Anda di halaman 1dari 8

RESUME PELATIHAN MANDIRI

KURIKULUM MERDEKA

NAMA : I GEDE BUDI ADI MAHARDIKA


MATA PELAJARAN : PENDIDIKAN AGAMA HINDU DAN BUDI PEKERTI
TOPIK : MERDEKA MENGAJAR
WAKTU : MINGGU I BULAN APRIL (1 APRIL – 8 APRIL 2022)
TANGGAL MULAI : 1 APRIL 2022
TANGGAL SELESAI : 5 APRIL 2022

RINGKASAN MATERI
NO SUB TOPIK URAIAN MATERI

MODUL 1 Mengenali dan Memahami Diri Sebagai Pendidik


1 Mengenali dan Memahami Merefleksikan diri dan peran sebagai pendidik
Diri Sebagai Pendidik berdasarkan pemikiran Ki Hajar Dewantara.
Semangat bapak ibu guru dalam memulai hari akan
merambat pada energi belajar anak.
Di jaman digital native seorang guru perlu
menyelaraskan perans ebagai pendidik yang relevan
dengan konteks murid dan zaman. Sebagai guru
pasti ingin membekali murid-murid dengan
pengetahuan, keterampilan dan sikap untuk terus
belajar, mendampingi mereka memahami dan
mencapai tujuan belajar. Hal ini sesuai dengan
kutipan dari Ki Hajar Dewantara menyatakan bahwa
“memberi ilmu demi kecakapan hidup anak dalam
usaha mempersiapkannya untuk segala kepentingan
hidup manusia, baik dalam hidup bermasyarakat
maupun hidup berbudaya dalam arti seluas-luasnya”.
Ki Hajar Dewantara juga menyamakan mendidik
anak dengan mendidik rakyat, kehidupan kita saat
ini adalah buah dari pendidikan yang kita terima saat
kita masih anak-anak. Begitu pula dengan anak-anak
yang saat ini belajar bersama kita kelak akan
menjadi bagian dari kehidupan masyarakat di masa
depan. Sebagai guru yang dilakukan untuk
menghantarkan mereka menuju mimpi cita-cita
mereka yakni menyesuaikan peran untuk menuntun
perjalanan belajar siswa, dan pada akhirnya
menemukan siapa diri mereka dan menghantarkan
mereka menuju cita-citanya. peranan seorang
pendidik sangat besar hal apapun yang di lakukan di
kelas dari segi fasilitasi proses belajar atau di kerja
kelompok atau hal sekecil ucapan pujian maupun
cemoohan yang tidak sengaja terucap akan
meninggalkan makna yang kelak akan menjadi
bagian dan masyarakat menilai proses pembelajaran
kita sebagai guru secara utuh. Setiap hal kecilnya
kita sampaikan di kelas akan berkontribusi pada
kecakapan hidup anak saat dewasa semua yang di
rancang untuk murid-murid kelas ibu dan bapak guru
sebenarnya sedang membentuk masyarakat
pembentuk budaya masa depan lewat murid untuk
terus belajar. ibu dan bapak guru wahai para
pembentuk kebudayaan masa depan mari kita
bersama terus belajar demi meraih tujuan pendidikan
menjadi manusia Merdeka yang kelak akan
menuntun murid-murid menjadi manusia merdeka.
MODUL 2 Mendidik dan Mengajar
1 Mendidik dan Mengajar Sekolah atau satuan pendidikan seringkali dipersepsi
sebagai tempat mengasah kecerdasan kognitif
semata. Sementara kehidupan kita percaya tidak
hanya memerlukan kecerdasan kognitif, ada
kecerdasan dan keterampilan hidup lain yang
diperlukan untuk menjalani hidup. Kita percaya
bahwa sekolah dan pendidikan merupakan bekal
untuk murid kita mengisi masa depan. Pada modul
ini berefleksi bersama mengenai praktik mengajar
guru apakah sudah cukup menyiapkan murid di masa
depan. Lebih dalam pada modul ini membahas
tentang mendidik menyeluruh berdasarkan
pemikiran Ki Hajar Dewantara. Pemahaman
terhadap kata pendidikan dan pengajaran kadang
masih membingungkan.  pengajaran adalah suatu
cara menyampaikan ilmu atau manfaat bagi anak-
anak secara lahir maupun batin maka pengajaran
merupakan salah satu bagian dari pendidikan. Sama
halnya dengan mengajar yang merupakan salah satu
bagian dari mendidik. Pendidikan merupakan tempat
menaburkan benih benih kebudayaan yang idup
dalam masyarakat sekaligus sebagai instrumen
tumbuhnya unsur peradaban agar kebudayaan yang
diwariskan di masa depan. Menurut Ki Hajar
Dewantara pendidikan sebagai tuntunan yaitu
tuntunan dalam hidup tumbuhnya murid. Murid di
ciptakan sebagai mahklum yang memiliki kodrat
untuk hidup dan tumbuh. Pendidik tidak dapat
menentukan dan berkehendak akan hidup
tumbuhnya yang bisa pendidik lakukan adalah
menuntun tumbuh atau hidupnya kekuatan-kekuatan
itu dengan mengerahkan segala daya upaya untuk
memajukan perkembangan budi pekerti, pikiran dan
jasmani murid agar dapat memperbaiki perilakunya
bukan dasar hidup dan tumbuhnya itu. Menurut  Ki
Hajar Dewantara menyatakan bahwa anak-anak
tumbuh berdasarkan kodrat yang unik, tidak
mungkin pendidik mengubah padi menjadi jagung
atau sebaliknya. Pendidikan tidak hanya berbentuk
pengajaran yang memberikan pengetahuan kepada
murid tetapi juga mendidik keterampilan berpikir,
mengembangkan kecerdasan batin. Pendidikan
pikiran (intelektual murid sebaiknya dibangun
setinggi-tingginya, seluas-luasnya, dan selebar-
lebarnya, untuk mewujudkan perikehidupan lahir
dan batin dengan sebaik-baiknya. Setiap murid
memiliki kekuatan-kekuatan yang memerlukan
tuntunan orang dewasa.menuntun potensi murid
bertujuan agar ia semakin baik adabnya dan untuk
mendapatkan kecerdasan yang luas. Guru dapat
memberika praktik pembelajaran yang
mengembangkan kerjasama, empati, menghargai
sesama dan berkontribusi sosial kepada sesama
sehingga murid dapat menemukan dan terbekali
dengan kebudayaan-kebudayaan bangsa.
2 Pendidikan Selama satu Materi pendidikan selama satu abad Melihat
abad perjalanan pendidikan nasional dari sudut pandang
Ki Hajar Dewantara mengenai cita-cita sistem
pendidikan nasional. Kemudian metode pengajaran
di zaman kolonial Belanda yang menggunakan
sistem pendidikan perintah dan sanksi tanpa sadar
masuk ke dalam warisan karena guru-guru kita
mendidik murid-muridnya bahkan mungkin sampai
saat ini praktek itu masih saja berlangsung misalnya
masih ditemukan kasus kekerasan pada murid di
sekolah murid mendapat hukuman atau sanksi dan
ketika mereka belum atau tidak mengerjakan
perintah dari contoh lain adalah sistem penilaian atau
penghargaan yang terlalu berorientasi pada
kecakapan kognitif misalnya percakapan murid
diukur dari hasil ujian sumatif yang menguji
kecakapan kognitif semata akibatnya murid berusaha
keras melatih kecakapannya dengan mengerjakan
kisi-kisi soal ujian hingga mendapat nilai dan
penghargaan dari sekolah. Fokus pada orientasi
kognitif ini menyebabkan perkembangan kecakapan
sosial emosional terabaikan disisi lain jika murid
belum mampu memenuhi tuntutan tuntutan ujian
sumatif yang sangat berat tidak jarang mereka ini
dianggap gagal dalam sistem pendidikan di zaman
kolonial Belanda di dasarkan atas germinasi yaitu
adanya perbedaan perlakuan terhadap anak-anak
untuk mendapatkan pendidikan yang sifatnya masih
materialistik individualistik dan intelektualisme hal
ini bertentangan dengan keadaan dan kebudayaan
bangsa timur sebagai perlawanan terhadap sistem
yang diskriminatif ini Ki Hajar Dewantara
menggagas perlunya sebuah sistem pendidikan yang
Humanis dan transformatif yang dapat memelihara
kedamaian Ki Hajar Dewantara memperkenalkan
sistem Among yaitu yang dikenal dengan slogan  Ing
Ngarso Sung Tulodo,  ing Madyo Mbangun Karso,
Tut Wuri Handayani.  Ing Ngarso Sung Tulodo
artinya seorang guru haruslah berkomitmen menjadi
seorang teladan ia harus memberikan contoh yang
baik.  ing Madyo Mangun Karso artinya seorang
guru haruslah membangkitkan atau menguatkan
semangat murid-muridnya bukan orang yang
melemahkan semangat dan Tut Wuri Handayani
yaitu seorang guru haruslah memberikan dorongan
atau menjadikan murid-muridnya orang-orang yang
mandiri atau orang-orang yang merdeka yang
tumbuh kembang secara maksimal. Inilah esensi
dari  merdeka belajar semboyan ini diingat dengan
sangat baik oleh banyak guru dengan istilah Tut
Wuri Handayani tetapi masih banyak juga yang
belum memahami roh dan maknanya yaitu untuk
kemerdekaan murid yang menghidupkan dan
menggerakan kekuatan lahir dan batinnya. Menurut
Ki Hajar Dewantara pendidikan yang sesuai dengan
bangsa kita adalah pendidikan yang humanis
kerakyatan dan kebangsaan. Pemikiran Ki Hajar
Dewantara tersebut adalah gagasan yang melampaui
zamannya dimana beliau hidup dan masih relevan
hingga masa sekarang ini terbukti atas kepribadian
bangsa Indonesia yaitu yang mengandung harkat diri
dan kemanusiaan yang menjadi landasan praktek
pendidikan saat ini tidak hanya di Indonesia tapi
juga di negara-negara maka kita sebagai pendidik
harus dapat menghayati pemikiran Ki Hajar
Dewantara mengenai pendidikan yang Humanis
yang terbukti masih relevan bahkan hingga masa
kini dan akan mampu mengantarkan murid setiap
mengisi zamannya. Ki Hajar Dewantara melihat
bahwa sistem pendidikan di zaman kolonial Belanda
ini hanya tempat pendidikan pikiran atau rasio yang
mendebarkan ilmu pengetahuan dan kecerdasan saja
tanpa adanya pendidikan sosial emosional atau tanpa
adanya olah rasa. Selain pendidikan kecerdasan atau
keterampilan berpikir, pendidikan kultural
pendidikan yang berdasarkan garis bangsa dan
budaya misalnya dengan menghargai proses belajar
mereka,merayakan setiap pencapaian
pembelajarannya dan mengajar sesuai dengan
kompetensinya juga  sangat dibutuhkan. Pendidikan
Kultural  ini akan melengkapi mempertajam dan
memperkaya  pendidikan kecerdasan murid. Sebagai
pendidik perlu menjaganya dengan menyambungkan
melalui tradisi dan kontinuitas dan masa lampau
model pendidikan dan pengajaran dan pengetahuan
atau kecerdasan ala barat mungkin dapat digunakan
dengan syarat Pendidikan Kebudayaan dan nasional
kita berikan kepada mereka demi terwujudnya
keluhuran manusia nusa dan bangsa serta menjadi
bagian dari kesatuan manusia untuk mencapai semua
dasar utama yang dicita-citakan oleh Ki Hajar
Dewantara yaitu kemerdekaan setiap murid yang
mampu mengatur dirinya sendiri agar murid-murid
berperasaan berpikiran dan bekerja mereka dalam
ketertiban bersama demi mewujudkan cita-cita
Pendidikan Nasional.

3 Menjadi Manusia Secara Materi tentang menjadi manusia secara utuh agar
Utuh dapat memahami prinsip dasar untuk mencapai
tujuan pendidikan yaitu menjadi manusia yang
seutuhnya berdasarkan pemikiran Ki Hajar
Dewantara. Manusia sebagai makhluk ciptaan Tuhan
Yang Maha Esa memiliki dua bagian utama pada
tubuhnya yaitu badan jasmani atau lahir dan badan
rohani atau batin. Atas karunia Tuhan Yang Maha
Esa pula manusia memiliki akal yang digunakan
untuk berpikir untuk merasa dan berkarya.
Bersatunya pikiran perasaan dan kehendak dapat
menimbulkan daya dan mengusulkan budi pekerti
yang menandakan nya sebagai manusia Merdeka
yaitu manusia yang dapat memerintah dan
menguasai dirinya atau mandiri dan itulah kodrat
sebagai manusia. Agar manusia mengetahui
kebutuhan lahir dan batinnya sendiri, sebagai
pendidik dapat membantu murid untuk memenuhi
kebutuhan keduanya akan mencapai keseimbangan
dalam menjalani kehidupan. kita tidak bisa
membantu memenuhi kebutuhan hanya pada salah
satu bagian karena badan lahir dan badan batin pada
manusia tidak dapat dipisahkan dan saling
memahami, maka pendidikan atau turunan
seyogyanya mampu memberikan didikan lahir dan
didikan batin kepada murid agar terpenuhi
kebutuhan kehidupan dan penghidupannya. Menurut
Ki Hajar Dewantara pendidikan adalah tempat
persemaian benih kebudayaan yang hidup dalam
masyarakat dan daya upaya untuk memajukan
perkembangan budi pekerti pikiran dan jasmani.
Kebudayaan merupakan hasil budi manusia secara
lahir dan batin yang didapat dari perjuangan
terhadap dua pengaruh kuat yaitu alam dan zaman. 
Pengembangan budi pekerti berupa olah pikiran
(olah cipta),  olah rasa (menghasulkan karakter),
olah karsa (kemauan),  Olahraga (Jasmani) adalah
bentuk pendidikan yang holistik yang akan
menuntun bagaimana murid dapat tumbuh kembang
secara baik. sekaligus menjadikannya sebagai
manusia yang merdeka yaitu manusia yang dapat
bersandar atas kekuatan lahir dan batinnya sendiri
dan tidak tergantung kepada orang lain. Dengan
demikian sebagai manusia secara utuh harus menjadi
dasar kita sebagai pendidik dalam mendampingi
murid-murid menentukan tujuan belajar
merencanakan pembelajaran sesuai dengan
kebutuhan murid baik lahir maupun batin yang akan
membantu murid-murid kita mengembangkan
kekuatan lahir dan batinnya. Sebagai pendidik  tidak
cukup hanya membantu memberikan penandaan
yang berorientasi pada penguatan keterampilan
berpikir atau pemimpin saja tetapi juga
mendampingi mereka untuk mengembangkan
kekuatan batinnya yaitu sosial emosi empati dan lain
sebagainya.

MODUL 3 Mendampingi Murid dengan Utuh dan Menyeluruh


1  Kodrat Keadaan Modul mendampingi murid dengan utuh dan
 Kodrat Alam menyeluruh terdiri dari beberapa materi yakni
 Kodrat Jaman mengulas materi kuadrat keadaan agar kita dapat
 Asas Trikon memahami keadaan pendidikan yang sesuai dengan
zaman berdasarkan pemikiran Ki Hajar Dewantara.
Kodrat Keadaan merupakan bagian yang tidak
terpisahkan dari dasar pendidikan murid. Kodrat
keadaan terdiri dari dua hal yaitu kodrat alam dan
kodrat zaman.  Ki Hajar Dewantara mengatakan
bahwa Segala perubahan yang terjadi pada murid
dihubungkan dengan kodrat keadaan baik alam
maupun zaman. Bagaimana cara kita
menghubungkan dasar pendidikan murid dengan
kodrat alam dan kodrat  zaman. Kodrat alam adalah
dasar pendidikan murid yang berkaitan dengan sifat
dan bentuk lingkungan, dimana mereka berada.
Murid dengan kodrat alam perkotaan terjadinya
dilihat sebagai bagian dari masyarakat perkotaan
maka pembelajaran yang diterima murid sebaiknya
mampu membantu mendekatkannya dengan konteks
atau kodrat alamnya, bukan sebaliknya malah
menjauhkannya. Untuk mewujudkan dan menjaga
itu semua diperlukan prinsip-prinsip dalam
melakukan perubahan. Ki Hadjar menyebutnya
sebagai asas tri-kon (kontinyu, konvergen,
konsentris). Maka dengan menggunakan asas tri-kon
sebagai prinsip melakukan perubahan, kebudayaan
bangsa Indonesia tidak akan tertinggal. Kebudayaan
Indonesia akan berjalan beriringan dengan
kebudayaan lain dan memiliki karakter dan ciri
khasnya sendiri.
MODUL 4 Mendidik dan Melatih Budi Pekerti
1  Mendidik dan Melatih Kecerdasan berpikir murid harus dapat
Kecerdasan Budi mengembangkan budi pekerti atau watak murid yang
Pekerti tidak hanya dibentuk di sekolah, tetapi dalam
 Budi Pekerti
keluarga dan lingkungannya. Ki Hajar Dewantara
 Teori Konvergensi dan
Pengaruh Pendidikan tidak serta merta menggunakan teori-teori barat
dalam pendidikan nasional. Beliau dengan cermat
mengiidentifikasi teori-teori yang sesuai dengan
kepribadian bangsa. Jangan menyeragamkan hal-hal
yang tidak perlu atau tidak bisa diseragamkan.
Perbedaan bakat dan keadaan hidup anak di
masyarakat yang satu dengan yang lain harus
menjadi perhatian dan diakomodasi" Ki Hadjar
Dewantara. Pada modul ini membahas tentang
memahami murid sebagai individu yang utuh dengan
segala latar belakang serta upaya apa yang dapat
dilakukan oleh pendidik agar bisa bantu dalam
proses belajar mereka. Menurut Ki Hadjar
Dewantara dijelaskan pula bahwa watak atau budi
pekerti merupakan kodrat setiap manusia, sehingga
kita sebagai pendidik perlu memahami kodrat itu dan
dapat mendampingi tumbuhnya kecakapan budi
pekerti murid dalam kegiatan-kegiatan pembelajaran
yang dialaminya. Ki Hadjar Dewantara menjelaskan
bahwa keluarga merupakan tempat utama dan yang
paling baik dalam melatih karakter anak atau murid.
MODUL 5 Pendidikan yang Mengantarkan Keselamatan dan Kebahagiaan
1  Selamat dan Bahagia Pendidikan merupakan sistem yang kompleks,
 Sistem Among sekaligus sederhana. Pada modul ini seorang guru
 Merdeka Belajar Abad bersama-sama akan belajar bagaimana menerapkan
21 prinsip dan praktik pembelajaran yang mandiri dan
kontekstual berdasarkan pengalaman dan
pengamatan di sekitar, serta bagaimana orang tua
dan masyarakat bisa terlibat dalam prosesnya. Modul
ini juga memfasilitasi Guru untuk merefleksikan
kembali bagaimana praktik pembelajaran di kelas
saat ini, bagaimana pengalaman di kelas saat Guru
menjadi murid seusia murid, serta bagaimana apa
yang terjadi di kelas memiliki dampak di masa
depan. Pendidikan sejatinya dapat mengantarkan
murid untuk keselamatan dan kebahagiaan. Guru
tidak hanya mengajarkan materi pelajaran, tetapi
mendorong murid untuk menemukan pemahaman
bermakna yang relevan dengan kehidupannya.
Sistem among bukan sekedar metode membimbing
dan mendampingi murid belajar. Lebih dari itu
sebagai guru diharapakan memilki mindset among
terlebih dahulu sebelum memprkatikan metode
among. Guru hendaknya dapat menginternalisasikan
sistem among dalam diri sebagai pendidik dan dapat
meneruskannya dalam menuntun murid. Kompetensi
abad 21 menjadi kompetensi yang perlu dimiliki
murid untuk menghadapi tantanga-tantangan ke
depan. Untuk mencapai itu, pendidikan yang
memerdekakan murid menjadi salah satu cara, murid
merdeka dalam belajar, menggali keingintahuannya
dengan bimbingan guru.

Anda mungkin juga menyukai