Anda di halaman 1dari 11

PENGARUH DAUN SELENDRI DAN DAUN BLIMBING

WULUH TERHADAP LANSIA HIPERTENSI DI WILAYAH


KERJA UPT PUSKESMAS GRIYA ANTAPANI DI KOTA
BANDUNG

PROPOSAL

Diajukan untuk menyelesaikan Pendidikan


Program Studi Strata 1 Ilmu Keperawatan

WULANDARI ALFIANI
4002140136

PROGRAM STUDI STRATA-1 ILMU KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
DHARMA HUSADA BANDUNG
2018
i
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pembangunan kesehatan di Indonesia merupakan upaya kesehatan untuk

mencapai kemampuan hidup sehat bagi setiap penduduk dalam mewujudkan

derajat kesehatan yang optimal. Keberhasilan pemerintah dalam pembangunan

nasional, telah terwujud hasil yang positif diberbagai bidang, yaitu adanya

kemajuan ekonomi, perbaian lingkungan hidup, kemajuan ilmu pengetahuan

dan teknologi, terutama dibidang medis. Sehingga dapat meningkatkan

kualitas kesehatan penduduk serta meningkatkan Usia Harapan Hidup (UHH).

Akibatnya jumlah penduduk usia lanjut cenderung meningkat dan bertambah

lebih cepat. (Depkes RI, 2006)

Salah satu hasil pembangunan kesehatan di Indonesia adalah

meningkatnya angka harapan hidup (Life Expectance). Semakin meningkatnya

UHH penduduk, menyebabkan jumlah penduduk lansia terus meningkat dari

tahun ke tahun. Peningkatan UHH dari 45 tahun di awal tahun 1950 menjadi

65 tahun pada saat ini, (Fatmah, 2010). Hal ini berarti kelompok resiko dalam

masyarakat kita menjadi lebih tinggi. Meningkatnya populasi lansia ini bukan

hanya fenomena di Indonesia saja tetapi juga secara global. (Notoatmodjo,

2007)
2

Penduduk lansia di Indonesia pada tahun 1980 hanya 7,9 juta orang

(5,45%) dari jumlah penduduk di Indonesia dengan UHH 52,2 tahun. Pada

tahun 1990 terjadi peningkatan lansia mencapai angka 11,3 juta (6,29%) dari

jumlah penduduk di Indonesia dengan UHH 59,8 tahun. Pada tahun 2000

jumlah ini meningkat menjadi 14,4% juta orang (7,18%) dari jumlah

penduduk di Indonesia dengan UHH 67,4 tahun. Pada tahun 2006 angka

meningkat hingga dua kali lipat menjadi 19 juta orang (8,9%) dari jumlah

penduduk di Indonesia dengan UHH 66,2 tahun dan diperkirakan tahun 2020

mencapai 28,8 juta orang (11,34%) dari jumlah penduduk di Indonesia dengan

UHH 71,1 tahun. (Efendi & Makhfudi, 2009).

Peningkatan jumlah lansia di Indonesia ini memberikan suatu perhatian

khusus pada lansia yang mengalami suatu proses menua. Permasalah-

permasalahan yang perlu perhatian khusus untuk lansia berkaitan dengan

berlangsungnya proses menjadi tua, yang berakibat timbulnya perubahan-

perubahan fisik, kognitifi, perasaan, sosial, dan seksual. (Azizah, 2011)

Perubahan- perubahan pada lansia di negara berkembang yaitu, perubahan

pada sistem kardiovaskuler, yang merupakan penyakit utama yang memakan

korban karena akan berdampak pada penyakit lain seperti hipertensi, penyakit

jantung koroner, jantung pulmonik, kardiomiopati, stroke, dan gagal ginjal.

(Fatmah, 2010).
3

Hipertensi adalah tekanan darah tinggi yang bersifat abnormal dan diukur

paling tidak pada tiga kesempatan yang berbeda. Secara umum, seseorang

dianggap mengalami hipertensi apabila tekanan darahnya lebih tinggi dari

140/90 mmHg.

Penyakit ini menjadi salah satu masalah utama dalam kesehatan

masyarakat di Indonesia maupun di dunia. Diperkirakan sekitar 80% kenaikan

kasus hipertensi terutama terjadi di Negara berkembang pada tahun 2025 dari

jumlah total 639 juta kasus di tahun. Jumlah ini diperkirakan meningkat

menjadi 1.15 miliar kasus di tahun 2025. Prediksi ini diperkirakan didasarkan

pada angka penderita hipertensi dan pertambahan penduduk saat ini.Kasus

hipertensi dibeberapa provinsi di Indonesia sudah melebihi rata- rata nasional,

dari 33 provinsi di Indonesia terdapat 7 provinsi yang kasus penderita

hipertensi melebihi nilai rata- rata nasional yaitu: Sulawesi selatan (27%),

sumatera barat (27%), Jawa Barat (26%), Jawa Timur (25%), Sumatera Utara

(24%), Sumatera Selatan (24%), dan Kalimantan Timur (22%). Sedangkan

dalam perbandingan kota di Indonesia Hipertensi cenderung lebih tinggi pada

daerah urban seperti: Jabodetabek di Kota Bandung pada tahun 2014

berdasarkan hasil survailens, hipertensi merupakan penyakit yang menepati

urutan pertama pada golongan umur 50-60 tahun ke atas dengan jumlah

20,25%, Surabaya, dan makasar yang mencapai 30-35%.


4

Angka insiden hipertensi sangat tinggi terutama pada populasi lanjut usia

(lansia), usia diatas 60 tahun, dengan prevalensi 60% sampai 80% dari

populasi lansia. Keadaan ini didukung oleh penelitian yang menunjukan

bahwa prevalensi hipertensi meningkat seiring dengan pertambahan usia.

Berdasarkan data awal yang diambil di Wilayah kerja UPT Puskesmas Griya

Antapani, pada tanggal 21 Juni 2017, telah diambil data dari petugas

surveilans jumlah penderita hipertensi pada lansia yang berkunjung di tahun

2017 semakin meningkat. Dari bulan januari 1017 – Mei 2017 berjumlah 86

lansia yang menderita penyakit hipertensi. (Laporan Surveilans, 2017)

Hipertensi juga sering diartikan sebagai suatu keadaan dimana tekanan

darah sistolik lebih dari 120 mmHg dan tekanan diastolik lebih dari 80 mmHg.

Beberapa para ahli mengatakan kejadian hipertensi ini paling banyak

disebabkan oleh kebiasaan gaya hidup yang dialami oleh setiap orang.

Kejadian hipertensi dapat dipengaruhi oleh gaya hidup seperti pola makan,

merokok, dan aktifitas fisik. (Sustrani, 2006)

Penyakit hipertensi merupakan gejala peningkatan tekanan darah, dimana

disebabkan oleh beberapa factor seperti Genetik, Jenis kelamin, dan gaya

hidup. Sesungguhnya gaya hidup merupakan faktor terpenting yang sangat

mempengaruhi kehidupan masyarakat. Gaya hidup yang tidak sehat, dapat

menyebabkan terjadinya penyakit hipertensi, misalnya: Makanan, aktifitas

fisik, stress, dan merokok. (Puspitorini, 2009).

Gaya hidup bisa dilihat dari dua sisi yaitu, ada gaya hidup yang baik dan

gaya hidup yang tidak baik. Dimana gaya hidup yang baik seperti istrahat
5

yang cukup, rutin melakukan olahraga, sedangkan gaya hidup yang tidak baik

yaitumakan- makanan sembarangan, istirahat tidak teratur, tidak pernah

melakukan olahraga. Gaya hidup seharusnya kita lakukan dengan gaya hidup

yang baik, karena kesehatan kita sendiri sangat bergantung pada gaya hidup

dan prilaku kita sendiri. (Susilo, 2011).

Jenis makanan yang menyebabkan hipertensi yaitu banyaknya

mengandung lemak dan garam atau penguat rasa dalam makanan pada masa

sekarang ini. Banyaknya lemak dan tingginya kadar garam dapur serta

berbagai penguat rasa seperti MSG (Monosodium Glutamate) atau vetsin serta

kadar gula yang tidak terkontrol sudah menjadi bagian dari makanan cepat saji

atau makanan sampah (Junk food). (Ahmad, 2010)

Penyakit tekanan darah tinggi atau hipertensi merupakan gejala

peningkatan tekanan darah yang kemudian berpengaruh pada organ lain,

seperti stroke, untuk otak atau penyakit jantung coroner untuk pembuluh darah

jantung dan otot jantung. Namun demikian penyakit hipertensi sangat

dipengaruhi oleh makanan yang di konsumsi masyarkat. Pola hidup sehat dan

pola makan sehat merupakan pilihan tepat untuk menjaga diri terbebas dari

hipertensi. Semuanya dilakukan secara terus menerus, tidak boleh temporer.

Sekali kita lengah menjaga diri dengan tidak mengikuti pola hidup tidak sehat,

dipastikan kita akan mudah terkena hipertensi dan penyakit lainnya. (Susilo,

2011).

Adapun cara penanganan untuk menurunkan hipertensi adalah dengan

terapi daun seledri. Hasil dari penelitian Muzakar dan Nuryanto (2012) bahwa
6

air daun seledri dapat menurunkan tekanan/darah dan ada pengaruh pemberian

air rebusan seledri terhadap penurunan tekanan darah. Adanya pengaruh

tersebut karena daun seledri banyak mengandung daun apiin. Di samping daun

seledri, daun belimbing wuluh juga dimungkinkan dapat menurunkan tekanan

darah telah dibuktikan oleh Bipat et., al (2008) bahwa daun belimbing wuluh

dapat menurunkan tekanan darah melalui stimulasi diuretik. Daun belimbing

wuluh dapat menurunkan kadar kolesterol jahat dalam tubuh, melancarkan

proses pencernaan karena belimbing memiliki kandungan serat yang baik

(Hernani, 2009)

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, peneliti menetapkan rumusan masalah

yaitu “Pengaruh Daun Seledri dan Daun Belimbing Wuluh Terhadap Tekanan

Darah Pada Lansia Hipertensi di Wilayah UPT Puskesmas Griya Antapani?”

C. Tujuan Penulisan

1. Tujuan Umum

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui “Pengaruh Daun Seledri

dan Daun Blimbing Wuluh Terhadap Tekanan Darah Pada Lansia

Hipertensi di Wilayah UPT Puskesmas Griya Antapani”

2. Tujuan Khusus

Sesuaikan dengan rumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian ini

adalah:
7

a. Untuk mengetahui karakteristik responden terhadap daun seledri dan

daun blimbing wuluh pada lansia hipertensi di Wilayah UPT Puskesmas

Griya Antapani

b. Untuk mendeskripsikan tekanan darah sebelum diberikan daun seledri

dan daun blimbing wuluh pada lansia hipertensi di Wilayah UPT

Puskesmas Griya Antapani

c. Untuk mendeskripsikan tekanan darah setelah diberikan daun seledri dan

daun blimbing wuluh pada lansia hipertensi di Wilayah UPT Puskesmas

Griya Antapani

d. Untuk mengetahui pengaruh daun seledri dan daun blimbing wuluh

terhadap penurunan tekanan darah pada lansia di Wilayah UPT

Puskesmas Griya Antapani

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Praktis

a. Bagi Puskesmas

Penelitian ini diharapkan memberi masukan pada pelayanan

kesehatan seperti di puskesmas untuk menginformasikan manfaat dari

mengkonsumsi daun seledri dan daun blimbing wuluh sebagai terapi

untuk mengintervensi kualitas tekanan darah

b. Bagi Masyarakat

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan dan

memberi wawasan yang ilmiah mengenai manfaat mengkonsumsi daun


8

seledri dan daun blimbing wuluh terhadap tekanan darah pada lansia

hipertensi sebagai pengobatan non farmakologi berupa herbal.

c. Keilmuan

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan konstribusi penting,

khususnya bagi ilmu Keperawatan Medikal Bedah dan Keperawatan

Gerontik untuk meningkatkan wawasan dan pengetahuan penderita

hipertensi pada lansia terkait dengan pengobatan non farmakologi.

E. Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada bulan Juni 2017 sampai data bulan

desember 2017 yang akan dilakukan di Kota Bandung, khususnya bertempatan

di Wilayah UPT Puskesmas Griya Antapani, adapun ruang lingkup penelitian

ini merupakan penelitian yang masuk dalam lingkup Keperawatan Medikal

Bedah Dan Keperawatan Gerontik

Anda mungkin juga menyukai