Anda di halaman 1dari 9

I.

Judul Praktikum

“Hukum Hook”

II. Tujuan Percobaan

Setelah melakukan percobaan ini siswa diharapkan dapat menentukan


hubungan antara gaya yang bekerja pada pegas dan perpanjangan
pegas.

III. Teori Dasar

Pada tahun 1676, Robert Hooke mengusulkan sutu hokum fisika


yang menyangkut pertambahan panjang sebuah benda elastic yang
dikenai oleh suatu gaya. Menurut Hooke, pertambahan panjang
berbanding lurus dengan yang diberikan pada benda. Secara
matematis, hokum Hooke ini dapat dituliskan sebagai :

𝐹⃑ = 𝑘. 𝑥

Dengan:

𝐹⃑ = gaya yang dikerjakan (N)

x = pertambahan panjang (m)

k = konstanta gaya (N/m)

(Bob Foster, 2004:122-123)

Pegas merupakan salah satu contoh benda elastic, elastis atau


elastsisitas adalah kemampuan sebuah benda untuk kembali ke bentuk
awalnya ketika gaya luar yang diberikan pada benda tersebut
dihilangkan. Jika sebuah gaya diberikan pada sebuah benda yang
elastis, maka bentuk benda tersebut berubah. Untuk pegas dan karet,
yang dimaksudkan dengan perubahan bentuk adalah pertambahan
panjang. Perlu kita ketahui bahwa gaya yang diberikan juga memiliki
batas-batas tertentu. Sebuah karet bisa putus jika gaya tarik yang
diberikan sangat besar, melawati batas elastisitasnya. Demikian juga
sebuah pegas tidak akan kembali ke bentuk semula jika diregangkan
dengan gaya yang sangat besar. Jadi benda-benda elastis tersebut
memiliki batas elastisitas. Setiap pegas memiliki panjang alami, jika
pada pegas tersebut tidak diberikan gaya. Pada kedaan ini, benda yang
dikaitkan pada ujung pegas berada dalam posisi setimbang. Apabila

1
benda ditarik ke kanan sejauh +x (pegas diregangkan), pegas akan
memberikan gaya pemulih pada benda tersebut yang arahnya ke kiri
sehingga benda kembali ke posisi setimbangnya .

Sebaliknya, jika benda ditarik ke kiri sejauh -x, pegas juga


memberikan gaya pemulih untuk mengembalikan benda tersebut ke
kanan sehingga benda kembali ke posisi setimbang.

Besar gaya pemulih F ternyata berbanding lurus dengan simpangan x


dari pegas yang direntangkan atau ditekan dari posisi setimbang
(posisi setimbang ketika x = 0).

Persamaan ini sering dikenal sebagai persamaan pegas dan merupakan


hukum hooke. Hukum ini dicetuskan oleh paman Robert Hooke
(1635-1703). k adalah konstanta dan x adalah simpangan. Tanda
negatif menunjukkan bahwa gaya pemulih alias F mempunyai arah
berlawanan dengan simpangan x. Ketika kita menarik pegas ke kanan
maka x bernilai positif, tetapi arah F ke kiri (berlawanan arah dengan
simpangan x). Sebaliknya jika pegas ditekan, x berarah ke kiri
(negatif), sedangkan gaya F bekerja ke kanan.

Jadi gaya F selalu bekeja berlawanan arah dengan arah simpangan x. k


adalah konstanta pegas. Konstanta pegas berkaitan dengan elastisitas
sebuah pegas. Semakin besar konstanta pegas (semakin kaku sebuah
pegas), semakin besar gaya yang diperlukan untuk menekan atau
meregangkan pegas. Sebaliknya semakin elastis sebuah pegas
(semakin kecil konstanta pegas), semakin kecil gaya yang diperlukan
untuk meregangkan pegas. Untuk meregangkan pegas sejauh x, kita
akan memberikan gaya luar pada pegas, yang besarnya sama dengan F
= +kx. Hasil eksperimen menunjukkan bahwa x sebanding dengan
gaya yang diberikan pada benda.

(http://www.gurumuda.com/2008/10/hukum-hooke-dan-elastisitas/)

Getaran adalah gerak bolak-balik secara periodik yang selalu melalui


titik keseimbangan. Satu getaran adalah gerakan dari titik mula-mula
dan kembali ke titik tersebut. Periode (waktu getar) adalah waktu yang
digunakan untuk mencapai satu getaran penuh, dilambangkan T
(sekon atau detik). Frekuensi adalah banyaknya getaran tiap detik,
dilambangkan f (Hertz). Amplitudo adalah simpangan maksimum dari
suatu getaran, dilambangkan A (meter). Simpangan adalah jarak

2
besarnya perpindahan dari titik keseimbangan ke suatu posisi,
dilambangkan Y (meter). Sudut fase getaran adalah sudut tempuh
getaran dalam waktu tertentu, dilambangkan (radian). Fase getaran
adalah perbandingan antara lamanya getaran dengan periode,
dilambangkan. Kecepatan sudut adalah sudut yang ditempuh tiap
satuan waktu

Sebuah pegas yang digantung vertikal ke bawah ujungnya diberi


beban m ditarik dengan gaya F sehingga pegas bertambah panjang
sebesar x, kemudian gaya dilepas, maka beban bersama ujung pegas
akan mengalami gerak harmonik dengan periode :

T = periode (s)

f = frekuensi pegas (Hz)

m = massa beban (kg)

π = 22/7 atau 3,14

k = konstanta pegas (N/m)

Nilai k dapat dicari dengan rumus hukum Hooke yaitu :

𝐹⃑ = 𝑘. 𝑦

Pada pegas :

F = m a = mπ2 y = m y

(http://www.google.co.id/search?hl=id&q=getaran+pegas&btnG=Telu
suri+dengan+Google&meta=&aq=f&oq=)

IV. Alat Dan Percobaan

No. Katalog Nama Alat Jml.


FME 51.01/01 Dsar Statif 1
KST 30/500 Batang Statif, 500 mm 1
KST 30/250 Batang Statif, 250 mm 1
GSN 162 Bosshead, Universal 1
FME 27.01 Beban Bercelah dan Penggantung 1 set
PMK 201 Pasak Penumpu 1
FME 51.27/40 Pegas Helik, 25 N/m 1
KSM 15/105 Mistar, 50 cm 1

3
V. Pengantar Dan Persiapan Percobaan

Bila sebuah benda diregangkan oleh gaya, panjang benda


bertambah. Bila bendamasih berada dalam keadaan elastic (batas
elastisitasnya belum ilampaui), pertambahan panjang x, menurut hooke,
sebanding dengan besar gaya F yang meregangkan benda. Asas ini
berlaku juga pegas heliks, selama batas elastisitas Upegas tidak
terlampaui. Asas ini dapat dirumuskan dalam bentuk persamaan, yaitu:

𝐹⃑ = −𝑘. ∆𝑥

Pada persamaan ini k disebut tetapan pegas yang diselidiki. Bila dibuat
grafik antar F dan Δx, dan persamaan di atas benar, grafik tersebut akan
berbentuk garis lurus.

Setelah semua alat percobaan disiapkan, lakukan langkah berikut inii :

a. Susun alat percobaan yang telah disiapkan seperti terlihat pada


b. Pasang bosshead pada ujung atas atang statif.
c. Masukkan pasak pemikul ke bosshead dan gantung pegas pada
pasak pemikul.

VI. Langkah Percobaan


Catatan: Dalam percobaan ini digunakan 𝑊 ⃑⃑⃑⃑ = 𝑚. 𝑔⃑. Sedangkan
⃑⃑⃑⃑ adalah berat beban (N), m massa (kg), dan 𝑔⃑ adalah percepatan
𝑊
gravitasi (𝑔⃑ = 9,81 𝑚/𝑠 2)
a. Gantung 1 (satu) beban (𝑊 ⃑⃑⃑⃑⃑⃑0 = 0,4905 𝑁) ke ujung bawah pegas.
Nilai ini adalah berat beban awal 𝐹0 untuk pegas.
b. Ukur panjang awal pegas 𝑙0 . Agar tidak membingungkan, ukur
panjang pegas dari suatu titik tetap teratas (misalnya tepi bawah
pasak pemikul) ke suatu titik teatp terbawah (misalnya ujung
bawah pegas).
⃑⃑⃑⃑⃑⃑0 dan 𝑙0 pada bagian Hasil Pengamatan.
c. Catat 𝑊
d. Tambah 1 beban pada beban awal dan ukur panjang pegas l seperti
langkah percobaan b. Catat berat total beban W dan l pada Tabel.
e. Ulangi langkah percobaan e setiap kali dengan penambahan 1
beban dan lengkapi Tabel.

4
VII. Hasil Pengamatan

𝑔⃑ = 9,81 𝑚/𝑠 2

⃑⃑⃑⃑⃑⃑
𝑊0 = 0,4905 𝑁

a. Percobaan I c. Percobaan III


m = 100,43 gram m = 200,43 gram
l0 = 0,08 m l0 = 0,08 m
l1 = 0,101 m l3 = 0,145 m
b. Percobaan II d. Percobaan IV
m = 150,43 gram m = 250,43 gram
l0 = 0,08 m l0 = 0,08 m
l2 = 0,123 m l4 =0,168m
Table 8. Data Pengamatan

∆F = (W -
NO W (N) W0) L (m) ∆L = (L - L0)
0 0,494214 - 0,08 -
1 0,984214 0,49 0,101 0,021
2 1,47421 0,98 0,123 0,043
3 1,96421 1,47 0,145 0,065
4 2,4542 1,96 0,168 0,088

VIII. Perhitungan

Percobaan 0

N = m x g = 0,05043 x 9,8 = 0,494214 N

Percobaan I

N = m x g = 0,10043 x 9,8 = 0,984214 N

∆F = (W - W0)

= 0,984214 – 0,494214 = 0,49

∆L = (L - L0)

= 0,101 – 0,08 = 0,021

5
Percobaan II

N = m x g = 0,15043 x 9,8 = 1,47421 N

∆F = (W - W0)

= 1,47421 – 0,494214 = 0,98

∆L = (L - L0)

= 0,123 – 0,08 = 0,043

Percobaan III

N = m x g = 0,20043 x 9,8 = 1,96421 N

∆F = (W - W0)

= 1,96421 – 0,494214 = 1,47

∆L = (L - L0)

= 0,145 – 0,08 = 0,065

Percobaan IV

N = m x g = 0,25043 x 9,8 = 2,4542 N

∆F = (W - W0)

= 2,4542 – 0,494214 = 1,96

∆L = (L - L0)

= 0,168 – 0,08 = 0,088

Harga konstanta pegas (k)


∆𝐹⃑
𝑘=
∆𝐿

6
a. Percobaan 1 c. Percobaan 3
0,49 𝑁 1,47𝑁
𝑘= = 23,33 𝑁/𝑚 𝑘= = 22,61 𝑁/𝑚
0,021 𝑚 0,065 𝑚
b. Percobaan 2 d. Percobaan 4
0,98 𝑁 1,96 𝑁
𝑘= = 22,79 𝑁/𝑚 𝑘= = 22,27 𝑁/𝑚
0,043 𝑚 0,088 𝑚
Tabel 8. Grafik hasil pengamatan

0.1
Tabel Grafik Hasil Pengamatan

0.08

0.06

0.04

0.02

0
0 0,49 0,98 1,47 1,96

IX. Pembahasan
a) Setelah melakukan Praktikum Hukum Hook ini kami
mendapatkan rata – rata konstanta pegas sebesar :

𝑘1 +𝑘2 +𝑘3 +𝑘4 (23,33+22,79+22,61+22,27)𝑁/𝑚 91 𝑁/𝑚


𝑘𝑟 = = =
4 4 4
= 22,75 𝑁/𝑚
𝑘𝑚 −𝑘𝑟
b) 𝑃𝑒𝑟𝑒𝑠𝑒𝑛𝑡𝑎𝑠𝑖 𝑒𝑟𝑟𝑜𝑟 = 𝑥100%
𝑘𝑚
25−22,75
= 𝑥100% = 9%
25

7
Ket. Interpretasi Persentase Error
Table 9. Interpretasi Persentase Error
Harga (%) Intepretasi
x>50 Berbeda sangat jauh
x<50 Berbeda jauh
x<10 Hampir sama

c) Alat yang digunakan praktek (pegas) sudah berkurang efektifitasnya


sehingga menyebabkan ketidak akuratan dalam melakukan praktek.
Dan juga kurang teliti didalam pengambilan data.
X. Kesimpulan

Adapun kesimpulan yang dapat diambil dari hasil praktikum


mengenai Hukum Hooke ini adalah sebagai berikut :

1. Massa beban atau gaya berbanding lurus dengan pertambahan


panjang pegas.
2. Besarnya konstanta dipengaruhi oleh massa, gaya, dan gravitasi.
Dan dapat terjadi kesalahan atau ketidakakuratan data karena
pengaruh keseimbangan pegas, kesalahan dalam penghitungan
massa maupun gaya.
3. Renggang tidaknya suatu pegas dipengaruhi oleh massa beban yang
digantungkan.
4. Besarnya gaya yang diberikan berbanding lurus dengan
pertambahan panjang pegas (Δx) yaitu panjang akhir – panjang
awal.
5. Konstanta pada masing-masing percobaan berbeda-beda karena
perbedaan bahan yang digunakan atau tingkat keregangan pegas.
6. Hasil Pengukuran konstanta pegas dengan menggunakan pegas
yang sama memiliki nilai yang hampir sama.
7. Menurut hukum Hooke bila sebuah pegas ditarik oleh pasangan
gaya F maka pegas tersebut akan bertambah panjang sebanding
dengan besarnya gaya yang mempengaruhi pegas tersebut.
8. Pertambahan panjang pegas tergantung pada beban yang diberikan,
semakin besar beban yang diberikan semakin besar pula
pertambahan panjang pegas.

8
9. Data-data pada percobaan gerak harmonis sedehana terdapat hasil
yang berbeda akibatnya beban beban yang di berikan tidak sama
(berbeda).
10. Semakin besar beban yang diberikan, semakin cepat pula waktu
yang dibutuhkan pegas untuk mencapai lima kali ke atas ke bawah.

Dari data eksperimental konstanta yang di dapat dengan konstanta


modul hampir sama hal ini dibuktikan berdasarkan data presentasi
error yang menunjukan kurang dari 10%, hal ini membuktikan
keabsahan hukum Hooke.

Anda mungkin juga menyukai