Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

KARAKTERISTIK STUDI ISLAM

Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Metodologi Studi Islam

Dosen Pengampu: Dr. M. Zulfa, M.Ag.

Disusun Oleh :

Islamiyah 111-13-008

Ulya Nur Nihayati 111-13-015

Ema Hartanti 111-13-019

Restu Wijayanti 111-13-020

JURUSAN TARBIYAH

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI)

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA

2015
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena
hanya dengan rahmat, hidayah, kasih sayang, dan barokah-Nya kami dapat
menyajikan makalah yang berjudul “Karakteristik Studi Islam”. Shalawat serta salam
tidak lupa kita haturkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW sebagai
pembawa revolusioner sejati, beserta keluarga, para sahabat dan umatnya sampai hari
kiamat. Amin.
Makalah ini disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Metodologi Studi
Islam pada program studi Pendidikan Agama Islam IAIN Salatiga.
Dalam proses penyelesaian makalah ini tidak terlepas dari peran dan
sumbangsih pemikiran serta intervensi dari berbagai sumber. Karena itu dalam
kesempatan ini, kami ingin menyampaikan banyak terimakasih kepada semua pihak
yang membantu dalam menyelesaikan penulisan makalah ini yang tidak dapat kami
sebutkan satu per satu.
Kami menyadari bahwa dalam penulisan ini masih terdapat banyak
kekurangan dan jauh dari kesempurnaan sehingga kritik dan saran yang membangun
sangat kami harapkan. Semoga tulisan ini bermanfaat. Amin.

Salatiga, 5 Maret 2015

Kelompok Dua
DAFTAR ISI

Kata pengantar ................................................................................................................... i


Daftar isi ............................................................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN
1. Latar Belakang ...................................................................................................... 1
2. Rumusan Masalah ................................................................................................. 1
3. Tujuan ................................................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN
1. Latar belakang dan tujuan Studi Islam ................................................................. 2
2. Pola-pola dalamStudi Islam .................................................................................. 4
3. Aspek-aspek sasaran Studi Islam.......................................................................... 7
4. Pertumbuhan Studi Islam ...................................................................................... 7
BAB III PENUTUP
Kesimpulan ........................................................................................................................ 9
Daftar Pustaka .................................................................................................................... 10
BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
Setiap agama mempunyai karakteristik yang membedakannya dari agama-agama
yang lain. Agama yang kita dakwahkan dengan sungguh-sungguh dan diharapkan bisa
menyelamatkan dunia yang telah terpecah-pecah dalam beberapa blok yang saling
mengintai dan dilanda berbagai krisis yang belum diketahui bagaimana cara
mengatasinya. Karakter studi islam muncul bersamaan dengan adanya agama islam.
Karakter studi islam dalam pengertian ini adalah studi islam secara praktek. Tetapi
Karakter studi islam sebagai sebuah ilmu yang tersusun secara sistematis, ilmiah dan
dibangun sebagai sebuah ilmu yang mandiri yang baru muncul dalam beberapa
dekade belakangan ini. Berdasarkan paparan diatas jelas dapat kita pahami bahwa
mempelajari karakter studi islam sangat dianjurkan bagi umat manusia, sehingga kita
dapat mempraktekkan pelajaran karakter studi islam dalam kehidupan sehari-hari.

Oleh karena itu, di sini kami mencakupkan diri untuk membahas secara ringkas
beberapa karakteristik studi islam.

2. Rumusan Masalah
1. Apa saja latar belakang dan tujuan Studi Islam?
2. Bagaimanakah pola-pola dalam Studi Islam?
3. Apa saja aspek-aspek sasaran Studi Islam?
4. Bagaimana pertumbuhan Studi Islam?

3. Tujuan
1. Mengetahui latar belakang dan tujuan dari Studi Islam
2. Mengetahui pola-pola dalam Studi Islam
3. Mengetahui aspek-aspek sasaran Studi Islam
4. Mengetahui pertumbuhan dari Studi Islam
BAB II

PEMBAHASAN

Karakteristik studi islam adalah karakter yang bersifat komprehensif dan


menyeluruh. Dikatakan demikian, karena studi islam tidak hanya dioreintasikan
pada kajian teologis semata melainkan mengarah pada seluruh aspek yang
mereprensentasi sebutan islam

1. Latar belakang dan tujuan Studi Islam


Mengenai penelitian agama, beberapa tokoh memberi pendapat tentang ruang
lingkup studi Islam, diantaranya :

a. Muhammad Nur Hakim


Menurut beliau, tidak semua aspek agama khususnya Islam dapat menjadi
obyek studi. Dalam konteks studi Islam, ada beberapa aspek tertentu dari Islam yang
dapat menjadi obyek studi, yaitu:

1. Islam sebagai doktrin dari tuhan yang kebenarannnya bagi pemeluknya sudah
final, dalam arti absolut, dan diterima secara apa adanya.
2. Sebagai gejala budaya yang berarti seluruh apa yang menjadi kreasi manusia
dalam kaitannya dengan agama, termasuk pemahaman orang terhadap doktrin
agamanya.
3. Sebagai interaksi sosial yaitu realitas umat Islam.
b. Muhammmad Amin Abdullah
Menurut beliau terdapat tiga wilayah keilmuan agama Islam yang dapat
menjadi obyek studi Islam, meliputi:

1. Wilayah praktik keyakinan dan pemahaman terhadap wahyu yang telah


diinterpretasikan sedemikian rupa oleh para ulama, tokoh panutan masyarakat
pada umumnya. Wilayah praktik ini umumnya tanpa melalui klarifikasi dan
penjernihan teoritik keilmuan yang dipentingkan di sini adalah pengalaman.
2. Wilayah teori-teori keilmuan yang dirancang dan disusun sistematika dan
metodologinya oleh para ilmuan, para ahli, dan para ulama sesuai bidang
kajiannya masing-masing. Apa yang ada pada wilayah ini sebenarnya tidak lain
dan tidak bukan adalah “teori-teori” keilmuan agama Islam, baik secara deduktif
dari nash-nash atau teks-teks wahyu , maupun secara induktif dari praktek-
praktek keagamaan yang hidup dalam masyarakat era kenabian, sahabat, tabi’in
maupun sepanjang sejarah perkembangan masyarakat muslim dimanapun
mereka berada.
3. Telaah teoritis yang lebih popular disebut metadiscourse, terhadap sejarah
perkembangan jatuh bangunnya teori-teori yang disusun oleh kalangan ilmuan
dan ulama pada lapis kedua. Wilayah pada lapis ketiga yang kompleks dan
sophisticated inilah yang sesungguhnya dibidangi oleh filsafat ilmu-ilmu
keislaman.
c. M. Atho’ Mudzhar
Sedangkan menurut M. Atho’ Mudzhar menyatakan bahwa obyek kajian
Islam adalah substansi ajaran-ajaran Islam, seperti kalam, fiqih dan tasawuf.
Dalam aspek ini agama lebih bersifat penelitian budaya hal ini mengingat bahwa
ilmu-ilmu keislaman semacam ini merupakan salah satu bentuk doktrin yang
dirumuskan oleh penganutnya yang bersumber dari wahyu Allah melalui proses
penawaran dan perenungan.1
Berdasarkan penjelasan tersebut, maka studi Islam adalah usaha untuk
mempelajari tentang agama Islam. Yang memiliki ruang lingkup secara garis besar
dalam penelitian agama meliputi kajian tentang Tuhan, kitab suci, etika, dan
moralitas serta organisasi keagamaan dan pemasalahan kontemporer.
Tujuan Studi Islam

1. Untuk mempelajari secara mendalam apa sebenarnya hakikat agama islam.


2. Studi islam dilaksanakan atas asumsi bahwa sebenarnya agama diturunkan Allah
adalah untuk membimbing dan mengarahkan serta menyempurnakan
pertumbuhan dan perkembangan agama-agama dan budaya umat manusia dimuka
bumi ini. Allah telah menurunkan ajaran islam sejak fase awal dari pertumbuhan
dan perkembangan akal dan budi daya manusia tersebut.
3. Untuk mempelajari secara mendalam pokok-pokok isi ajaran agama islam yang
asli dan bagaimana penjabaran dan operasionalisasinya dalam pertumbuhan dan
perkembangan budaya dan peradaban islam sepanjang sejarah.
4. Bahwasannya pokok-pokok isi ajaran islam ini sesuai dengan fitrah manusia
(potensi dasar). Dari potensi fitrah inilah manusia mampu mengatur dan
menyusun suatu sistem kehidupan. Dengan kata lain, pokok-pokok isi ajaran

1
Ngainun Naim, Pengantar Studi Islam, (Yogyakarta;Teras, 2009), hlm. 5-9.
agama islam tersebut mempunyai daya adaptasi dan berinteraksi dengan setiap
system hidup dan lingkungan budaya yang dijumpainya.
5. Untuk mempelajari secara mendalam sumber dasar ajaran agama islam yang tetap
abadi dan dinamis.
6. Agama islam sebagai agama samawi terakhir yang membawa ajaran-ajaran yang
bersifat final dan mampu memecahkan masalah-masalah kehidupan manusia,
menjawab tantangan dan tuntutannya sepanjang zaman. Sumber dasar ajaran
agama islam tetap aktual dan fungsional terhadap permasalahan hidup dan
tantangan serta tuntutan perkembangan.
7. Untuk mempelajari secara mendalam prisnip-prinsip dan nilai-nilai dasar ajaran
islam dan bagaimana realisasinya dalam mengarahkan serta mengontrol
perkembangan budaya dan peradaban manusia pada zaman modern.
8. Didalam era global umat manusia semakin membutuhkan nilai-nilai dan norma-
norma yang bersifat universal yang diterima oleh semua umat manusia untuk
mengontrol dan mengendalikan perkembangan, ilmu pengetahuan dan teknologi
yang semakin canggih, serta factor dinamika lainnya dari system budaya dan
peradaban manusia modern menuju kondisi kehidupan yang adil dan makmur.2

Jadi, fungsi studi islam disini adalah untuk mendalami hal-hal yang berkaitan
dengan ajaran islam yang asli, serta untuk menentukan sesuatu yang harus dilakukan
menurut tujuan studi islam yang paling mendasar.

2. Pola-pola Studi Islam


Studi Islam dapat dikelompokkan menjadi beberapa pola/model:
1. Ngaji, studi islam yang dimaksudkan untuk semata-mata menjalankan atau
mempraktekkan ajaran. Metode yang digunakan sederhana dan tanpa kajian
kritis.
2. Studi islam klasik, model studi yang digunakan oleh ulama-ulama besar.
Metode yang dilakukan dengan melakukan studi secara kitis dan realistis, tetapi
sasaran akhirnya adalah untuk mengamalkan ajaran islam.

2
Rosihon Anwar dkk, Pengantar Studi Islam, (Bandung; Pustaka Setia, 2009), hlm. 33-37.
3. Islamologi, yaitu mengkaji Islam tidak untuk kepentingan pengalaman,
melainkan untuk kepentingan pengetahuan.
4. Studi Islam Apologis, yaitu studi islam yang dilakukan dalam rangka menjawab
atau merespon model studi Islam Islamologi. Model ini banyak dilakukan oleh
kalangan modernis.
5. Islamisasi pengetahuan, model studi yang merupakan bentuk respon terhadap
perkembangan keilmuan Barat yang begitu maju dengan mengupayakan agar
ilmu-ilmu Barat yang sekuler itu mempunyai landasan dan akar pada ajaran
Tauhid.3
Beberapa Kajian Studi Islam :

1. Tafsir
Tafsir berasal dari bahasa Arab, fassara, yufassiru, tafsiran yang berarti
penjelasan, pemahaman, dan perincian.4 Al-Jurjanji mengatakan bhawa tafsir ialah
menjelaskan makna ayat-ayat al-Qur’an dari berbagai seginya, baik konteks
historisnya maupun sebab al-nuzulnya, dengan menggunakan ungkapan atau
keterangan yang dpat menunjuk kepada makna yang dikehendaki secara terang dan
jelas. Sementara itu Imam Al-Zarqani mengatakan bahwa tafsir adalah ilmu yang
membahas kandungan al-Qur’an baik dari segi pemahaman makna atau arti sesuai
kehendak Allah, menurut kadar kesanggupan manusia. Az-Zarkasyi mengatakan
bahwa tafsir adalah ilmu yang fungsinya untuk mengetahui kandungan kitabullah (al-
Qur’an) yang diturunkan kepada nabi Muhammad Saw., dengan cara mengambil
penjelasan maknanya, hukum serta hikmah yang terkandung didalamnya.5
2. Hadis
Hadis yaitu segala sesuatu yang dinukilkan dari Rasulullah Saw., sahabat atau
tabi’in baik dalam bentuk ucapan, perbuatan maupun ketetapan, baik semuanya itu
dilakukan sewaktu-waktu saja, maupun lebih sering dan banyak diikuti oleh para
sahabat.6
Dalam studi Islam, hadis digunakan sebagai pedoman kedua setelah al-Qur’an.
hadis dapat menjadi penjelas bagi ayat-ayat al-Qur’an yang masih bersifat umum.

3
http://www.perpustakaan.unhasy.ac.id
4
Abuddin Nata, Metodologi Studi Islam, Cet. Ke-17, (Jakarta; Rajawali Pers, 2010), hlm. 209.
5
Ibid, hlm. 210.
6
Ibid, hlm. 235.
Sehingga dalam hadis akan dijelaskan lebih rincinya. Dengan menggunakan ilmu
hadis, kita akan dapat lebih mudah memahami al-Qur’an.
3. Filsafat Islam
Filsafat Islam pada dasarnya merupakan medan pemikiran yang terus
berkembang dan berubah, diperlukan pendekatan historis terhadap filsafat Islam yang
tidak hanya menekankan pada studi tokoh, tetapi yang lebih penting adalah
memahami proses dialetik pemikiran yang berkembang melalui kajian-kajian atas
persoalan yang terjadi pada setiap zaman tentunya dengan pemikiran islami yang
berpedoman pada al-Qur’an dan Hadis.

4. Ilmu Kalam
Ilmu Kalam atau Teologi salah satu bidang studi Islam yang amat dikenal biak
oleh kalangan akademi maupun masyarakat. Ilmu Teologi juga berbicara tentang
berbagai masalah yang berkaitan dengan keimanan serta akibat-akibatnya.7
Kesimpulan dari Ilmu Kalam adalah ilmu yang secara khusus membahas
tentang masalah ketuhanan serta berbagai masalah terkait ketuhanan berdasarkan
dalil-dalil yang meyakinkan. Sehingga yang mempelajari ilmu Kalam dapat
mengetahui bagaimana cara-cara untuk memiliki keimanan dan bagaimana pula cara
menjaga keimanan tersebut agar tidak hilang atau rusak.
5. Tasawuf
Tasawuf merupakan salah satu bidang studi Islam yang memusatkan perhatian
pada pembersih aspek rohani manusia, dan juga upaya melatih jiwa dengan berbagai
kegiatan yang dapat membebaskan diri manusia dari pengaruh duniawi, selalu dekat
dengan Allah, sehingga jiwanya bersih dan memancarkan akhlak manusia.
Melalui studi tasawuf ini seseorang dapat mengetahui tentang cara-cara
melakukan pembersihan diri serta melakukannya secara benar. Tasawuf diharapkan
dapat mengatasi berbagai penyimpangan moral yang mengambil bentuk seperti
manipulasi, korupsi, kolusi, penyalahgunaan kesempatan, penindasan, dan lain
sebagainya.

6. Hukum Islam (Fiqh)


Hukum Islam atau Fiqh merupakan salah satu studi Islam yang paling dikenal
oleh masyrakat, karena fiqh terkait langsung dengan kehidupan masyarakat. Dari
sejak lahir sampai dengan meninggal dunia, manusia selalu berhungan dengan fiqh.
Jadi, yang disebut hukum Islam atau fiqh adalah sekelompok hukum tentang amal
perbuatan manusia yang diambil dari dalil-dalil al-Qur’an dan Hadis yang terperinci.

7
Ibid , hlm. 269.
3. Aspek-aspek Sasaran Studi Islam
Antara agama dan ilmu pengetahuan masih dirasakan adanya hubungan yang
belum serasi. Dalam bidang agama terdapat sifat dogmatis, sedangkan dalam bidanh
ilmiah terdapat sikap rasional dan terbuka. Oleh karena itu, aspek sasaran studi islam
meliputi 2 hal yaitu:
1. Aspek Sasaran Keagamaan
Kerangka ajaran yang terdapat di dalam Al-Qur’an dan Hadits tetap dijadikan
sandaran sentral agar kajian keislaman tidak keluar dan tercerai dari teks dan
konteks. Dari aspek sasaran tersebut, wacana keagamaan dapat ditransformasikan
secara baik dan menjadikan landasan kehidupan dalam berprilaku tanpa melepaskan
kerangka normatif. Elemen dasar keislaman yang harus dijadikan pegangan:
Pertama, islam sebagai dogma juga merupakan pengalaman universal dan
kemanusiaan. Oleh karena itu sasaran studi islam diarahkan pada aspek-aspek
praktik dan empirik yang memuat nilai-nilai keagamaan agar dijadikan pijakan.
Kedua, islam tidak hanya terbatas pada kehidupan setelah mati, tetapi orientasi
utama adalah sekarang. Dengan demikian sasaran studi islam diarahkan pada
pemahaman terhadap sumber-sumber ajaran islam, pokok-pokok ajaran islam
sejarah islam dan aplikasinya dalam kehidupan. Oleh karena itu studi islam dapat
mempertegas dan memperjelas wilayah agama yang tidak bisa dianalisis dengan
kajian empiris yang kebenarannya relatif.
2. Aspek Sasaran Kelimuan
Studi keilmuan memerlukan pendekatan kritis, analitis, metadologis, empiris dan
historis. Dengan demikian studi islam sebagai aspek sasaran keilmuan membutuhkan
berbagai pendekatan. Selain itu, ilmu pengetahuan tidak kenal dan tidak terikat
kepada wahyu. Ilmu pengetahuan beranjak dan terikat pada pemikiran rasional. Oleh
Karen itu kajian keislaman yang bernuansa islamiah meliputi aspek kepercayaan
normatif dogmatis yang bersumber dari wahyu dan aspek prilaku manusia yang lahir
dari dorongan kepercayaan.

4. Pertumbahan Studi Islam


Pendidikan islam pada zaman awal dilaksanakan di masjid-masjid. Mahmud
Yunus menjekaskan bahwa pusat-pusat studi islam klasik adalah Mekah dan
Madinah (hijaz), Basrah dan Kufah (irak), Damaskus dan palestina (Syam), dan
Fista ( Mesir). Madrasah Mekah dipelopori oleh Mu’ad bin Jabar; madrasah
Madinah dipelopori oleh Abu Bakar, Umar, dan Utsman’ madrasah Basrah
dipelopori oleh Abu Musa al-Asyari dan Anas bin Malik; madrasah Kufah
dipelopori oleh Ali bin Abi Tholib dan ‘Abd Allah bin Mas’ud; madrasah Damaskus
(syiria) dipelopori oleh Ubadah dan Abu Darda; sedangkan madrasah Fista (Mesir)
dipelopori oleh Abd Allah bin Amr bin ‘Ash.8

Pada zaman kejayaan Islam, studi Islam dipusatkan di ibukota Negara, yaitu
Bagdad. Di Istana Bani Abbas pada zaman al-Makmun (813-933), putra Harun al-
Rosid, didirikan bait al-Hikmah, yang dipelopori oleh khalifah sebagi pusat
pengembangan ilmu pengetahuan dengan wajah ganda: sebagai perpustakaan serta
sebagai lembaga pendidikan (sekolah) dan penerjemahan karya-karya Yunani kuno
ke dalam bahasa Arab untuk melakukan akselerasi pengembangan ilmu
pengetahuan.9

Studi Islam sekarang ini berkembang hamper di seluruh Negara di dunia, baik di
Dunia Islam maupun bukan Negara Islam. Di Dunia Islam terdapat pusat-pusat studi
Islam; seperti Universitas al-Azhar di Mesir dari Universitas Ummul Qura di Arab
Saudi. Di Teheran didirikan Universitas Teheran. Di Universitas ini, studi Islam
dilakukan dalam satu fakultas yang disebut Kulliyat IIahiyat (Fakultas Agama ). Di
Universitas Damaskus (Siria), Studi Islam ditampung dalam Kuliyat al-Syiri’ah
(Fakultas Syari’ah) yang didalamnya terdapat program studi ushuludin, tasawuf, dan
sejenisnya.
Di Indonesia, Studi Islam (pendidikan Islam tinggi) dilaksanakan di 14 Institut
Agama Islam Negeri (IAIN) dan 39 Sekolah Tinggi Agama Islam (STAIN). Ada
juga sejumlah perguruan tinggi swasta yang secara khusus menyelenggarakan
pendidikan tinggi dalam Islam, dan perguruan tinggi yang menyelenggarakan
pendidikan Islam tinggi sebagai salah satu bagian studinya, seperti Fakultas Agama
di Universitas Muhammadiyyah Jakarta dan Universitas Islam Bandung
(UNISBA)10

8
Zaini Muhtarom, Sejarah Pendidikan Islam, (Jakarta; Departemen Agama RI, 1986), hlm. 71.
9
Harun Nasution, Islam ditinjau dari Berbagai Aspeknya, (Jakarta; UI Press, 1985), hlm. 68.
10
Atang Abd, Metodologi Studi Islam, (Bndung; PT. Remaja Rosdakarya, 1999), hlm. 9-12.
BAB III
PENUTUP

Kesimpulan:
1. Karakter studi islam adalah karakter yang bersifat komprehensif dan
menyeluruh. Dikatakan demikian, karena studi islam tidak hanya dioreintasikan
pada kajian teologis semata melainkan mengarah pada seluruh aspek yang
mereprensentasi sebutan islam.
2. Fungsi studi islam adalah untuk mendalami hal-hal yang berkaitan dengan ajaran
islam yang asli, serta untuk menentukan sesuatu yang harus dilakukan menurut
tujuan studi islam yang paling mendasar.
DAFTAR PUSTAKA

Abd Atang , 1999,Metodologi Studi Islam, PT. Remaja Rosdakarya, Bandung.


Anwar Rosihon dkk, 2009, Pengantar Studi Islam, Pustaka Setia, Bandung.
Nasution Harun, 1985, Islam ditinjau dari Berbagai Aspeknya, UI Press, Jakarta.
Muhtarom Zaini, 1986, Sejarah Pendidikan Islam, Departemen Agama RI, Jakarta.
Naim Ngainun, 2009, Pengantar Studi Islam, Teras, Yogyakarta.
http://www.perpustakaan.unhasy.ac.id

Anda mungkin juga menyukai