalam
menjalani pengobatan.
8
- Meminta pasien untuk menyampaikan informasi tersebut kepada anggota
keluarga laiinnya
c. Memberikan penjelasan kepada anggota keluarga penderita tentang
pentingnya dukungan keluarga terhadap perbaikan kondisi pasien.
Pencegahan Sekunder :
a. Pengobatan dengan OHO dan antihipertesi jangan sampai terputus .
b. Menganjurkan kepada keluarga untuk mengingatkan dan memotivasi
penderita agar penderita melakukan pemeriksaan gula darah, tekanan darah
dan profil lemak darah secara teratur.
c. Menganjurkan kepada keluarga untuk mengingatkan dan memotivasi
penderita agar penderita minum obat sesuai anjuran dokter.
d. Menganjurkan kepada keluarga apabila terdapat anggota keluarga yang
mengalami gejala penyakit Diabetes Melitus (sering haus, merasa cepat lapar,
frekuensi buang air kecil meningkat, dan berat badan menurun) atau tekanan
darah tinggi (kepala terasa nyeri dan seperti terikat) untuk cepat
memeriksakan diri ke dokter.
e. Menganjurkan kepada keluarga apabila terdapat anggota keluarga yang
berusia 40 tahun keatas untuk memeriksakan kadar gula darah dan profil
lipidnya minimal 1 kali tiap tahun apabila memungkinkan.
f. Menganjurkan kepada keluarga apabila terdapat anggota keluarga yang berusia
40 tahun keatas untuk melakukan pemeriksaan tekanan darah secara teratur
misalnya sebulan sekali.
Pencegahan Tersier :
a. Menyarankan pasien untuk mengatur porsi dan pola makan, yaitu mengurangi
makanan yang tinggi lemak dan tinggi karbohidrat, mengurangi konsumsi
gula dan garam, serta memperbanyak konsumsi serat dari sayur-sayuran dan
buah-buahan. Menyarankan penderita untuk selalu menggunakan gula rendah
kalori.
b. Menganjurkan pasien untuk berolah raga secara teratur yaitu minimal 4 hari
seminggu dengan durasi 30-60 menit per hari, atau minimal 150 menit per
minggu dengan tujuan mendapatkan denyut nadi sebesar 75% dari denyut
nadi maskimal 220.
9
c. Menghindari kondisi-kondisi yang dapat menimbulkan stres.
d. Menjelaskan kepada pasien mengenai kemungkinan komplikasi yang
ditimbulkan dari penyakit diabetes melitus dan hipertensi antara lain sindroma
metabolik, nefropati, neuropati, mikroangiopati, penyakit jantung koroner,
dan penyakit kardiovaskular lainnya. Menjelaskan kepada pasien mengenai
gejala awal komplikasi seperti luka susah sembuh dan mudah menjadi borok,
gangguan pada penglihatan, mati rasa pada tangan dan kaki, BAK berbuih,
nyeri dada. Untuk itu penderita dianjurkan untuk menjaga kesehatannya dan
meminum obat secara teratur. Menyarankan pasien menggunakan alas kaki
untuk menghindari luka pada kaki dan memeriksa apakah ada luka pada kaki
atau tempat lain yang tidak disadari. Menyarankan pasien memeriksakan diri
ke dokter mata karena mengeluh kesemutan dan pandangan mulai kabur.
e. Menjelaskan kepada pasien mengenai efek samping obat, yaitu hipoglikemi
dengan gejala seperti keringat dingin, berdebar-debar, telapak tangan dan kaki
teraba dingin, kepala terasa pusing, mual muntah. Menjelaskan apa yang
harus dilakukan saat penderita merasakan gejala-gejala tersebut yaitu dengan
mengulum permen, minum air gula, dan makan, dan segera memeriksakan
diri ke dokter.
f. Memeriksakan diri ke dokter apabila pasien mengalami sakit lain untuk
menghindari timbulnya komplikasi.
3. Berkesinambungan
Memantau kadar gula darah dan perkembangan penyakit pasien secara kontinyu.
Dalam hal ini pasien dianjurkan untuk melakukan kontrol rutin setiap 2 minggu
ke puskesmas atau rumah sakit dan sebelum persediaan obat habis.
4. Koordinatif dan Kolaboratif
- Melakukan koordinasi dengan bagian laboratorium puskesmas atau rumah sakit
untuk melakukan pengecekan kadar gula darah, profil lipid darah dan tekanan
darah secara rutin.
- Berkoordinasi dengan balai pengobatan dan bagian farmasi di puskesmas
dalam rangka penyediaan obat diabetes melitus dan hipertensi.
10
- Berkoordinasi dengan keluarga pasien untuk memberikan motivasi kepada
pasien dan berperan aktif mendukung pengobatan pasien demi kesehatan
pasien.
5. Mengutamakan pencegahan
Dalam upaya pencegahan telah dilakukan hal-hal sebagai berikut:
- Menganjurkan pasien dan keluarganya untuk menjaga dan mengatur pola
makan yang sehat serta memperhatikan berat badan.
- Menganjurkan pasien dan keluarganya untuk mengadakan olah-raga
bersama secara teratur minimal 4 kali seminggu.
- Menyarankan kepada anggota keluarga pasien untuk melakukan
sembahyang bersama secara rutin agar kesehatan spiritual keluarga
meningkat sehingga pasien dan keluarga lebih rileks dan tabah dalam
menjalani hidup.
6. Family and Community Oriented
Kondisi pasien sangat ditentukan oleh keluarga dan komunitasnya. Disamping
faktor genetik, salah satu faktor resiko penyakit diabetes mellitus dan hipertensi
adalah gaya hidup dalam keluarga. Oleh akrena itu, diberikan penjelasan kepada
anggota keluarga pasien tentang pentingnya hidup sehat antara lain menjaga
berat badan ideal, mengatur pola makan seimbang, olah raga teratur, tidak
merokok dan minum minuman beralkohol. Konseling juga tidak lupa diberikan
kepada keluarga untuk selalu memberikan dukungan terhadap pasien agar patuh
terhadap pengobatan. Disamping itu, dianjurkan untuk memeriksakan diri sedini
mungkin jika ditemui gejala awal diabetes mellitus atau hipertensi pada keluarga
atau komunitas.
11
5. PEDIGREE KELUARGA PASIEN
+ +
+ + X
Keterangan :
1. Laki-laki =
2. Perempuan =
3. Sakit = X
4. Meninggal = + +
12
6. DENAH RUMAH PASIEN
Kamar pasien
7. KESIMPULAN
Kasus ini erat kaitannya dengan kegiatan kedokteran keluarga. Dimana perjalanan
penyakit yang panjang sehingga diperlukan intervensi yang lama, kerjasama antar
berbagai pihak, baik pihak pasien, keluarga, dan penyedia pelayanan kesehatan.
Intervensi bukan hanya terhadap penyakitnya saja. Akan tetapi, melihat manusia
seutuhnya. Kunjungan rumah dilaksanakan untuk mewujudkan hal ini dimana
pendekatan dilakukan terhadap pasien beserta kelaurganya dengan menggunakan
prinsip – prinsip kedokteran keluarga menjadi prioritas.
Adapun yang telah kami laksanakan dalam praktek kedokteran keluarga ini meliputi
kegiatan:
Dalam gedung:
- Penemuan kasus Putu Karsa dengan diabetes mellitus tipe II dan hipertensi.
- Wawancara dengan pemegang program terkait kasus, terutama masalah spesifik yang
dialami pasien.
Kunjugan rumah:
13
- Anamnesis dengan Putu Karsa untuk mengidentifikasi keluhan utama, faktor risiko,
observasi tentang gambaran kesehatan keluarga dan lingkungan rumah pasien.
- Memberikan penjelasan mengenai penyakit pasien dan penatalaksanaannya.
- Memberikan saran - saran terkait gejala yang timbul saat ini dan memberikan
pemahaman tentang pencegahan primer, sekunder, dan tersier serta bagaimana
pelaksanaannya, sehingga diharapkan terjadi perubahan perilaku agar tidak
terjadi kasus yang sama dalam keluarga.
- Memberikan bantuan berupa gula dan susu rendah kalori.
14