Anda di halaman 1dari 21

BAB I

PENDAHULUAN

2.1 Latar Belakang


Mata kuliah Kuliah Kerja Lapangan (KKL) merupakan mata kuliah wajib yang
berada dilingkup Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, khususnya Program
Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. Mata kuliah ini memiliki bobot 1
sks.

Mata kuliah KKL merupakan salah satu mata kuliah pendukung terwujudnya
tujuan penyelenggaraan Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia,
yaitu dalam rangka menghasilkan penelitian berbasis keilmuan di bidang PBSI
yang bekerja sama dengan lembaga/instansi terkait, baik di tingkat regional dan
nasional ntuk peningkatan mutu dosen dan mutu lulusan. Sesuai dengan tujuan
tersebut, KKL memiliki topik kajian berupa pemahaman teori dan penerapan
beberapa mata kuliah yang telah diperoleh dalam perkuliahan, studi banding ke
berbagai lembaga pendidikan tinggi yang relevan dengan bidang studi, diskusi
ilmiah, dan penyusunan laporan kegiatan.

Mata kuliah KKL bersifat akademik dan non-akademik (wisata alam dan
budaya). Kunjungan ke perguruan tinggi lain dan intansi atau lembaga yang
berkaitan dengan program studi merupakan contoh kegiatan akademik dalam
perkuliahan ini. Kunjungan tersebut dimaksudkan agar mahasiswa dapat
mendapatkan teori perkuliahan secara riil dan langsung di lapangan.

Selain itu, kunjungan ke berbagai tempat wisata menjadi perkuliahan yang


bersifat non-akademik. Kunjungan ke tempat-tempat wisata tersebut bukan
semata-mata untuk berekreasi saja, melainkan sebagai pengenalan budaya dan
sejarah yang menyertainya kepada mahasiswa.

1
3.1 Bentuk Kegiatan
Bentuk kegiatan dalam perkuliahan ini adalah observasi ke tempat-tempat yang
sudah disepakati dan direncanakan oleh dosen panitia serta peserta di awal
perkuliahan. Dalam perjalanan kunjungan tersebut, dosen pengampu mata kuliah
membantu menjelaskan teori-teori yang berkaitan dengan perkuliahan dan tempat
yang dikunjungi. Kemudian, mahasiswa membuat laporan akhir sebagai kegiatan
akhir dari perkuliahan ini.

4.1 Tujuan Kegiatan


Kegiatan ini bertujuan memberikan pemahaman teori dan penerapan beberapa
mata kuliah yang telah diperoleh dalam perkuliahan, studi banding ke berbagai
lembaga pendidikan tinggi yang relevan dengan bidang studi, diskusi ilmiah, dan
penyusuan laporan kegiatan berupa kunjungan akademik dan non-akademik.

Kunjungan akademik dalam kegiatan ini adalah tempat-tempat yang berkaitan


dengan Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia: (1) Pusat
Dokumentasi Sastra H.B. Jassin; (2) Pusat Bahasa; dan (3) Kunjungan ke
Universitas Pendidikan Ganesa.

Sedangkan, kunjungan wisata alam dan budaya dalam kegiatan ini adalah tempat-
tempat wisata yang ada di Pulau Jawa dan Pulau Bali: (1) Net TV Jakarta; (2)
Tanah Lot; (3) Danau Bedugul Bali; (4) Pusat Belanja Joger Bali; (5) Pantai Kuta
Bali; (6) Pertunjukan Tari Barong; (7) Karang Kurnia Shooping; (8) Pusat
Belanja dan Oleh-oleh Krishna Bali; (9) Garuda Wisnu Kencana; (10) Tanjung
Benoa Bali; (11) Gunung Bromo; (12) Candi Prambanan Kalasan; dan (13) Candi
Borobudur Magelang.

2
5.1 Peserta KKL
Peserta mata kuliah KKL ini adalah 130 mahasiswa Pendidikan Bahasa dan
Sastra Indonesia angkatan 2016 dan 2017 semester 6 dan semeseter 4. Serta
dosen pendamping.

Adapun nama-nama dosen pendamping KKL adalah sebagai berikut:

1. Dr. Munaris, M. Pd.


2. Drs. Iqbal Hilal, M. Pd.
3. Dr. Mulyanto Widodo, M. Pd.
4. Dr. Iing Sunarti, M.Pd.
5. I Wayan Ardi Sumarta, S.Pd., M.Pd.
6. Khoerotun Nisa Liswati, S.Pd., M.Hum.

3
6.1 Agenda Kegiatan
Agenda kegiatan tersebut adalah sebagai berikut.

4
7.1 Dana Kegiatan
Dana dalam kegiatan perkuliahan ini adalah sebesar Rp2.800.000,00 untuk
masing-masing mahasiswa.

5
BAB II
LAPORAN KEGIATAN

2.1 Kegiatan Akademik


Kegiatan akademik perkuliahan KKL dimulai dari kota Jakarta, yaitu kunjungan
ke Pusat Pembinaan Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan serta ke Pusat Dokumentasi Sastra, sampai di kota
Bali kami mengunjungi Universitas Pendidikan Ganesa (Undiksa).

2.1.1 Pusat Pembinaan Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa


Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

Pusat Pembinaan Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa


Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan terletak di Jalan Daksinapati
Barat IV, Rawamangun, Jakarta Timur. Di awal kunjungan sambutan
disampaikan oleh Dr. Iing Sunarti, M.Pd. Selanjutnya presentasi
mengenai Pusat Pembinaan Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dipaparkan.

Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa (yang dulunya bernama


Pusat Bahasa) adalah unsur penunjang di Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan Republik Indonesia yang mempunyai tugas melaksanakan
pengembangan, pembinaan, dan pelindungan di bidang bahasa dan sastra.
Dalam pengelolaan tempat ini, terdapat susunan organisasi yang telah
diatur berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI
Nomor 11 Tahun 2015, Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa
terdiri atas:

1. Sekretariat Badan Pengembangan Bahasa;


2. Pusat Pengembangan dan Pelindungan;
3. Pusat Pembinaan; dan
4. Pusat Pengembangan Strategi dan Diplomasi Kebahasaan

6
Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, sebagai unsur penunjang di
Kementerian Pendidikan menerbitkan :

1. Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI);


2. Kamus Istilah;
3. Tesaurus Bahasa Indonesia Pusat Bahasa sebagai sumber padanan
kata;
4. Uji kemahiran berbahasa atau proficiency test yang disebut UKBI (Uji
Kemahiran Berbahasa Indonesia) dan mengembangkan bahan ajar
Bahasa Indonesia untuk Penutur Asing (BIPA); dan
5. Rancangan Undang-Undang Bahasa yang akan mendudukkan tiga
jenis bahasa di Indonesia, yaitu bahasa daerah sebagai bahasa ibu,
bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional, dan bahasa asing sebagai
bahasa sumber ilmu pengetahuan.

2.1.2 Pusat Dokumentasi Sastra H.B. Jassin

Pusat Dokumentasi Sastra H.B. Jassin merupakan tempat


pendokumentasian arsip kesusastraan nasional Indonesia yang
dikumpulkan dari berbagai sumber. Pusat Dokumentasi Sastra H.B.
Jassin terletak di Lantai 2 Gedung Galeri Cipta II di Kompleks Taman
Ismail Marzuki (TIM), Jalan Cikini Raya No 73, Jakarta Pusat. H.B.
Jassin mendirikan pusat dokumentasi sastra ini pada tanggal 28 Juni
1976. Kunjungan awal ke pusat dokumentasi sastra ini adalah
penayangan video sejarah berdirinya Pusat Dokumentasi Sastra H.B.
Jassin.

Pada awalnya, pusat dokumentasi sastra ini merupakan tempat untuk


mendokumentasikan koleksi pribadi dari Paus Sastra Indonesia itu.
Tentunya, pembangunan tempat ini pada mulanya tidak serta-merta
mendapat dana yang cukup, melainkan sangat terbatas. Namun, salah
satu tokoh sastra ini tidak putus asa, hingga ia mendapatkan bantuan
dari Gubernur DKI Jakarta Ali Sadikin berupa gedung di Taman
Ismail Marszuki. Dan selanjutnya, subsidi kembali diberikan oleh
Pemerintah Daerah DKI Jakarta, dan donatur-donatur lainnya.

7
Koleksi yang ada di Pusat Dokumentasi Sastra H.B. Jassin ini
berbentuk pengarsipan dan ada beberapa buku dalam bentuk fiksi,
non-fiksi, naskah drama, biografi dan foto-foto pengarang kliping,
makalah, skirpsi, disertasi, rekaman suara, dan rekaman video. Hal
unik yang ada di tempat ini adalah tersimpan surat pribadi dari
berbagai kalangan seniman dan sastrawan dalam bentuk ukiran di
batu.

2.1.3 Kunjungan Ke Universitas Pendidikan Ganesha

Kunjungan akademik terakhir kami mengunjungi Universitas


Pendidikan Ganesa(Undiksha)

1. Profil Universitas Pendidikan Ganesha


Universitas ini merupakan perguruan tinggi yang
dikembangkan berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar
1945 yang menjunjung nilai-nilai kemanusiaan, menghasilkan
tenaga kependidikan dan tenaga non-kependidikan yang bertakwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa, memiliki kemampuan akademis-
profesional yang tinggi, mengembangkan ilmu pengetahuan,
teknologi, dan seni. Universitas Pendidikan Ganesha merupakan
Universitas Pendidikan terbaik pertama di Provinsi Bali ini atau
masuk 50 besar Top universitas di indonesia
Universitas Pendidikan Ganesha (UNDIKSHA) merupakan
institusi pendidikan tinggi negeri yang mencetak sumber daya
manusia dalam bidang kependidikan dan non- kependidikan.
Dalam bidang kependidikan, Undiksha merupakan pencetak
sumber daya manusia pendidik yang terbesar di Bali. Sampai saat
ini Undiksha telah menghasilkan lebih dari tiga puluh tiga ribu
lulusan yang kebanyakan tenaga pendidik. Sejarah Undiksha
diawali dari Kursus B-1 untuk menyedianan Guru Bahasa
Indonesia tahun 1955 dan Guru Perniagaan tahun 1957 untuk
tingkat SMA. Pada tahun 1962 kedua jenis kur- sus tersebut
digabung menjadi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP)
Universitas Airlangga. Pada tahun yang sama FKIP bergabung
dengan Universitas Udayana, dan pada tahun 1963 menjadi bagian
IKIP malang cabang Singaraja. Pada tahun 1968, FKIP dijadikan
dua fakultas, Fakultas Keguruan dan Fakultas Ilmu Pendidikan,

8
kembali menjadi bagian Universitas Udayana. Pada tahun 1981,
FKg dan FIP digabung menjadi FKIP Universitas Udayana. Pada
tahun 1993, FKIP pisah dengan UNUD menjadi STKIP Singaraja,
dan tahun 2001 menjadi IKIP Negeri Singaraja. Proses panjang
yang ditem- puh kedua jenis kursus tersebut akhirnya men- jadi
Undiksha, setelah IKIP Singaraja diubah statusnya menjadi
Universitas Pendidikan Gane- sha (Undiksha) dengan Peraturan
Presiden No- mor: 11/2006, tanggal 11 Mei 2006.

2. Visi dan Misi Universitas Pendidikan Ganesha


Visi Undiksha:

Menjadi Universitas Unggul Berlandaskan Falsafah Tri Hita


Karana di Asia Pada Tahun 2045

Visi merupakan sesuatu yang sangat strategis dan menjadi acuan


serta arah pokok dalam menyelenggarakan Tridharma Perguruan
Tinggi di Undiksha yang meliputi: (a) penyelenggaraan
pendidikan dan pengajaran, (b) pelaksanaan penelitian, dan (c)
pelaksanaan pengabdian kepada masyarakat.

Visi Undiksha bermakna yang mendasar bersumber dari kata


”unggul, falsafahTri Hita Karana, dan tahun 2045”.

Misi Undiksha:

a) Menyelenggarakan pendidikan dan pengajaran yang


bermartabat untuk menghasilkan sumber daya manusia yang
kompetitif, kolaboratif, dan berkarakter.
b) Menyelenggarakan penelitian yang kompetitif, kolaboratif,
dan inovatif untuk pengembangan dan penerapan ilmu
pengetahuan dan teknologi.
c) Menyelenggarakan pengabdian kepada masyarakat yang
kompetitif, kolaboratif, akomodatif, dan inovatif.

9
3. Seminar Nasional dengan Tema “ Pembelajaran Bahasa Dan
Sastra di Era Millenial”
Rombongan kami sampai di Universitas Pendidikan Ganesha
sekitar pukul 10.00WITA. Acara kemudian dilanjutkan dengan
Seminar Nasional dan menambil sebuah tema yaitu
“ Pembelajaran Bahasa Dan Sastra di Era Millenial” yang di isi
oleh beberapa dosen dari Undhiksa dan Universitas Lampung,
selaian itu kami bertukar informasi bahwa Undiksa merupakan
satu-satunya Universitas Pendidikan berstatus negeri, di
kunjungan ini kami disambut oleh para mahasiswa dan dosen
dosen dari Universitas Pendidikan Ganesha, Selain itu dari pihak
Undiksha juga mempersembahkan tarian asli dari Bali tepatnya di
kota Singaraja, Undiksha juga mempunyai Unit Kegiatan
Mahasiswa (UKM) yang berfungsi untuk mengembangkan minat
dan bakat serta pusat kegiatan di luar bidang akademik di
Undiksha. Undiksha sendiri sering mengikuti kejuaraan-kejuaraan
baik di tingkat provinsi maupun nasional, Setelah selesai kami
kembali ke bus dan melanjutkan perjalanan selanjutnya.

2.2 Kunjungan Non-Akademik

Kegiatan non-akademik dimulai dari stasiun swasta televisi yang berada di


Jakarta, yaitu Net Tv. Selanjutnya melanjutkan perjalanan ke Pulau Bali
dengan mengunjungi Danau Bedugul, pusat belanja Joger Bali, Pantai Kuta,
Tanjung Benoa, pusat belanja krishna, pusat belanja karang kurnia, tempat
wisata GWK, pertunjukan tari Barong. Kemudian kembali ke pulau Jawa
dengan berwisata ke Gunung Bromo, Candi Prambanan, dan Candi
Borobudur.

2.2.1 Kunjungan Net Tv


Kunjungan non-akademik yang pertama adalah pada tanggal 1
Februari 2019 pukul 19.00 WIB di Stasiun Net TV, tepatnya di acara
Ini Talk Show. Selepas salat magrib dan makan malam, kami
memasuki studio acara yang dibawakan oleh pembawa acara
komedian Sule dan Andre Taulani.
Dalam acara berdurasi 2 jam tersebut memberikan beberapa
pembelajaran yang bermanfaat. Setelah menyaksikan secara langsung
acara tersebut, selain terhibur mahasiswa mampu memahami suasana

10
di balik layar sebuah tayangan. Alur dari mulai acara, saat acara,
sampai di acara berakhir.

2.2.1 Danau Bedugul


Mengunjungi Danau Bedugul. Danau yang dijadikan gambar tampak
belakang pada uang Rp50.000,00 kertas itu terletak di kawasan
Bedugul, Desa Candikuning, Kecamatan Baturiti, Kabupaten
Tabanan, Bali. Hal unik yang merupakan tradisi agama di sana, untuk
menuju ke Danau Bedugul, pengunjung akan melewati sebuah Pura.
Namun, bagi pengunjung wanita yang sedang berhalangan tidak
diperbolehkan melewatinya. Sebagai gantinya, mereka diperbolehkan
melewati jalan memutar yang memang sudah disediakan.

Di tengah Danau Bedugul terdapat sebuah pura yang mencirikan khas


Bali berupa atap bertingkat yang bernama Pura Ulun Danau Berantan.
Selain pemandangan yang memanjakan mata, cuaca di sana juga
cukup sejuk. Sehingga, untuk berlama-lama di sana cukup nyaman
karena terdapat pula beberapa gubuk sebagai tempat beristirahat para
pengunjung.

2.2.2 Pusat Belanja Joger Bali


Dihari pertama menginjakan kaki di Pulau Bali sebelum check in di
hotel, kami pergi ke pusat perbelanjaan Joger Bali. Joger terletak di Jl.
Raya Kuta, Kuta, Kabupaten Badung, Bali. Joger sendiri merupakan
sebuah toko besar yang hanya ada di Pulau Bali. Meskipun sudah
cukup terkenal, pemilik Joger tidak memiliki niat untuk membuka
cabang Joger di tempat lain. Hal ini ia maksudkan agar Joger menjadi
ciri khas produk yang ada di Bali.
Hal yang unik dari toko ini adalah jumlah barang yang dibeli tidak
boleh lebih dari 12 buah. Tampaknya, ini merupakan strategi agar
barang-barang produk Joger tidak dipasarkan kembali oleh pembeli.
Juga mempercepat proses penghitungan harga di kasir, mengingat
banyaknya pengunjung yang datang ke Joger.

2.2.3 Pantai Kuta Bali


Dihari kedua kami melanjutkan perjalanan ke pantai yang sangat
terkenal dikalangan wsiatawan domestik hingga mancanegara, yaitu
Pantai Kuta. Pantai tersebut terletak di Kabupaten Badung, Bali.

11
Banyak wisatawan asing yang ada di pantai tersebut. Baik untuk
berenang, berjemur, sampai hanya untuk duduk-duduk di toko-toko
yang berjejer sepanjang garis pantai.

Pesona Pantai Kuta dengan pasirnya yang putih, ombak yang besar
telah menjadikan Pantai Kuta objek utama wisatawan saat pergi ke
Pulau Bali. Sayangnya, saat itu waktu semakin siang, sehingga cuaca
yang terik mengurangi kenyaman pantai ini.

2.2.4 Tanjung Benoa


Tanjung Benoa merupakan tempat wisata yang terkenal akan
pantainya. Tempat ini juga surganya wahana air seperti banana boat,
scuba diving, parasailing, roling donut, sea walker, snorkeling, dan
lainnya. Selain itu terdapat pelayaran menuju ke Pulau Penyu yang
merupakan tempat penangkaran penyu, ular, dan jalak bali, sehingga
Pulau Benoa dikenal sebagai wisata bahari di Pulau Bali.

2.2.5 Garuda Wisnu Kencana

Kunjungan wisata kami selanjutnya adalah Garuda Wisnu Kencana


atau yang sering disebut GWK, merupakan sebuah taman wisata yang
terletak di Desa Ungasan, Kecamatan Kuta Selatan, Kabupaten
Badung kira-kira 40 kilometer di sebelah selatan Denpasar, ibu
kota provinsi Bali.Di areal taman budaya ini, direncanakan akan
didirikan sebuah landmark atau maskot Bali, yakni patung berukuran
raksasa Dewa Wisnu yang sedang menunggangi
tunggangannya, Garuda, setinggi 120 meter. Area Taman Budaya
Garuda Wisnu Kencana berada di ketinggian 146 meter di atas
permukaan tanah atau 263 meter di atas permukaan laut.

Di kawasan itu terdapat juga Patung Garuda yang tepat di belakang


Plaza Wisnu adalah Garuda Plaza di mana patung setinggi 18 meter
Garuda ditempatkan sementara. Pada saat ini, Garuda Plaza menjadi
titik fokus dari sebuah lorong besar pilar berukir batu kapur yang
mencakup lebih dari 4000 meter persegi luas ruang terbuka
yaitu Lotus Pond. Pilar-pilar batu kapur kolosal dan monumental

12
patung Lotus Pond Garuda membuat ruang yang sangat eksotis.
Dengan kapasitas ruangan yang mampu menampung hingga 7000
orang, Lotus Pond telah mendapatkan reputasi yang baik sebagai
tempat sempurna untuk mengadakan acara besar dan internasional.

Terdapat juga patung tangan Wisnu yang merupakan bagian dari


patung Dewa Wisnu. Ini merupakan salah satu langkah lebih dekat
untuk menyelesaikan patung Garuda Wisnu Kencana lengkap. Karya
ini ditempatkan sementara di daerah Tirta Agung. Pada tanggal 22
September 2018 Presiden Joko Widodo beserta Ibu Negara Iriana
Joko Widodo menghadiri peresmian patung Garuda Wisnu Kencana
(GWK)

2.2.6 Pertunjukan Tari Barong


Hari ketiga di Bali, kunjungan dilanjutkan untuk menyaksikan
pertunjukan Tari Barong. Pertujukkan dimulai dari pukul 9.00 sampai
11.00 WITA.
Tari Barong merupakan salah satu tarian Bali yang dipentaskan
menggunakan topeng dan kostum. Tari barong menggambarkan
pertarungan antara “Kebajikan” melawan “Kebatilan”. Barong
diibratkan menjadi mahkluk mithologi yang melukiskan “Kebajikan”
dan Rangda adalah yang maha dahsyat menggambarkan “Kebatilan”.

2.2.7 Tanah Lot


Destinasi wisata terakhir kami di Pulau Bali adalah Pura Luhur Tanah
Lot. Tanah lot merupakan sebuah tempat suci agama Hindu yang
memiliki keindahan Natural untuk melihat sunset.
Pura Tanah Lot terletak di tepi pantai Tanah Lot dan berdiri di atas
sebuah batu karang laut yang kokoh dan kuat. Tempat suci ini adalah
salah satu dari Pura Khayangan Jagat, pura yang sangat sakral dan
suci serta sangat dijaga kesucian dan kelestarian oleh masyarakat
Pulau dewata.
Tanah Lot berasal dari kata “Tanah” yang artinya tanah dan “Lot”
yang artinya laut, karena letaknya di laut atau di tepi pantai seperti
mengambang ketika air laut pasang maka dapat diartikan Tanah Lot
berarti sebuah Tanah atau Pulau yang terletak di laut, sehingga orang-
orang pun menyebutnya Tanah Lot.

13
2.2.8 Gunung Bromo
Kunjungan di Gunung Bromo adalah pada tanggal 6 Februari 2019
pukul 04.00 WIB. Perjalanan dari tempat parkir di sebuah rumah
makan sampai ke Bromo tidak bisa dilanjutkan dengan bus seperti
biasa. Ada sebuah kendaraan seperti bus mini bernama Elf untuk
mencapai kaki bukit yang akan dilanjutkan menggunakan mobil jip.
Untuk mencapai tangga Bromo, pengunjung dapat menyewa kuda
seharga Rp50.000. Namun, jika ingin menjajal kemampuan, maka
jalan kaki adalah pilihan yang tepat. Sebab, selain dapat menghemat
isi kantong, juga dapat menikmati jejak pasir hitam dan liku yang
lumayan melelahkan di Bromo. Walaupun perjalanan cukup
melelahkan, namun jika sudah sampai di puncak, maka akan terbalas
dengan pemandangan kawah Bromo yang luar biasa. Ketika
rombongan kami sudah tiba di Lampung saya mendengar berita
bahwa gunung tersebut mengalami erupsi. Berita tersebut membuat
saya kaget, beruntung kami tidak di lokasi ketika erupsi terjadi.

2.2.9 Candi Prambanan


Candi Prambanan terletak di lingkungan Taman Wisata Prambanan,
kurang lebih 17 km ke arah timur dari Yogyakarta, tepatnya di Desa
Prambanan Kecamatan Bokoharjo. Lokasinya hanya sekitar 100 m
dari jalan raya Yogya-Solo, sehingga tidak sulit untuk
menemukannya. Sebagian dari kawasan wisata yang yang terletak
pada ketinggian 154 m di atas permukaan laut ini termasuk dalam
wilayah Kabupaten Sleman. Sedangkan sebagian lagi masuk dalam
wilayah Klaten.

Candi Prambanan merupakan candi Hindu yang terbesar di Indonesia.


Sampai saat ini belum dapat dipastikan kapan candi ini dibangun dan
atas perintah siapa, namun kuat dugaan bahwa Candi Prambanan
dibangun sekitar pertengahan abad ke-9 oleh raja dari Wangsa
Sanjaya, yaitu Raja Balitung Maha Sambu. Dugaan tersebut
didasarkan pada isi Prasasti Syiwagrha yang ditemukan di sekitar
Prambanan dan saat ini tersimpan di Museum Nasional di Jakarta.
Prasasti berangka tahun 778 Saka (856 M) ini ditulis pada masa
pemerintahan Rakai Pikatan.

14
Pemugaran Candi Prambanan memakan waktu yang sangat panjang,
seakan tak pernah selesai. Penemuan kembali reruntuhan bangunan
yang terbesar, yaitu Candi Syiwa, dilaporkan oleh C.A. Lons pada
tahun 1733. Upaya penggalian dan pencatatan pertama dilaksanakan
di bawah pengawasan Groneman. Penggalian diselesaikan pada tahun
1885, meliputi pembersihan semak belukar dan pengelompokan batu-
batu reruntuhan candi.

2.2.10 Candi Borobudur


Perjalanan wisata kami diakhiri dengan mengunjungi Candi
Borobudur yang terletak di Jl. Badrawati, Borobudur, Magelang, Jawa
Tengah. Candi Borobudur merupakan candi Budha terbesar yang
menjadi salah satu 7 Keajaiban Dunia. Candi ini dikelilingi banyak
gunung seperti Gunung Merapi, Gunung Merbabu, dan beberapa
gunung lainnya.

Candi Borobudur dibangun bada 800-an Masehi pada masa


pemerintahan Wangsa Syailendra. Monumen ini terdiri atas enam
teras berbentuk bujur sangkar yang di atasnya terdapat tiga pelataran
melingkar, pada dindingnya dihiasi dengan 2.672 panel relief dan
aslinya terdapat 504 arca Buddha. Borobudur memiliki koleksi relief
Buddha terlengkap dan terbanyak di dunia. Stupa utama terbesar
teletak di tengah sekaligus memahkotai bangunan ini, dikelilingi oleh
tiga barisan melingkar 72 stupa berlubang yang di dalamnya terdapat
arca budha tengah duduk bersila dalam posisi teratai sempurna
dengan mudra (sikap tangan) Dharmachakra mudra (memutar roda
dharma).

Monumen ini merupakan model alam semesta dan dibangun sebagai


tempat suci untuk memuliakan Buddha sekaligus berfungsi sebagai
tempat ziarah untuk menuntun umat manusia beralih dari alam nafsu
duniawi menuju pencerahan dan kebijaksanaan sesuai ajaran
Buddha. Para peziarah masuk melalui sisi timur memulai ritual di
dasar candi dengan berjalan melingkari bangunan suci ini searah
jarum jam, sambil terus naik ke undakan berikutnya melalui tiga
tingkatan ranah dalam kosmologi Buddha. Ketiga tingkatan itu
adalah Kamadhatu (ranah hawa nafsu), Rupadhatu (ranah berwujud),

15
dan Arupadhatu (ranah tak berwujud). Dalam perjalanannya ini
peziarah berjalan melalui serangkaian lorong dan tangga dengan
menyaksikan tak kurang dari 1.460 panel relief indah yang terukir
pada dinding dan pagar langkan.

Karena ledakan Merapi beberapa tahun yang lalu, banyak perbaikan


di sana-sini. Batu-batu yang bukan batu asli dari Borobudur diberi
tanda titik putih di bagian tengahnya. Dan hal yang cukup
menyayangkan adalah ada beberapa relief yang warnanya menguning
dan lama-kelamaan akan menghilangkan bentuk relief ini. Hal ini
dikarenakan pada jaman Belanda, Belanda ingin meneliti bentuk relief
ini dan menyemprotkan cairan kimia. Mereka tidak memperhatikan
akibat jangka panjang sebelum melakukan hal tersebut.

16
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Perjalanan KKL merupakan perjalanan akademik dan non-akademik. Selain
sebagai salah satu kewajiban mata kuliah, mata kuliah KKL ini juga dapat
dijadikan mahasiswa sebagai dasar bertukar pendapat, pembanding sistem dan
fasilitas kuliah di perguran tinggi lain, serta memahami budaya di daerah lain.
Bukan hanya sekedar untuk berekreasi, namun perjalanan ini juga menjadi
tempat belajar yang menyenangkan.

3.2 Kritik dan Saran


Perjalanan KKL ini memakan waktu 10 hari. Dalam waktu yang sesingkat itu,
perjalanan yang jauh memakan waktu di jalan yang lebih lama, sehingga sering
terjadi keterlambatan menuju lokasi. Oleh karena itu waktu keberangkatan harus
diperhitungkan. Terlebih jika terjebak macet dan kendala-kendala lainnya.

Saran untuk perjalanan KKL selanjutnya, sebaiknya memperhitungkan waktu


keberangkatan. Sehingga, kesempatan belajar dan menikmati objek wisata
tersebut bisa lebih lama.

17
LAMPIRAN

18
19
20
21

Anda mungkin juga menyukai