Anda di halaman 1dari 23

LEMBAGA-LEMBAGA NEGARA SEBELUM DAN SESUDAH

AMANDEMEN.

MAKALAH

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Hukum Tata Negara

Dosen pengampu: Lili Suriyani, S.H.,M.H.

Oleh:

Ani Rosiawati (1111180008)

Novi Hafitri (1111180128)

Rika Amelia (1111180058)

Sharin Yuniar Permata (1111180078)

Tifa Raisandra (1111180178)

Yusuf Wirawan (

Semester 2 H

FAKULTAS HUKUM

UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA

2018

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah swt yang hingga saat ini masih memberikan kita nikmat iman dan
kesehatan, sehingga kami diberi kesempatan yang luar biasa ini yaitu kesempatan untuk
menyelesaikan tugas penulisan makalah tentang “Lembaga-lembaga Negara Sebelum dan
Sesudah Amandemen”.

Shalawat serta salam tidak lupa selalu kita haturkan untuk junjungan nabi agung kita,
yaitu Nabi Muhammad saw yang telah menyampaikan petunjuk Allah swt untuk kita semua,
yang merupakan sebuah petunjuk yang paling benar yakni syariah agama Islam yang
sempurna dan merupakan satu-satunya karunia paling besar bagi seluruh alam semesta.

Semoga makalah ini mampu berguna serta bermanfaat dalam meningkatkan


pengetahuan sekaligus wawasan terkait Lembaga Negara di Indonesia.
Di akhir kami berharap makalah sederhana kami ini dapat dimengerti oleh setiap
pihak yang membaca. Kami pun memohon maaf apabila dalam makalah ini terdapat
perkataan yang tidak berkenan di hati.

Serang, 12 Maret 2019

penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................................... 2

DAFTAR ISI.............................................................................................................................. 3

BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................................... 4

1.1 Latar Belakang ................................................................................................................. 4


1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................................ 5
1.3 Tujuan penulisan .............................................................................................................. 5
BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................................... 6

2.1 Pengertian Lembaga Negara ............................................................................................ 6


2.2 Lembaga-Lembaga Negara Sebelum dan Sesudah Amandemen ..................................... 7
2.3 Perbedaan Lembaga-Lembaga Negara Sebelum Amandemen UUD 1945 dengan
Sesudah Amandemen UUD 1945 ........................................................................................ 14
BAB III PENUTUP ................................................................................................................. 22

3.1 Kesimpulan..................................................................................................................... 22
3.2 Saran ............................................................................................................................... 22
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................................. 23

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sejak reformasi terjadi tahun 1998 yang berakibat berakhirnya masa pemerintahan
orde baru, mulailah terjadi perubahan (Amandemen) konstitusi Undang-undang Dasar Negara
Republik Indonesia tahun 1945 sebanyak empat kali. Perubahan tersebut berimplikasi
terhadap perubahan ketatanegaraan sekaligus susunan kelembagaan Negara Indonesia. salah
satu dampak langsung perubahannya adalah perubahan supremasi MPR menjadi supermasi
Konstitusi. Susunan kelembagaan Negara Indonesia tidak lagi mengenal istilah “lembaga
tertinggi Negara” untuk kedudukan MPR sehingga terjadi kesejajaran kedudukan dengan
lembaga sejenis demi menciptakan system check and balances.

Telah dikenal adanya 3 fungsi kekuasaan klasik yaitu fungsi legislative, eksekutif, dan
yudikatif oleh Baron de Montesquieu (1689-1785). Teori tersebut disebut juga teori Trias
Politica yang menghendaki adanya pemisahan kekuasaan antara satu lembaga dengan
lembaga Negara yang lain. Satu lembaga Negara tidak boleh mencampuri kekuasaan lembaga
Negara yang lain.
Konsepsi Trias Politica tersebut dewasa ini sudah tidak relevan lagi karena tidak
mungkin ketiga lembaga tersebut hanya melaksanakan satu fungsi tanpa boleh mencampuri
fungsi lembaga lain. System check and balances dalam konsep tersebut tidak ditemukan.
Padahal idealnya lembaga-lembaga Negara memiliki kedudukan yang sejajar satu dan lain
dan berhubungan saling mengawasi sesuai dengan prinsip check and balances.
Eksperimentasi terhadap lembaga-lembaga baru juga sedang dilakukan oleh Negara
Indonesia. Dimulai pasca jatuhnya pemerintahan Soeharto (1998) yang dikenal dengan era
reformasi dilakukanlah perubahan konstitusi UUD 1945 selama 4 tahun (1999-2002). dalam
perubahan tersebutlah terjadi pembentukan dan pembaharuan lembaga Negara. Dari 34
lembaga Negara, terdapat 28 lembaga Negara yang kewenangannya dijelaskan secara umum
maupun secara rinci dalam UUD 1945. ke-28 lembaga Negara inilah yang disebut memiliki
kewenangan konstitusional yang disebutkan secara eksplisit dalam UUD 1945.

4
Penulis merasa perlu dilakukannya pengkajian perbandingan antara lembaga-lembaga
Negara sebelum dan sesudah amandemen agar kita dapat mengetahui secara tepat mengenai
tugas dan fungsinya masing-masing. Serta apakah sudah tepat berdirinya lembaga-lembaga
Negara saat ini berkaitan dengan yang diatur dalam Undang-undang Dasar Negara Republik
Indonesia tahun 1945 sekaligus perubahan-perubahannya. Tentu berjalannya Lembaga
Negara dalam satu system yang tepat atau tidaknya dapat diuji dengan melakukan studi
komparatif lembaga Negara sebelum dan sesudah amandemen. Atas dasar tersebut menjadi

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud Lembaga negara?
2. Apa sajakah lembaga-lembaga negara sebelum dan sesudah amandemen?
3. Apa saja perbedaan lembaga-lembaga negara sebelum dan sesudah amandemen?

1.3 Tujuan penulisan


1. Mengetahui apa yang dimaksud dengan lembaga negara.
2. Mengetahui lembaga-lembaga negara sebelum dan sesudah amandemen.
3. Mengetahui perbedaan lembaga-lembaga negara sebelum dan sesudah amandemen.

5
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Lembaga Negara

Lembaga negara adalah institusi-institusi negara yang secara langsung diatur atau memiliki
kewenangan yang diberikan oleh UUD 1945 Lembaga negara bertujuan untuk membangun
negara itu sendiri. Secara umum tugas lembaga negara antara lain menjaga stabilitas
keamanan, politik, hukum, HAM kedudukan dan kewenangan lembaga negara sangat
berpengaruh pada sistem pemerintahan dan konstitusi yang berlaku.

Sebagai negara demokrasi, pemerintahan indonesia menerapkan teori trias politica. Trias
politica adalah pembagian kekuasaan pemerintahan menjadi tiga bidang yang memiliki
kedudukan sejajar. Ketiga bidang tersebut yaitu:

1. Legislatif bertugas membuat undang-undang. Bidang legislatif adalah dewan


perwakilan rakyat (DPR).
2. Eksekutif bertugas menerapkan atau melaksanakan undang-undang. bidang eksekutif
adalah presiden dan wakil presiden beserta menteri-menteri yang membantunya.
3. Yudikatif bertugas mempertahankan pelaksanaan undang-undang. Adapun unsur
yudikatif terdiri atas Mahkamah Agung (MA) dan Mahkamah Konstitusi (MK).

Lembaga-lembaga negara Indonesia diposisikan sesuai dengan ketiga unsur di depan. selain
lembaga tersebut masih ada lembaga yang lain. Lembaga tersebut antara lain Majelis
Permusyawaratan Rakyat (MPR), Komisi Yudisial (KY) dan Mahkamah Konstitusi (MK).

Lembaga-lembaga negara seperti komisi yudisial (KY) dan mahkamah konstitusi merupakan
lembaga baru. Selain itu amandemen UUD 1945 juga menghapuskan dewan pertimbangan
agung (DPA). Sebagai penggantinya, presiden membentuk suatu dewan pertimbangan yang
bertugas memberi nasehat dan pertimbangan pada presiden.

6
2.2 Lembaga-Lembaga Negara Sebelum dan Sesudah Amandemen

Lembaga Negara RI Sebelum Amandemen, Yaitu:

1. MPR
Sebagai lembaga tertinggi negara diberi kekuasaan tak terbatas karena “kekuasaan ada
ditangan rakyat dan dilakukan sepenuhnya oleh MPR dan MPR adalah “penjelmaan
dari seluruh rakyat Indonesia”. Yang berwenang menetapakan UUD,GBHN,
mengangkat presiden dan wakil presiden. Susunan keanggotaannya terdiri dari
anggota DPR dan utusan golongan yang diangkat. Dalam praktek ketatanegaraan,
MPR pernah menetapakan antara lain:
a. Presiden, sebagai presiden seumur hidup
b. Presiden yang dipilih secara terus menerus sampai 7 kali berturut-turut
c. Memberhentikan sebagai pejabat presiden
d. Meminta presiden untuk mundur dari jabatannya
e. Tidak memperpanjang masa jabatan sebagai presiden
f. Lembaga negara yang paling mungkin menandingi MPR adalah presiden,
yaitu dengan memanfaatkan kekuatan partai politik yang paling banyak di
menduduki kursi MPR.
2. Presiden /wakil presiden
a. Presiden memegang posisi sentral dan dominan sebagai mandataris MPR,
meskipun kedudukannya tidak “neben” akan tetapi “ untergeordnet”.
b. Presiden menjalankan kekuasaan pemerintahan negara teringgi (konsentration
of power and responsibility upon the president).
c. Presiden selain memegang kekuasaan eksekutif (executive power), juga
memegang kekuasan legislatif (legislative power) dan kekuasan yudikatif
(judikative power).
d. Presiden mempunyai hak prerogatif yang sangat besar.
e. Tidak ada aturan mengenai batasan periode seseorang dapat menjabat sebagai
presiden dan mekanise pemberhentian presiden dalam masa jabatannya.
f. Mengangkat dan memberhentikan anggota BPK.
g. Menetapkan peraturan pemerintah pengganti undang-undang dalam situasi
yang memaksa menetapkan peraturan pemerintah.
h. Mengangkat dan memberhentikan menteri-menteri.

7
3. DPR
DPR adalah lembaga perwakilan rakyat yang tidak dapat dibubarkan oleh presiden.
Anggota DPR adalah partai politik serta pemilu yang dipilih oleh rakyat. DPR tidak
bertanggung jawab terhadap presiden. Sebelum diadakannya amandemen, tugas dan
wewenang DPR adalah:
a. Memberikan persetujuan atas RUU yang diusulkan presiden.
b. Mengajukan rancangan undang-undang.
c. Memberikan persetujuan atas PERPU.
d. Memberikan persetujuan atas anggaran .
e. Meminta MPR untuk mengadakan sidang istimewa guna meminta
pertanggung jawaban presiden.
4. DPA
Dewan pertimbangan agung, memiliki kewajiban untuk memberi jawaban terhadap
pertanyaan presiden. DPA juga berhak untuk mengajukan usulan kepada pemerintah
sama seperti BPK, UUD 1945 tidak banyak menjelaskan tentang DPA sebelum
amandemen.
5. BPK
Sebelum amandemen tidak banyak menjelaskan mengenai BPK. BPK bertugas untuk
memeriksa tanggung jawab tentang keuangan negara. Hasil dari pemeriksaan
keuangan tersebut kemudian dilaporkan kepada DPR.
6. MAHKAMAH AGUNG (MA)
Sebelum amandemen undang-undang dasar 1945, kekuasaan kehakiman dilakukan
hanya oleh mahkamah agung. Lembaga mahkamah agung bersifat mandiri dan tidak
boleh di intervensi atau dipengaruhi oleh cabang kekuasaan lainnya. Wewenang
sebelum amandemen:
1. Berwenang mengadili pada tingkat asasi
2. Menguji peraturan perundang-undangan
3. Mengajukan tiga orang hakim konstitusi
4. Memberikan pertimbangan kepada presiden untuk memberikan grasi dan
rehabilitasi

8
Berikut adalah nama lembaga-lembaga negara hasil amandemen UUD 1945, fungsi,
tugas dan wewenangnya.

1. Majelis Pemusyawaratan Rakyat (MPR)

Komposisi dari anggota MPR terdiri atas anggota DPR dan anggota DPD yang dipilih
melalui pemilihan umum.

Keanggotaan MPR diresmikan dengan keputusan presiden. Masa jabatan anggota MPR
selama 5 tahun dan berakhir bersamaan pada saat anggota MPR yang baru mengucapkan
sumpah atau janji. Sebelum menjabat, para anggota MPR mengucapkan sumpah atau janji
bersama-bersama yang dipandu oleh ketua mahkamah agung dalam sidang paripurna MPR.

Sebelum UUD 1945 diamandemen, MPR berkedudukan sebagai lembaga tertinggi negara.
Setelah UUD 1945 diamandemen, istilah lembaga tertinggi negara tidak ada, yang ada hanya
lembaga negara. Dengan demikian, sesuai UUD 1945 yang telah diamandemen maka MPR
termasuk dalam lembaga negara. Sesuai dengan pasal 3 ayat 1 UUD 1945, MPR amandemen
mempunyai tugas dan wewenang sebagai berikut:

A. Mengubah dan menetapkan UUD .


B. Melantik presiden dan wakil presiden.
C. Memberhentikan presiden dan wakil presiden dalam masa jabatannya menurut UUD.

2. Dewan Perwakilan Rakyat (DPR)


DPR merupakan lembaga perwakilan rakyat yang berkedudukan sebagai lembaga negara.
Anggota DPR berasal dari anggota partai politik peserta pemilu yang dipilih berdasarkan
hasil pemilu. DPR berkedudukan di tingkat pusat, sedangkan yang berada di tingkat provinsi
disebut DPRD provinsi dan yang berada di kabupaten/kota disebut DPRD kabupaten/kota.
Berdasarkan UU Pemilu N0. 10 Tahun 2008 ditetapkan sebagai berikut:
 jumlah anggota DPR sebanyak 560 orang;
 jumlah anggota DPRD provinsi sekurang-kurangnya 35 orang dan sebanyak- banyak
100 orang;
 jumlah anggota DPRD kabupaten/kota sedikitnya 20 orang dan sebanyak- banyaknya
50 orang.
Keanggotaan DPR diresmikan dengan keputusan presiden. Anggota DPR berdomisili di ibu
kota negara. Masa jabatan anggota DPR adalah lima tahun dan berakhir pada saat anggota

9
DPR yang baru mengucapkan sumpah/janji yang dipandu oleh Ketua Mahkamah Agung
dalam sidang paripurna DPR.

Lembaga negara DPR mempunyai fungsi berikut ini :


1. Fungsi legislasi, artinya DPR berfungsi sebagai lembaga pembuat undang-undang.
2. Fungsi anggaran, artinya DPR berfungsi sebagai lembaga yang berhak untuk
menetapkan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).
3. Fungsi pengawasan, artinya DPR sebagai lembaga yang melakukan pengawasan
terhadap pemerintahan yang menjalankan undang-undang.
DPR sebagai lembaga negara mempunyai hak-hak, antara lain sebagai berikut.
A. Hak interpelasi adalah hak DPR untuk meminta keterangan kepada pemerintah
mengenai kebijakan pemerintah yang penting dan strategis serta berdampak luas bagi
kehidupan masyarakat.
B. Hak angket adalah hak DPR untuk melakukan penyelidikan terhadap suatu kebijakan
tertentu pemerintah yang diduga bertentangan dengan peraturan perundang-undangan.
C. Hak menyatakan pendapat adalah hak DPR untuk menyatakan pendapat terhadap
kebijakan pemerintah mengenai kejadian yang luar biasa yang terdapat di dalam
negeri disertai dengan rekomendasi penyelesaiannya atau sebagai tindak lanjut
pelaksanaan hak interpelasi dan hak angket. Untuk memudahkan tugas anggota DPR
maka dibentuk komisi-komisi yang bekerja sama dengan pemerintah sebagai mitra
kerja.

3. Dewan Perwakilan Daerah


Dewan Perwakilan Daerah (DPD) merupakan lembaga negara baru yang sebelumnya tidak
ada. DPD merupakan lembaga wakilan daerah yang berkedudukan sebagai lembaga negara.
DPD terdiri atas wakil-wakil dari provinsi yang dipilih melalui pemilihan umum.

Jumlah anggota DPD dari setiap provinsi tidak sama, tetapi ditetapkan sebanyak-banyaknya
empat orang. Jumlah seluruh anggota DPD tidak lebih dari 1/3 jumlah anggota DPR.
Keanggotaan DPD diresmikan dengan keputusan presiden. Anggota DPD berdomisili di
daerah pemilihannya, tetapi selama bersidang bertempat tinggal di ibu kota Republik
Indonesia. Masa jabatan anggota DPD adalah lima tahun.

Sesuai dengan Pasal 22 D UUD 1945 maka kewenangan DPD, antara lain sebagai berikut:

10
a. Dapat mengajukan rancangan undang-undang kepada DPR yang berkaitan dengan
otonomi daerah, hubungan pusat dengan daerah, pembentukan dan pemekaran, serta
penggabungan daerah, pengelolaan sumber daya alam dan sumber daya ekonomi
lainnya, perimbangan keuangan pusat dan daerah.
b. Ikut merancang undang-undang yang berkaitan dengan otonomi daerah, hubungan
pusat dengan daerah, pembentukan dan pemekaran, serta penggabungan daerah,
pengelolaan sumber daya alam dan sumber daya ekonomi lainnya, perimbangan
keuangan pusat dan daerah.
c. Dapat memberi pertimbangan kepada DPR yang berkaitan dengan rancangan undang-
undang, RAPBN, pajak, pendidikan, dan agama.
d. Dapat melakukan pengawasan yang berkaitan dengan pelaksanaan undang-undang
otonomi daerah, hubungan pusat dengan daerah, pembentukan dan pemekaran serta
penggabungan daerah, pengelolaan sumber daya alam dan sumber daya ekonomi
lainnya, perimbangan keuangan pusat dengan daerah, pajak, pendidikan, dan agama.

4. Presiden dan Wakil Presiden


Presiden adalah lembaga negara yang memegang kekuasaan eksekutif yaitu presiden
mempunyai kekuasaan untuk menjalankan pemerintahan. Presiden mempunyai kedudukan
sebagai kepala pemerintahan dan sekaligus sebagai kepala negara. Sebelum adanya
amandemen UUD 1945, presiden dan wakil presiden dipilih oleh MPR, tetapi setelah
amandemen UUD1945 presiden dan wakil presiden dipilih secara langsung oleh rakyat
melalui pemilihan umum. Presiden dan wakil presiden memegang jabatan selama lima tahun
dan sesudahnya dapat dipilih kembali hanya untuk satu kali masa jabatan. Presiden dan wakil
presiden sebelum menjalankan tugasnya bersumpah atau mengucapkan janji dan dilantik oleh
ketua MPR dalam sidang MPR. Setelah dilantik, presiden dan wakil presiden menjalankan
pemerintahan sesuai dengan program yang telah ditetapkan sendiri. Dalam menjalankan
pemerintahan, presiden dan wakil presiden tidak boleh bertentangan dengan UUD 1945.
Presiden dan wakil presiden menjalankan pemerintahan sesuai dengan tujuan negara yang
tercantum dalam Pembukaan UUD 1945.
Sebagai seorang kepala negara, menurut Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945, Presiden mempunyai wewenang sebagai berikut:
1. Membuat perjanjian dengan negara lain dengan persetujuan Dewan
Perwakilan Rakyat.

11
2. Mengangkat duta dan konsul. Duta adalah perwakilan negara Indonesia di
negara sahabat. Duta bertugas di kedutaan besar yang ditempatkan di ibu kota
negara sahabat itu. Sedangkan konsul adalah lembaga yang mewakili negara
Indonesia di kota tertentu di bawah kedutaan besar kita.
3. Menerima duta dari negara lain.
4. Memberi gelar, tanda jasa dan tanda kehormatan lainnya kepada warga
negara Indonesia atau warga negara asing yang telah berjasa mengharumkan nama
baik Indonesia.
Sebagai seorang kepala pemerintahan, presiden mempunyai kekuasaan tertinggi untuk
menyelenggarakan pemerintahan negara Indonesia. Wewenang, hak dan kewajiban Presiden
sebagai kepala pemerintahan, diantaranya:
1. Memegang kekuasaan pemerintah menurut Undang-Undang Dasar.
2. Berhak mengajukan Rancangan Undang-Undang (RUU) kepada DPR.
3. Menetapkan peraturan pemerintah.
4. Memegang teguh Undang-Undang Dasar dan menjalankan segala Undang- Undang
dan peraturannya dengan selurus-lurusnya serta berbakti kepada Nusa dan Bangsa.
5. Memberi grasi dan rehabilitasi dengan memperhatikan pertimbangan
Mahkamah Agung. Grasi adalah pengampunan yang diberikan oleh kepala negara
kepada orang yang dijatuhi hukuman. Sedangkan rehabilitasi adalah pemulihan
nama baik atau kehormatan seseorang yang telah dituduh secara tidak sah atau
dilanggar kehormatannya.
6. Memberi amnesti dan abolisi dengan memperhatikan pertimbangan DPR.
Amnesti adalah pengampunan atau pengurangan hukuman yang diberikan oleh
negara kepada tahanan-tahanan, terutama tahanan politik. Sedangkan abolisi
adalah pembatalan tuntutan pidana.
Selain sebagai kepala negara dan kepala pemerintahan, seorang presiden juga merupakan
panglima tertinggi angkatan perang. Dalam kedudukannya seperti ini, presiden mempunyai
wewenang sebagai berikut:
 Menyatakan perang, membuat perdamaian dan perjanjian dengan negara lain dengan
persetujuan DPR.
 Membuat perjanjian internasional lainnya dengan persetujuan DPR.
 Menyatakan keadaan bahaya.

12
5. Mahkamah Agung
Mahkamah Agung merupakan lembaga negara yang memegang kekuasaan kehakiman.
Kekuasaan kehakiman merupakan kekuasaan yang merdeka untuk menyelenggarakan
peradilan guna menegakkan hukum dan keadilan. Mahkamah Agung adalah pengadilan
tertinggi di negara kita. Perlu diketahui bahwa peradilan di Indonesia dapat dibedakan
peradilan umum, peradilan agama, peradilan militer, dan peradilan tata usaha negara (PTUN).
Kewajiban dan wewenang Mahkamah Agung, antara lain sebagai berikut:
1. Berwenang mengadili pada tingkat kasasi, menguji peraturan perundangundangan di
bawah undang-undang terhadap undang-undang, dan mempunyai wewenang lainnya
yang diberikan oleh undang-undang;
2. Mengajukan tiga orang anggota hakim konstitusi;
3. Memberikan pertimbangan dalam hal presiden memberi grasi dan rehabilitasi.

6. Mahkamah Konstitusi
Keberadaan Mahkamah Konstitusi diatur dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945 dan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 24 tahun
2003 tentang Mahkamah Konstitusi. Mahkamah Konstitusi berwenang mengadili pada
tingkat pertama dan terakhir yang putusannya bersifat final untuk:
Mahkamah Konstitusi wajib memberikan putusan atas pendapat DPR bahwa
Presiden dan/atau Wakil Presiden diduga:

7. Komisi Yudisial
Komisi Yudisial adalah lembaga negara yang mempunyai wewenang berikut ini:
1. Mengusulkan pengangkatan hakim agung;
2. Menjaga dan menegakkan kehormatan, keluhuran martabat, serta perilaku hakim.
Anggota Komisi Yudisial harus mempunyai pengetahuan dan pengalaman di bidang hukum
serta memiliki integritas dan kepribadian yang tidak tercela. Anggota Komisi Yudisial
diangkat dan diberhentikan oleh presiden dengan persetujuan DPR. Anggota Komisi Yudisial
terdiri atas seorang ketua merangkap anggota, seorang wakil ketua merangkap anggota, dan
tujuh orang anggota. Masa jabatan anggota Komisi Yudisial lima tahun.

13
8. Badan Pemeriksa Keuangan (BPK)
Kedudukan BPK sejajar dengan lembaga negara lainnya. Untuk memeriksa pengelolaan dan
tanggung jawab keuangan negara diadakan satu Badan Pemeriksan Keuangan yang bebas dan
mandiri. Jadi, tugas BPK adalah memeriksa pengelolaan keuangan negara.
Hasil pemeriksaan BPK diserahkan kepada DPR, DPD, dan DPRD sesuai dengan
kewenangannya. Berdasarkan UUD 1945 Pasal 23 F maka anggota BPK dipilih oleh DPR
dengan memperhatikan pertimbangan DPD dan diresmikan oleh presiden. BPK
berkedudukan di ibu kota negara dan memiliki perwakilan di setiap provinsi.

2.3 Perbedaan Lembaga-Lembaga Negara Sebelum Amandemen UUD 1945 dengan


Sesudah Amandemen UUD 1945

Sebelum Amandemen UUD 1945


Sebelum diamandemen, UUD 1945 mengatur kedudukan lembaga tertinggi dan lembaga
tinggi negara, serta hubungan antar lembaga-lembaga tersebut. Undang-Undang
Dasar merupakan hukum tertinggi, kemudian kedaulatan rakyat diberikan seluruhnya kepada
MPR (Lembaga Tertinggi).MPR mendistribusikan kekuasaannya (distribution of power ).
kepada 5 Lembaga Tinggi yang sejajar kedudukannya, yaitu Mahkamah Agung (MA),
Presiden, Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), Dewan Pertimbangan Agung (DPA) dan Badan
Pemeriksa Keuangan (BPK). Adapun kedudukan dan hubungan antar lembaga tertinggi dan
lembaga-lembaga tinggi negara menurut UUD 1945 sebelum diamandemen,dapat diuraikan
sebagai berikut:

Pembukaan UUD 1945


Bahwa sesungguhnya Kemerdekaaan itu ialah hak segala bangsa danoleh sebab itu, maka
penjajahan diatas dunia harus dihapuskan karena tidak sesuai dengan peri-kemanusiaan dan
peri-keadilan. Dan perjuangan pergerakan kemerdekaan Indonesia telah sampailah kepada
saat yang berbahagia dengan selamat sentausa mengantarkanrakyat Indonesia kedepan pintu
gerbang kemerdekaan Negara Indonesia yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur.
Atas berkat rakhmat Allah Yang Maha Kuasa dan dengan didorongkan oleh keinginan luhur,
supaya berkehidupan kebangsaan yang bebas, maka Rakyat Indonesia menyatakan dengan ini
kemerdekaannya. Kemudian daripada itu untuk membentuk suatu Pemerintah Negara
Indonesia yang melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia
dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut

14
melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan
keadilan sosial, maka disusunlah Kemerdekaan Kebangsaan Indonesia itu dalam suatu
Undang-Undang Dasar Negara Indonesia, yang terbentuk dalam suatu susunan Negara
Republik Indonesia yang berkedaulatan rakyat dengan berdasarkan kepada Ketuhanan Yang
Maha Esa, Kemanusian yang adil dan beradab, Persatuan Indonesia dan Kerakyatan yang
dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan serta dengan
mewujudkan suatu keadilan sosial bagi seluruh Rakyat Indonesia. Pembukaan UUD 1945
tidak dapat dirubah karena di dalam Pembukaan UUD 1945 terdapat tujuan negara dan
pancasila yang menjadi dasar negara Indonesia. Jika Pembukaan UUD 1945 ini dirubah,maka
secara otomatis tujuan dan dasar negara pun ikut berubah.
1. MPR
Sebelum Amandemen.
Kedudukan MPR:
Lembaga tertinggi negara dan sebagai pemegang dan pelaksana sepenuhnya kedaulatan
rakyat.
Tugas MPR:
Memberikan penjelasan yang bersifat penafsiran terhadap keputusan majelis.
Setelah Amandemen.
Kedudukan MPR: tidak lagi berwenang menetapkan GBHN dan mengeluarkan TAP MPR.
Tugas MPR: menghilangkan supremasi kewenangannya.
2. MA
Sebelum Amandemen.
Memegang kekuasaan kehakiman pasal 24 ayat 1, lembaga ini tugasnya bersifat mandiri,
terutama eksekutif (Penjelasan UUD 1945 Bab IX Pasal 24 dan 25).
Setelah Amandemen.
Memegang kekuasaan kehakiman bersama MPK (pasal 24 ayat 2). MA membawahi
peradilan dalam lingkungan peradilan umum, lingkungan agama, lingkungan peradilan tata
usaha negara (pasal 24 ayat 2).
3. BPK

Sebelum Amandemen.

BPK terlepas dari pengaruh dan kekuasaan pemerintah (penjelasan UUD 1945 Bab VIII pasal
23 ayat 5). Wewenang BPK memeriksa tanggung jawab tentang keuangan negara (pasal 23
ayat 5).

15
Setelah Amandemen.

BPK berkedudukan di ibu kota negara dan memiliki perwakilan di setiap provinsi (pasal 23G
ayat 1). BPK bersifat bebas dan mandiri (pasal 23E ayat 1)

Wewenang BPK yaitu memeriksa pengelolaan dan tanggung jawab tentang keuangan negara
(pasal 23E ayat 1).

4. DPR

Tugas dan wewenang DPR Sebelum Amandemen .


UUD 1945 adalah memberikan persetujuan atas RUU [pasal 20 (1)], mengajukan rancangan
Undang-Undang pasal 21 (1), Memberikan persetujuan atas PERPU pasal 22 (2), dan
Memberikan persetujuan atas Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara pasal 23 (1).UUD
1945 tidak menyebutkan dengan jelas bahwa DPR memiliki fungsi legislasi, fungsi anggaran
dan pengawasan.
Setelah Amandemen.
Kedudukan DPR diperkuat sebagai lembaga legislatif dan fungsi serta wewenangnya lebih
diperjelas seperti adanya peran DPR dalam pemberhentian presiden.

5. Presiden
Sebelum Amandemen.
Presiden memegang posisi sentral dan dominan sebagai mandataris MPR, meskipun
kedudukannya tidak “neben” akan tetapi“untergeordnet”. Presiden menjalankan kekuasaan
pemerintahan negara tertinggi (consentration of power and responsiblity upon the president).
Presiden selain memegang kekuasaan eksekutif (executive power ), juga memegang
kekuasaan legislative (legislative power ) dan kekuasaan yudikatif ( judicative power ).
Presiden mempunyai hak prerogatif yang sangat besar. Tidak ada aturan mengenai batasan
periode seseorang dapat menjabat sebagai presiden serta mekanisme pemberhentian presiden

PEMILIHAN
Presiden dan Wakil Presiden diangkat dan diberhentikan oleh MPR.

16
Setelah Amandemen.

Kedudukan presiden sebagai kepala negara, kepala pemerintahan dan berwenang membentuk
Undang-Undang dengan persetujuan DPR. Masa jabatan presiden adalah lima tahun dan
dapat dipilih kembali selama satu periode.

WEWENANG

 Memegang kekuasaan pemerintahan menurut UUD.


 Presiden tidak lagi mengangkat BPK, tetapi diangkat oleh DPR dengan memperhatikan
DPD lalu diresmikan oleh presiden.
 Memegang kekuasaan yang tertinggi atas Angkatan Darat, Angkatan Laut, dan Angkatan
Udara.
 Mengajukan Rancangan Undang-Undang kepada Dewan Perwakilan Rakyat (DPR).
Presiden melakukan pembahasan dan pemberian persetujuan atas RUU bersama DPR serta
mengesahkan RUU menjadi UU.
 Menetapkan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang (dalam kegentingan yang
memaksa).
 Menetapkan Peraturan Pemerintah.
 Mengangkat dan memberhentikan menteri-menteri.
 Menyatakan perang, membuat perdamaian dan perjanjian dengan negara lain dengan
persetujuan DPR.
 Membuat perjanjian internasional lainnya dengan persetujuan DPR.
 Menyatakan keadaan bahaya.

PEMILIHAN
Calon Presiden dan Wakil Presiden diusulkan oleh partai politik atau gabungan partai politik
peserta pemilu sebelumnya. Pilpres pertama kali di Indonesia diselenggarakan pada tahun
2004.
Jika dalam Pilpres didapat suara >50% jumlah suara dalam pemilu dengan sedikitnya 20% di
setiap provinsi yang tersebar di lebih dari separuh jumlah provinsi Indonesia, maka
dinyatakan sebagai Presiden dan Wakil Presiden terpilih. Jika tidak ada pasangan calon
Presiden dan Wakil Presiden terpilih, maka pasangan yang memperoleh suara terbanyak
pertama dan kedua dalam Pilpres mengikuti Pilpres Putaran Kedua. Pasangan yang

17
memperoleh suara terbanyak dalam Pilpres Putaran Kedua dinyatakan sebagai Presiden dan
Wakil Presiden Terpilih.
6. MAHKAMAH KONSTITUSI

Sebelum Amandemen.

Mahkamah konstitusi berdiri setelah amandemen

Setelah Amandemen.

WEWENANG

 Berwenang mengadili pada tingkat pertama dan terakhir yang putusannya bersifat final
untuk menguji Undang-Undang terhadap Undang-Undang Dasar, memutus sengketa
kewenangan lembaga negara yang kewenangannya diberikan oleh UUD 1945, memutus
pembubaran partai politik, dan memutus perselisihan tentang hasil Pemilihan Umum
 Wajib memberi putusan atas pendapat Dewan Perwakilan Rakyat mengenai dugaan
pelanggaran oleh Presiden dan/atau Wakil Presiden menurut UUD 1945.

Ketua,
Ketua Mahkamah Konstitusi dipilih dari dan oleh Hakim Konstitusi untuk masa jabatan 3
tahun. Masa jabatan Ketua MK selama 3 tahun yang diatur dalam UU 24/2003 ini sedikit
aneh, karena masa jabatan Hakim Konstitusi sendiri adalah 5 tahun, sehingga berarti untuk
masa jabatan kedua Ketua MK dalam satu masa jabatan Hakim Konstitusi berakhir sebelum
waktunya (hanya 2 tahun). Ketua MK yang pertama adalah Prof. Dr. Jimly Asshiddiqie, S.H..
Guru besar hukum tata negara Universitas Indonesia kelahiran 17 April 1956 ini terpilih pada
rapat internal antar anggota hakim Mahkamah Konstitusi tanggal 19 Agustus 2003.
Mohammad Jimly terpilih lagi sebagai ketua untuk masa bakti 2006-2009 pada 18 Agustus
2006 dan disumpah pada 22 Agustus 2006. Pada 19 Agustus 2008, Hakim Konstitusi yang
baru diangkat melakukan voting tertutup untuk memilih Ketua dan Wakil Ketua MK masa
bakti 2008-2011 dan menghasilkan Mahfud MD sebagai ketua serta Abdul Mukthie Fadjar
sebagai wakil ketua Hakim Konstitusi, Mahkamah Konstitusi mempunyai 9 Hakim Konstitusi
yang ditetapkan oleh Presiden. Hakim Konstitusi diajukan masing-masing 3 orang oleh
Mahkamah Agung, 3 orang oleh Dewan Perwakilan Rakyat, dan 3 orang oleh Presiden. Masa

18
jabatan Hakim Konstitusi adalah 5 tahun, dan dapat dipilih kembali untuk 1 kali masa jabatan
berikutnya.
Hakim Konstitusi periode 2003-2008 adalah:

1. Jimly Asshiddiqie
2. Mohammad Laica Marzuki
3. Abdul Mukthie Fadjar
4. Achmad Roestandi
5. H. A. S. Natabaya
6. Harjono
7. I Dewa Gede Palguna
8. Maruarar Siahaan
9. Soedarsono

Hakim Konstitusi periode 2008-2013 adalah:

1. Jimly Asshiddiqie, kemudian mengundurkan diri dan digantikan oleh Harjono


2. Maria Farida Indrati
3. Maruarar Siahaan
4. Abdul Mukthie Fajar
5. Mohammad Mahfud MD
6. Muhammad Alim
7. Achmad Sodiki
8. Arsyad Sanusi
9. Akil Mochtar

7. Mahkamah Agung

Sebelum Amandemen,

Kedudukan: :
Kekuasan kehakiman menurut UUD 1945 sebelum amandemen dilakukan oleh Mahkamah
Agung dan lain-lain badan kehakiman (Pasal 24 (1)). Kekuasaan kehakiman hanya terdiri
atas badan-badan pengadilan yang berpuncak pada Mahkamah Agung. Lembaga ini dalam

19
tugasnya diakui bersifat mandiri dalam arti tidak boleh diintervensi atau dipengaruhi oleh
cabang-cabang kekuasaan lainnya, terutama eksekutif.
WEWENANG
Sebelum adanya amandemen, Mahkamah Agung berwenang dalam kekuasaan kehakiman
secara utuh karena lembaga ini merupakan lembaga kehakiman satu-satunya di Indonesia
pada saat itu.

Setelah Amandemen,

Kedudukan:
MA merupakan lembaga negara yang memegang kekuasaan kehakiman disamping itu sebuah
mahkamah konstitusi diindonesia (pasal 24 (2) UUD 1945 hasil amandemen ). Dalam
melaksanakan kekusaan kehakiman , MA membawahi Beberapa macam lingkungan
peradilan, yaitu peradilan umum, peradilan agama, peradilan militer, dan peradilan tata usaha
negara( Pasal 24 (2) UUD 1945 hasil amandemen).

WEWENANG

 Fungsinya berkaitan dengan kekuasaan kehakiman diatur dalam Undang-undang seperti


Kejaksaan, Kepolisian, Advokat/Pengacara dan lain-lain.
 Berwenang mengadili pada tingkat kasasi, menguji peraturan perundang-undangan di
bawah Undang-Undang, dan mempunyai wewenang lainnya yang diberikan oleh Undang-
Undang
 Mengajukan 3 orang anggota Hakim Konstitusi
 Memberikan pertimbangan dalam hal Presiden memberi grasi dan rehabilitasi

8. BPK

Sebelum Amandemen,

Untuk memeriksa tanggung jawab tentang keuangan negara diadakan suatu Badan Pemeriksa
Keuangan yang peraturannya ditetapkan dengan undangundang. Hasil Pemeriksaan itu
diberitahukan kepada Dewan Perwakilan Rakyat” Pasal 23.

20
Setelah Amandemen,

Pasal23F
(1) Anggota BPK dipilih oleh DPR dengan memperhatikan pertimbangan DPD dan
diresmikanolehPresiden.
(2) Pimpinan BPK dipilih dari dan oleh anggota.

Pasal23G
(1) BPK berkedudukan di ibukota negara dan memiliki perwakilan di setiap propinsi
(2) Ketentuan lebih lanjut mengenai BPK di atur dengan undang-undang.

21
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Lembaga negara adalah institusi-institusi negara yang secara langsung diatur atau
memiliki kewenangan yang diberikan oleh UUD 1945 Lembaga negara bertujuan untuk
membangun negara itu sendiri. Trias politica adalah pembagian kekuasaan pemerintahan
menjadi tiga bidang yang memiliki kedudukan sejajar. Ketiga bidang tersebut yaitu: legislatif,
eksekutif, dan yudikatif.

Lembaga nagara Indonesia sebelum amandemen terdiri dari: MPR, DPR, PRESIDEN,
MA, BPK, dan DPA. Sedangkan sesudah amandemen lembaga negara tersebut terdiri dari :
MPR, DPR, PRESIDEN dan WAKIL PRESIDEN, DPD, BPK, DPA, MA, MK, dan KY.
Yang semua lembaga tersebut di atas memiliki tugas, fungsi, hak, wewenang, dan
kewajibannya masing-masing.

3.2 Saran

Penulisan makalah telah menguraikan perubahan-perubahan mendasar sistem


ketatanegaraan, fungsi, tugas, dan wewenang lembaga negara baik sebelum maupun sesudah
amandemen UUD 1945. Tentu saja penerapan dan pelaksaan sebuah UUD akan sangat
dipengaruhi oleh situasi perkembangan zaman, serta kedewasaan bernegara para
pelaksananya. Adanya semangat para penyelenggara negara yang benar-benar berjiwa
kenegarawanan, sangatlah mutlak diperlukan untuk mengatasi kekurangan dan kelemahan
rumusan sebuah UUD. Tanpa itu, UUD yang baik dan sempurna pun, dapat diselewengkan
ke arah yang berlawanan. Namun, apapun juga, amandemen konstitusi itu telah terjadi dan
menjadi bagian sejarah perjalanan bangsa ke depan. Untuk itu sebagai warga negara bangsa
Indonesia kita seharusnya dapat menjalankan segala peraturan perundang-undangan dengan
baik. Untuk itu, kami berharap, semoga perubahan itu membawa perjalanan bangsa dan
negara kita ke arah yang lebih baik.

22
DAFTAR PUSTAKA

Kusnardi, Moh dan Bintan R. Saragih. 2008. Ilmu Negara. Jakarta: Gaya Media Pratama.
Rasyid, Hatamar. Pengantar Ilmu Politik Perspektif Barat dan Islam. Jakarta: PT
Rajagrafindo Persada.
Rahmah. 2012. “Lembaga-lembaga negara, fungsi dan tugasnya”.
http://asagenerasiku.blogspot.com/2012/04/lembaga-lembaga-negara-fungsi-dan.html. [12
Maret 2019].

Bal, Mickey. 2013. “Makalah Perbedaan Lembaga Negara Sebelum dan Setelah
Amandemen”.
https://www.google.com/amp/s/mickeybal/.wordpress.com/2013/01/02/makalah-perbedaan -
lembaga-negara-sebelum-dan-setelah-amandemen/amp/. [12 Maret 2019].

Inayy21. 2016. “Kedudukan BPK Sebelum dan Sesudah Amandemen”.


https://brainly.co.id/tugas/8657181. [14 Maret 2019].

Kusuma, Widya. 2015. “Kedudukan DPR, MA, dan BPK Sebelum dan Sesudah
Amandemen”. https://brainly.co.id/tugas/4353735. [14 Maret 2019].

Fadilah, R. 2017. “Perbedaan MPR Sebelum dan Sesudah Amandemen”.


https://brainly.co.id/tugas/9903356. [17 Maret 2019].

Syahrijal, Darda. 2012. Hukum Administrasi Negara dan Pengadilan Tata Usaha Negara.
Yogyakarta: Pustaka Yustisia.

23

Anda mungkin juga menyukai