Anda di halaman 1dari 18

BAB V

HASIL PENELITIAN

5.1 Gambaran Umum RSUP Dr. Moehammad Hoesin Palembang

5.1.1 Sejarah Perkembangan

RSUP Dr.Mohammad Hoesin Palembang didirikan pada tahun 1953 atas

prakarsa Menteri Kesehatan RI Dr.Moehammad Ali (Dr.Lee Kiat Teng) dengan

biaya Pemerintah Pusat. Pada tanggal 03 Januari 1957 rumah sakit ini mulai

operasional, yang dapat melayani masyarakat se Sumatera Bagian Selatan

dimana saat itu meliputi Propinsi Sumatera Selatan, Lampung, Jambi, Bengkulu,

dan Bangka Belitung. RSUP Palembang resmi menggunakan nama RSUP

Dr.Mohammad Hoesin Palembang pada tanggal 4 Oktober 1997 , berdasarkan

SK Menteri Kesehatan RI No : 1297 / Menkes / SK / XI / 1997.

Dalam struktur organisasi RSMH telah beberapa kali mengalami

perubahan , antara lain :

 Tahun 1993 RSUP Palembang berdasarkan SK Menkes RI No : 1134 /

Menkes/ SK / 1993 berubah status dari Rumah Sakit vertikal (Rumah Sakit

penerima Negara bukan Pajak) menjadi Rumah Sakit Swadana.

 Pada tahun 2000 berdasarkan PP No : 122 /2000,RSUP Dr.Mohammad

Hoesin Palembang ditetapkan sebagai Rumah Sakit Perusahaan Jawatan

(Perjan).

 Tahun 2005 dengan adanya kebijakan pemerintah terhadap 13 Rumah Sakit

Vertikal termasuk RSUP Dr.Mohd Hoesin Palembang, berdasarkan SK


35
36

Menkes RI No : 1243 / Menkes / SK / VIII/ 2005 , tentang penetapan 13 Eks

RS Perjan Menerapkan Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum

(BLU).

Setelah melalui berbagai persiapan dan pembinaan serta penilaian

dari tim survey komisi gabungan Akreditasi Rumah Sakit , maka dengan

keputusan Menteri Kesehatan sejak tanggal 12 September 2009 Rumah Sakit

Dr. Mohammad. Hoesin Palembang telah memperoleh status akreditasi

penuh. Dan saat ini RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang menjadi

Rumah Sakit kelas A.

5.1.2 Visi, Misi dan Motto

Berdasarkan SK menteri Kesehatan RI No.1243/Menkes/SK/VIII/2005

tanggal 11 Agustus 2005 tentang penetapan 13 eks RS Perjan menjadi Unit

pelaksana Teknis Depkes RI dengan menerapkan Pola Pengelolaan Keuangan

Badan Layanan Umum. Sedangkan mengenai struktur organisasinya diatur

berdasarkan SK Menteri Kesehatan RI No. 1680/Menkes/PER/XII/2005 tanggal

27 Desember 2005 tentang Organisasi dan Tata Kerja RSUP Dr. Moehammad

Hoesin Palembang mempunyai layanan unggulan yaitu di bidang Cardiologi dan

Rawat Darurat.

a. Visi

“Menjadi Rumah Sakit Pusat Pelayanan Kesehatan, Pendidikan dan Penelitian

dan termutu se Sumatera”


37

b. Misi

1) Menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang komprehensif dan

berkualitas tinggi.

2) Menyelenggarakan jasa pendidikan dan penelitian dalam bidang

kedokteran dan kesehatan.

3) Menyelenggarakan promosi kesehatan.

c. Motto

“Kesembuhan dan Kepuasan Anda merupakan Kebahagiaan Kami”

5.1.3 Tujuan

a. Meningkatkan derajat kesehatan dan senantiasa berorientasi kepada

kepentingan masyarakat.

b. Meningkatkan citra pelayanan pemerintah kepada masyarakat dibidang

kesehatan.

c. Meningkatkan tenaga Dokter Umum, Spesialis dan Sub Spesialis serta

Keperawatan yang berkulitas dan bermoral tinggi.

5.1.4 Fungsi

a. Pelayanan kesehatan kepada masyarakat dalam bentuk pelayanan

promotif, preventif, kuratif, maupun rehabilitative secara paripurna.

b. Pengembangan pelayanan, pendidikan dan penelitian dibidang

kegawadaruratan, gastroentrologi, rehabilitasi medis, cardiovaskuler,

stroke, reproduksi, transplantasi serta pelayanan penunjang.

c. Pelayanan kesehatan lainnya pendidikan, penelitian dan usaha lain

dalam bidang kesehatan


38

5.1.5 Sarana dan Prasarana

RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang terletak di Jl. Jend. Sudirman

Km. 3,5 Palembang (pusat kota arah timur) di Ibukota Propinsi Sumatera

Selatan, yang mempunyai fasilitas dan kemampuan menyelenggarakan berbagai

jenis pelayanan spesialis dan sub spesialis dan menjadi pusat pelayanan rujukan

di wilayah Sumatera bagian selatan dengan luas lahan 218.455 m2 dan luas

bangunan 92.936,37 m2.

Sejalan dengan perkembangan RSMH telah banyak membangun fasilitas

maupun renovasi bangunan terutama fasilitas ruang rawat untuk masyarakat

menengah ke atas namun tetap memperhatikan untuk masyarakat yang kurang

beruntung yang mempergunakan Jamkesmas (Jaminan Kesehatan Masyarakat)

yang merupakan program dari Departemen Kesehatan dan Jamsoskes Sumsel

Semesta (Jaminan Sosial Sumatera Selatan Semesta) yang merupakan program

dari Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan , sehingga saat ini komposisi tempat

tidur untuk masyarakat kurang mampu lebih dari 50 % dari jumlah alokasi yang

tersedia.

Untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat RSUP

Dr.Mohammad.Hoesin Palembang telah membangun beberapa gedung antara

lain COT dan Gedung Brain & Heart Centre,dimana COT ini sendiri merupakan

salah satu pelayanan dengan standar Internasional , sedangkan pelayanan Brain

& Heart Centre merupakan pelayanan pertama di Indonesia yang

menggabungkan antaraPelayanan jantung dan Stroke.


39

5.1.6 Ketenagaan di RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang

Dalam bidang Sumber Daya Manusia saat ini RSUP Dr. Mohammad

Hoesin Palembang memiliki 1.742 SDM yang terdiri dari :

1. Dokter Umum : 31 orang

2. Dokter PPDS : 238 orang

3. Dokter Gigi : 5 orang

4. Dokter Spesialis : 141 orang

5. Dokter Brigade Siaga Bencana : 5 orang

6. Tenaga Keperawatan : 559 orang

7. Tenaga kefarmasian : 59 orang

8. Tenaga Kesehatan Masyarakat : 46 orang

9. Tenaga Gizi : 17 orang

10. Tenaga Keterapian Fisik : 12 orang

11. Tenaga Teknisi Medis : 42 orang

12. Tenaga Administrasi : 587 orang

5.1.7 Pelayanan Unggulan

RSUP Dr. Moehammad Hoesin Palembang merupakan rumah sakit

pendidikan bagi fakultas kedokteran Universitas Sriwijaya dan institusi

pendidikan lainnya, baik dari dalam maupun dari luar Sumatera Bagian Selatan,

sehingga mempunyai peranan yang cukup besar dalam menunjang pelayanan

kesehatan dengan pelayanan unggulan dibidang cardio vaskuler dan kegawat

daruratan.
40

5.2 Karakteristik Responden

5.2.1 Jenis Kelamin

Distribusi responden menurut jenis kelamin dapat dilihat pada table 5.1 di

bawah ini :

Tabel 5.1

Distribusi Frekuensi Responden berdasarkan Jenis Kelamin

No Jenis Kelamin Frekuensi %

1. Laki-laki 50 61

2. Perempuan 32 39

Jumlah 82 100

Berdasarkan tabel 5.2 dapat dilihat bahwa perbandingan antara responden

laki-laki dan perempuan sebagian besar responden adalah laki-laki yaitu 50 orang

(61%).

5.2.2 Umur

Setelah pengumpulan data yang berkaitan dengan umur responden

didapatkan bahwa umur termuda adalah 20 tahun dan umur tertua adalah 73

tahun. Kemudian dikelompokkan dengan 5 tingkatan. Setelah dilakukan

pengelompokkan umur diperoleh hasil seperti pada table 5.2 berikut ini :

Tabel 5.2

Distribusi Frekuensi Responden berdasarkan Umur

No Kelompok Umur Frekuensi %

1. 17 – 27 Tahun 2 2,4
41

2. 28 – 38 Tahun 2 2,4

3. 39 – 49 Tahun 16 19,5

4. 50 – 60 Tahun 30 36,6

5. > 60 Tahun 32 39

Jumlah 82 100

Berdasarkan table 5.2 terlihat bahwa responden terbanyak adalah pada

kelompok umur > 60 tahun yaitu ada 32 orang (39%), dan yang paling sedikit

adalah kelompok umur 17-27 dan 28-38 tahun yaitu 2 orang (2,4%).

5.2.3 Pendidikan

Setelah dilakukan pengumpulan data yang berkaitan dengan pendidikan

formal responden, didapatkan tingkat pendidikan responden ke dalam empat

tingkat kelompok pendidikan yaitu : tamat SD, SMP, SMA dan DIII atau S1,

seperti table 5.3 berikut ini :

Tabel 5.3

Distribusi Frekuensi Responden berdasarkan Pendidikan

No Pendidikan Frekuensi %

1. Tamat SD 11 13,4

2. Tamat SMP 9 11

3. Tamat SMA 21 25,6

4. Tamat DIII / S1 41 50

Jumlah 82 100
42

Berdasarkan table 5.4 terlihat bahwa responden yang tamat DIII / S1 yang

terbanyak yaitu 41 orang (50%) dan yang paling sedikit adalah tamat SMP ada 9

orang (11%).

5.3 Analisis Univariat

Analisis ini dilakukan terhadap variable independen tangible, reliability,

responsive, assurance dan empaty serta variable dependen yaitu kepuasan pasien

5.3.1 Tangible (berwujud)

Dimensi Tangibles (berwujud) yaitu atribut-atribut jasa yang dapat dilihat

secara nyata, seperti fasilitas ruangan, sarana dan prasarana, kenyamanan

ruangan, kelengkapan kebutuhan medis, serta penampilan karyawan. Adapun

distribusi frekuensi dimensi tangibles dapat dilihat pada table 5.5 berikut ini :

Tabel 5.5

Distribusi Frekuensi Responden berdasarkan dimensi Tangibles

No Tangibles Frekuensi %

1. Tidak Baik 42 51,2

2. Baik 40 48,8

Jumlah 82 100

Skor yang diperoleh tentang dimensi tangibles (berwujud) yang tertinggi

40 dan terendah dengan nilai median 27. Dimensi tangibles yang baik apabila

skor yang diperoleh responden > median (> 27), dan dinyatakan tidak baik bila

skor yang diperoleh ≤ median (≤ 27).


43

Dari tabel 5.5 diperoleh gambaran bahwa sebagian besar responden

menyatakan dimensi tangibles (berwujud) tidak baik yaitu sebesar 51,2%,

sedangkan yang baik 48,8%.

5.3.2 Reability (Keandalan)

Dimensi Reability (Keandalan) yaitu kemampuan petugas dalam

memberikan pelayanan di RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang. Adapun

distribusi frekuensi responden berdasarkan penilaian terhadap dimensi frekuensi

reability dapat dilihat pada table 5.6 berikut ini:

Tabel 5.6

Distribusi Frekuensi Responden berdasarkan dimensi Reability

No Reabilty Frekuensi %

1. Tidak Baik 45 54,9

2. Baik 37 45,1

Jumlah 82 100

Skor yang diperoleh tentang dimensi Reability (Keandalan) yang tertinggi

20 dan terendah 4 dengan nilai median 13. Dimensi Reability yang baik apabila

skor yang diperoleh responden > median (>13), dan dinyatakan tidak baik bila

skor yang diperoleh ≤ median (≤ 13).

Dari tabel 5.6 diperoleh gambaran bahwa sebagian besar responden

menyatakan dimensi Reability (Keandalan) tidak baik yaitu sebesar 54,9%,

sedangkan yang baik 45,1%.


44

5.3.3 Responsiveness (Ketanggapan)

Dimensi Responsiveness (Ketanggapan) yaitu kemampuan petugas dalam

memberikan pelayanan yang cepat dan tanggap di RSUP Dr. Mohammad Hoesin

Palembang. Distribusi frekuensi responden berdasarkan penilaian terhadap

dimensi frekuensi Responsiveness dapat dilihat pada table 5.7 berikut ini:

Tabel 5.7

Distribusi Frekuensi Responden berdasarkan dimensi Responsiveness

di RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang Tahun 2012

No Responsiveness Frekuensi %

1. Tidak Baik 44 53,7

2. Baik 38 46,3

Jumlah 82 100

Skor yang diperoleh tentang dimensi Responsiveness (Ketanggapan) yang

tertinggi 20 dan terendah 4 dengan nilai median 13. Dimensi Responsiveness

yang baik apabila skor yang diperoleh responden > median (>13), dan

dinyatakan tidak baik bila skor yang diperoleh ≤ median (≤ 13).

Dari tabel 5.7 diperoleh gambaran bahwa sebagian besar responden

menyatakan dimensi Responsiveness (Ketanggapan) tidak baik yaitu sebesar

53,7%, sedangkan yang baik 46,3%.


45

5.3.4 Assurance (Keyakinan)

Dimensi Assurance (Keyakinan) yaitu kemampuan kesopanan dan sifat

yang dapat dipercaya yang dimiliki oleh karyawan sehingga menimbulkan

kepercayaan dan keyakinan pasien di RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang.

Distribusi frekuensi responden berdasarkan penilaian terhadap dimensi frekuensi

Assurance (Keyakinan)dapat dilihat pada table 5.8 berikut ini:

Tabel 5.8

Distribusi Frekuensi Responden berdasarkan dimensi Assurance

di RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang Tahun 2012

No Assurance Frekuensi %

1. Tidak Baik 46 56,1

2. Baik 36 43,9

Jumlah 82 100

Skor yang diperoleh tentang dimensi Assurance (Keyakinan) yang

tertinggi 35 dan terendah 7 dengan nilai median 24. Dimensi Assurance yang

baik apabila skor yang diperoleh responden > median (>24), dan dinyatakan

tidak baik bila skor yang diperoleh ≤ median (≤ 24).

Dari tabel 5.8 diperoleh gambaran bahwa sebagian besar responden

menyatakan dimensi Assurance (Keyakinan) tidak baik yaitu sebesar 56,1%,

sedangkan yang baik 43,9%.


46

5.3.5 Emphaty (Empati)

Dimensi Emphaty (Empati) yaitu perhatian yang diberikan dan

kemudahan dalam melakukan hubungan komunikasi dengan baik dan

pemahaman atas kebutuhan pasien di RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang.

Distribusi frekuensi responden berdasarkan penilaian terhadap dimensi frekuensi

Emphaty (Empati) dapat dilihat pada table 5.9 berikut ini:

Tabel 5.9

Distribusi Frekuensi Responden berdasarkan dimensi Emphaty

di RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang Tahun 2012

No Emphaty Frekuensi %

1. Tidak Baik 44 53,7

2. Baik 38 46,3

Jumlah 82 100

Skor yang diperoleh tentang dimensi Emphaty (Empati) yang tertinggi 20

dan terendah 4 dengan nilai median 12. Dimensi Emphaty yang baik apabila skor

yang diperoleh responden > median (>12), dan dinyatakan tidak baik bila skor

yang diperoleh ≤ median (≤ 12).

Dari tabel 5.9 diperoleh gambaran bahwa sebagian besar responden

menyatakan dimensi Emphaty (Empati) tidak baik yaitu sebesar 53,7%,

sedangkan yang baik 46,3%.


47

5.3.5 Kepuasan Pasien

Tingkat Kepuasan yaitu rasa puas pasien secara keseluruhan yang

diungkapkan terhadap pelayanan yang diterima di RSUP Dr. Mohammad

Hoesin Palembang. Distribusi frekuensi tingkat kepuasan pasien dapat dilihat

pada tabel 5.10 berikut ini:

Tabel 5.10

Distribusi Frekuensi Tingkat Kepuasan Pasien

No Kepuasan Frekuensi %

1. Tidak Puas 44 53,7

2. Puas 38 46,3

Jumlah 82 100

Rata-rata skor yang diperoleh dari setiap responden menetukan kepuasan

responden. Tidak puas apabila rata-rata skor responden ≤ 3 (median kategori

skor) dan Puas apabila rata-rata skor responden > 3 (median kategori skor)

Dari tabel 5.10 diperoleh gambaran bahwa 44 responden (53,7%) persen

responden tidak puas terhadap pelayanan kesehatan dan 38 responden (46,3)

puas akan pelayanan kesehatan yang diterimanya.

5.4 Analisa Bivariat

5.4.1 Hubungan antara dimensi tangibles dengan kepuasan pasien

Hubungan antara dimensi tangibles dengan kepuasan pasien dapat dilihat

dari tabel 5.11 berikut ini :


48

Tabel 5.11

Hubungan antara dimensi tangibles dengan kepuasan pasien

Di RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang tahun 2012

Kepuasan Pasien

No Tangibles Tidak Total Ket


Puas
Puas

1. Tidak Baik 39 3 42
Pv = 0,00
2. Baik 5 35 40
OR = 91
Jumlah 44 38 82

Dari tabel 5.11 terlihat bahwa dari 42 responden yang menyatakan

dimensi tangibles tidak baik, yang merasa tidak puas 39 orang dan 3 orang puas

akan pelayanan dari dimensi tangibles. Sebaliknya dari 40 responden yang

menyatakan dimensi tangibles baik yaitu 5 orang tidak puas dan 35 orang puas.

Setelah dilakukan uji chi square diperoleh nilai p value 0.00 < 0,05, berarti ada

hubungan yang bermakna antara dimensi tangibles dengan kepuasan pasien.

5.4.2 Hubungan antara dimensi reabilty dengan kepuasan pasien

Hubungan antara dimensi reability dengan kepuasan pasien dapat dilihat

dari tabel 5.12 berikut ini :


49

Tabel 5.12

Hubungan antara dimensi reability dengan kepuasan pasien

Di RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang tahun 2012

Kepuasan Pasien

No Reability Tidak Total Ket


Puas
Puas

1. Tidak Baik 41 4 45
Pv = 0,00
2. Baik 3 34 37
OR = 116
Jumlah 44 38 82

Dari tabel 5.12 terlihat bahwa dari 45 responden yang menyatakan

dimensi reability tidak baik, yang merasa tidak puas 41 orang dan 4 orang puas

akan pelayanan dari dimensi reability. Sebaliknya dari 38 responden yang

menyatakan dimensi reability baik yaitu 3 orang tidak puas dan 34 orang puas.

Setelah dilakukan uji chi square diperoleh nilai p value 0.00 < 0,05, berarti ada

hubungan yang bermakna antara dimensi reability dengan kepuasan pasien.

5.4.3 Hubungan antara dimensi responsiveness dengan kepuasan pasien

Hubungan antara dimensi responsiveness dengan kepuasan pasien dapat

dilihat dari tabel 5.13 berikut ini :


50

Tabel 5.13

Hubungan antara dimensi responsiveness dengan kepuasan pasien

Di RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang tahun 2012

Kepuasan Pasien

No Responsiveness Tidak Total Ket


Puas
Puas

1. Tidak Baik 42 2 44
Pv = 0,00
2. Baik 2 36 38
OR = 378
Jumlah 44 38 82

Dari tabel 5.13 terlihat bahwa dari 44 responden yang menyatakan

dimensi responsive tidak baik, yang merasa tidak puas 42 orang dan 2 orang puas

akan pelayanan dari dimensi responsive. Sebaliknya dari 38 responden yang

menyatakan dimensi responsive baik yaitu 2 orang tidak puas dan 36 orang puas.

Setelah dilakukan uji chi square diperoleh nilai p value 0.00 < 0,05, berarti ada

hubungan yang bermakna antara dimensi responsive dengan kepuasan pasien.

5.4.4 Hubungan antara dimensi assurance dengan kepuasan pasien

Hubungan antara dimensi assurance dengan kepuasan pasien dapat dilihat

dari tabel 5.14 berikut ini :


51

Tabel 5.14

Hubungan antara dimensi assurance dengan kepuasan pasien

Di RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang tahun 2012

Kepuasan Pasien

No Assurance Tidak Total Ket


Puas
Puas

1. Tidak Baik 40 6 46
Pv = 0,00
2. Baik 4 32 36
OR = 53
Jumlah 44 38 82

Dari tabel 5.14 terlihat bahwa dari 46 responden yang menyatakan

dimensi assurance tidak baik, yang merasa tidak puas 40 orang dan 6 orang puas

akan pelayanan dari dimensi assurance. Sebaliknya dari 36 responden yang

menyatakan dimensi assurance baik yaitu 4 orang tidak puas dan 32 orang puas.

Setelah dilakukan uji chi square diperoleh nilai p value 0.00 < 0,05, berarti ada

hubungan yang bermakna antara dimensi responsive dengan kepuasan pasien.

5.4.5 Hubungan antara dimensi emphaty dengan kepuasan pasien

Hubungan antara dimensi emphaty dengan kepuasan pasien dapat dilihat

dari tabel 5.15 berikut ini :


52

Tabel 5.15

Hubungan antara dimensi emphaty dengan kepuasan pasien

Di RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang tahun 2012

Kepuasan Pasien

No Emphaty Tidak Total Ket


Puas
Puas

1. Tidak Baik 42 2 44
Pv = 0,00
2. Baik 2 36 38
OR = 378
Jumlah 44 38 82

Dari tabel 5.13 terlihat bahwa dari 44 responden yang menyatakan

dimensi emphaty tidak baik, yang merasa tidak puas 42 orang dan 2 orang puas

akan pelayanan dari dimensi emphaty. Sebaliknya dari 38 responden yang

menyatakan dimensi emphaty baik yaitu 2 orang tidak puas dan 36 orang puas.

Setelah dilakukan uji chi square diperoleh nilai p value 0.00 < 0,05, berarti ada

hubungan yang bermakna antara dimensi emphaty dengan kepuasan pasien.

Anda mungkin juga menyukai