Anda di halaman 1dari 8

Jurnal Veteriner Juni 2016 Vol. 17 No.

2 : 257-264
pISSN: 1411-8327; eISSN: 2477-5665 DOI: 10.19087/jveteriner.2016.17.2.257
Terakreditasi Nasional SK. No. 15/XI/Dirjen Dikti/2011 online pada http://ojs.unud.ac.id/php.index/jvet

Vaksin Kombinasi Newcastle Disease dengan Avian Influenza


Memicu Imunitas Protektif pada Ayam Petelur terhadap
Penyakit Tetelo dan Flu Burung
(COMBINED NEWCASTLE DISEASE (ND)
AND AVIAN INFLUENZA (AI) VACCINES INDUCE PROTECTIVE IMMUNE RESPONSE
IN COMMERCIAL LAYER AGAINST ND AND AI)

Gusti Ayu Yuniati Kencana1, I Nyoman Suartha2,


Ni Made Ayu Sintya Paramita3, Arini Nur Handayani4
1
Laboratorium Virologi, 2Laboratorium Penyakit Dalam,
3
Mahasiswa Program Pendidikan Dokter Hewan
Fakultas Kedokteran Hewan, Universitas Udayana, Jln. Sudirman, Denpasar
Telpon : 0361-223791, Email: yuniatikencana@gmail.com
4
PT. Sanbio Laboratories Research & Development,
Wanaherang, Gunung Putri, Bogor, Indonesia

ABSTRAK

Penyakit tetelo atau Newcastle disease (ND) dan flu burung atau Avian Influenza (AI) merupakan
penyakit virus menular stategis yang bersifat endemis di Indonesia. Pencegahan terhadap penyakit
tersebut dengan cara vaksinasi unggas sebagai sumber penular penyakit. Penggunaan vaksin kombinasi
ND-AI diharapkan mencegah kedua penyakit tersebut sekaligus. Penelitian ini bertujuan untuk
menentukan potensi vaksin kombinasi ND-AI pada kondisi lapang. Uji lapang dilakukan pada peternakan
ayam petelur komersial di Kecamatan Penebel, Tabanan, Bali, sedangkan uji serologi hemaglutination
inhibition (HI) dilakukan di Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Udayana. Hasil uji HI adalah:
rataan titer antibodi terhadap ND pravaksinasi sebesar 2,27 HI unit log 2 dan titer AI sebesar 1,27 HI
unit log 2. Rataan titer antibodi terhadap ND periode dua minggu pascavaksinasi adalah sebesar 5,47 HI
unit log 2 dan titer AI sebesar 7,93 HI unit log 2. Titer antibodi terhadap ND periode tiga minggu
pascavaksinasi sebesar 7,00 HI unit log 2 dan titer AI sebesar 8,53HI unit log 2. Pada minggu ke-4
pascavaksinasi, rataan titer antibodi terhadap ND sebesar 8,73 HI unit log 2 dan titer AI sebesar 8,47 HI
unit log 2. Simpulannya adalah secara serologi vaksin ND-AI mampu memicu pembentukan respons
imun protektif ayam petelur terhadap penyakit ND dan AI ditandai dengan meningkatnya titer antibodi
di atas ambang protektif pada pengambilan darah setiap minggu. Waktu pengambilan sampel sangat
berpengaruh terhadap tingginya titer antibodi ND dan AI yang terbentuk (P<0,01). Disarankan untuk
melakukan vaksinasi pada ayam saat titer atibodi di bawah 4 HI unit log 2.

Kata-kata kunci: vaksinasi, vaksin ND-AI, titer antibodi ND, titer antibodi AI, uji HA/HI, uji lapang

ABSTRACT

Newcastle disease (ND) and Avian Influenza (AI) are infectious diseases and still endemic in Indonesia.
Prevention of the disease is conducted by vaccination of birds as the source of the infection. The use of
combined ND-AI vaccine is expected to be able to prevent both diseases simultaneously. This study aim
was to determine the potency of combined ND-AI vaccine in field condition. Field trial vaccination was
conducted in commercial layer chickens in Tabanan Bali, and the HI test was conducted at the Faculty of
Veterinary Medicine Udayana University, Denpasar. Field trial in commercial layer chickens showed that
the average HI titer of ND sera from pre-vaccinated chickens was 22.7HI units and AI titer was 21.27 HI
units. The ND titers increased to 25.47 HI Unit, 27.0 HI units, and to 28.73 HI units, whereas AI titers
increased to 27.93 HI Unit, 28.53 HI units, and 28.47 HI units in two, three and four weeks post-vaccination
with the ND-AI combined vaccine, respectively. Statistically, based on ND and AI antibody pre and post-
vaccination, it is indicated that the combined ND-AI vaccine was able to induce immune response higher
than the protective titer level (>24). Period of collecting the sera samples also affected the titer of NDV
and AI antibodies (P<0.01). Therefore it is recommended that vaccination should be conducted at antibody
titer of < 4 HI Unit.

Keywods: Vaccination, combined ND-AI vaccines, antibody titer ND and AI, HA/HI test, field test

257
GA. Yuniati Kencana, et al Jurnal Veteriner

PENDAHULUAN pada ayam SPF ternyata mampu memicu


terbentuknya titer antibodi dan bersifat protektif
Di Indonesia penyakit tetelo atau Newcastle terhadap penyakit ND dan AI.
Disease (ND) dan penyakit flu burung atau Penyakit AI pernah ditemukan hampir di
Avian Influenza (AI) telah lama dikenal. Kedua seluruh belahan dunia (kecuali di benua
penyakit tersebut dikelom-pokkan dalam Antartika) termasuk pula di Indonesia (Kandun
kelompok penyakit menular strategis. Penyakit et al., 2008). Kejadian luar biasa (KLB) kasus
AI bahkan dikelompokkan dalam kelompok AI juga pernah melanda Indonesia pada tahun
penyakit menular strategis prioritas karena 2003–2006, dan Indonesia merupakan negara
bersifat zoonosis berbahaya (Kementan, 2013). dengan angka kematian manusia akibat AI yang
Penyakit AI dapat membu-nuh penderitanya tertinggi di dunia. Upaya pencegahan terhadap
baik itu hewan maupun manusia yang ND maupun AI terus dilakukan secara teratur
terinfeksi. Sumber utama penu-lar ND maupun dengan meningkatkan biosecurity dan
AI adalah unggas, oleh karena-nya vaksinasi melakukan vaksinasi (Nurcholis et al., 2009).
merupakan langkah utama dalam melakukan Sumber penular utama penyakit AI adalah
tindakan pencegahan tehadap ND maupun AI. unggas, maka cara pencegahan terhadap
Angka kematian dan derajat keparahan penyakit AI adalah dengan melakukan vaksinasi
penyakit ND maupun AI sangat bervariasi, unggas peliharaan secara teratur. Vaksinasi
mulai dari penyakit yang asimp-tomatik (tanpa ayam dapat dilakukan dengan vaksin aktif,
gejala klinis) maupun penyakit yang bersifat vaksin inaktif sediaan tunggal maupun
fatal (Swayne dan Suarez, 2000). kombinasi (FOHI, 2007). Namun, vaksin virus
Meskipun program Pemerintah tentang AI aktif (vaksin dengan virus AI yang
vaksinasi pada ternak unggas telah digalakkan dilemahkan) tidak direkomendasikan karena
namun penyakit ND dan AI masih tetap penyakit AI bersifat zoonosis, di samping itu
dijumpai di Indonesia (Kencana et al., 2012a; virus AI juga dapat mengalami mutasi genetik
Kencana et al., 2012 b , Kementan, 2013). atau terjadi reassorment dengan virus AI lain
Kerugian akibat penyakit ND maupun AI dapat yang bersirkulasi di daerah tersebut sehingga
berpengaruh langsung terhadap terhambatnya dapat berubah menjadi virus ganas (Alexander,
produksi peternakan ayam (Sudarisman, 2009). 2007). Oleh karena itu vaksin ND-AI dibuat
Seringkali penyakit ND dan AI terjadi secara dalam bentuk vaksin inaktif.
bersamaan pada unggas sehingga Gejala klinis penyakit ND dan AI sangat
mengakibatkan kerugian besar peternak mirip, di samping itu kedua penyakit itu juga
unggas. Kedua virus penyakit tersebut bersifat endemik di Indonesia. Hal tersebut
terdeteksi sebagai penyebab kasus lapang, menyebabkan sulit untuk membedakan secara
sehingga solusinya adalah dilakukan vaksinasi klinis kasus ND dan AI pada ternak unggas.
dengan vaksin kombinasi sebagai upaya Oleh sebab itu perlu dilakukan upaya
meningkatkan keberhasilan program vaksinasi pencegahan terhadap ND dan AI yang melanda
ND dan AI (Wakawa et al., 2009). Produsen suatu wilayah dengan menggunakan vaksin
vaksin telah membuat vaksin kombinasi ND- kombinasi ND-AI. Vaksin kombinasi ND-AI juga
AI sebagai upaya menanggulangi penyakit ND mempunyai beberapa keunggulan di antaranya
dan AI yang ada di Indonesia. Namun, kadang- adalah dapat diberikan sekaligus pada ayam
kala ada kendala dalam menggunakan vaksin sehingga akan menurunkan tingkat stres yang
kombinasi karena kombinasi beberapa agen timbul pasca vaksinasi. Biaya produksi
penyakit ada juga yang dapat memengaruhi beternak ayam juga dapat ditekan dengan
efektivitas vaksin dalam menginduksi menggunakan vaksin kombinasi ND-AI inaktif.
pembentukan respons imun protektif (Cardoso Pada ayam pedaging yang masa pemeliha-
et al., 2005). raannya relatif pendek (sekitar 42 hari),
Penelitian tentang vaksin ND-AI pada ayam vaksinasi dengan vaksin inaktif cukup hanya
specific pathogenic free (SPF) telah dilaporkan sekali saja, namun vaksinasi pada ayam petelur
(Kencana et al., 2015a). Berbeda halnya dengan perlu dilakukan pengulangan menjelang masa
penelitian pada ayam petelur komersial, pada bertelur untuk memicu respons imun sekunder
ayam SPF sangat terjaga kondisinya karena protektif guna melindungi ayam dari kasus ND
penelitian dilakukan di kandang Laboratorium dan AI di lapangan. Riset ini melaporkan ten-
PT Sanbio yang terisolir. Hasil penelitian tang respons imun ayam petelur pascavaksinasi
terdahulu tentang vaksin kombinasi ND-AI ND-AI pada kondisi lapang.

258
Jurnal Veteriner Juni 2016 Vol. 17 No. 2 : 264-271

Akibat dari rangsangan antigen ND-AI Penyiapan Serum


respons imun ayam petelur adalah Darah ayam diambil sebanyak 0,5-1,0 mL
terbentuknya antibodi spesifik di dalam serum. melalui vena brachialis dengan menggunakan
Pembentukan antibodi spesifik terhadap antigen disposable syringe volume 3 mL, kemudian
dapat diuji dengan uji HI yang ditandai darah dibiarkan beberapa jam hingga serumnya
terbentuknya titer antibodi protektif (Davidson terpisah secara sempurna. Selanjutnya darah
et al., 2008). Monitoring terhadap potensi vaksin disentrifuse dengan kecepatan 2500 rpm selama
ND-AI perlu dilakukan secara berkelanjutan 10 menit. Serum dipisahkan dari bekuan darah
dengan memeriksa titer antibodi ayam dan ditampung dengan tabung mikro steril
pascavaksinasi dengan uji hambatan kemudian dimasukkan ke dalam penangas air
hemaglutinasi. Hasil pemeriksaan titer antibodi bersuhu 560C dan didiamkan selama 30 menit.
pravaksinasi selanjutnya diban-dingkan dengan Tujuan pemanasan serum untuk menginak-
titer antibodi pascavaksinasi. Analisis hasil tifkan faktor pengganggu autohemolisin yang
vaksinasi ND-AI juga dilakukan terhadap waktu ada dalam serum. Sampel serum yang telah siap
pengambilan serum untuk memprediksi periode kemudian diuji serologi HA/HI.
vaksinasi yang tepat.
Pembuatan Suspensi Eritrosit 1%
Suspensi eritrosit 1% dibuat sesuai prosedur
METODE PENELITIAN OIE (2012) yang telah dimodifikasi dengan
teknik sebagai berikut: sebanyak 2,5 mL darah
Sampel Penelitian ayam diambil melalui vena brachialis dengan
Penelitian ini menggunakan vaksin ND– menggunakan disposable syringe volume 3 mL.
AI inaktif, (Sanavac(R), Sanbio, Bogor). Vaksin Darah ayam selanjutnya ditampung pada
kombinasi ND–AI merupakan vaksin kombinasi tabung steril yang telah diisi antikoagulan
dalam bentuk emulsi yang dibuat dari virus alselver sebanyak 2,5 mL. Sel darah merah ayam
inaktif Avian influenza subtipe H5N1 strain dicuci dengan cara ditambahkan 5 mL PBS pH
lokal > 108,5 EID50 sebelum inaktivasi, dan virus 7,2 ke dalam tabung yang berisi larutan darah,
inaktif Newcastle Disease strain La Sota > 109,5 selanjutnya dicampur secara perlahan-lahan
EID50 sebelum inaktivasi. Sampel penelitian agar sel darah merah tidak rusak. Sampel darah
dipilih secara acak terhadap 15 ekor ayam kemudian disentrifuse dengan kecepatan 2500
petelur dari total populasi 2000 ekor pada rpm selama 10 menit. Selanjutnya darah
peternakan ayam petelur komersial di Penebel, dipisahkan dari buffycoat dan supernatan,
Tabanan, Bali. sehingga yang tinggal dalam tabung hanya
endapan sel darah merah. Proses selanjutnya
Uji Lapang dilakukan pencucian kembali sel darah merah
Uji coba potensi vaksin kombinasi ND-AI dengan cara ditambahkan PBS sampai 2/3
pada kondisi lapang dilakukan pada tabung lalu dihomogenkan. Proses pencucian
peternakan ayam petelur komersial di Penebel, darah diulang kembali dengan cara yang sama
Tabanan, Bali yang merupakan sentra industri sebanyak tiga kali. Endapan sel darah merah
peternakan ayam petelur di Penebel, Tabanan, kemudian diukur konsentrasinya dengan cara
Bali. Ayam divaksin secara intramuskuler pada disentrifugasi menggunakan mikrohematokrit.
otot paha dengan satu dosis vaksin. Sel darah merah diukur Paked Cell Volume
Dua hari pravaksinasi dilakukan (PCV) lalu diencerkan dengan PBS sampai
pengambilan darah untuk mengetahui titer menjadi konsentrasi 1% dan siap digunakan
antibodi ayam sebelum vaksinasi, sedangkan untuk uji HA/HI.
pemeriksaan terhadap hasil vaksinasi dilakukan
setiap minggu sebanyak tiga kali mulai minggu Uji Hemaglutinasi
ke-2 sampai minggu ke-4 pascavaksinasi. Uji hemaglutinasi (HA/HI) dilakukan di
Pengambilan darah dilakukan melalui vena Unit Pelayanan Teknis (UPT) Patobiologi,
brachialis. Potensi vaksin ND-AI diukur secara Fakultas Kedokteran Hewan Universitas
serologi dengan uji hambatan hemaglutinasi Udayana. Uji hemaglutinasi (HA) dengan teknik
(HI). Berdasarkan standar ASEAN titer antibodi mikrotiter diawali dengan cara sebagai berikut:
protektif terhadap virus ND dan AI adalah ≥ 4 sebanyak 0,025 mL PBS ditambahkan kedalam
HI unit log 2 (ACFAF, 2012; Permentan, 2008). setiap sumuran plat mikro dengan menggu-

259
GA. Yuniati Kencana, et al Jurnal Veteriner

nakan pipet mikro. Sebanyak 0,025 mL suspensi pada sumuran nomor 12 tampak endapan
antigen ND ditambahkan pada sumuran eritrosit. Titer HI dibaca dengan memiringkan
pertama. Pengenceran berseri berkelipatan dua plat mikro 45 derajat dan diamati ada atau
dimulai dari sumuran ke-1, dengan menggu- tidaknya sel darah merah yang turun (tear-
nakan mikropipet diambil sebanyak 0,025 mL shaped). Titer antibodi HI ditentukan dengan
campuran tadi lalu diencerken berseri sampai melihat pengenceran serum tertinggi yang
sumuran ke-11, kemudian pada sumuran nomor masih mampu menghambat aglutinasi eritrosit
11 suspensi ini dibuang. Selanjutnya PBS 1%. Titer antibodi yang diperoleh dihitung
ditambahkan sebanyak 0,025 mL kedalam rataannya setiap minggu dan dinyatakan dalam
setiap sumuran plat mikro. Sel darah merah Geometric Mean Titer (GMT) dengan rumus
unggas 1% ditambahkan sebanyak 0,025 mL ke (Erganis and Ucan, 2003) :
dalam setiap sumuran plat mikro kemudian
digoyang-goyangkan menggunakan pengayak (log2 t l)(S1) + (log2 t2)(S2) + ... + (log2tn)(Sn)
mikro selama kurang lebih 15 detik. Plat mikro Log 2 GMT =
dibiarkan pada suhu ruangan selama 30 menit N
sambil diamati terjadinya hema-glutinasi (OIE, Keterangan:
2012). Hasil uji dinyatakan positif apabila ada N = jumlah contoh serum yang diamati
bentukan kristal pada dasar sumuran plat t = tinggi titer antibodi pada pengenceran
mikro sebagai akibat adanya reaksi tertinggi
hemaglutinin dengan sel darah merah unggas S = jumlah contoh serum yang bertiter t
1%. Titer HA selanjutnya dibaca dengan cara n = titer antibodi pada sampel ke-n
memiringkan plat mikro ≥ 45 0 . Titer HA
ditentukan dari pengenceran antigen tertinggi Analisis Hasil
yang masih dapat menghaemaglutinasi sel Penghitungan nilai titer antibodi ND dan
darah merah 1%. Titer HA yang diperoleh AI ayam petelur pascavaksinasi dengan vaksin
selanjutnya diencerkan menjadi 4 unit HA ND-AI pada kondisi lapang diuji dengan sidik
untuk digunakan pada uji HI. ragam dan apabila berbeda nyata dilanjutkan
dengan uji jarak berganda Duncan. Analisis ini
Uji Hambatan Hemaglutinasi dibantu dengan perangkat SPSS versi 2.2.
Uji hambatan hemaglutinasi (Haemaglu-
tination Inhibition/ HI) sesuai dengan prosedur Lokasi Penelitian
OIE (2012) yang telah dimodifikasi, tekniknya Penelitian lapang terhadap hasil vaksinasi
adalah sebagai berikut: sebanyak 0,025 mL PBS ND-AI dilakukan pada peternakan ayam petelur
dimasukan ke setiap sumuran plat mikro. komersial di Desa Senganan, Kecamatan
Sumuran pertama diisi dengan 0,025 mL serum Penebel, Kabupaten Tabanan, Bali. Lokasi ini
kemudian diencerkan secara berseri kelipatan sengaja dipilih karena daerah tersebut
dua mulai dari sumuran ke-1 sampai ke-10 merupakan pusat peternakan ayam petelur di
dengan pengencer mikro dan dari sumuran Kabupaten Tabanan
nomor 10 suspensi dibuang sebanyak 0.025 mL.
Masing-masing sumuran plat mikro ditam-
bahkan dengan 0,025 mL suspensi antigen ND HASIL DAN PEMBAHASAN
4 unit HA mulai dari sumuran nomor 1 sampai
nomor 11. Plat mikro diayak selama kurang Penelitian ini merupakan vaksinasi
lebih 15 detik dengan mikroshaker kemudian ulangan pada ayam petelur umur 13 minggu
dibiarkan selama 30 menit pada suhu ruangan. yang bertujuan untuk memberikan kekebalan
Suspensi sel darah merah 1% ditambahkan ke maksimal terhadap penyakit ND dan AI
dalam sumuran ke-1 sampai ke-12 sebanyak menjelang masa produksi. Diharapkan ayam
0,025 ml lalu diayak kembali selama kurang petelur akan memiliki titer antibodi protektif
lebih 15 detik. Plat mikro kemudian terhadap penyakit ND maupun AI untuk
diinkubasikan pada suhu kamar selama 30 mengantisipasi kasus lapangan. Hasil
menit sambil diamati. Pembacaan hasil uji HI penelitian rataan titer antibodi ND dan AI
dilakukan apabila pada sumuran nomor 11 pascavaksinasi vaksin kombinasi ND-AI
sudah tampak adanya aglutinasi eritrosit dan disajikan pada Tabel 1.

260
Jurnal Veteriner Juni 2016 Vol. 17 No. 2 : 264-271

Tabel 1. Rataan titer antibodi ND dan AI ayam ke-3 pascavaksinasi, rataan titer antibodi ND
petelur (HI unit log 2) yang divaksinasi sebesar 7,00 HI unit log 2 dan titer antibodi AI
dengan vaksinkombinasi ND-AI pra sebesar 8,53HI unit log 2. Minggu ke-4
dan pascavaksinasi pascavaksinasi, rataan titer antibodi ND sebesar
8,73 HI unit log 2 dan AI sebesar 8,47HI unit
Waktu Rataan titer antibodi (HI unit log 2) log 2. Hasil pemeriksaan titer antibodi ND dan
pengambilan AI pada ayam petelur pascavaksinasi
sampel (minggu) ND AI mengindikasikan bahwa vaksin ND-AI yang
digunakan dalam penelitian ini mampu memicu
0 2,27 +0,46a 1,27 --+ 1,67a pembentukan respons imun protektif dan waktu
2 5,47 +0,51b 7,93 + 1,79b vaksinasi juga sudah tepat. Hal ini ditandai
3 7,00+ 0,38c 8,53 + 1,12b dengan terjadinya peningkatan titer antibodi
4 8,73+ 0,46d 8,47 + 0,99b ND dan AI setiap minggu. Sebaliknya apabila
vaksinasi dilakukan pada saat titer antibodi
Keterangan : Tanda huruf (superskrip) yang berada di atas titer 22 (titer antibodi > 4 HI unit
berbeda menunjukkan berbeda log 2) maka dikawatirkan akan terjadi
sangat nyata (P<0,01), sebaliknya netralisasi yang akan berpengaruh buruk
tanda huruf (superskrip) yang sama terhadap hasil vaksinasi. Potensi vaksin juga
menunjukkan tidak berbeda nyata
sangat ditentukan oleh kandungan virus vaksin
(P>0,05).
(ACFAF, 2012). Rataan titer antibodi ayam
Hasil pemeriksaan titer antibodi ND dan petelur pra dan pascavaksinasi dengan vaksin
AI pada ayam petelur dua hari pravaksinasi ND-AI disajikan pada Gambar 1.
menunjukkan rataan titer antibodi (GMT)
terhadap ND adalah sebesar 2,27 HI unit log 2
dan GMT terhadap AI sebesar 1,27 HI unit log
2. Titer tersebut menandakan bahwa ayam
petelur tidak memiliki kekebalan yang protektif
terhadap penyakit ND dan AI dan harus segera
diberikan vaksinasi ulang.
Untuk mengetahui potensi vaksin ND dan
AI yang digunakan pada ayam petelur maka
dilakukan pemeriksaan titer antibodi terhadap
ND dan AI, pra dan pascavaksinasi. Pemerik-
saan pravaksinasi dilakukan pada dua hari
sebelum vaksinasi sedangkan pemeriksaan
pascavaksinasi dimulai minggu ke-2 hingga
minggu ke-4 pascavaksinasi. Respons imun Gambar 1. Grafik peningkatan titer antibodi ND
ayam petelur terhadap ND dan AI dengan vaksin dan AI pada ayam petelur pra dan
inaktif lebih lambat jika dibandingkan dengan pascavaksinasi ND-AI.
menggunakan vaksin aktif. Hal ini disebabkan Titer Antibodi ND (HI unit log 2)
karena vaksin inaktif mengandung oil adjuvant Titer Antibodi AI (HI unit log 2)
yang berfungsi sebagai depo antigen sehingga
antigen vaksin akan dilepaskan secara Gambar 1 menunjukkan bahwa titer
perlahan-lahan. Oleh karena itu titer antibodi antibodi ND dan AI mengalami peningkatan
maksimal pada ayam petelur terhadap vaksin yang signifikan dimulai pada minggu ke-1
yang diberikan pada pemberian vaksin inaktif hingga minggu ke-4 pascavaksinasi. Pada
mempunyai durasi yang lebih panjang jika minggu ke-1 pascavaksinasi tidak dilakukan
dibandingkan dengan vaksin aktif (Aiyer et al., pengambilan darah karena pada pemberian
2013). vaksin inaktif umumnya menghasilkan respons
Hasil pemeriksaan titer antibodi ayam imun yang lambat. Namun tidak demikian
petelur dua minggu pascavaksinasi ND-AI halnya dengan vaksinasi ulangan, berdasarkan
menunjukkan bahwa rataan titer antibodi ND hasil penelitian dengan persamaan garis regresi,
sebesar 5,47 HI unit log 2 dan rataan titer titer antibodi ND dan AI pada minggu ke-1
antibodi AI sebesar 7,93 HI unit log 2. Minggu pascavaksinasi mengalami peningkatan yang

261
GA. Yuniati Kencana, et al Jurnal Veteriner

signifikan. Peningkatan titer antibodi yang cepat yang digunakan juga mempengaruhi potensi
tersebut akibat adanya sel memori (hasil inaktif (Aiyer et al., 2013; Indriani and
vaksinasi terdahulu saat ayam di-booster umur Dharmayanti, 2013). Organisasi Dunia untuk
dua hari dan vaksinasi ulangan umur 10 hari). Kesehatan Hewan (World Animal Health
Hal tersebut merupakan reaksi pengenalan Organization/ WAHO) telah merekomendasikan
kembali oleh sel-sel memori yang masih ada bahwa pemberian vaksin sebanyak 50=PD50 per
didalam tubuh ayam petelur terhadap imunogen dosis dan batas keyakinan yang lebih rendah
yang sama (Davidson et al., 2008). Pada minimal digunakan 35 PD50 per dosis. Dosis
vaksinasi ulangan, titer antibodi yang dihasilkan yang ideal dari vaksin harus memberikan
relatif lebih tinggi dan pembentukannya juga perlindungan sebesar 90 sampai 100% pada
lebih cepat dibandingkan dengan vaksinasi ayam (OIE, 2006). Dosis vaksin yang tepat
pertama. Titer antibodi AI pada minggu ke-4 merupakan faktor utama dalam memberikan
pascavaksinasi mulai mengalami penurunan keamanan pada peternakan ayam karena akan
yang disebabkan oleh adanya waktu paruh menghasilkan kekebalan protektif terhadap
antibodi yakni waktu yang dibutuhkan titer virus lapangan (Goetz et al., 2008). Salah satu
antibodi untuk berkurang setengahnya dari titer metode untuk menentukan efikasi potensi dari
antibodi awal. Selain penurunan secara alami, vaksin adalah dengan menentukan dosis
penurunan titer antibodi juga terjadi akibat protektif 50% (Protective Dose-50=PD50) yakni
tantangan agen penyakit di lapangan (ayam indeks dari dosis protektif vaksin terhadap 50%
terinfeksi secara alami). populasi pengujian. Nilai PD-50 dari vaksin ND-
Meskipun pada awalnya ada kekhawatiran AI yang digunakan dalam penelitian ini adalah
dalam menggunakan vaksin kombinasi yang sebesar 102,33 PD50/dosis (Kencana et al., 2015b).
akan memengaruhi kemampuan vaksin dalam Penelitian terhadap titer antibodi ND dan
memicu pembentukan titer antibodi protektif AI pascavaksinasi dengan vaksin ND-AI sangat
(Cardoso et al., 2005), namun ternyata hasil diperlukan untuk mengetahui potensi vaksin
penelitian tentang vaksin kombinasi ND-AI pada dalam memicu kekebalan protektif pada ayam
ayam SPF (uji laboratorium) terbukti tidak petelur di lapangan. Upaya ini dilakukan guna
menyebabkan kegagalan vaksinasi (Kencana et mencegah terjadinya wabah ND maupun AI di
al., 2015a). Pemeriksaan titer antibodi ayam Indonesia. Penelitian tentang vaksin bivalen
pascavaksinasi dibandingkan dengan titer dengan teknik rekombinan ternyata sukses
antibodi ayam pravaksinasi sangat diperlukan mencegah munculnya kasus ND maupun AI
untuk mengetahui keberhasilan program ganas (HPAI subtipe H5N1) dengan pemberian
vaksinasi dalam upaya pencegahan penyakit ND satu dosis pada ayam (Lee et al., 2013).
dan AI (Kapczynski et al., 2013). Potensi vaksin Pembuatan vaksin ND dengan teknik
ND-AI dapat diketahui berdasarkan kenaikan rekombinan perlu dipertimbangkan untuk
titer antibodi ayam setiap minggu sampai jangka mendapatkan hasil vaksinasi yang maksimal
waktu tertentu sesuai dengan jenis vaksin yang dan mampu pula melindungi terhadap penyakit
digunakan. Monitoring hasil vaksinasi sangat AI yang ganas (Lisette et al., 2012). Namun,
perlu dilakukan untuk mengetahui respons perlu diperhitungkan pula bahwa proses
imun ayam terhadap vaksin yang diberikan. pembuatan vaksin rekombinan membutuhkan
Pemberian vaksin AI subtype H5N1, clade 2.1.3 biaya produksi yang tinggi sehingga harga
ternyata masih dapat melindungi ayam vaksin menjadi relatif lebih mahal dibandingkan
sebanyak 80% terhadap clade 2.3.2 dengan biaya pembuatan vaksin dengan virus
(Dharmayanti et al., 2013). Hal tersebut utuh. Dalam hal pemilihan jenis vaksin maka
merupakan hal yang sangat menguntungkan selalu diperhitungan vaksin dengan kualitas
peternak ayam di Indonesia karena dapat baik dan mampu melindungi ayam dari bahaya
mencegah terjadinya infeksi virus AI lapang penyakit ND dan AI dengan harga yang
clade 2.3.2 (Kusumastuti et al ., 2015). terjangkau oleh peternak.
Terjadinya perbedaan tingkat respons imun
ayam petelur terhadap vaksin kombinasi ND-
AI pascavaksinasi dapat dipengaruhi oleh SIMPULAN
beberapa faktor di antaranya adalah kemung-
kinan karena perbedaan kemampuan antigenik Hasil analisis titer antibodi ayam petelur
dari antigen vaksin yang digunakan, di pascavaksinasi ND-AI pada kondisi lapang,
samping kualitas antigen, komposisi adjuvant dapat disimpulkan bahwa secara serologi vaksin

262
Jurnal Veteriner Juni 2016 Vol. 17 No. 2 : 264-271

yang digunakan telah mampu memicu and Sobral, MHR. 2005. Effect of Associated
pembentukan respons imun protektif (titer Vaccines on the Interference between
antibodi berada di atas ambang protektif) yang Newcastle Disease Virus and Infectious
ditandai dengan terjadinya peningkatan titer Bronchitis Virus in Broilers. Brazilian
antibodi ND maupun AI setiap minggu. Journal of Poultry Sci 7(3): 181-184.
Penelitian ini juga menyimpulkan bahwa waktu
Darmawi dan Hambal M. 2011. Respons
pengambilan serum sangat berpengaruh
Antibodi Serum Ayam Breakel Silver
terhadap tingginya titer antibodi yang terbentuk.
Terhadap Vaksin Avian Influenza. Jurnal
Kedokteran Hewan 5(2): 63-66.
SARAN Davidson F, Kaspers B, Schat K. 2008. Avian
Imunologi. 1 st ed. Academic Press.
Vaksin ND-AI mampu merangsang Alsevier. Hlm. 373-385.
pembentukan titer antibodi yang bersifat Erganis O, Ucan US. 2003. Evaluation Of Three
protektif terhadap ND dan AI jika vaksinasi Different Vaccination Regimes Against
dilakukan pada saat titer antibodi ayam rendah Newcastle Disease in Central Anatolia. Turk
(di bawah 4 HI Unit log 2). Hal tersebut karena J Vet Anim Sci 27: 1065-1069.
titer antibodi yang tinggi dapat menyebabkan
kegagalan vaksinasi akibat netralisasi. (FOHI) Farmakope Obat Hewan Indonesia.
2007. Jilid I (Sediaan Biologik). Edisi 3.
Direktorat Jenderal Peternakan.
UCAPAN TERIMAKASIH Departemen Pertanian Republik Indonesia.
Hlm 59-60, 79-80, 124-125.
Penelitian ini merupakan Riset Unggulan Goetz SK, Spackman E, Hayhow C, and Swayne,
Udayana yang bekerjasama dengan PT Sanbio DE 2008. Assessment of Reduced Vaccine
Laboratories, Bogor. Penulis mengucapkan Dose on Efficacy of an Inactivated Avian
terimakasih kepada pemerintah Indonesia dan Influenza Vaccine Against an H5N1 High-
Direktur PT Sanbio Bapak Danni Ong beserta Pathogenicity Avian Influenza Virus. J Appl
stafnya atas segala fasilitas dan kerjasama Poult Res 17: 145-150.
penelitian, serta semua pihak yang telah
membantu penulis dalam menyelesaikan Indriani R, Dharmayanti INLP 2013. Studi
penelitian ini. Efikasi Vaksin Bivalen AI Isolat Lokal
terhadap Beberapa Karakter Genetik Virus
AI subtipe H5N1. Jurnal Biologi Indonesia
DAFTAR PUSTAKA 9(1): 21-30.
Kandun IN, Tresnaningsih E, Purba WH, Lee
(ACFAF) ASEAN Cooperation in Food, V, Samaan G, Harun S, Soni E,Septiawati
Agriculture and Forestry. 2012. Standards C, Setiawati T, Sariwati E, and Wandra T,
for Animal Vaccines, Second Edition. 2008. Factors associated with case fatality
Livestock Publication Series No.2A.http:// of human H5N1 virus infections in
www.asean.org/communities/asean- Indonesia: a case series. The Lancet 372:
economic community/category/publications- 744-749.
3. Diakses tgl 21 November 2013.
Kapczynski DR, Afonso CL, Miller PJ. 2013.
Aiyer-Harini P, Ashok-Kumar HG, Kumar Immune responses of poultry to Newcastle
GP,Shivakumar N. 2013. An Overview disease virus. Developmental and
ofImmunologic Adjuvants-A Review. J Comparative Immunology. J Elsevier 41:
Vaccines Vaccine 4(1): 1-4. 447-453
Alexander DJ 2007. An overview of the [Kementan] Kementerian Pertanian 2013.
epidemiology of avian influenza. Vaccine 25: Keputusan Menteri Pertanian No.4026/
5637-5644. Kpts/OT.140/4/2013. Tentang Penetapan
Cardoso, WM. Aguiar, FJLC. Romão, JM. Jenis Penyakit Hewan Menular Strategis,
Oliveira, WF. Salles, RPR. Teixeira, RSC, Jakarta.www.keswan.ditjennak.pertanian.go.id.
Diakses tgl 2 Mei 2016.

263
GA. Yuniati Kencana, et al Jurnal Veteriner

Kencana GAY, Kardena IM, Mahardika IGNK. Disease Virus Expressing Soluble Trimeric
2012 a. Peneguhan Diagnosis Penyakit Hemagglutinin against Highly Pathogenic
Newcastle Disease Lapang pada Ayam H5N1 Influenza in Chickens and Mice. Plos
Buras di Bali Menggunakan Teknik RT- One 7(8. e44447):1-11.
PCR. J Kedokteran Hewan 6(1): 28-31.
Mulyadi B dan Prihatini. 2005. Diagnosis
Kencana GAY, Mahardika IGNK, Suardana Laboratorik Flu Burung (H5N1). Telaah
IBK, Mantik Astawa IN, Krisna Dewi NM, Pustaka. Indonesian Journal of Clinical
Narendra Putra GN. 2012b. Pelacakan Pathology and Medical Laboratory 12(2):
Kasus Flu Burung Pada Ayam dengan 71-81.
Reverse Trancriptase Polymerase Chain
Nurcholis, Hastuti Dewi, Sutiono Barep. 2009.
Reaction. J Veteriner 13(3): 303-308.
Tatalaksana Pemeliharaan Ayam Ras
Kencana GAY, Suartha IN , Mesakh PS, Petelur Periode Layer di Populer Farm
Handayan AN, Steffi Ong, Syamsidar, Desa Kuncen Kecamatan Mijen Kota
Kusumastuti A. 2015a. Respons Antibodi Semarang. Mediagro 5(2): 38-49.
terhadap Penyakit Tetelo pada Ayam yang
(OIE) Office International des Epizooties. 2006.
Divaksin Tetelo dan Tetelo-Flu Burung. J
Newcastle disease. Dalam Manual of
Veteriner 16(2): 283-290.
Diagnostic Tests and Vaccines for
Kencana GAY, Suartha IN, Robertus Tamur, Terrestrial Animals. World Org. Anim.
Handayani AN. 2015b. Protective Dose Health, Paris, France.www.oie.int.
50Vaksin ND Inaktif Tunggal dan Hlm. i–iii . Diakses tgl 2 Mei 2016
Kombinasi ND-AI pada Ayam SPF Pasca
(OIE) Office International Des Epizooties. 2012.
Tantangan. Disampaikan pada Seminar
Manual of Diagnostic Test and Vaccines for
Nasional dan Teknologi (Senastek II)
Terresterial Animal Chapter.Capter 2.3.14.
Universitas Udayana 2015. Tanggal 29-
Newcastle Disease. Hlm.1-9 www.oie.int.
30 Oktober 2025, di Kuta, Badung, Bali.
Diakses tgl 2 Mei 2016.
Kusumastuti, Syamsidar, Zaharia Paderi,
(Permentan) Peraturan Menteri Pertanian.
Handayani AN, Kencana GAY. 2015.
2008. Pedoman Penataan Kompartemen dan
Identifikasi Secara Serologi Galur Virus Flu
Penataan Zona Usaha Perunggasan. Nomor
Burung Subtipe H5N1 Clade 2.1.3 dan
28/Permentan/OT.140/5/2008.
Clade 2.3.2 pada Ayam Petelur. J
www.perundangan.pertanian.go.id. Diakses
Veteriner16 (3): 371-382
tgl 2 Mei 2016.
Lee DH, Park JK, Kwon JH, Yuk SS, Erdene-
Sudarisman. 2009. Pengaruh Perkembangan
Ochir TO, Jang YH, Seong BL, Lee JB, Park
Sistem Produksi Ayam terhadap Perubahan
SY, Choi IS, Song CS. 2013. Efficacy of
Genetik dan Biologik Virus Newcastle
Single Dose of a Bivalent Vaccine Containing
Disease. Wartazoa 9(3): 1
Inactivated Newcastle Disease Virus and
Reassortant Highly Pathogenic Avian Swayne DE, and Suarez DL, 2000. Highly
Influenza H5N1 Virus against Lethal HPAI pathogenic avian influenza. Rev Sci Tech
and NDV Infection in Chickens. Plos One. 19: 463-482.
Vol. 8. Issue 3. e58186. Hlm. 1-5. Wakawa AM, Abdu PA, Umoh JU, Lawal S, and
Cornelissen LAHM, de Leeuw OS,Tacken MG, Miko RB. 2009. Serological evidence of
Klos HC, Robert P, de Vries RP, de Boer- mixed infections with avian influenza and
Luijtze EA, van Zoelen-Bos DJ, Rigter A, Newcastle disease in village chickens in
Rottier PJM, Moormann RJM, de Haan Jigawa State, Nigeria. Veterinarski Arhiv
CAM. 2012. Protective Efficacy of Newcastle 79(2): 151-155.

264

Anda mungkin juga menyukai