Anda di halaman 1dari 8

1

Hubungan Kecemasan dengan Kejadian Stroke pada Lansia Hipertensi di Gampong


Teupin Rusep Kecamatan Sawang Kabupaten Aceh Utara

Relationship Between Anxiety and the Incidence of Stroke in Elderly Hypertension


at the Teupin Rusep Kecamatan Sawang Kabupaten Aceh Utara

Novira Ayu 1
1.
STIKes Muhammadiyah Lhokseumawe
E-mail: noviraayu58@gmail.com (korespondensi)

Abstrak
Kecemasan merupakan perasaan khawatir, gugup, dan perasaan takut terhadap kondisi/situasi tertentu yang
mengancam emosi maupun fisik. Kecemasan yang dialami oleh lansia akan berpengaruh terhadap kejadian
hipertensi. Hipertensi merupakan salah satu penyakit yang tidak menular dan merupakan faktor risiko utama dari
stroke. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara kecemasan dengan kejadian stroke pada
lansia hipertensi di Gampong Teupin Rusep Kecamatan Sawang Kabupaten Aceh Utara. Penelitian ini bersifat
analitik, populasi berjumlah 90 lansia hipertensi dengan jumlah sampel 90 orang di Gampong Teupin Rusep
Kecamatan Sawang Kabupaten Aceh Utara dan teknik pengambilan sampel yaitu total sampling. Data dikumpulkan
melalui penyebaran kuesioner. Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan program komputerisasi dianalisis
dengan Uji Chi Square. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai p value = 0,004 (p<0,05), ini berarti bahwa
terdapat hubungan yang bermakna antara kecemasan dengan kejadian stroke pada lansia hipertensi di Gampong
Teupin Rusep Kecamatan Sawang Kabupaten Aceh Utara. Disarankan dapat dijadikan sebagai bahan pendidikan
kesehatan dan kiranya dapat menjadi rujukan bagi peneliti selanjutnya yang ingin meneliti aspek lain dalam bentuk
hubungan kecemasan dengan kejadian stroke pada lansia hipertensi.

Kata kunci : Kecemasan, Lansia Hipertensi, Kejadian Stroke.

Abstrack
Anxiety is a feeling of worry,nervous and feeling afraid of condition/situation arae emotionally threatening or
physical. Anxiety experienced by the elderly will affect the incidence of hypertension. Hypertension is one of disease
not contagious and also the main risk from stroke. The purpose of the reasearch was to knowing of relationship
between anxiety and the incidence of stroke in elderly hypertension at the Teupin Rusep Kecamatan Sawang
Kabupaten Aceh Utara. This stady was analytical, population are 90 elderly hypertension with a sample of 90
person at the Teupin Rusep Kecamatan Sawang Kabupaten Aceh Utara and the sampling technique is total
sampling. Data was collected through questionnaires. Data processing is done using a computerized program and
analyzed by Uji Chie Square. The result of the study showed that the p value=0,004 (p<0,05), this means able to
significant relationship between anxiety and the incidence of stroke in elderly hypertension at the Teupin Rusep
Kecamatan Sawang Kabupaten Aceh Utara. It’s recommended to be used as a health education material and maybe
a reference for futher researchers who want to examine other aspects in the form of the relationship of anxiety with
the incidence of stroke in elderly hypertension.
Keywords : Anxiety, elderly hypertension, incidence of Stroke.
2

PENDAHULUAN Amerika stroke masih merupakan penyebab


Penyakit tidak menular saat ini kematian usia lanjut ketiga. Dengan makin
menyebabkan hampir 2 per 3 dari semua meningkatnya upaya pencegahan terhadap
kematian di seluruh dunia. Salah satu penyakit hipertensi, diabetes mellitus dan
penyakit tidak menular yang menjadi gangguan lemak, insidensi stroke di negara-
masalah kesehatan yang sangat serius saat negara maju makin menurun. Di Perancis
ini yaitu hipertensi. Hipertensi merupakan stroke disebut sebagai serangan otak
salah satu penyakit tidak menular, faktor (attaque cerebrale) yang menunjukkan
risiko utama dari stroke, infark miokard dan analogi kedekatan stroke dengan serangan
penyakit ginjal kronik adalah hipertensi, jantung (Martono dan Kris, 2010).
dimana tekanan darah sistolik ≥ 140 mmHg Berdasarkan Survei Indikator
dan diastolik ≥ 90 mmHg. Hal tersebut Kesehatan Nasional 2016 menunjukkan
diakibatkan karena adanya perubahan gaya prevalensi hipertensi di Indonesia
hidup dan rendahnya tingkat pengetahuan mengalami peningkatan menjadi 32,4
seseorang tentang kesehatan (Arifin, 2016). %.Hipertensi banyak terjadi pada umur 35
Hipertensi merupakan salah satu hingga 44 tahun yaitu 6,3 %, umur 45
penyakit degenaratif yang mempunyai sampai 54 tahun yaitu 6,3 %, umur 45 tahun
tingkat morbiditas dan mortalitas tinggi. sampai 54 tahun yaitu 11,9 %, usia 55
Wordl Health Organization (WHO) pada hingga 64 tahun sebanyak 17,2 %
tahun 2014 mencatat ada 982 orang atau (Detikhealth , 2017). Prevalensi stroke di
26,4% penduduk di dunia yang mengalami Indonesia diperkirakan setiap tahun terjadi
hipertensi dan diperkirakan akan terus 500.000 penduduk terkena serangan stroke
meningkat menjadi 29,2% pada tahun 2025. dan sekitar 25% atau 125.000 orang
Dari 982 juta penderita hipertensi di dunia, meninggal sedangkan sisanya mengalami
342 juta diantaranya berada di negara maju cacat ringan bahkan bisa cacat berat
dan 642 juta berada di negara berkembang (Pudiastuti, 2011).
(Kemenkes RI, 2014). Data dari Dinas Kesehatan Aceh
Hipertensi mengenai seluruh bangsa (2015) menunjukkan jumlah penderita
di dunia dengan insidensi yang bervariasi. hipertensi meningkat dari tahun 2011
Akhir-akhir ini insidensi dan pravelensi sebanyak 5.654 orang, pada tahun 2012
meningkat dengan makin bertambahnya usia sebanyak 4.660 orang, pada tahun 2013
harapan hidup.Hipertensi menyerang 50 juta sebanyak 5.643 orang, pada tahun 2014
orang Amerika, termasuk 60% diantaranya sebanyak 6.615 orang, dan pada tahun 2015
berusia di atas 60 tahun. Setiap tahun, sebanyak 7.715 orang.Khususnya Aceh
ditemukan sekitar 1,8 juta kasus baru Utara padatahun 2015 hasil pengukuran
hipertensi. Hipertensi merupakan penyebab tekanan darah penduduk ≥ 18 tahun pada
umum terjadinya stroke dan serangan laki-laki dan perempuan sebanyak 87.372
jantung (Goldszmidt JA, 2011). orang yang dilakukan di puskesmas di
Di seluruh bagian dunia, stroke peroleh 16,4 % (14.354 orang) menderita
merupakan penyakit yang terutama Hipertensi/tekanan darah tinggi (Dinkes
mengenai populasi usia lanjut. Insidensi Kabupaten Aceh Utara, 2016).
pada usia 75 – 84 tahun sekitar 10 kali dari Komplikasi hipertensi menyebabkan
populasi 55 – 64 tahun. Di Inggris stroke sekitar 9,4 kematian di seluruh dunia setiap
merupakan penyakit kedua setelah infark tahunnya. Hipertensi menyebabkan
miokard akut (AMI) sebagai penyebab setidaknya 45% kematian karena penyakit
kematian utama usia lanjut, sedangkan di jantung dan 51% kematian karena penyakit
3

stroke. Kematian yang disebabkan oleh hubungan hipertensi dengan tingkat


penyakit kardiovaskuler, terutama penyakit kecemasan pada lansia di Posyandu Lansia
jantung koroner dan stroke diperkirakan Desa Banjarejo Kecamatan Ngatang Malang
akan terus meningkat mencapai 23,3 juta menyatakan bahwa tingkat kecemasan
kematian pada tahun 2030 (Kemenkes RI, responden dapat dipengaruhi oleh berbagai
2014). faktor, salah satunya adalah jenis kelamin.
Hipertensi dan Stroke yang tidak Perempuan lebih mudah merasa cemas, ini
sembuh-sembuh akan menimbulkan dikarenakan perempuan memiliki hubungan
kecemasan pada lansia. Kondisi tubuh lansia sosial yang lebih luas dan lebih erat dengan
yang mengalami hipertensi dapat kembali lingkungan.
membaik dan stabil, akan tetapi faktor- Berdasarkan hasil penelitian
faktor psikologis lansia sangat berpengaruh dilakukan oleh Uswandari (2017) tentang
terhadap proses penanganan masalah Hubungan antara kecemasan dengan
hipertensi. Keterbatasan fisik yang dialami kejadian hipertensi pada lansia di panti
oleh lansia, terkadang mereka mengalami sosial Tresna Werdha Puspakarma Mataram
kecemasan karena berbagai penyakit yang menyatakan bahwa ada hubungan positif
diderita tidak kunjung sembuh bahkan yang signifikan antara kecemasan dengan
semakin memburuk, sehingga harapan untuk kejadian hipertensi pada lansia di Panti
sembuh menjadi sedikit. Hal seperti ini yang Sosial Tresna Werdha Puspakarma Mataram
pada akhirnya menyebabkan lansia dilihat dari hasil korelasi sebesar 0,266
mengalami gangguan psikis seperti dengan sig. 0,020 (p<0,05). 2) kecemasan
kecemasan (Laka, 2016). mempengaruhi hipertensi, dilihat dari
Menurut Kaplan, dkk (2010) sumbangan efektif sebesar 7,07%.
kecemasan adalah respon terhadap situasi Hasil survey awal di Gampong
tertentu yang mengancam dan merupakan Teupin Rusep Kecamatan Sawang
hal normal yang terjadi yang disertai Kabupaten Aceh Utara jumlah lansia di
perkembangan, perubahan, pengalaman Gampong Teupin Rusep yang berumur lebih
baru, serta dalam menemukan identitas diri dari 60 tahun adalah300 jiwa. Dimana laki-
dan hidup. Kecemasan merupakan suatu laki berjumlah 146 jiwa dan wanita
perasaan subjektif mengenai ketegangan berjumlah 154 jiwa. Berdasarkan data awal
mental yang menggelisahkan sebagai reaksi yangtelah diperoleh dari data Puskesmas
umum dari ketidakmampuan mengatasi Babah Buloh diperoleh jumlah pasien
suatu masalah atau tidak adanya rasa aman. hipertensi sebanyak 90 orang berdasarkan
Perasaan yang tidak menentu tersebut pada kunjungan pada bulan Maret sampai dengan
umumnya tidak menyenangkan yang Mei 2018. Berdasarkan hasil wawancara
nantinya akan menimbulkan perubahan dengan 10 orang lansia dengan hipertensi
fisiologis dan psikologis. Kecemasan dalam diperoleh bahwa 6 lansia yang menderita
pandangan kesehatan juga merupakan suatu hipertensi akan merasa cemas yang
keadaan yang menggoncang karena adanya berlebihan dan takut akan terjadi stroke, dan
ancaman terhadap kesehatan. Menurut 4 lansia lainnya mengatakan merasa tidak
Kaplan dan Sadock (2010) faktor-faktor terlalu cemas terhadap kejadian stroke.
yang mempengaruhi kecemasan keluarga Berdasarkan uraian di atas maka peneliti
yaitu: usia, stressor, lingkungan, jenis tertarik untuk mengangkatnya dalam
kelamin, pendidikan. penelitian yang berjudul “Hubungan
Berdasarkan hasil penelitian Kecemasan dengan Kejadian Stroke pada
dilakukan oleh Laka et al (2016) tentang Lansia Hipertensi di Gampong Teupin
4

Rusep Kecamatan Sawang Kabupaten Aceh Berdasarkan tabel di atas dapat


Utara”. diketahui bahwa mayoritas responden
berumur 60 – 74 tahun sebanyak 48 orang
METODE (53,3%), mayoritas jenis kelamin responden
Desain penelitian yang dilakukan adalah laki laki sebanyak 53 orang (58,9%),
dengan metode analitik. Populasi dalam dan mayoritas pekerjaan responden adalah
penelitian ini adalah lansia hipertensi pedagang sebanyak 30 orang (33,3%), serta
berdasarkan kunjungan pada Bulan Maret mayoritas pendidikan responden adalah SD
sampai Mei 2018 berjumlah 90 orang dan sebanyak 35 orang (38,9%).
jumlah sampel dalam penelitian adalah 90
orang. Penarikan sampel dalam penelitian Diagram 1. Persentase kecemasan
ini dilakukan dengan teknik “total lansia hipertensi
sampling”. Instrumen yang digunakan kecemasan Ringan Kecemasan Sedang
berupa kuesioner dengan jumlah pernyataan Kecemasan Berat
sebanyak 14. Uji instrumen tidak dilakukan
15,6
lagi, dikarenakan kuesioner yang digunakan
sudah baku. Analisa data yang digunakan 54,4 30,0
pada penelitian ini adalah uji univariat dan
uji bivariat. Pengumpulan data dilaksanakan
pada tanggal 14 Juli s.d 28 Juli 2018.

HASIL Diagram 1 menunjukkan bahwa mayoritas


Data karakteristik responden dapat terlihat responden mengalami kecemasan berat
pada tabel berikut: sebanyak 49 orang (54,4%).
Tabel 1 : Distribusi Frekuensi Responden
Berdasarkan Karakteristik Diagram 2. Persentase kejadian stroke pada
Responden (n = 90) lansia hipertensi
Karakteristik f % Terjadi Tidak Terjadi
Umur
1. 60 – 74 tahun 48 53,3
2. 75 – 90 tahun 42 46,7 32,2
Jenis Kelamin 67,8
1. Laki – laki 53 58,9
2. Perempuan 37 41,1

Pekerjaan
1. Petani 29 32,2
2. Pedagang 30 33,3 Diagram 2 menunjukkan bahwa mayoritas
3. Tidak bekerja 20 22,2 responden mengalami stroke sebanyak 61
4. Pensiun 11 12,2 orang (67,8%).
Pendidikan
1. SD 35 38,9
2. SMP 22 24,4 Tabel 1 : Hubungan kecemasan dengan
3. SMA 25 27,8 kejadian stroke pada lansia
4. Perguruan 8 8,9 hipertensi Di Gampong Teupin
Tinggi Rusep Kecamatan Sawang
Kabupaten Aceh Utara
5

Kecemasan Kejadian Stroke Setelah dilakukan uji statistik dengan


Terjadi Tidak Terjadi Total P- uji chi – square didapatkan hasil P value
Value
N %
0,004 (p<0,05), ini berarti bahwa terdapat
N % N %
hubungan yang bermakna antara kecemasan
Ringan 9 64,3 5 35,7 14 100
Sedang 12 44,4 15 55,6 27 100 0,004 dengan kejadian stroke pada lansia
Berat 40 81,6 9 18,4 49 100 hipertensi di Gampong Teupin Rusep
Kecamatan Sawang Kabupaten Aceh Utara.
Total 61 67,8 29 32,2 90 Penelitian ini sependapat dengan
100
penelitian yang dilakukan oleh Astuti (2010)
ditemukan bahwa ada hubungan yang
Tabel 1 menunjukkan bahwa dari 90
bermakna antara jenis stroke dengan
responden, pada kategori kecemasan berat
kecemasan pada care giver pasien stroke di
terdapat sebanyak 40 orang (81,6%)
RSUD Dr. Moewardi Surakarta (p=0,022).
mengalami stroke dan sebanyak 9 orang
Berdasarkan penelitian yang
(18,4%) tidak mengalami stroke, pada
dilakukan oleh Kustiawan dan Hasriani
kategori kecemasan sedang terdapat
(2013) tentang gambaran tingkat kecemasan
sebanyak 12 orang (44,4%) mengalami
pada pasien stroke iskemik di ruang V
stroke dan sebanyak 15 orang (55,6%) tidak
Rumah Sakit Umum kota Tasikmalaya
mengalami stroke. Sedangkan pada kategori
menyatakan bahwa dari 39 orang responden
kecemasan ringan terdapat sebanyak 9 orang
pasien stroke yang mengalami tingkat
(64,3%) mengalami stroke dan sebanyak 5
kecemasan sedang yaitu 28 responden
orang (35,7%) tidak mengalami stroke.
(71,8%), tingkat kecemasan berat 7
Setelah dilakukan uji statistik dengan uji chi
responden (17,9%), dan tingkat kecemasan
– square didapatkan hasil P value 0,004
ringan 4 responden (10,3%).
(p<0,05), ini berarti bahwa terdapat
Berdasarkan penelitian yang
hubungan yang bermakna antara kecemasan
dilakukan oleh Pratiwi dkk (2017) tentang
dengan kejadian stroke pada lansia
level of anxiety and depression in post-
hipertensi di Gampong Teupin Rusep
stroke patients at DR Hasan Sadikin
Kecamatan Sawang Kabupaten Aceh Utara.
Hospital Bandung menyatakan bawa 74%
pasien pasca stroke berada dalam kondisi
PEMBAHASAN
kecemasan normal, 24 % mengalami
Hasil penelitian yang dilakukan terhadap 90
kecemasan ringan, 2 % kecemasan sedang
orang responden yang berada di Gampong
dan tidak ada yang mengalami kecemasan
Teupin Rusep Kecamatan Sawang
berat.
Kabupaten Aceh Utara sebagian besar
Hasil penelitian diatas menunjukkan
responden pada kategori kecemasan berat
bahwa sebagian dari lansia mengalami
terdapat sebanyak 40 orang (81,6%)
kecemasan berat dengan jumlah 49 orang
mengalami stroke dan sebanyak 9 orang
(54,4%). Kemungkinan ini dikarenakan
(18,4%) tidak mengalami stroke, pada
faktor yang berpengaruh terhadap
kategori kecemasan sedang terdapat
kecemasan yang dialami oleh lansia saat
sebanyak 12 orang (44,4%) mengalami
menghadapi serangan stroke. Menurut Frued
stroke dan sebanyak 15 orang (55,6%) tidak
dalam Depkes (2011) kecemasan timbul
mengalami stroke. Sedangkan pada kategori
akibat ketakutan dan ketidakmampuan untuk
kecemasan ringan terdapat sebanyak 9 orang
berhubungan secara interpersonal. namun
(64,3%) mengalami stroke dan sebanyak 5
dalam penelitian ini terdapat tingkat
orang (35,7%) tidak mengalami stroke.
kecemasan yang berbeda antara satu lansia
6

dengan lansia lainnya, hal ini dipengaruhi Asumsi peneliti yang dapat
oleh berbagai faktor seperti: pendidikan, disimpulkan bahwa tingkat kecemasan yang
pengetahuan, usia, sikap, persepsi, dan dialami lansia dengan kecemasan berat
pengalaman lansia terhadap penyakit stroke. dikarenakan tingkat pendidikan yang rendah,
Hal ini sesuai dengan pendapat semakin rendah tingkat pendidikan lansia
Peplau dalam Depkes RI (2012) bahwa maka akan semakin sulit bagi lansia untuk
kecemasan terdiri dari beberapa tingkatan mengeliminir kecemasan yang terjadi,
yaitu : kecemasan ringan, kecemasan trauma yang dialami oleh lansia karena
sedang, kecemasan berat dan kecemasan menderita penyakit tertentu juga bisa
panik. Dalam hal ini kecemasan berat menimbulkan kecemasan dan kekhawatiran
meliputi tanda – tanda : lapang persepsi yang terus-menerus, dan kurangnya
sempit, tidak dapat berpikir, tidak mampu pengalaman serta pemahaman lansia tentang
memecahkan masalah. Menurut Stuart penanganan stroke saat serangan terjadi,
dalam Trisnaning (2012) salah satu faktor sehingga tingkat kecemasan lansia semakin
yang bisa menyebabkan kecemasan yaitu berat.
penyakit, berbagai penyakit fisik terutama Peneliti berkesimpulan bahwa
yang kronis dapat menimbulkan kecemasan semakin tinggi kecemasan yang dialami
pada diri seseorang, misalnya penyakit lansia maka akan semakin besar pula
hipertensi dan stroke. kemungkinan lansia mengalami stroke
Hal ini sesuai dengan pendapat sebaliknya semakin rendah tingkat
Cutler (2004) rasa takut dan cemas dapat kecemasan lansia maka semakin kecil pula
menetap bahkan meningkat meskipun situasi kemungkinan lansia mengalami stroke.
yang betul – betul mengancam tidak ada,
dan ketika emosi – emosi ini tumbuh KESIMPULAN
berlebihan dibandingkan dengan bahaya 1. Mayoritas responden umur 60 – 74 tahun
yang sesungguhnya, emosi ini menjadi tidak sebanyak 48 orang (53,3%), mayoritas
adaptif. Kecemasan yang berlebihan dapat jenis kelamin responden adalah laki laki
mempunyai dampak yang merugikan pada sebanyak 53 orang (58,9%), dan
pikiran serta tubuh bahkan dapat mayoritas pekerjaan responden adalah
menimbulkan penyakit – penyakit fisik. pedagang sebanyak 30 orang (33,3%),
Menurut Carpenito (2009) faktor – serta mayoritas pendidikan responden
faktor yang mempengaruhi kecemasan yaitu: adalah SD sebanyak 35 orang (38,9%).
situasional (personal, lingkungan), 2. Mayoritas responden mengalami
maturasional, tingkat pendidikan, kecemasan berat sebanyak 49 orang
karakteristik stimulus, dan karakteristik (54,4%). Sedangkan yang mengalami
individu. Menurut Daradjat (2010) beberapa kecemasan sedang sebanyak 27 orang
penyebab dari kecemasan yaitu: rasa cemas (30,0%) dan yang mengalami kecemasan
yang timbul akibat melihat adanya bahaya ringan sebanyak 14 orang (15,6%).
yang mengancam dirinya, cemas karena rasa Mayoritas responden mengalami stroke
berdosa dan bersalah, kecemasan yang sebanyak 61 orang (67,8%) dan yang
berupa penyakit dan terlihat dalam beberapa tidak mengalami stroke sebanyak 29
bentuk. Sedangkan menurut Rufaidah (2009) orang (32,2%).
faktor – faktor yang mempengaruhi 3. Setelah dilakukan uji statistik dengan uji
kecemasan adalah: faktor fisik, trauma atau chi – square didapatkan hasil P value
konflik, lingkungan awal yang tidak baik. 0,004 (p<0,05), ini berarti bahwa
terdapat hubungan yang bermakna antara
7

kecemasan dengan kejadian stroke pada


lansia hipertensi di Gampong Teupin Frued dalam Depkes RI. (2011). Kumpulan
Rusep Kecamatan Sawang Kabupaten makalah Pelatihan Asuhan
Aceh Utara. Maka hipotesis Ha diterima Keperawatan Jiwa Tingkat Dasar
dan hipotesis Ho ditolak. dan Standar Asuhan Keperawatan
Disarankan dapat dijadikan sebagai Jiwa. Rumah Sakit Jiwa Pusat.
bahan pendidikan kesehatan dan kiranya Bogor.
dapat menjadi rujukan bagi peneliti
selanjutnya yang ingin meneliti aspek lain Goldszmidt, J.A., dan Caplan, R.L. (2011).
dalam bentuk hubungan kecemasan dengan Esensial Stroke, Jakarta : EGC.
kejadian stroke pada lansia hipertensi.
Kaplan,. dkk. (2010). Sinopsis psikiatri.
REFERENSI Edisi ketujuh. Jakarta : Widya
Arifin. (2016). Faktor-faktor yang Medika.
Berhubungan dengan Kejadian
Hipertensi Pada Kelompok Lanjut Kemenkes RI. (2014). Infodatin Hipertensi.
Usia di Wilayah Kerja UPT Jakarta: Pusat Data dan Informasi
Puskesmas Petang I Kabupaten Kementerian Kesehatan RI.
Bandung Tahun 2016. Skripsi. FK
Universitas Udayana Denpasar. Kustiawan, Ridwan dan Hasriani. (2013).
Gambaran Tingkat Kecemasan
Astuti, Rizkiyani. (2010). Hubungan Jenis Pada Pasien Stroke Iskemik Di
Stroke Dengan Kecemasan Pada Ruang V Rumah Sakit Umum
Care giver Pasien Stroke Di Kota Tasikmalaya.
RSUD Dr. Moewardi Surakarta. Laka, Octavionus Klaudius,. dkk. (2016).
Carpenito. (2009). Diagnosis Keperawatan Hubungan Hipertensi dengan
Aplikasi pada Praktis Klinis, Tingkat Kecemasan pada Lansia
EGC: Jakarta. di Posyandu Lansia Desa
Banjarejo Kecamatan Ngatang
Cutler, Howard C. (2004). Seni Hidup Malang Tahun 2016. Universitas
Bahagia (Alih Bahasa: Alex Tri Tribhuwana Tungga Dewi
Kantjono Widodo. Jakarta: Malang.
Gramedia Pustaka Utama.
Martono, Hadi dan Kris (2010). Geriatri
Detik health. (2017). Kemenkes sebut kasus (ilmu kesehatan usia lanjut), Ed.
hipertensi di Indonesia terus 4. Jakarta : Balai Penerbit FKUI.
meningkat. https://m.detik.com.
Pratiwi,. dkk. (2017). Level Of Anxiety And
Dinas Kesehatan Aceh. (2015). Profil Depression In Post-Stroke
Kesehatan Provinsi Aceh. Patients At DR Hasan Sadikin
Hospital Bandung
Dinas Kesehatan Kabupaten Aceh Utara.
(2016). Profil Kesehatan Pudiastuti, D.R,. (2011). Penyakit Pemicu
Kabupaten Aceh Utara, Dinas Stroke, Yogyakarta : muha
Kesehatan Kabupaten Aceh Utara, Medika.
Lhoksukon.
8

Rufaidah, E. R. (2009). Efektifitas terapi didiagnosa Kusta di Poli Kusta


kognitif terhadap penurunan RSUD Tugurejo Semarang.
tingkat Kecemasan pada Penderita
Asma di Surakarta (Doctoral Uswandari, Baiq Dian. (2017). Hubungan
dissertation Tesis). antara Kecemasan dengan
Kejadian Hipertensi pada Lansia
Trisnaning. (2012). Hubungan Karakteristik di Panti Sosial Tresna Werdha
Tingkat Pengetahuan dengan Tahun 2017. FK Psikologi,
Tingkat Kecemasan Pasien Pasca Universitas Muhammadiyah
Surakarta.

Anda mungkin juga menyukai