Anda di halaman 1dari 4

Aspek Sosial Budaya yang Berhubungan Kesehatan Ibu

Berdasarkan UU No. 23 tahun 1992 tentang kesehatan, Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) adalah
pelayanan kesehatan ibu dan anak yang meliputi pelayanan ibu hamil, ibu bersalin, ibu nifas,
keluarga berencana, kesehatan reproduksi, pemeriksaan bayi, anak balita dan anak prasekolah
sehat.

Angka Kematian Ibu (AKI) menurut Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) 1994 masih
cukup tinggi, yaitu 390 per 100.000 kelahiran. Penyebab kematian ibu terbesar (58,1%) adalah
pendarahan dan eklampsia. Kedua sebenarnya dapat dicegah dengan pemeriksaan kehamilan
(antenatal care/ANC) yang memadai. Walaupun proporsi perempuan usia 15-49 tahun yang
melakukan ANC minimal satu kali telah mencapai lebih dari 80%, tetapi menurut SDKI 1994,
hanya 43,2% yang persalinannya ditolong oleh tenaga kesehatan.Persalinan oleh tenaga
kesehatan menurut SDKI 1997, masih tetap rendah, di mana sebesar 54% persalinan masih
ditolong oleh dukun bayi.Usia kehamilan pertama ikut berkontribusi kepada kematian ibu di
Indonesia. Data Survei Kesehatan Ibu dan Anak (SKIA) 2000 menunjukkan umur median
kehamilan pertama di Indonesia adalah 18 tahun.SDKI 1997 melaporkan 57,4% Pasangan Usia
Subur (PUS) menggunakan alat kontrasepsi dan sebanyak 9,21% PUS sebenarnya tidak ingin
mempunyai anak atau menunda kehamilannya, tetapi tidak memakai kontrasepsi (unmet need).
Krisis ekonomi yang terjadi sejak pertengahan 1997 menjadi sebab utama menurunnya daya beli
PUS terhadap alat dan pelayanan kontrasepsi.

Sebab kematian ibu adalah :


•Perdarahan
•Hipertensi
•Infeksi
Perdarahan yang dapat menyebabkan kematian ibu terdiri atas perdarahan post partum,
perdarahan berkaitan abortus, perdarahan akibat kehamilan ektopik, perdarahan akibat lokasi
plasenta abnormal atau ablasio plasenta (plasenta previa dan absupsio plasenta), dan perdarahan
karena ruptur uteri.
Hipertensi yang dapat menyebabkan kematian ibu terdiri atas hipertensi yang diinduksi
kehamilan dan hipertensi yang diperberat kehamilan. Hipertensi umumnya disertai edema dan
proteinuria (pre eklamsia). Pada kasus berat disertai oleh kejang-kejang dan koma (eklamsia).
Infeksi nifas atau infeksi panggul post partum biasanya dimulai oleh infeksi uterus atau
parametrium tetapi kadang-kadang meluas dan menyebabkan peritonitis, tromboflebitis dan
bakteriemia.
Alasan menurunnya angka kematian ibu :
• Transfusi darah
• Anti mikroba
• Pemeliharaan cairan elektrolit, keseimbangan asam-basa pada komplikasi- komplikasi serius
kehamilan dan persalinan.

Aspek budaya di kalangan masyarakat terhadap kesehatan Ibu


Berikut budaya yang ada di beberapa daerah terhadap kesehatan ibu hamil :
1. Jawa Tengah :
• bahwa ibu hamil pantang makan telur karena akan mempersulit persalinan dan pantang makan
daging karena akan menyebabkan perdarahan yang banyak.
2. Jawa Barat :
• ibu yang kehamilannya memasuki 8-9 bulan sengaja harus mengurangi makannya agar bayi
yang dikandungnya kecil dan mudah dilahirkan.
3. Masyarakat Betawi :
• berlaku pantangan makan ikan asin, ikan laut, udang dan kepiting karena dapat menyebabkan
ASI menjadi asin.
4. Daerah Subang :
• ibu hamil pantang makan dengan menggunakan piring yang besar karena khawatir bayinya
akan besar sehingga akan mempersulit persalinan. Dan memang, selain ibunya kurang gizi, berat
badan bayi yang dilahirkan juga rendah.Tentunya hal ini sangat mempengaruhi daya tahan dan
kesehatan si bayi. Selain itu, larangan untuk memakan buah-buahan seperti pisang, nenas,
ketimun dan lain-lain bagi wanita hamil juga masih dianut oleh beberapa kalangan masyarakat
terutama masyarakat di daerah pedesaan. (Wibowo,1993).

Aspek sosial di kalangan masyarakat terhadap kesehatan Ibu


Pemilihan dukun beranak sebagai penolong persalinan pada dasarnya disebabkan karena
beberapa alasan antara lain dikenal secara dekat, biaya murah, mengerti dan dapat membantu
dalam upacara adat yang berkaitan dengan kelahiran anak serta merawat ibu dan bayi sampai 40
hari. Disamping itu juga masih adanya keterbatasan jangkauan pelayanan kesehatan yang ada.
Walaupun sudah banyak dukun beranak yang dilatih, namun praktek-praktek tradisional tertentu
rnasih dilakukan. lnteraksi antara kondisi kesehatan ibu hamil dengan kemampuan penolong
persalinan sangat menentukan hasil persalinan yaitu kematian atau bertahan hidup.
Penyebab klasik kematian ibu akibat melahirkan adalah perdarahan, infeksi dan eklamsia
(kejang-kejang yangberlebihan). Kondisi-kondisi tersebut bila tidak ditangani secara tepat dan
profesional dapat berakibat fatal bagi ibu dalam proses persalinan. Namun, kefatalan ini sering
terjadi tidak hanya karena penanganan yang kurang baik tepat tetapi juga karena ada faktor
keterlambatan pengambilan keputusan dalam keluarga.
Umumnya, terutama di daerah pedesaan, keputusan terhadap perawatan medis apa yang akan
dipilih harus dengan persetujuan kerabat yang lebih tua; atau keputusan berada di tangan suami
yang seringkali menjadi panik melihat keadaan krisis yang terjadi. Kepanikan dan ketidaktahuan
akan gejala-gejala tertentu saat persalinan dapat menghambat tindakan yang seharusnya
dilakukan dengan cepat.
Selain dari faktor keterlambatan dalam pengambilan keputusan,adanya suatu keyakinan dan
sikap pasrah dari masyarakat bahwa segala sesuatu yang terjadi merupakan takdir yang tak dapat
dihindarkan.

Daftar Pustaka

• Central Bureau of Statistics et al 1995 Indonesia DemograQhic and health Survey


• Departemen Kesehatan R.I 1994 Profil Kesehatan Indonesia 1994, Pusat Data Kesehatan,
Jakarta
Foster, George M dan Barbara G. Anderson 1986 Antropologi Kesehatan, diterjemahkan oleh
Meutia F. Swasono dan Prijanti Pakan. Jakarta: UI Press
Iskandar, Meiwita B., et al 1996 Mengungkap Misteri Kematian Ibu di Jawa Barat, Depok, Pusat
Penelitian Kesehatan Lembaga Penelitian, Universitas Indonesia.
• Kalangi, Nico S 1994 Kebudayaan dan Kesehatan, Jakarta: Megapoin.
Koentjaraningrat dan A.A Loedin 1985 llmu-ilmu sosial dalam Pembangunan Kesehatan,
Jakarta: PT Gramedia.
• Wibowo, Adik 1993 Kesehatan Ibu di Indonesia: Status "Praesens" dan Masalah yang dihadapi
di lapangan. Makalah yang dibawakan pada Seminar " Wanita dan Kesehatan", Pusat Kaajian
Wanita FISIP UI, di Jakarta

Masalah yang Terjadi Antara Masyarakat Desa dan Kota Tentang Kebidanan

Pada umumnya setiap pemikiran orang berbeda, contohnya pola berfikir masyarakat desa dengan
masyarakat kota. pemikiran tentang kesehatan terhadap masyarakat desa dan kota berbeda,
contohnya dalam hal kesehatan yaitu pada masa sebelum hamil, saat hamil dan sesudah hamil.

• MASYARAKAT DESA :
:: Masalah yang terjadi pada masyarakat desa terhadap kesehatan yaitu:

Masih banyaknya masyarakat desa yang membutuhkan petugas medis untuk membantu
persalinan, contohnya di daerah Desa Senujuh juga menghadapi masalah kesehatan masyarakat
dan secara khusus pada perempuan. Di desa ini hampir tidak ada perhatian secara baik terhadap
masalah kesehatan reproduksi perempuan, mulai dari kesehatan remaja, dewasa, ibu melahirkan
dan kesehatan bayi. Puskesmas harus ditempuh sekitar 1 jam. Posyandu hampir tidak pernah ada,
kecuali untuk kegiatan simbolis desa, yang ada hanya bidan desa, tetapi itupun dengan
kemampuan yang sangat terbatas.

Ibu meninggal atau bayi meninggal karena melahirkan bagi warga desa sudah hampir menjadi
resiko yang harus diterima ketika seorang ibu hamil. Warga desa tidak punya pilihan lagi, karena
memang desa mereka sangat terpencil dan kurang mendapat perhatian. Masyarakat tidak lagi
berpikir tentang asupan gizi, minimal bayi bisa lahir saja sudah sangat cukup.
Dan para masyarakat desa masih mempercayai hal-hal gaib dan mitos.
:: Solusi untuk menghadapi hal ini :
Para pemerintahan hendaknya mendirikan puskesmas di setiap kecamatan dan di setiap daerah-
daerah terpencil. Dan para bidan dan petugas medis memberikan penyuluhan tentang kesehatan
dan memantau terus keadaan masyarakat desa tersebut.
:: Akibat hal ini :
Adanya masalah ini menjadi angka kematian ibu dan bayi meningkat dan kesehatan di daerah
terpencil sangat menurun.

• MASYARAKAT KOTA :
:: Masalah kesehatan yang dialami oleh msyarakat kota :

Pada umumnya masyarakat kota untuk tentang kesehatan jauh lebih memahami, mereka kurang
percaya tentang mitos - mitos berbeda dengan masyarakat yang hidup di desa.
Para ibu hamil khusunya masyarakat kota lebih menggemari makanan junkfood pada saat hamil
ataupun tidak hamil. Temuan terbaru menunjukkan, pola makan tak sehat pada ibu hamil
berisiko mewariskan kanker payudara pada anak dan keturunannya setelah dewasa.
:: Solusinya :
Para ibu hamil diberikan asupan makanan yang sehat dan bergizi dan rutin memeriksa
kandungannya pada masa kehamilan. Dan untuk tidak makan, makanan yang mengandung
junkfood dan makanan yang tidak sehat.
:: Akibat hal ini :
Akibat para ibu hamil mengkonsumsi junkfood bisa menyebabkan kanker payudara pada
keturunannya.

Daftar Pustaka
site :http://www.jurnalperempuan.com/yjp.jpo/?act=feature%7C-4
http://dinimantap.multiply.com/journal/item/41
http://spiritentete.blogspot.com/2010/10/awas-ibu-hamil-bisa-wariskan-kanker.html
http://revydamayanti.blogspot.com/2010/10/masalah-yang-terjadi-antara-masyarakat.html

http://wahyunirini.blogspot.com/2010/11/masalah-yang-terjadi-antara-masyarakat.html

http://wahyunirini.blogspot.com/

Anda mungkin juga menyukai