Anda di halaman 1dari 3

Strategi melawan Pemanasan Global

Nama: Ikomang Ashiswagga Dta(09)


kelas:7E

Dewasa ini, sarana transportasi umum MRT atau mass rapid transit tengah
menarik perhatian warga Ibukota Jakarta. Sejak diberlakukannya masa uji coba
MRT pada 12 Maret 2019, tampak antusiasme warga yang terus meningkat hingga
hari terahir uji coba yakni pada 23 Maret 2019. Hal ini menunjukkan adanya
sambutan baik dari masyarakat terhadap sarana transportasi umum yang di gadang-
gadang mampu mengurangi kemacetan di wilayah Jakarta.

Sebagai Negara yang menduduki posisi keempat dengan tingkat populasi


tertinggi di Dunia, transportasi masih menjadi masalah utama bagi Indonesia.
Mulai dari sistem pengaturan lalu lintas, akomodasi transportasi umum, serta
sarana-prasarana pendukung, masih berkutat menunggu untuk dibenahi. Tak heran
jika kemacetan telah menjadi rutinitas wajib di Indonesia khususnya wilayah
Ibukota.

Kemacetan ibukota menuntut masyarakat untuk terbiasa dan mampu


beradaptasi. Salah satu upaya adaptasi yang paling umum dilakukan adalah dengan
beralih ke moda transportasi roda dua. Hal ini disebabkan karena roda dua
dianggap lebih gesit dan lincah dalam melawan kemacetan di ibukota. Upaya
adaptasi ini masih dianggap cukup bagi sebagian warga untuk bisa bertahan hidup
di wilayah Ibukota, meskipun tindakan ini dapat berdampak buruk
bagi lingkungan.
Menurut laporan IPCC (2014), sektor transportasi sendiri telah menyumbang
14% dari total emisi gas rumah kaca di tahun 2010, dimana gas buang yang
dihasilkan meliputi nitrogen oksida (NOx), volatile organic compounds (VOCs),
karbon monoksida (CO), karbon dioksida (CO2), sulfur dioksida (SO2) serta
berbagai jenis partikulat. Gas-gas tersebut tergolong kedalam gas rumah kaca,
dimana pada konsentrasi tertentu dapat menghambat keluarnya radiasi gelombang
panjang dari bumi, sehingga menimbulkan efek pemanasan di permukaan bumi.

Disamping itu, campuran dari beberapa polutan tersebut dapat memicu


terbentuknya ozon. Ozon merupakan gas yang terdiri dari tiga atom oksigen,
terbentuk dari reaksi oksida dari berbagai gas seperti NOx, VOC, CO2, yang
terpapar radiasi matahari hingga terurai menjadi oksigen radikal. Mungkin
sebagian dari Anda telah mengetahui bahwa ozon mampu berperan positif, yakni
mencegah radiasi ultraviolet untuk sampai ke permukaan bumi.

Hal tersebut tidak sepenuhnya salah. Gas ozon yang berada cukup tinggi dari
permukaan bumi atau tepatnya di lapisan stratosfer memang berperan untuk
menangkal radiasi ultraviolet, namun apabila gas ini turun ke permukaan bumi,
atau bahkan terbentuk di permukaan bumi, maka dapat menimbulkan dampak
negative bagi kesehatan manusia.

Menurut WHO (World Health Organization), ozon permukaan dapat


menyebabkan berbagai masalah kesehatan kronis, terutama asma bagi anak-anak.
Selain itu, ozon juga dapat berperan dalam meningkatkan suhu permukaan bumi
atau global warming.

MRT mampu mengangkut penumpang dalam jumlah banyak, dengan waktu


cepat, serta melewati berbagai titik transit sesuai tujuan penumpang. Dikutip
dari AntaraNews.com, Direktur Eksekutif Komite Pemberantasan Bensin
Bertimbal (KPBB), Ahmad Syafrudin menyatakan bahwa MRT fase 1-16 km,
yakni dari Lebak Bulus di Jakarta Selatan hingga Bundaran Hotel Indonesia (HI) di
Jakarta Pusat, dapat mengurangi emisi hingga 85.680 ton karbon dioksida per
tahun. Apabila dapat terealisasi, angka tersebut tentu akan sangat membantu dalam
upaya melawan pemanasan global.

Saat ini, masayarakat tengah menunjukkan antusiasme yang tinggi terhadap


keberadaan sarana transportasi MRT. Antusiasme ini mustinya mampu disambut
dengan baik oleh pemerintah, yakni dengan melakukan pengawasan dan
peningkatan kualitas dari fasilitas umum yang sudah ada. Sehingga antusiasme dari
masyarakat tidak berkurang atau bahkan padam. Apabila minat dan kemauan
masyarakat untuk menggunakan transportasi umum terus meningkat, maka akan
diperoleh berbagai dampak positif. Salah satunya adalah berkurangnya polusi
udara, yang selanjutnya dapat mengurangi risiko penyakit bagi masyarakat.

Apabila polusi udara berkurang, pemanasan global juga dapat terhambat,


seiring dengan berkurangnya emisi gas rumah kaca ke udara. Selain itu, masalah
kemacetan di ibukota juga tentunya dapat berangsur-angsur berkurang.

Selain pengawasan dan pemeliharaan dari pemerintah, kesadaran pribadi


dari masyarakat sebagai pengguna juga sangat diperlukan untuk menjaga fasilitas
miliki bersama ini. Sistem ini hanya dapat melahirkan berbagai solusi bagi
permasalahan yang ada, apabila kedua pihak bersedia untuk menjalankan
kewajibannya masing-masing. Layaknya mendayung sampan yang harus searah
antara sisi kanan dan kiri, untuk dapat bergerak maju ke arah tujuan yang
dikehendaki.

Anda mungkin juga menyukai