Disusun Oleh
kelompok 03:
1.Humaira (1704108010004)
2.Khairul Agus Munizar (1704108010006)
3.Ade Reza Luqfi (1704108010017)
4.M.Affhan Zuhri (1704108010018)
5.Rahmatsyah Putra (1704108010026)
6.Cut Mudzhalifa (1704108010036)
7.Ragil Fahmi (1704108010045)
1
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena dengan rahmat,
karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik
meskipun banyak kekurangan didalamnya. Dan juga kami berterima kepada Nurul Kamal, ST.,
M.Sc Dosen mata kuliah Mekanika Teknik pengantar lingkungan universitas syiah kuala yang
telah memberikan bimbingan kepada kami.
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta
pengetahuan kita mengenai Kesetimbangan Benda Tegar.Kami juga menyadari sepenuhnya
bahwa di makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna ,karena bahwasanya
manusia tidak luput dari kesalahan dan dosa serta kesempurnaan hanya milik Allah SWT semata.
Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan makalah yang
telah kami buat.
Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya.
Sekiranya makalah yang telah kami buat dan disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri
maupun orang yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan
kata-kata yang kurang berkenan dan kami memohon kritik dan saran yang membangun dari
Anda demi perbaikan makalah ini di waktu yang akan datang.
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ................................................................................................... 2
DAFTAR ISI.................................................................................................................. 3
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................................. 4
A. Latar Belakang ............................................................................... 4
B. Rumusan Masalah .......................................................................... 6
C. Tujuan Penulisan Makalah ............................................................. 6
BAB II PEMBAHASAN ............................................................................................... 7
2.1 Kesetimbangan Benda Tegar ............................................................ 7
2.1.1 Torsi ..................................................................................... 7
2.1.2 Arah Torsi ............................................................................ 9
2.2 Syarat Syarat Kesetimbangan Benda Tegar .................................. 11
2.2.1 Syarat pertama Kesetimbangan Benda Tegar....................... 11
2.3 Hubungan Momen Gaya (Torsi) dengan Percepatan Sudut .......... 14
BAB III PENUTUP ....................................................................................................... 20
3.1 Kesimpulan ................................................................................. 20
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................... 22
3
BAB I
PENDAHULUAN
4
diatas bahwa letak titik berat sama dengan sumbu rotasi yang tidak lain adalah sumbu
simetrinya.
5
1.2 Rumusan Masalah
a. Pengertian kesetimbangan benda tegar ?
b. Pengertian torsi ?
c. Apa saja arah torsi ?
d. Apa saja syarat syarat kesetimbangan benda tegar ?
e. Apa saja hubungan Momen Gaya (Torsi) dengan Percepatan Sudut ?
1.3 Tujuan
a. Mengetahui pengertian kesetimbangan benda tegar
b. mengetahui pengertian torsi
c. mengetahui macam macam arah torsi
d. mengetahui syarat syarat kesetimbangan benda tegar
e. mengetahui hubungan momen gaya (torsi) dengan percepatan sudut
6
BAB II
PEMBAHASAN
2.1.1 Torsi
Torsi sama dengan gaya pada gerak translasi. Torsi menunjukkan kemampuan sebuah
gaya untuk membuat benda melakukan gerak rotasi. Sebuah benda akan berotasi bila
dikenai torsi. Perhatikan pada sebuah pintu, coba bandingkan apabila kita mendorong pintu pada
ujung pintu dengan kita mendorong pada bagian tengah pintu.Mana yang lebih mudah untuk
membuka pintu? Kita akan merasakan gaya yang diperlukan untuk mendorong pintu agar
terbuka akan lebih ringan apabila dibandingkan dengan mendorong di ujung pintu.
Jika pada sebuah benda diberikan gaya sebesar F maka benda akan memiliki percepatan yang
disebabkan oleh gaya tersebut. Percepatan benda memiliki arah yang sama dengan arah gaya
yang diberikan padanya. Bagaimana dengan benda yang berotasi?Bagaimana gayanya?
7
a.sebuah balok diberi gaya F, benda akan bertranslasi, jika balok di bagian tengah dipaku
sehingga balok tidak dapat bertanslasi tapi dapat berotasi,
b.bila gaya diberikan pada sudut B benda akan berotasi, dengan arah berbeda dengan (b),
c. begitu juga bila diberikan pada sudut C
Besarnya torsi tergantung pada gaya yang dikeluarkan serta jarak antara sumbu putaran
dan letak gaya. Mari kita tinjau sebuah batang dengan salah satu ujungnya berupa engsel tetapi
masih bisa bergerak memutar. Misalnya ujung yang dipatri adalah ujung yang kita letakan di titik
(0,0,0) dan ujung satunya merupakan ujung yang bebas adalah ujung satunya. Batang kita
letakan pada sumbu x.
Pada benda dengan salah satu ujungnya berupa engsel sehingga tidak dapat bertranslasi
tapi bisa berotasi. Diberi gaya dengan berbagai arah. Ditunjukkan juga skema gaya dan posisinya
sebagai berikut:
8
Jika gaya yang kita berikan sejajar dengan arah batang ternyata batang tidak berotasi.
Kita dapat melihat skema pada pada gambar a diatas. Jika arah gaya tegak lurus maka batang
akan berotasi. Seperti yang ditunjukkan gambar b diatas.
Bagaimana kalau gaya membentuk sudut θ yang besarnya sembarang dengan batang?
Jika gaya membentuk sudut sembarang terhadap batang, benda akan berotasi tetapi percepatan
sudut yang dihasilkan akan berbeda dengan jika sudutnya tegak lurus. Hal itu ditunjukkan pada
gambar c diatas. Perhatikanlah arah putaran akan barlawanan bila gaya yang diberikan
berlawanan arah.
Torsi disebut juga momen gaya dan merupakan besaran vektor. Torsi adalah hasil per
silang antara vektor posisi r dengan gaya F.
Pada batang di atas vektor r adalah vektor yang berawal di ujung batang yang dipatri dan
berujung atau berarah di ujung yang lainnya. Bila gaya tegak lurus maka θ = 90 sehingga nilai
sin θ = 1. Torsi yang dilakukan pada batang maksimal. Bila sejajar dengan , maka nilai sin θ
= 0 sehingga besarnya torsi 0 dan batang tidak berotasi. Besar torsidapat kita tuliskan sebagai :
Dengan l =r sin θ
9
Perhatikan dengan arah torsi, arah torsi menuruti aturan putaran tangan kanan seperti
pada gambar berikut:
Jika arah putaran berlawanan dengan arah jarum jam maka arah torsi ke atas, dan arah
bila arah putaran searah dengan arah putaran jarum jam maka arah torsi ke bawah. Kita dapat
melihatnya dengan sebuah sistem koordinat. Bila batang terletak pada sumbu xdan pangkal
vektor r di titik (0,0,0). Gaya pada arah sumbu y positif batang akan berputar melawan arah
jarum jam, arah torsi ke arah sumbu z positif. Sebaliknya bila arah gaya kearah sumbu y negatif,
putaran batang berlawanan dengan arah jarum jam, arah torsi ke sumbu z negatif. Jika arah gaya
tidak tepat pada arah sumbu y tetapi membentuk sudut θ terhadap sumbu x, maka arah torsi dapat
dilihat pada gambar berikut:
10
Arah torsi untuk F berarah sembarang.Arah sumbu y positif adalah arah masuk bidang gambar.
a.torsi memiliki arah ke sumbu z positif, tetapi arah putarannya berlawanan arah dengan arah
jarum jam,
b. arah torsi ke sumbu z negatif, arah putarannya searah dengan arah jarum jam.
Jika pada sebuah benda bekerja lebih dari satu torsi bagaimana dengan gerakan benda?
Jika pada benda bekerja lebih dari 1 torsi maka torsi total adalah jumlahan dari seluruh torsi
yang bekerja.
11
Ketika sebuah benda diam atau bergerak dengan kecepatan konstan, benda tidak
mempunyai percepatan (a). Karena percepatan (a) = 0 maka persamaan di atas berubah menjadi :
Persamaan ini dapat diuraikan ke dalam komponennya pada sumbu x, sumbu y dan
sumbu z.
Jika gaya-gaya bekerja pada arah horisontal saja maka digunakan persamaan 1.Jika gaya-
gaya bekerja pada arah vertikal saja maka digunakan persamaan 2.Jika gaya-gaya bekerja pada
suatu bidang (dua dimensi) maka digunakan persamaan 1 dan 2.Jika gaya-gaya bekerja pada
suatu ruang (tiga dimensi) maka digunakan persamaan 1, 2 dan 3.
Gaya merupakan besaran vektor, gaya mempunyai besar dan arah. Dengan mengacu pada
koordinat kartesius (sumbu x, y dan z) dan sesuai dengan ketetapan, jika gaya searah dengan
sumbu x negatif (ke kiri) atau gaya searah sumbu y negatif (ke bawah) maka gaya bertanda
negatif. Sebaliknya jika gaya searah dengan sumbu x positif (ke kanan) atau gaya searah sumbu
y positif (ke atas) maka gaya bernilai positif.
Contoh 1.
Keterangan gambar :
F = gaya tarik, fg = gaya gesek, N = gaya normal, w = gaya berat, m = massa, g = percepatan
gravitasi. Benda sedang diam karena jumlah semua gaya yang bekerja pada benda sama dengan
nol. Tinjau setiap gaya yang bekerja pada benda. Gaya yang bekerja pada arah horisontal (sumbu
x) :
Gaya tarik (F) dan gaya gesek (fg) mempunyai besar yang sama tetapi arahnya berlawanan. Arah
gaya tarik ke kanan atau searah sumbu x positif (gaya bertanda positif), sebaliknya arah gaya
12
gesek ke kiri atau searah sumbu x negatif (bertanda negatif). Karena besar kedua gaya sama
(diwakili oleh panjang panah yang sama) dan arah kedua gaya berlawanan maka jumlah kedua
gaya ini sama dengan nol. Gaya yang bekerja pada arah vertikal (sumbu y) :
Pada komponen vertikal (sumbu y) terdapat gaya berat (w) dan gaya normal (N). Arah gaya berat
tegak lurus menuju pusat bumi atau searah sumbu y negatif (gaya bertanda negatif), sedangkan
gaya normal searah sumbu y positif (gaya bertanda positif). Besar kedua gaya ini sama tetapi
arahnya berlawanan maka kedua gaya saling melenyapkan.
Benda pada contoh di atas sedang diam karena resultan gaya yang bekerja pada benda, baik pada
sumbu horisontal maupun sumbu vertikal sama dengan nol.
Contoh 2.
Gaya berat dan gaya normal yang bekerja pada benda ini tidak digambarkan karena
kedua gaya ini saling menghilangkan. Jika pada kedua ujung benda dikerjakan gaya F seperti
ditunjukan pada gambar. Besar kedua gaya sama tetapi berlawanan arah. Apakah benda akan
tetap diam ?
Untuk membantumu memahami hal ini, letakan sebuah buku di atas meja. Pada mulanya
buku diam karena resultan gaya pada buku bernilai nol. Selanjutnya, kerjakan gaya pada kedua
sisi buku, seperti dperlihatkan pada gambar. Jika pada ujung buku dikerjakan gaya yang besar
dan arahnya seperti diperlihatkan pada gambar maka hal ini sama saja dengan buku diputar dan
tentu saja buku akan berputar atau berotasi. Buku berotasi karena ada momen gaya yang
ditimbulkan oleh gaya F. Sumbu rotasi terletak di tengah-tengah buku. Jika tidak ada gaya gesek
yang bekerja pada benda maka resultan momen gaya adalah jumlah momen gaya yang dihasilkan
oleh kedua gaya F. Arah rotasi benda searah dengan putara jarum jam sehingga kedua momen
gaya bernilai negatif.
2. Syarat Kedua Kesetimbangan Benda Tegar
Berdasarkan contoh 2 di atas dapat disimpulkan bahwa jika resultan momen
13
gaya pada sebuah benda tidak bernilai nol (benda dianggap sebagai benda tegar) maka benda
akan berotasi.
Agar benda tidak berotasi (benda tidak bergerak) maka resultan momen gaya harus bernilai nol.
Ketika sebuah benda tidak berotasi maka benda tidak mempunyai percepatan sudut. Karena
percepatan sudut sama dengan nol maka persamaan di atas berubah menjadi :
Gambar di atas melukiskan sebuah partikel bermassa m yang diberi gaya F tegak lurus
jari-jari.
Menurut hukum Newton benda akan dipercepat dengan percepatan searah dengan gaya.
Percepatan ini dinamakan percepatan tangensial (percepatan singgung), α. Hubungan antara gaya
dan percepatan ini adalah:
Sekarang kalikan kedua ruas dengan r dan selanjutnya gunakan definisi τ = rF untuk memperoleh
hubungan antara momen gaya dengan percepatan sudut
Dengan:
τ = momen gaya (Nm)
I = momen inersia (kgm2)
α = percepatan sudut (rad/s2)
14
Rumus di atas mirip dengan hukum Newton II (F = ma). Di sini τ berperan seperti gaya
gerak translasi dan α berperan sebagai percepatan pada gerak translasi. Bagaimana dengan I? I
mempunyai peran seperti massa, semakin besar I semakin sukar berputar (mirip dengan gerak
translasi, benda bermassa besar sukar digerakan/dipercepat).
2. Kotak A (10 kg) dan B (20 kg) diletakkan di atas papan kayu. Panjang papan = 10 meter. Jika
kotak B diletakkan 2 meter dari titik tumpuh, pada jarak berapa dari titik tumpuh kotak A harus
diletakkan sehingga papan tidak berotasi ? (g = 10 m/s2)
Pembahasan :
Langkah 1 : menggambarkan diagram gaya-gaya yang bekerja pada benda
Langkah 2 : menyelesaikan soal
Perhatikan diagram di atas. Gaya yang bekerja pada papan adalah gaya berat kotak B (wB), gaya
berat kotak A (wA), gaya berat papan (w papan) dan gaya normal (N). Titik tumpuh merupakan
sumbu rotasi. Gaya berat papan (w papan) dan gaya normal (N) berhimpit dengan titik tumpuh /
sumbu rotasi sehingga lengan gayanya nol. w papan dan N tidak dimasukkan dalam perhitungan.
Torsi 1 = torsi yang dihasilkan oleh gaya berat kotak B (torsi bernilai positif)Torsi 2 = torsi yang
dihasilkan oleh gaya berat kotak A (torsi bernilai negatif)
15
Agar papan setimbang statis maka benda A harus diletakkan 4 meter dari titik tumpuh.
3. Perhatikan gambar!
Pembahasan
Gambarkan gaya-gaya yang bekerja pada sistem
Bagi sistem menjadi 2 benda yaitu beban dan batang lalu terapkan syarat-syarat kesetimbangan
statis
Syarat 1
∑F = 0 (Beban)
16
WC - T = 0 sehingga WC = T
∑F = 0 (Batang)
T + N - WB = 0
WC + N - 10 kg . 10 m/s2 = 0
WC + N - 100 N = 0
Syarat 2
∑Ʈ = 0 (anggap titik A sebagai pusat rotasi)
N . 0 + WB . 2 m - T . 5 m = 0
0 + 100 N . 2 m – WC . 5 m = 0
200 Nm = 5 m . WC
WC = 200/5 = 40 N
m . g = 40 N
m = 40 N / g = 40 N / 10 m/s2 = 4 Kg Jawaban: E
4. Seseorang memikul beban dengan tongkat AB homogen dengan panjang 2 m. Beban Diujung
A = 100 N dan di B = 400 N. Jika batang AB setimbang, maka bahu orang itu harus diletakkan...
A. 0,75 m dari B
B. 1 m dari B
C. 1,5 m dari A
D. 1,6 m dari B
E. 1,6 m dari A
Pembahasan
Misalkan terlebih dahulu posisi tongkat dibahu orang lalu gambarkan gaya-gaya yang bekerja
pada sistem tersebut.
17
x = 2/5 = 0,4 m
Jadi posisi bahu 0,4 m B atau 2 m - 0,4 m = 1,6 m dari A
Jawaban: E
5. Dua roda silinder dengan jari-jari r1 = 30 cm dan r2 = 50 cm disatukan dengan sumbu yang
melewati pusat keduanya, seperti pada gambar. Hitunglah momen gaya total pada roda
gabungan!
Penyelesaian:
Diketahui:
r1 = 30 cm = 0,3 m
r2 = 50 cm = 0,5 m
F1 = -50 N (berlawanan arah jarum jam)
F2 = +50 N (searah jarum jam)
Ditanya: Στ = ... ?
Jawab:
Komponen gaya F2 yang tegak lurus r2 adalah:
F2 sin 60o
sehingga:
Στ = τ2 – τ1 = r2 . F2 sin 60 o – r1 F1 = 0,5 x 50 x (1/2 √3) – (0,3 x 50) = 6,65 Nm2
Dengan mengabaikan berat batang AE, tentukan momen gaya yang bekerja pada batang dan arah
putarannya jika:
a) poros putar di titik A
b) poros putar di titik D
Penyelesaian
18
poros putar di titik A
7. Batang AB = 2 meter dengan poros titik A dengan gaya F sebesar 12 N membentuk sudut 60°.
Yang menimbulkan torsi adalah F sin 60° dengan jaraknya ke A adalah 2 m, sementara F cos 60°
mengakibatkan torsi sebesar NOL, karena jaraknya ke poros A adalah nol.
τ = F sin 60° (AB)
τ = 12 (1/2 √3)(2) = 12√3 Nm
19
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Torsi sama dengan gaya pada gerak translasi. Torsi menunjukkan kemampuan sebuah
gaya untuk membuat benda melakukan gerak rotasi. Sebuah benda akan berotasi bila
dikenai torsi.
Bagaimana dengan benda yang berotasi?Bagaimana gayanya?
a.sebuah balok diberi gaya F, benda akan bertranslasi, jika balok di bagian tengah dipaku
sehingga balok tidak dapat bertanslasi tapi dapat berotasi,
b.bila gaya diberikan pada sudut B benda akan berotasi, dengan arah berbeda dengan (b),
c.begitu juga bila diberikan pada sudut C
20
3.2 SARAN
Demikian yang dapat kami paparkan mengenai materi yang menjadi pokok bahasan
dalam makalah ini, tentunya masih banyak kekurangan dan kelemahannya, kerena terbatasnya
pengetahuan dan kurangnya rujukan atau referensi yang ada hubungannya dengan judul makalah
ini.
Penulis banyak berharap para pembaca memberikan kritik dan saran yang membangun
kepada penulis demi sempurnanya makalah ini dan penulisan makalah di kesempatan –
kesempatan berikutnya.
Semoga makalah ini berguna bagi penulis pada khususnya juga para pembaca pada
umumnya.
21
DAFTAR PUSTAKA
Giancoli, Douglas C. 2001. Fisika Jilid I dan II (Terjemahan). Jakarta : Penerbit Erlangga.
Halliday dan Resnick. 1991. Fisika Jilid I dan II (Terjemahan). Jakarta : Penerbit Erlangga.
Serway, Raymond A. & Jewett, Jhon W. 2004. Fisika Untuk Sains dan Teknik Jilid I dan II
(Terjemahan). Jakarta : Penerbit Salemba Teknika
Tipler, P.A. 1998. Fisika untuk Sains dan Teknik Jilid I dan II (Terjemahan).Jakarta : Penebit
Erlangga.
Young, Hugh D. & Freedman, Roger A. 2002. Fisika Universitas Jilid I dan II
(Terjemahan). Jakarta : Penerbit Erlangga.
22