Anda di halaman 1dari 26

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Stroke merupakan penyakit kehilangan fungsi otak yang diakibatkan oleh
berhrntinya suplai darah kebagian otak. Stroke disebabkan oleh
thrombosis,embolisme serebral,iskemia,dan hemoragi serebral. Penderita stroke saat
ini menjadi penghuni terbanyak dibangsal atau ruangan hampir semua pelayanan
rawat inap penderita penyakit saraf.
Angka kejadian stroke didunia diperkirakan 200 per 100.000 penduduk dalam
setahun. Bila ditinjau dari egi usia terjadi perubahan dimana stroke bukan hanya
menyerang usia tua tapi juga menyerang usia muda yang masih produktif. Mengingat
kecatatan yang ditimbulkan stroke permanen,maka sangatlah penting bagi usia muda
untuk mengetahui informasi mengenai penyakit stroke, sehingga mereka dapat
melaksanakan pola gaya hidup sehat agar terhindar dari penyakit stroke.
Di Indonesia, diperkirakan setiap tahun terjadi 500.000 penduduk terkena
serangan stroke dan 25% atau 125.000 meninggal dan sisanya mengalami cacat
ringan atau berat, saat ini stroke menempati urutan ketiga sebagai penyakit
mematikan setelah penyakit jantung dan kanker,sedangka di Indonesia stroke
menempati urutan pertama sebagai penyebab kematian di rumah sakit.
Berbagai fakta diatas menunjukkan bahwa stroke masih merupakan masalah
utama dibidang neurologi maupun kesehatan pada umumnya. Untuk mengatasi
masalah krusial ini diperlukan strategi penanggulangan stroke yang mencakup aspek
preventif terapi ,terapi rehabilitasi,dan promotif.
Keberadaan unit stroke dirumah sakit tak lagi sekedar pelengkap,tetapi sudah
menjadi keharusan,terlebih bila melihat angka penderita stroke yang terus meningkat
dari tahun ke tahun di Indonesia. Karena penanganan stroke yang cepat, tepat, dan
akurat akan meminimalkan kecacatan yang ditimbulkan. Untuk itulah penulis tertarik
untuk menulis laporan untuk memberikan asuhan keperawatan pada klien dengan
stroke.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari penyakit stroke ?
2. Bagaimana etilogi stroke ?
3. Bagaimana patofisiologi stroke ?
4. Bagaimana gambaran klinis stroke ?
5. Bagaimana gambaran pathway stroke ?
6. Konsep keluarga terdiri dari apa saja?
7. Konsep keperawatan keluarga terdiri dari apa saja?
8. Bagaimana pengkajian keluarga stroke ?
9. Apa saja diagnosa pada pasien stroke ?
10. Apa saja intervensi pada pasien stroke ?
11.Apa saja implementasi pada pasien stroke ?
12. Bagaimana evaluasi pasien stroke ?

1.3 Tujuan
1
1. Untuk mengetahui pengertian dari penyakit stroke ?
2. Untuk mengetahui apa etiologi stroke ?
3. Untuk mengetahui patofisiologi stroke ?
4. Untuk mengetahui gambaran klinis stroke ?
5. Untuk mengetahui gambaran pathway stroke ?
6. Untuk mengetahui Konsep keluarga terdiri dari apa saja?
7. Untuk mengetahui Konsep keperawatan keluarga terdiri dari apa saja?
8. Untuk mengetahui pengkajian keluarga stroke ?
9. Untuk mengetahui diagnosa pada pasien stroke ?
10. Untuk mengetahui intervensi pada pasien stroke ?
11. Untuk mengetahui implementasi pada pasien stroke?
12. Untuk mengetahui evaluasi pasien stroke ?

1.4 Manfaat
Menambah jumlah referensi, dan sebagai bahan pembelajaran mengenai asuhan
keperawatan keluarga, khususnya asuhan keperawatan keluarga dengan stroke
hemoregik. Setelah dilakukan asuhan keperawatan keluarga dengan salah satu
anggota keluarga mampu mengenal masalah dan mampu melakukan tindakan
perawatan pada anggota yang mengalami masalah stroke .

BAB 2 KONSEP DASAR

2.1 Pengertian
Menurut WHO Stroke adalah adanya tanda-tanda klinik yang berkembang
cepat akibat gangguan fungsi otak fokal (atau global) dengan gejala-gejala yang

2
berlangsung selama 24 jam atau lebih yang menyebabkan kematian tanpa adanya
penyebab lain yang jelas selain vaskuler.
Stroke merupakan penyakit neurologis yang sering dijumpai harus ditangani
secara cepat dan tepat. Stroke merupakan kelainan fungsi otak yang timbul mendadak
yang disebabkan karena terjadinya gangguan peredaran darah otak dan bisa terjadi
pada siapa saja dan kapan saja (Muttaqin,2008).
Stroke adalah cidera otak yang berkaitan dengan obstruksi aliran darah otak
(Corwin, 2009).
Stroke adalah sindrom klinis yang ditandai dengan berkembangnya tiba-tiba
deficit neurologis persisten focus sekunder terhadap peristiwa pembuluh darah (2009)
Stroke merupakan penyebab kecacatan nomor satu di dunia dan penyebab
kematian nomor dua didunia. Duapertiga stroke terjadi di Negara berkembang. Pada
masyarakat barat 80% penderita mengalami stroke iskemik dan 20% mengalami
stroke hemoragik. Insiden stroke meningkat seiring pertambahan usia (Dewanto
dkk,2009).
Stroke adalah penyakit atau gangguan fungsional otak akut fokal maupun
global akibat terhambatnya peredaran darah ke otak. Gangguan peredaran darah otak
berupa tersumbatnya pembuluh darah otak atau pecahnya pembuluh darah di otak.
Otak yang seharusnya mendapat pasokan oksigen dan zat makanan menjadi
terganggu. Kekurangan pasokan oksigen ke otak akan memunculkan kematian sel
saraf neuron. Gangguan fungsi otak ini akan memunculkan gejala stroke
(Junaidi,2011).

2.2 Etiologi
Stroke dibagi menjadi dua jenis yaitu ; stroke iskemik dan stroke
hemoregik(Sudoyo Aru,dkk 2009)
a. Stroke iskemik (non hemoregik) yaitu tersumbatnya pembuluh darah
yang menyebabkan aliran darah ke otak sebagian atau keseluruhan terhenti.
80 % stroke iskemik. Stroke iskemik ini dibagi menjadi 3 jenis yaitu :
1. Stroke trombotik : proses terbentuknya thrombus yang membuat
penggumpalan.
2. Stroke embolik : tertutupnya pembuluh darah arteri oleh bekuan darah.
3. Hipoperfusion iskemik : berkurangnya aliran darah ke seluruh bagian
tubuh karena adanya gangguan denyut jantung.
b. Stroke hemoregik adalah disebabkan oleh pecahnya pembuluh darah
otak. Hampir 70 % kasus stroke hemoregik terjadi pada penderita hipertensi.
Stroke hemoregik ada 2 jenis yaitu :
1. Hemoregik intraserebral : perdarahan yang terjadi di dalam jaringan
otak
2. Hemoregik subaraknoid : perdarahan yang terjadi pada ruang
subraknoid (ruang sempit antara permukaan otak dan lapisan jaringan
yang menutupi otak).
3. Infrak yang berdarah.
4. Sindroma kematian batang otak.

2.3 Patofisiologi

3
Pada keadaan fisiologi normal, aliran darah pada otak selalu tetap yaitu
50 ml/menit/100 gr otak. Hal ini terjadi karena auto regulasi yang
mengembangkan arteri pada waktu hipotensi yang mencakup waktu
hipertensi. Apabila tekanan darah naik terus menerus terjadi maka dapat
menimbulkan perubahan atroklerotik karena perfusi dapat menyebabkan
perdarahan intra kranial. Rupture arteri juga dapat menyebabkan perdarahan
yang akan menimbulkan ekstavansi darah ke otak sekitarnya, darah yang
merembes ini dapat menekan,mengiritasi,dan menimbulkan fase spasme arteri
hemisfer otak.

Rupture arteri juga dapat mengakibatkan terhentinya aliran darah


sehingga timbul iskemik focal dan infrak jaringan otak. Daerah ini akan
mengalami deficit neurologis yang berupa hemiparalisis. Keluarnya darah
yang mendadak dari pembuluh darah otak dapat meningkatkan tekanan darah
cerebrospinalis,hilang : kesadaran maupun gagar otak. Koma terjadi karena
apabila daerah ekstravasal terjadi hematoma yang menimbulkan penekanan
pada seluruh isi krania. (Dr. H. soedomo).

2.4 Gambaran Klinis

Kemungkinan kecacatan yang berkaitan dengan stroke

1. Daerah a. serebri media


a. Hemiplegi kontralateral, sering disertai hemianestesi
b. Hemianopsi homonim kontralateral
c. Afasi bila mengenai hemisfer dominan
d. Apraksi bila mengenai hemisfer nondominan
2. Daerah a. Karotis interna
Serupa dengan bila mengenai
a. Serebri media
3. Daerah
a. Serebri anterior
1. Hemiplegi (dan hemianestesi) kontralateral terutama di tungkai
2. Incontinentia urinae
3. Afasi atau apraksi tergantung hemisfer mana yang terkena
4. Daerah
a. Posterior
a. Hemianopsi homonim kontralateral mungkin tanpa mengenai
b. daerah makula karena daerah ini juga diperdarahi oleh a.
Serebri media
c. Nyeri talamik spontan
d. Hemibalisme
e. Aleksi bila mengenai hemisfer dominan
4
5. Daerah vertebrobasiler
a. Sering fatal karena mengenai juga pusat-pusat vital di batang otak
b. Hemiplegi alternans atau tetraplegi
c. Kelumpuhan pseudobulbar (disartri, disfagi, emosi labil)

2.4 Pathways

2.5 Konsep Keluarga


1. Pemgertian Keluarga
Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala
keluarga dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal di suatu tempat di
bawah satu atap dalam keadaan saling ketergantungan. (Seto, 2012). Keluarga
adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri dari suami-isteri, atau suami-
isteri dan anaknya, atau ayah dan anaknya, atau ibu dan anaknya. (Suprajitno,
2014)
Duval (dalam Ali, 2012) menyatakan bahwa keluarga adalah sekumpulan
orang yang dihubungkan oleh ikatan perkawinan, adaptasi, dan kelahiran yang
bertujuan menciptakan dan mempertahankan budaya yang umum, meningkatkan
perkembangan fisik, mental, dan emosional serta sosial individu yang ada di
dalalamnya, dilihat dari interaksi yang reguler dan ditandai dengan adanya
ketergantungan dan hubungan untuk mencapai tujuan umum.

2. Tipe Keluarga

Tipe keluarga menurut Harmoko (2012) yaitu sebagai berikut :

a. Nuclear Family
Keluarga inti yang terdiri atas ayah, ibu, dan anak yang tinggal dalam satu
rumah di tetapkan oleh sanksi-sanksi legal dalam suatu ikatan perkawinan,
satu/ keduanya dapat bekerja di laur rumah.

b. Extended Family
Keluarga inti ditambahkan dengan sanak saudara, misalnya nenek, kakek,
keponakan, saudara sepupu, pama, bibi, dan sebagainya.

c. Reconstitud Nuclear
Pembentukan baru dari keluarga inti melalui perkawinan kembali suami/istri,
tinggal dalam pembentuan satu rumah dengan anak-anaknya, baik itu bawaan
dari perkawinan lama maupun hasil dari perkawinan baru. Satu atau keduanya
dapat bekerja di luar rumah.

d. Middle Age/ Aging Couple


Suami sebagai pencari uang. Istri di rumah/ kedua-duanya bekerja di rumah,
anak-anak sudah meningglakan rumah karena sekolah/ perkawinan/meniti
5
karier.

e. Dyadic Nuclear
Suami istri yang sudah berumur dan tidak mempunyai anak, keduanya/salah
satu bekerja di rumah.

f. Single Parent
Satu orang tua sebagai akibat perceraian/ kematian pasangannya dan anak-
anaknya dapat tinggal di rumah/ di luar rumah.

g. Dual Carier
Suami istri atau keduanya berkarier dan tanpa anak.

h. Commuter Married
Suami istri/ keduanya orang karier dan tinggal terpisah pada jarak tertentu,
keduanya saling mencari pada waktu-waktu tertentu.

i. Single Adult
Wanita atau pria dewasa yang tinggal sendiri dengan tidak adanya keinginan
untuk menikah.

j. Three Generation
Tiga generasi atau lebih tinggal dalam satu rumah.

k. Institutional
Anak-anak atau orang-orang dewasa tinggal dalam suatu panti-panti.

l. Comunal
Satu rumah terdiri atas dua/lebih pasangan yang monogami dengan anak-
anaknya dan bersama-sama dalam penyediaan fasilitas.

m. Group Marriage
Satu perumahan terdiri atas orangtua dan keturunannya di dalam satu kesatuan
keluarga dan tiap individu adalah menikah dengan yang lain dan semua adalah
orang tua dari anak-anak.

n. Unmarried paret and child


Ibu dan anak dimana perkawinan tidak dikehendaki, anaknya di adopsi.

o. Cohibing Cauple
Dua orang/ satu pasangan yang tinggal bersama tanpa pernikahan.

3. Fungsi Keluarga
Terdapat fungsi keluarga menurut Dion dan Betan (2013) yaitu :
1) Fungsi afektif
Fungsi afektif merupakan fungsi keluarga dalam memenuhi kebutuhan
pemeliharaan kepribadian dari anggota keluarga.
2) Fungsi sosialisasi

6
Fungsi sosialisasi tercermin dalam melakukan pembinaan sosialisasi pada
anak, membentuk nilai dan norma yang diyakini anak, memberikan batasan
perilaku yang boleh dan tidak boleh pada anak, meneruskan nilai-nilai budaya
keluarga.
3) Fungsi perawatan kesehatan
Fungsi perawatan kesehatan keluarga merupakan fungsi keluarga dalam
melindungi keamanan dan kesehatan seluruh anggota keluarga mengenali
kondisi sakit tiap anggota keluarga. Juga sebagai fungsi istirahat saat sakit.
4) Fungsi ekonomi
Fungsi ekonomi, untuk memnuhi kebutuuhan keluarga seperti sandang,
pangan, papan dan kebutuhan lainnya melalui keefektifan sumber dana
keluarga.
5) Fungsi biologis
Fungsi biologis, bukan hanya ditunjukan untuk meneruskan keturunan tetapi
untuk memelihara dan membesarkan anak untuk kelanjutan generasi
selanjutnya.
6) Fungsi psikologis
Fungsi psikologis, terlihat bagaimana keluarga memberikan kasih sayang dan
rasa aman, memberikan perhtian diantara anggota keluarga, membina
pendewasaan kepribadian anggota keluarga dan memberikan identitas
keluarga.
7) Fungsi pendidikan
Fungsi pendidikan diberikan keluarga dalam rangka memebrikan pengetahuan,
ketrampilan, membentuk perilaku anak, mempersiapkan anak untuk kehidupan
dewasa, mendidik anak sesuai dengan tingkatan perkembanganya.

4. Struktur Keluarga
Struktur keluarga menurut Friedman (dalam Ali,2010) mengatakan ada empat
elemen struktur keluarga, yaitu :
a. Struktur peran keluarga, menggambarkan peran masing-masing
anggota keluarga dalam keluarga sendiri dan perannya di lingkungan
masyarakat atau peran formal dan informal.
b. Nilai atau norma keluarga , menggambarkan nilai dan norma yang
dipelajari dan diyakini oleh keluarga, khususnya yang berhubungan dengan
kesehatan.
c. Pola komunikasi keluarga, menggambarkan bagaimana cara dan pola
komunikasi ayah-ibu (orang tua), ornag tua dengan anak, anak dengan anak,
dan anggota keluarga lain (pada keluarga besar) dengan keluarga inti.
d. Struktur kekuatan keluarga, menggambarkan kemampuan anggota
keluarga untuk mempengaruhi dan mengendalikan orang lain untuk
mengubah perilaku keluarga yang mendukung kesehatan.

5. Tugas Keluarga di Bidang Kesehatan


Sesuai dengan fungsi pemeliharaan kesehatan, keluarga mempunyai tugas di
bidang kesehatan yang perlu dipahami dan dilakukan (Suprayitno, 2014),
meliputi :
7
a. Mengenal masalah kesehatan keluarga. kesehatan merupakan
kebutuhan keluarga yang tidak akan berarti dan karena kesehatanlah kadang
seluruh kekuatan sumber daya dan dana keluarga habis.
b. Memutuskan tindakan kesehatan yang tepat bagi keluarga. Tugas ini
merupakan upaya keluarga yang utama untuk mecari pertolongan yang tepat
sesuai dengan keadaan keluarga, dengan pertimbangan siapa diantara keluarga
yang mempunyai kemampuan memutuskan untuk menentukan tindakan
keluarga.
c. Merawat keluarga yang mengalami gangguan kesehatan. Anggota
keluarga yang mengalami gangguan kesehatan perlu memperoleh tindakan
lanjutan atau perawatan agar masalah yang lebih parah tidak terjadi.
d. Memodifikasi lingkungan keluarga untuk menjamin kesehatan
keluarga.
e. Memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan di sekitarnya bagi
keluarga.

6. Tahapan dan Tugas Perkembangan Keluarga


Menurut Suprayitno (2014) tugas perkembangan keluarga dapat di lihat sesuai
tahap perkembangannya, meliputi :
a. Keluarga baru menikah, bertugas dalam membina hubungan intim
yang memuaskan, membina hubungan dengan keluarga lain, teman dan
kelompok sosial, serta mendiskusikan rencana memiliki anak.
b. Keluarga dengan anak baru lahir, mempunyai tugas mempersiapkan
menjadi orang tua, beradaptasi dengan perubahan adanya anggota keluarga
interaksi keluarga
c. Keluarga dengan anak usia pra-sekolah, bertugas memenuhi kebutuhan
anggota keluarga misal kebutuhan tempat tinggal, privasi, dan rasa aman,
membantu anak untuk bersosialisasi, beradaptasi dengan anak yang baru lahir,
sementara kebutuhan anak yang lain (tua) juga harus terpenuhi.
d. Keluarga dengan anak usia sekolah, mempunyai tugas membantu
sosialisasi anak terhadap lingkungan luar rumah sekolah, dan lingkungan lebih
luas (yang tidak/kurang diperoleh dari sekolah atau masyarakat),
mempertahankan keintiman pasangan, dan memenuhi kebutuhan yang
meningkat termasuk biaya kehidupan dan kesehatan anggota keluarga.
e. Keluarga dengan anak remaja, mempunyai tugas memberikan
kebebasan dan bertanggung jawab mengingat remaja adalah seorang dewasa
muda dan mulai memiliki otonomi, mempertahankan hubungan intim dalam
keluarga, mempertahankan komunikasi terbuka antara anak dan orang tua.
f. Keluarga mulai melepas anak sebagai dewasa, mempunyai tugas
perkembangan dalam memperluas jaringan keluarga dari keluarga inti menjadi
keluarga besar, mempertahankan keintiman pasangan, membantu anak untuk
mandiri sebagai keluarga baru di masyarakat, serta penataan kembali peran
orang tua dan kegiatan di rumah.

8
g. Keluarga usia pertengahan, bertugas mempertahankan individu dan
pasangan usia pertengahan, mempertahankan hubungan yang serasi dan
memuaskan dengan anak-anaknya dan sebaya, serta meningkatkan keakraban
pasangan.
h. Keluarga usia lanjut, mempunyai tugas perkembangan
mempertahankan suasana kehidupan rumah tangga yang saling menyenangkan
pasangannya, adaptasi dengan perubahan yang akan terjadi kehilangan
pasangan, kekuatan fisik, dan penghasilan keluarga, mempertahankan
keakraban pasangan dan saling merawat, serta melakukan life review masa
lalu.

2.6 Konsep Keperawatan Keluarga


1. Pengertian
Asuhan keperawatan keluarga adalah suatu rangkaian kegiatan yang
diberikan melalui oraktik keperawatan dengan sasaran keluarga. Friedman
(dalam Ali,2010) menggambarkan bahwa proses keperawatan keluarga yang
digunakan akan berbeda-beda tergantung pada siapa yang menjadi fokus
perawatan (Suprajitno,2014)

2. Proseses Keperawatan
Proses Keperawatan adalah kerangka kerja dalam melaksanakan tindakan
yang diberikan agar proses pertolongan yang diberikan menjadi sistematis.
Sekumpulan tindakan yang dipilih secara matang dalam usaha memperbaiki
status kesehatan ini dapat menambah kemampuasn dalam menyatakan masalah
kesehatannya ( Baylon,1987 dalam Ali, 2010).

3. Tahap Pengkajian Asuhan Keperawatan Keluarga

Pengkajian adalah suatu tahapan ketika seorang perawat mengumpulkan


informasi secara terus menerus tentang keluarga yang dibinanya.
a. Pengumpulan data
Pengumpulan data (informasi) dari keluarga dapat menggunakan
metode wawancara, obsevasi fasilitas rumah, pemeriksaan fisik pada setiap
anggota keluarga, dengan menggunakan data sekunder ,misalnya hasil
laboratorium, hasil x-ray, pap smear dan lain sebagainya. (Suprajitno,2014)
Hal-hal yang termasuk data dalam pengkajian keluarga adalah:
a. Data umum
Pengkajian terhadap data umum keluarga meliputi: Nama kepala
keluarga, Umur , Alamat dan telfon, Pekerjaan kepala keluarga,
Pendidikan kepala keluarga, Komposisi keluarga (penghuni rumah,
usia, jenis kelamin, hubungan dengan Kepala Keluarga, pendidikan
terakhir, pekerjaan, dan keterangan terkait dengan status kesehatan
anggota keluarga), tipe keluarga,suku bangsa, agama, status
social,aktifitas rekreasi dan genogram. Genogram keluarga menurut
Achjar 2012 adalah suatu diagram yang menggambarkan minimal 3
generasi keluarga.
9
Laki-laki Perempuan Identifikasi
klien yang
sakit

Meninggal Menikah Pisah

Cerai Cerai
Anak
angkat/adopsi

Dengan Aborsi Kembar Tinggal


dalam satu
rumah

Gambar.2.5 Keterangan Genogram (padila, 2012)

2) Riwayat dan tahap perkembangan keluarga


a) Tahap perkembangan keluarga saat ini ,tahap perkembangan
keluarga saat diturunkan oleh anak tertua dari keluarga inti.
b) Tahap perkembangan keluarga yang blm terpenuhi
c) Riwayat keluarga inti, menjelaskan mengenai riwayat
terbentuknya keluarga inti, penyakit yang diderita keluarga orang
tua (adanya penyakit menular atau penyakit menular di keluarga)
d) Riwayat keluarga sebelumnya( suami istri) meliputi riwayat
penyakit keturunan dan penyakit menular di keluarga dan riwayat
kebiasaan/gaya hidup yang mempengaruhi kesehatan.
3) Pengkajian lingkungan meliputi : Karakteristik rumah, Karakteristik
tetangga, Mobilitas geografis keluarga.
4) Struktur keluarga meliputi pola komunikasi keluarga, struktur
kekuatan keluarga, struktur peran, nilai atau norma keluarga
5) Fungsi keluarga meliputi fungsi afektif, fungsi sosialisai dan
fungsi perawatan kesehatan
6) Stress dan koping keluarga
a) Stressor jangka panjang dan stressor jangka pendek serta
kekuatan keluarga.
b) Respon keluarga terhadap stressor.
c) Strategi koping yang digunakan.
10
d) Strategi adaptasi yang disfungsional (adakah cara keluarga
mengatasi masalah secara maladaptif)
7) Pemeriksaan fisik
a) Tanggal pemeriksaan fisik dilakukan
b) Pemeriksaan kesehatan dilakuakan pada seluruh anggota
keluarga
c) Aspek pemeriksaan fisik melalui vital sign, rambut, kepala,
mata, mulut, THT, leher, thorax, abdomen, ekstremitas atas dan
bawah, sistem genetalia.
d) Kesimpulan dari hasil pemeriksaan fisik.
8) Harapan keluarga meliputi, harapan terhadap masalah
kesehatan keluarga dan harapan terhadap petugas kesehatan yang ada.

4. Diagnosis Asuhan Keperawatan Keluarga


1. Gangguan mobilitas fissik berhubungan dengan ketidak mampuan
keluarga merawat 1anggota keluarga yang sakit.
2. Pemeliharaan kesehatan tidak efektif berhubungan dengan
ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga yang stroke
3. Resiko cedera pada Ny. R berhubungan dengan ketidakmampuan
kluarga memodifikasi lingkungan

5. Tujuan Asuhan Keperawatan Keluarga

1. Gangguan mobilitas fissik berhubungan dengan ketidak mampuan


keluarga merawat 1anggota keluarga yang sakit dapat teratasi dan kluarga
dapat merawat pasien dengan cara yang benar merawat orang stroke.
2. Pemeliharaan kesehatan tidak efektif berhubungan dengan
ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga yang stroke
3. Resiko cedera pada Ny. R berhubungan dengan ketidakmampuan
kluarga memodifikasi lingkungan

6. Intervensi Asuhan Keperawatan Keluarga


1. Gangguan mobilitas fissik berhubungan dengan ketidak mampuan
keluarga merawat 1anggota keluarga yang sakit dapat teratasi dan kluarga
dapat merawat pasien dengan cara yang benar merawat orang stroke

1. Kaji keluarga tentang latihan otot pasien.


2. Monitor ttv,kekuatan otot pasien dan fungsi alat gerak yang
mengalami kelumpuhan.
3. Diskusikan dengan keluarga tentang latihan pasien stroke dan
cara yang baik dan benar.
4. Motivasi keluarga untuk menjelaskan kembali apa yang telah
diajarkan(dipraktekkan)
5. Berikan pujian pada keluarga atas keberhasilannya dalam
menjelaskan dan mempraktekkannya.

11
2. Pemeliharaan kesehatan tidak efektif berhubungan dengan
ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga yang stroke

1. Monitor ttv, warna dan suhu kulit

2. Kaji keluarga cara merawat pasien/ keluarga yang sakit..

3. Diskusikan dengan keluarga pengertian stroke, tanda dan gejala


serta penyebabnya dan apa saja yang harus dilakuakan untuk
memelihara kesehatan pasien stroke

4. Motivasi keluarga untuk menjelaskan kembali.

5. Berikan pujian pada keluarga atas keberhasilannya

3. Resiko cedera pada Ny. R berhubungan dengan ketidakmampuan


kluarga memodifikasi lingkungan

1. Kaji pengetahuan keluarga tentang memodifikasi lingkungan


yang aman.
2. Monitor tanda-tanda vital pasien
3. Diskudikan dengan keluarga tentang modifikasi lingkungan
agar pasien tidak cidera
4. Motivasi keluarga untuk menjelaskan kembali
5. Berikan pujian pada keluarga atas keberhasilannya

BAB 3 ASUHAN KEPERAWATAN

12
3.1 Pengkajian

Pengkajian dilakukan pada Ny. R tanggal 21 Oktober 2018 di Rt 5 Rw 6 Dembo


Arjosari Pcitan Jawa Timur pukul 10.00.

Data Umum

1. Nama Kepala Keluarga : Tn. H


2. Umur : 62 tahun
3. Pendidikan : SMA
4. Pekerjaan : Petani
5. Agama : Islam
6. Alamat Lengkap : Rt 15 Rw 6 Dembo Arjosari Pacitan
Jawa Timur
7. Komposisi Keluarga

Data Pasien ;

1. Nama Pasien : Ny. R


2. Umur : 60 Tahun
3. Pendidikan :SMA
4. Pekerjaan : Ibu rumah tangga
5. Agama : Islam
6. Alamat Lengkap : Rt 15 Rw 06 Dembo Arjosari Pacitan
Jawa Timur
7. Komposisi keluarga : tinggal serumah dengan suami, anaknya ada 2
sudah menikah semua dan tinggal diluar kota

NO NA JENIS UM HUB. AGA PENDID PEKERJ


MA KELA UR DENG MA IKAN AAN
MIN AN
KELUA
RGA
1 Tn. Laki- 62 KK Islam SMA Wiraswa
H laki tahu sta
n
2 Ny. Pr 60 Istri Islam SMA IRT
R tahu
n

13
Genogram

KETERANGAN :

= Perempuan meninggal = garis pernikahan

= garis keturunan

=Laki-laki meninggal

= penderita

= tinggal 1 rumah

8. Tipe Keluarga

Keluarga Tn. H yaitu tipe Middle Age/ Aging Couple karena hanya tinggal
berdua ditumah karena anak-anaknya sudah berumah tangga sendiri
9. Budaya
Bahasa yang digunakan keluarga Tn. H adalah bahasa jawa, kadang juga
bahasa indonesia, karena keluarga Tn. H berasal dari Jawa timur, dalam
keluarga tidak ada makanan tantangan apapun, yang penting makanannya
halal, Keluarga Tn. H pada jam makan pagi dan makan malam hari pasti
makan bersama- sama.
10.Agama
Keluarga Tn. H beragama islam semua, Tn. H, Ny. R. dan menjalankan
ibadah 5 waktu.

14
11. Status Sosial Ekonomi Keluarga
Tn. H adalah seorang petani , penghasilan Tn. H perbulan kira- kira Rp.
1.000.000 untuk kebutuhan sehari- haripun terpenuhi, sedangkan
pengeluaran dikeluarga Tn. H kurang lebih 500.000, dan sisanya ditabung.
Dilihat dari penghasilan keluarga setiap bulannya, keluarga tersebut
memiliki status ekonomi cukup.

12.Kebutuhan rekreasi keluarga


Aktivitas rekreasi dalam rumah tangga selama ini dilakukan dengan
berkumpul bersama keluarga sambil nonton tv dan berkebun . Aktivitas
rekreasi diluar rumah, setiap dua bulan sekali Tn. H dan Ny. R pergi
menengok cucunya di Madiun.

I. Riwayat dan Tahapan Perkembangan Keluarga

13.Tahap perkembangan keluarga saat ini


Pada saat ini keluarga Tn. H pada keluarga lansia hidup berdua dengan
istrinya, semua anaknya sudah berkeluarga.

14.Tugas tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi


Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi tidak ada
1. Mempertahankan keintiman pasangan
Tn. H dan Ny. R juga selalu menjaga keintiman pasangan, pembagian
peran dan kegiatan rumah tanggapun terpenuhi.

15.Riwayat keluarga inti


Keluarga mengatakan ada yang megalami penyakit serius yaitu Ny. R ada
riwayat hipertensi keturunan dari ibunya dan sekarang terkena stroke.

16.Riwayat keluarga sebelumnya


Dari hasil pengkajian Ny. R terkena stroke sudah satu tahun, sebelumnya
Ny. R hanya mengeluh sering pusing,tengkuk leher sakit/kaku, dan tidak
perah periksa ke rumah sakit. Klien mengatakan 1 tahun yang
laluterjatuh/terpeleset dilantai kamar dan setelah itu beliau dibawa ke rs
dan tangan dan kaki kirinya tidak bisa digerakkan.

II. Lingkungan
17.Karakteristik rumah
Rumah Tn. A terdiri dari ruang tamu, ruang keluarga, 3 kamar tidur, dapur,
dan satu kamar mandi. Cara pengaturan perabotan rumah tangga kurang
rapi, kebiasaan merawat rumah disapu satu kali dalam sehari, ukuran
rumah 7 x 5 m2, tipe rumah permanen, atap terbuat dari genting, lantai
plesteran licin , fentilasi hanya di depan ruang tamu, dan keluarga mandi
memakai air sumur .
18.Karakteristik tetangga dan komunitas

15
Lingkungan tetangga umumnya penduduk asli dari Pacitan , dan ada yang
dari pendatang, hubungan antar penduduk cukup baik. Tn. H selalu
mengikuti acara perkumpulan maupun acara yang lain di lingkungan
sekitar rumah. Ny. R juga selalu mengikuti acara perkumpulan maupun
acara yang lain di lingkungan sekitar rumah.
19.Mobilitas geografis keluarga
Keluarga Tn. H adalah penduduk asli di wilayah Pacitan, sarana
transportasi yang biasa digunakan adalah sepeda motor.
20.Interaksi dengan masyarakat
Didalam masyarakat Tn. H dan Ny. R selalu mengikuti acara yang ada
disekitar rumah, Tn. H , Ny. R dapat bersosialisasi dengan orang lain
secara baik.

III. Struktur Keluarga


21. Pola komunikasi keluarga
Pola komunikasi dalam keluarga Tn. H pada komunikasi yang digunakan
setiap hari- harinya oleh keluarganya adalah komunikasi terbuka
menggunakan bahasa jawa dan indonesia. Keluarga Tn. H selalu
membiasakan setiap anggota keluarganya bebas menyampaikan pendapat,
keluhan, masukan, meskipun berupa kritikan maupun saran.

22. Struktur kekuatan keluarga


Keluarga Tn. H dalam mengambil suatu keputusan adalah dari hasil
musyawarah bersama Ny. R .

23. Struktur peran


a. Tn. H
Peran Formal : Tn. A berperan sebagai anggota masyarakat
dan sebagai pemandu minum obat dan melatih
Ny. R yaitu ROM.

Peran informal : sebagai kepala keluarga, suami, dan pencari

nafkah keluarga.

b. Ny. R
Peran Formal : Ny. R saat ini hanya diam dirumah .

Peran informal : sebagai ibu rumah tangga, dan sebagai istri

24. Nilai dan norma budaya


Keluarga meyakini bahwa kesehatan sangat penting dan harus dijaga,
sehingga keluarga membiasakan cuci tangan sebelum makan, menjaga
kebersihan dan memperhatikan kecukupan gizi dalam keluarga. Tn. H
juga memegang norma- norma yang berlaku di masyarakat, jika ada

16
anggota keluarga yang agak menyimpang perilakunya, maka anggota
keluarga yang lain akan mengingatkannya.

IV. Fungsi Keluarga


25.Fungsi afektif
Keluarga Tn. H saling menyayangi, menghormati, memberikan perhatian,
dan kasih sayang dan saling memberikan semangat antar anggota keluarga
yang lain.
26.Fungsi sosialisasi
Tn. H dan Ny. R aktif dalam kegiatan kemasyarakatan salah satunya
adalah pengajian dan arisan. Hubungan dengan keluarga dan tetangga
baik.
27.Fungsi perawatan kesehatan
Keluarga mengatakan sedikit sekali pengetahuannya tentang penyakit
Stroke yang dialami Ny. R karena Tn. H dan Ny. R tidak pernah cek up
rutin kesehatannya di dokter. Saat merasa pusing hanya minum obat
warung. Tn. H mengatakan selama ini mengabaikan kesehatannya.

28. Fungsi Reproduksi


Ny. R sudah menopous dan tidak ada penyakit reproduksi

29.Fungsi Ekonomi
Keluarga mengatakan penghasilannya dan usahanya sekarang masih
cukup untuk memenuhi kebutuhan anggota keluarga. Cukup untuk hari tua

V. Stress Dan Koping Keluarga


30. Stressor jangka panjang dan pendek
Keluarga Tn. H mengatakan jarang mengalami stress yang sifatnya
berkepanjangan.

31. Kemampuan keluarga berespon terhadap stressor/ masalah


Keluarga mengatakan kadang merasa bosan dan putus asa saat merawat
Ny. R karena terkadang perilaku Ny. R sering menguji kesabaran.

32. Strategi dan koping yang digunakan


Keluarga mengatakan memberikan nasehat bila perilaku menyimpang dan
tidak patuh akan larangan dokter. Dan keluarga saling menguatkan satu
sama lain untuk mencapai kesembuhan untuk Ny. R

VI. Harapan Keluarga


33. Harapan keluarga terhadap perawat, masalah kesehatan.
Keluarga berharap perawat dapat memberikan informasi tentang masalah
kesehatan Ny. R yaitu apa saja kegiatan yang harus dilakukan untuk
melatih anggota gerak yang mengalami kelumpuhan karena Stroke
Hemoregik yang diderita.

VII. Data Tambahan


1. Nutrisi
17
Frekuensi makan keluarga 3 kali sehari dengan jenis makanan nasi, sayur,
lauk tempe dan tahu,daging setiap seminggu sekali. dalam sehari keluarga
minum air teh dan putih kurang lebih 7 gelas perhari.
2. Eliminasi
Klien BAB 1 kali dalam sehari dengan konsistensi lembek dan warna serta
bau khas feses. Kencing dalam sehari sekitar kurang lebih 5-6 kali warna
kuning jernih.
3. Istirahat, tidur
Klien mengatakan saat di malam hari selalu tidur nyenyak dan tidak
mengalami gangguan istirahat tidur. Dalam sehari klien tidur kurang lebih
7 jam.
4. Aktivitas sehari- hari
Tn. H kegiatan yang sering dilakuan yaitu bertani disawah milik sendiri,
sedangkan Ny. R hanya ibu rumah tangga.
5. Merokok
Dalam keluarga ada yang merokok yaitu Tn. H

VIII. Pemeriksaan Fisik

Pemeriksaan Anggota Keluarga


Bp H. Ibu R.
KU baik baik
Kesadaran composmentis composmentis
TTV Td: 120/80 Td: 180/100
mmHg mmHg
N:78x/ menit N:88 x/ menit
RR: 20 RR: 21
S: 36,3 ˚C S: 36,8 ˚C
Kepala Bersih, Bersih,
rambut rambut hitam
Nampak ada Nampak
uban sedikit uban
BB/ TB 65 kg/ 168 cm 70 kg / 155cm
Mata Simetris Simetris
Anemis(-) Anemis(-)
Ikterik(-) Ikterik(-)
Hidung Sekret (-) Sekret (-)
Mulut Mukosa bibir Mukosa bibir
lembab kering
Leher Pembesaran Pembesaran
kelenjar kelenjar
tyroid (-) tyroid (-)
Paru I: simetris I: simetris
P: vokal P: vokal
vremitus vremitus
sama sama

18
P: sonor P: sonor
A: vesikuler A: vesikuler
Jantung I: IC tidak I: IC tidak
terlihat terlihat
P: IC teraba P: IC teraba
intercosta intercosta
4,5 4,5
P: pekak P: pekak
A: SI S2 A: SI S2
reguler reguler
Abdomen I: datar, tidak I: datar, tidak
ada acites ada acites
A: 8 x/ menit A: 8 x/ menit
P: timpani P: timpani
P: tidak ada P: tidak ada
nyeri tekan nyeri tekan
Ekstermitas Tidak ada Tidak ada
kelainan, kelainan,
edema(-) edema(-)
Kulit Turgor baik Turgor baik

Terapi

Analisa Data

No Data Dx keperawatan
1. Ds : Gangguan mobilitas
1. Ny. R mengatakan tidak bisa fissik berhubungan
beraktivitas apa-apa, ia beraktivitas dengan ketidak mampuan
saat ada yang memapahnya/ keluarga merawat
membantu berjalan. anggota keluarga yang
2. Ny. R mengatakan saya dulu sakit.
pernah belajar berjalan menggunakan
tongkat tapi semenjak jatuh saya
takut untuk belajar berjalan lagi.
Sekarang saya kalau mau berjalan
minta di bopong/dipapah orang lain.
3. Ny. R mengatakan 3 bulan
yang saat saya sakit mulut saya juga
ikut perot.
Do :
1. Ny. R hanya tiduran di tempat
tidur atau duduk dikursi dekat tempat
tidurnya.
2. Tidak pernah mau dilakukan
ROM pasif.

19
2. Ds: Pemeliharaan kesehatan
1. Tn. H mengatakan 3 bulan tidak efektif berhubungan
yang lalu membawa Ny. R ke rumah dengan ketidakmampuan
sakit dan dibawa ke terapi, dan keluarga merawat
sekarang tidak terapi lagi karena anggota keluarga yang
tidak ada perubahan pada Ny. R dan stroke
pengobatan dihentikan.
Do :
1. Keluarga klien tidak pernah
melatih klien untuk mobilisasi.

3. Ds : Resiko cedera pada Ny. R


1. Ny. R mengatakan pernah berhubungan dengan
jatuh ketidakmampuan kluarga
Do : memodifikasi lingkungan
1. Lantai rumah terbuat dari
plester yang licin.
2. Penerangan dirumah kurang
3. Dikamar mandi tidak ada
pegangan atau pengaman untuk klien
saat di kamar mandi

Scoring
1. Gangguan mobilitas fissik berhubungan dengan ketidak mampuan
keluarga merawat anggota keluarga yang sakit.

No Kriteria Score Pembenaran


1. Sifat masalah: 3/3 x 1= 1 Masalah adalah actual karena
Kurang sehat sudah terjadi
2. Kemungkinan maslah 1/2x 2 =1 Tingkat pengetahuan keluarga
dapat diubah: yang kurang, dan Ny. R tidak mau
sebagian dilakukan terapi, tapi keluarga
sudah berusaha untuk mengobati
3. Potensi dicegah : 1/3 x1= Masalah sudah terjadi lama dan
rendah 1/3 sudah menjadi gangguan pada Ny.
R
4. Menonjolnya maslah: 0/2x1= Masalah ganggua mobilisasi fisik
Masalah tidak 0 tidak dirasakan oleh
dirasakan keluargakarena sudah berjalan
lama
Jumlah 21/3

20
2. Pemeliharaan kesehatan tidak efektif berhubungan dengan
ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga yang stroke

No Kriteria Score Pembenaran


1. Sifat masalah: 3/3x1= 1 Masalah pemeliharaan kesehatan
Tidak sehat tidak efektif adalah actual.
2. Kemungkinan 1/2x 2 =1 Karena pengetahuan keluarga
masalah dapat diubah: tentang pemeliharaan kesehatan
sebagian kurang,sementara sumber daya
keluarga cukup.
3. Potensi dicegah : 2/3 x1= Penyakit sudah berjalan
cukup 2/3 lama,sudah mengalami gangguan
gerak, keluarga sekarang tidak
mengupayakan kegiatan mencari
kesehatan.
4. Menonjolnya maslah: 1/2x1= Keluarga menganggap sakitnya
Tidak perlu segera 1/2 Ny. R merupakan penanganan
ditangani. segera karena sudah berjalan lama.
Jumlah 31/6

3. Resiko cedera pada Ny. R berhubungan dengan ketidakmampuan


kluarga memodifikasi lingkungan

No Kriteria Score Pembenaran


1 Sifat masalah : 2/3x1 = 2/3 Masalah belum terjadi tetapi ada
ancaman kesehatan riwayat pernah jatuh,sehingga
tidak sehat diperlukan upaya pencegahan
supaya tidak terjadi cedera
2 Kemungkinan 1/2x2=1 Masalah tidak terlalu mudah di
masalah dapat ubah karena dana dan kemauan
diubah : sebagian keluarga untuk mengatasi
masalah
3 Kemungkinan 1/2x1=1/2 Dalam masalah ini keluarga telah
masalah dapat dicegah melakukan sebagian upaya
: cukup pencegahancedera dengan
membuat wc duduk dari kursi.
4 Menonjolnya 1/2x1=1/2 Ny. R pernah jatuh dan
masalah : masalah ,menimbulkan trauma psikologis
21
berat harus segera
ditangani
Jumlah 25/6

3.2 Diagnosa Keperawatan Prioritas


1. Gangguan mobilitas fissik berhubungan dengan ketidak mampuan
keluarga merawat 1anggota keluarga yang sakit.
2. Pemeliharaan kesehatan tidak efektif berhubungan dengan
ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga yang stroke
3. Resiko cedera pada Ny. R berhubungan dengan ketidakmampuan
kluarga memodifikasi lingkungan

3.3 Intervensi
12 Oktober 2018 10.30

No Tujuan dan kriteria hasil Intervensi


1 Setelah dilakukan tindakan 1. Kaji keluarga tentang
keperawatan pada Gangguan latihan otot pasien.
mobilitas fissik dengan kriteria 2. Monitor ttv,kekuatan otot
hasil : pasien dan fungsi alat gerak yang
1. Keluarga dapat mengalami kelumpuhan.
memahami apa yang 3. Diskusikan dengan
diajarkan perawat dalam keluarga tentang latihan pasien
merawat pasien stroke. stroke dan cara yang baik dan
benar.
4. Motivasi keluarga untuk
menjelaskan kembali apa yang
telah diajarkan(dipraktekkan)
5. Berikan pujian pada
keluarga atas keberhasilannya
dalam menjelaskan dan
mempraktekkannya.
2. Setelah dilakukan tindakan 1. Monitor ttv, warna dan
keperawatan satu kali pertemuan suhu kulit
dengan pasien dan keluarga dengan 2. Kaji keluarga cara
Tanya jawab maka masalah tentang merawat pasien/ keluarga
pemeliharaan kesehatan keluarga yang sakit..
oleh pasien dapat teratasi dengan 3. Diskusikan dengan
kriteria hasil ; keluarga pengertian stroke,
1. Keluarga dapat tanda dan gejala serta
mengerti tentang cara penyebabnya dan apa saja
pemeliharaan kesehatan yang harus dilakuakan untuk
pasien stroke dapat memelihara kesehatan pasien
melakukan tindakan yang stroke
4. Motivasi keluarga untuk
benar
22
menjelaskan kembali.
5. Berikan pujian pada
keluarga atas keberhasilannya

3. Setelah dilakukan tindakan 1. Kaji pengetahuan


keperawatan berupa Tanya jawab keluarga tentang
dengan pasien dan keluarga dalam memodifikasi
satu hari atau satu kali pertemuan lingkungan yang
tentang modifikasi lingkungan yang aman.
aman untuk pasien stroke dapat 2. Monitor tanda-
teratasi dengan kriteria hasil : tanda vital pasien
1. Kluarga paham 3. Diskudikan
tentang modifikasi dengan keluarga
lingkungan yang aman tentang modifikasi
untuk pasien stroke lingkungan agar
2. Ada tindakan pasien tidak cidera
lanjutan tentang modifikasi 4. Motivasi keluarga
lingkungan oleh keluarga untuk menjelaskan
kembali
5. Berikan pujian
pada keluarga atas
keberhasilannya

3.4 Implementasi

Tanggal Implementasi Paraf


8 oktober 2018 1. Mengkaji keluarga tentang latihan otot pasien. Afriza
10.45 2. Memonitor ttv,kekuatan otot pasien dan fungsi alat Afriza
gerak yang mengalami kelumpuhan.
3. Mendiskusikan dengan keluarga tentang latihan Afriza
pasien stroke dan cara yang baik dan benar.
4. Memotivasi keluarga untuk menjelaskan kembali apa Afriza
yang telah diajarkan(dipraktekkan)
Afriza
5. Memberikan pujian pada keluarga atas
keberhasilannya dalam menjelaskan dan
mempraktekkannya.
8 oktober 2018 1. Memonitor ttv, warna dan suhu kulit Afriza
11.30 2. Mengkaji keluarga cara merawat pasien/ keluarga Afriza
yang sakit..
Afriza
3. Mendiskusikan dengan keluarga pengertian stroke,
tanda dan gejala serta penyebabnya dan apa saja yang
harus dilakuakan untuk memelihara kesehatan pasien
stroke Afriza
23
4. Memotivasi keluarga untuk menjelaskan kembali. Afriza
5. Memberikan pujian pada keluarga atas
keberhasilannya

1. Mengkaji pengetahuan keluarga Afriza


tentang memodifikasi lingkungan yang
aman. Afriza
2. Memonitor tanda-tanda vital pasien Afriza
3. Mendiskusikan dengan keluarga
tentang modifikasi lingkungan agar pasien
Afriza
tidak cidera
4. Memotivasi keluarga untuk Afriza
menjelaskan kembali
5. Memberikan pujian pada keluarga atas
keberhasilannya

3.5 Evaluasi

Tanggal Evaluasi Paraf


8 Oktober S: Keluarga mengatakan sudah paham mengenai
2018 12.00 materi tentan cara melatih kekuatan otot pasien dengan ROM
O: Saat diberi pertanyaan keluarga kooperatif
dan menguasai materi Afriza
A: Masalah teratasi
P: -
8 Oktober S: Keluarga paham tentang cara yang baik dan bemar dalam
2018 12.10 merawat pasien, dalam pendampingan perarwatan Ny. R Afriza
O: keluarga atau Tn. H tampak paham tentang apa yang
diucapkan perawat
A: Masalah teratasi Afriza
P: -
S : Keluarga paham dan akan membuat lingkungan yang aman Afriza
untuk pasien stroke agar tidak terjatuh
O : suami Ny. R Nampak serius dan paham tentang apa yang
perawat bicarakan
A : masalah teratasi
P:-

24
A. BAB 4 KESIMPULAN DAN SARAN
1.1 Kesimpulan
Stroke merupakan penyakit kehilangan fungsi otak yang diakibatkan oleh
berhrntinya suplai darah kebagian otak. Stroke disebabkan oleh
thrombosis,embolisme serebral,iskemia,dan hemoragi serebral. Penderita stroke
saat ini menjadi penghuni terbanyak dibangsal atau ruangan hampir semua
pelayanan rawat inap penderita penyakit saraf. Terkadang gejala stroke sering
diabaikan oleh masyarakat dan pengobatannya seting terlambat.

4.2 Saran
Kita harus selalu menjaga kesehatan dan rutin melakukan check up rutin saat
umur lansia. Menjaga pola makan dan perbanyak olah raga di pagi hari setelah
sholat subuh. Usia lansia seharusnya lebih di berikan bimbingan oleh anak-anaknya
dan diberikan pendampingan.

25
DAFTAR PUSTAKA

Lampiran

26

Anda mungkin juga menyukai