Anda di halaman 1dari 15

PENATALAKSANAAN DIET

PADA PASIEN KEP-GIZI BURUK PADA ANAK

A. PENDAHULUAN
Gizi buruk adalah masalah kekurangan zat gizi makro (kalori dan protein)
yang berlangsung secara kronis (lama) maupun cepat (akut). Kasus ini banyak
terjadi di seluruh wilayah indonesia, termasuk NTB. Secara nasional diperkirakan
5,1% anak balita menderita gizi buruk. Sementara di provinsi NTB angkanya
relatif lebih rendah yaitu 3,73% (tahun 2001) dan 4,15 (tahun 2002).
Gizi buruk merupakan salah satu masalah gizi yang mendapat
perhatian serius. Secara langsung gizi buruk disebabkan oleh kurangnya asupan
makanan dan adanya penyakit infeksi. Sementara itu, keterbatasan pangetahuan
ibu tentang gizi, cara pemberian makanan yang tidak tepat, pola pengasuhan anak,
kondisi kesehatan dan lingkungan serta ketersediaan pangan ditingkat rumah
tangga merupakan faktor penyebab tidak langsung timbulnya gizi buruk.
Seharusnya penderita gizi buruk dirawat inap di rumah sakit dan
puskesmas. Namun pada kenyataannya, jumlah kasus yang ditemukan dan dirawat
di puskesmas dan rumah sakit tidak sampai 20%. Dari jumlah tersebut sebagian
tidak menjalani perawatan secara tuntas dengan berbagai alasan antara lain : orang
tua tidak dapat mencari nafkah bila harus menunggu di rumah sakit atau ada anak
lain dirumah yang memerlukan perhatian orang tua dan lain – lain.
Perawatan gizi buruk di rumah tangga memerlukan kehati–hatian dan
ketelitian. Hal ini mengingat kondisi fasilitas di rumah tangga seperti kebersihan
lingkungan, keadaan air bersih, sirkulasi udara yang sangat berbeda dengan
kondisi di fasilitas kesehatan.
Perawatan kasus gizi buruk dirumah tangga memerlukan persyaratan-
persyaratan tertentu,bak kondisi pasien maupun kesiapan petugas. Keberhasilan
perawatan di tingkat rumah tangga memerlukan partisipasi dan kepatuhan
keluarga untuk mematuhi anjuran dari petugas kesehatan. Hal ini dapat terjadi jika
petugas kesehatan dapat memberikan bimbingan, bantuan dan pendampingan bagi
keluarga.

1
KEP adalah keadaan kurang gizi yang disebabkan oleh rendahnya
konsumsi energi dan protein dalam makanan sehari-hari sehingga tidak memenuhi
Angka Kecukupan Gizi (AKG).
Kurang Gizi dapat dilihat dari gambaran klinis yang nampak dimana anak
BB rendah atau kurus, dengan indikator Berat Badan yang kurang menurut umur
dari BB Normal yang seharusnya, dari status kurang gizi tsb dapat berlanjut
menjadi status gizi buruk dimana BB jauh dibawah normal dan klinis terdapat
gejala /tanda dari gizi buruk. Cara bagaimana menentukan bayi, anak apakah berat
badan masih dalam ambang normal, kurang atau gizi buruk , selain dari i
Gambaran klinis nampak kurus, dilakukan pengukuran berat badan . Untuk
melihat BB masih di ambang batas normal atau tidak, dapat dengan menggunakan
rumus BB menurut umur atau yang paling mudah bagi orang awam adalah dengan
melihat dari KMS-Kartu Menuju Sehat (Untuk Bayi dan Balita) yang dimiliki
setiap balita, jika BB dalam garis hijau –hijau muda masih dalam ambang normal,
jika BB di garis kuning sampai mendekati merah maka sudah dalam katagori
kurang gizi, BB dibawah garis merah termasuk status gizi buruk.
Pada umumnya anak dengan gizi buruk selain ditandai dari BB yang lebih
rendah dari normal, juga diikuti tumbuh kembang yang relatif lambat dibanding
anak seusianya (untuk bayi kemampuan duduk, menopang leher, kemampuan
jalan, berbicara ) biasanya juga disertai tanda anak nampak lemah/lethargis, nadi
lemah, sampai dengan kehilangan kesadaran Untuk tingkat Puskesmas penentuan
KEP yang dilakukan dengan menimbang BB anak dibandingkan dengan umur dan
menggunakan KMS dan Tabel BB/Umur Baku Median WHO-NCHS
a. KEP ringan bila hasil penimbangan berat badan pada KMS terletak pada pita
warna kuning
b. KEP sedang bila hasil penimbangan berat badan pada KMS terletak di Bawah
Garis Merah (BGM).
c. KEP berat/gizi buruk bila hasil penimbangan BB/U <60% baku median
WHO-NCHS. Pada KMS tidak ada garis pemisah KEP berat/Gizi buruk dan
KEP sedang, sehingga untuk menentukan KEP berat/gizi buruk digunakan
Tabel BB/U Baku Median. WHO-NCHS (Konfirmasi Petugas Puskesmas)

2
B. TUJUAN
1. Untuk mengetahui kriteria balita gizi buruk.
2. Untuk mengetahui perawatan pasien gizi buruk di rumah tangga.
3. Untuk mengetahui langkah-langkah yang harus dilakukan pada penderita gizi
buruk.
4. Untuk mengetahui pemantauan dan evaluasi pada pasien gizi buruk.

C. PATOFISIOLOGI
KEP adalah manifestasi dari kurangnya asupan protein dan energi, dalam
makanan sehari-hari yang tidak memenuhi angka kecukupan gizi (AKG), dan
biasanya juga diserta adanya kekurangan dari beberapa nutrisi lainnya. Disebut
malnutrisi primer bila kejadian KEP akibat kekurangan asupan nutrisi, yang pada
umumnya didasari oleh masalah sosial ekonomi, pendidikan serta rendahnya
pengetahuan dibidang gizi. Malnutrisi sekunder bila kondisi masalah nutrisi
seperti diatas disebabkan karena adanya penyakit utama, seperti kelainan bawaan,
infeksi kronis ataupun kelainan pencernaan dan metabolik, yang mengakibatkan
kebutuhan nutrisi meningkat, penyerapan nutrisi yang turun dan/meningkatnya
kehilangan nutrisi. Makanan yang tidak adekuat, akan menyebabkan mobilisasi
berbagai cadangan makanan untuk menghasilkan kalori demi penyelamatan
hidup, dimulai dengan pembakaran cadangan karbohidrat kemudian cadangan
lemak serta protein dengan melalui proses katabolik.
Dengan demikian pada KEP dapat terjadi : gangguan pertumbuhan, atrofi
otot, penurunan kadar albumin serum, penurunan hemoglobin, penurunan sistem
kekebalan tubuh, penurunan berbagai sintesa enzim.

D. MANIFESTASI KLINIS
Gizi buruk bukan persoalan asupan makanan saja namun banyak permasalahan
yang menjadi penyebab akar masalah terjadinya gizi buruk.
Penyebab terjadinya Gizi Buruk al :
1. Asupan zat gizi yang kurang, dipengaruhi beberapa hal yaitu :
a. Daya beli bahan makanan bergizi rendah/miskin

3
b. Kurang tahunya pemahaman tentang gizi
c. Perilaku hidup yang belum menjadi bersih sehat sehingga sering menderita
penyakit
d. Pola asuh, budaya yang tidak mendukung pemberian ASI Esklusif
2. Adanya Penyakit penyerta :
a. Diare
b. ISPA, TBC
c. Cacingan
3. Ketahanan pangan rendah / daerah rawan pangan
a. Gagal panen
b. Musim kemarau panjang
c. Lokasi terisolir

Sasaran Gizi Buruk yang perlu ditangani adalah Balita Gizi Buruk, Gizi
kurang dan Ibu Hamil dengan kondisi kurang Gizi (kurang Energi Protein dengan
ditandai Lingkar Lengan atas kurang dari 23,5 cm , Kurang Energi Kronis –
KEK). Kenapa Ibu hamil kurang gizi juga perlu ditangani karena masa kehamilan
adalah cikal bakal kondisi yang harusnya optimal untuk kesehatan bayi nantinya.

E. PENANGANAN / TERAPI GIZI BURUK


Pengobatan awal dirumah tangga pada dasarnya merupakan pelaksanaan
fase stabilisasi dan transisi. Fase ini merupakan tindak lanjut perawatan di rumah
sakit pada kasus-kasus pulang paksa. Bila kasus ditemukan di rumah, (penderita
tidak dirawat), maka penatalaksanaan dimulai dari pengobatan awal.
a. Mengobati atau mencegah Hipoglikemi dan Hipotermi
1) Hipoglikemi
Anak gizi buruk mempunyai resiko menderita hipoglikemia atau
kadar gula darah yang rendah (< 54 mg/dl) yang sering menyebabkan
kematian. Hipoglikemia dapat disebabkan oleh karena infeksi sistemik
atau penderita kurang/terlambat makan, terutama pada malam hari.

4
Hipoglikemi ditandai dengan suhu tubuh yang rendah, kesadaran
menurun, lemah, kejang, keluar keringat dingin dan pucat. Keluarnya
keringat dingin dan pucat hanya terjadi ketika keadaan hipoglikemi sudah
berat atau ketika penderita hampir meninggal. Bila anak diduga menderita
hipoglikemi dan anak bisa minum, berikan teh manis hangat atau air gula
sampai kondisi anak membaik.
Untuk mencegahnya, penderita harus mendapat makanan dua jam
sekali, karena pada masa itu kemungkinan terjadi hipoglikemi dan
hipotermi masih tinggi. Selanjutnya maknan diberikan makin arang dan
makin padat bentuknya (konsistensi) dan kandungan gizinya
(konsentrasinya).

2) Hipotermi
Dikatakan hipotermi jika suhu tubuh anak kurang dari 36,5 ᵒC pada
pengukuran suhu axiler. Dalam peeriksaan suhu tubuh dengan termometer
yang diletakkan diketiak diperlukan waktu selama 3 menit. Hipotermi
plaing sering terjadi pada dini hari yang suhu lingkungannya lebih dingin
dibandingkan dengan waktu lain. Hipotermi ini dapat terjadi karena:
- Paparan angin. Tubuh tidak terbungkus dengan pakaian atau selimut
yang baik.
- Menempel benda yang dingin. Tidur di lantai, popok yang basah tidak
segera diganti.
- Tidak diberi makan pada malam hari.
- Infeksi yang tidak diobati pada malam hari. Untuk mencegah
hipotermi dan hipoglikemi, hendaknya dilakukan:
- Ruangan harus hangat, hindari angin.
- Anak diberi penutup.
- Tubuh tidak terkena benda yang dingin.
b. Mengobati atau mencegah dehidrasi dan memperbaiki gangguan
keseimbangan elektrolit.

5
Dehidrasi disebabkan karena kehilangan cairan tubuh da dapat
disebabkan oleh diare yang berat. Tanda-tanda dehidrasi, antara lain:
kehausan, kencing kurang, air mata kurang, selaput lendir mulut dan lidah
keringm apatis, lesu, turgor berkurang. Apabila dehidrasi berlanjut, maka akan
terjadi syok, dengan tanda-tanda lemas, apatis, nadi tidak teraba atau teraba
lemah, ujung jari tangan dan kaki dingin dan kebiruan, kencing sedikit dan
hipoglikemi. Untuk mengatasinya, WHO menganjurkan pemberian larutan
Resomal.
c. Mengobati infeksi.
Pada penderita gizi buruk, gejala infeksinya sering tidak menimbulkan
demam, tetapi justru menimbulkan penurunan suhu tubuh. Petugas kesehatan
maupun keluarga tidak menyadari sehingga penderits meninggal. Sehingga
apabila obat telah tersedia, berikan obat sesuai dengan etiket.
Penyebab infeksi, antara lain: bakteri, virus, dan parasit yang akan
menyebabkan metabolisme tubuh lebih tinggi, nafsu makan menurun, diare,
muntah, dan daya tahan tubuh menurun.
d. Pemberian diet

F. PENATALAKSANAAN DIET
1. Fase Strabilisasi
Jenis-jenis makana yang apat diberikan selama anak mengalami gizi buruk
strabilisai diantaranya

a. Formula khusus seperti formula 75/modifikasi/modisco


b. Jumlah zat gizi :
Energi : 100 Kkal/Kg BB/hari
Protein : 1 – 1,5 gr/Kg BB/hari
Cairan : 130 ml/Kg BB/hari atau jika ada edema berat 100 ml/Kg
Dengan syarat pemberian diitnya adalah porsi kecil, sering, rendah ssrat
dan rendah laktosa.

6
Tabel jenis frekuensi dan lamanya/waktu pemberian makan anak gii buruk
pada fase strabilisasi.
FASE JENIS MAKANAN FREKUENSI WAKTU
PEMBERIAN
Strabilisasi
1. BB < 7kg Makanan Bayi :
- Asi
- Susu Bayi/susu
rendah laktosa
- Formula - 1 sdm/2jam Hari 1-2(2 hr)
75/modifikasi/ - 2 sdm/3jam Hari 2-3 (2 hr)
modisco l/2 - 3 sdm/4jam Hari 4-7 (4 hr)
2. BB > 7kg
Makanan Anak :
- Susu/susu rendah
- 1 sdm/2jam Hari 1-2(2 hr)
laktosa - 2 sdm/3jam Hari 2-3 (2 hr)
- Formula - 3 sdm/4jam Hari 4-7 (4 hr)
75/modifiasi
/modisco 1/2
-

2. Fase Transisi
Pada fase transisi anak gizi buruk pemberian makanannya harus secara
bertahap dan perlahan-lahan jumlahnya ditingkatkan karena untuk
menghindari terjadinya gagal jantung, yang dapat terjadi bila anak
mengkonsumsi makanan alam jumlah banyak secara mendadak. Adapun
persyaratan diet debagai berikut :
a. Formula khusus seperti formula 100/ modifkasi/modisco I/II
b. Jumlah zat gizi
Energi : 150 – 200 Kkal/Kg BB/hari
Protein : 2 – 3 gr/Kg BB/hari

7
Cairan : 150 ml/Kg BB/hari

Tabel jenis frekuensi dan lamanya/waktu pemberian makan anak gizi buruk
pada fase transisi :
FASE JENIS MAKANAN FREKUENSI WAKTU
PEMBERIAN
Strabilisasi
1. BB < 7kg Makanan Bayi :
- Asi
- Susu Bayi/susu
rendah laktosa
- Formula - 100 sdm/6jam Hari 8-9
100/modifikasi/ - 100 sdm/4jam Hari 10-11
modisco I/II - 100 sdm/2jam Hari 12-13
2. BB > 7kg
Makanan Anak :
- Susu/susu rendah - 100 sdm/6jam Hari 8-9
laktosa - 100 sdm/4jam Hari 10-11
- Formula - 100 sdm/2jam Hari 12-13
100/modifiasi
/modisco I/II
-

3. Fase Rehabilitasi
Bila anak masih medapatkan ASI,teruskan ASI, ditambah dengan makanan
formula karena energi dan protein ASI tidak akan mencukupi untuk tubuh-
kejar.
Adapun persyaratan diet sebagai berikut :
a. Formula khusus sebagai formula 135/modifikasi/modosco III
b. Jumlah zat gizi :

8
Energi : 150 – 200 Kkal/Kg BB/hari
Protein : 4 – 6 gr/Kg BB/hari
Cairan : 150 – 200 ml/Kg BB/hari

Tabel jenis frekuensi dan lamanya/waktu pemberian makan anak gizi buruk
pada faese rehabilitasi:
FASE JENIS MAKANAN FREKUENSI WAKTU
PEMBERIAN
Strabilisasi
1. BB < 7kg Makanan Bayi : Tak terbatas Minggu 3 - 6
- Asi - 100 ml/8jam
- Susu Bayi/susu rendah atau 3 x
laktosa pemberian
- Formula - 3 x porsi
135/modifikasi/modisc - 1 x porsi
o I/II
- Makanan
lunak/makanan lembek
2. BB > 7kg Tak terbatas
Makanan Anak :
- Susu/susu rendah - 100 ml/8jam Seterusnya
laktosa atau 3 x sampai -1 SD
- Formula 135/modifiasi pemberian 90%
/modisco I/II - 3 x porsi
- Makanan - 1–2x
lunak/makanan biasa
- Sari buah
- -

9
Table contoh pemberian makan pada usia 0 – 12 bulan
UMUR MAKANAN YANG DIBERIKAN JUMLAH WAKTU
PEMBERIAN (Jam)
0–4 - ASI Sesuka bayi
Sesuka bayi
4–6 - ASI/Susu bayi/susu rendah
laktosa
- Buah 1 – 2 x porsi 10.00 & 15.00
- Bubur susu 1 – 2 x porsi 13.00 & 18.00

6–8 - ASI Sesuka bayi 10.00 & 15.00


- Buah 2 x porsi 08.00 & 13.00
- Bubur susu 2 x porsi 18.00
- Tim saring 1 x porsi
- Formula/modifikasi/modisko Sesuai fase
KEP Berat/ gizi
buruk 10.00 & 15.00
8 – 10 - ASI Sesuka bayi 08.00
- Buah 2 x porsi 13.00 & 18.00
- Bubur susu 1 x porsi
- Tim dihaluskan 2 x porsi
- Formula/modifikasi/modisko Sesuai fase
KEP Berat/ gizi
buruk
10 – 12 - ASI Sesuka bayi 10.00 & 15.00
- Buah 2 x porsi 08.00 & 13.00
- Nasi Tim 3 x porsi 18.00
- Formula/modifikasi/modisko Sesuai fase
KEP Berat/ gizi
buruk

10
12 - - ASI (bila ASI dapat diberikan
PASI) 2 x porsi
- Buah 3 x porsi 10.00 & 15.00
- Makanan keluarga (mudah 08.00 & 13.00
dicerna dan tidak pedas) 1 x porsi 18.00
- Makanan kecil (biscuit, bubur Sesuai fase
kacang ijo) KEP Berat/gizi
- Formula/modifikasi/modisco buruk

4. Pola Pemberian Makan Pada Usia Diatas I Tahun


Pada usia diatas 1 tahun jenis makanan yang dapat dibrikan masih
berpedoman pada makanan bayi. Makanan yang diberikan sudah mulai seperti
orang tua namun bentuknya masih lunak, mengingat belum banyak tumbuh
gigi dan untuk memudahkan proses pencernaan.
Table contoh pola pemberian makanan pada usia diatas 1 tahun
UMUR MAKANAN YANG JUMLAH WAKTU
(Tahun) DIBERIKAN PEMBERIAN (Jam)
1–2 - ASI Sesuka anak
- Makanan lunak 3 x sehari Pagi, siang,
- Snack/jajanan 2 – 3 x sehari malam
- Formula/modifikasi/modisco Sesuai fase KEP Pagi, siang,
Berat/gizi buruk sore
>3 - Makanan seperti orng 3 x sehari Pagi, siang,
dewasa malam
- Snack/jajanan 2 – 3 x sehari
- Formula/modifikasi/modisco Sesuai fase KEP Pagi, siang,
Berat/gizi buruk sore

11
DAFTAR PUSTAKA

Almatsier,S.Prinsip Dasar Ilmu Gizi.Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2001.


Departemen Kesehatan RI. Pedoman Tatalaksana Kekurangan Energi
Protein pada Anak di Rumah Sakit Kabupaten/Kota. Jakarta, 1998.

Disajikan oleh Endang Ratnaningsih, Isti Khumaidah, Natalia Hartini, Pujiyati,


Tri Redi Murniyati dan Y. Rini Setyawati. (Mahasiswi Akbid KH
Angkatan 2008).

Anonim. 2007. Ciri-ciri Kurang Gizi. Diakses 15 Desember 2008: Portal


Kesehatan Online.

Anonim. 2008. Kalori Tinggi Untuk Gizi Buruk. Diakses 15 Desember 2008:
Republika Online.

Nasar, dkk. Ped Tata Kurang Protein. pkm-IDAI

Nency, Y dan Arifin, M.T. 2005. Gizi Buruk, Ancaman Generasi yang Hilang.
Inovasi Edisi Vol. 5/XVII/November 2005: Inovasi Online.

Notoatmojo, Soekidjo. 2003. Prinsip-Prinsip Dasar Ilmu Kesehatan Masyarakat.


Cetakan ke-2. Jakarta: Rineka Cipta.

dr. Entjang indan. ilmu kesehatan masyarakat. Alumni UNPAD 1986. Bandung

Program akselerasi peningkatan gizi masyarakat di kutip melalui


http://one.indoskripsi.com/node/748

12
PENATALAKSANAAN DIET PADA PASIEN KEP – GIZI BURUK
PADA ANAK

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Ilmu Gizi

2014

13
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
makalah ini. Shalawat serta salam semoga tercurah limpahkan kepada Nabi
Muhammad SAW yang telah membawa kita semua ke jalan kebenaran yang
diridhoi Allah SWT.
Maksud penulis membuat makalah ini adalah untuk dapat lebih memahami
tentang Diet pada Pasien KEP-Gizi Buruk. mudah-mudahan makalah ini bisa
membantu bagi calon bidan untuk bekal nanti di lapangan.
Mudah-mudahan makalah ini dapat bermanfaat, khususnya bagi penulis
yang membuat dan umumnya bagi yang membaca makalah ini. Amin.

Sukabumi, Pebruari 2014

Penulis

i
14
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................... i


DAFTAR ISI ................................................................................................... ii

A. PENDAHULUAN .................................................................................... 1
B. TUJUAN .................................................................................................... 3
C. PATOFISIOLOGIS PENYAKIT .............................................................. 3
D. MANIFESTASI KLINIS ........................................................................... 3
E. PENANGANAN / TERAPI ....................................................................... 4
F. PENATALAKSANAAN DIET ................................................................. 6

DAFTAR PUSTAKA

ii
15

Anda mungkin juga menyukai