NIM :
I. Tujuan
1. Mengetahui maksud teorema Norton.
2. Membandingkan suatu besaran antara pengukuran secara langsung dengan perhitungan
secara teorema rangkaian Norton.
3. Membandingkan antara pengukuran dengan perhitungan dari praktikum.
4. Mengambil kesimpulan hasil praktikum
II. Alat-alat
1. Alat Praktikum (Resistor)
2. Multi meter analog/Digital
3. Power Suply
4. Jumper.
Rt a a
+ Vt ln
Rangkaian Rn
b b
Aktif
Harga tegangan pengganti Thevenin (VT) dapat dapat dicari dengan mengukur/menghitung
antara kedua terminal yang mempunyai rangkaian terbuka. Jadi, VT=Voc (tegangan open
circuit). Untuk arus pengganti Norton (IN) dapat dicari dengan mengukur/menghitung jika
terminal dihubung singkat. Jadi, IN=Isc (arus short circuit). Untuk mencari tahanan pengganti
Thevenin (RT) dan Norton (RN) dapat dicari dengan menggunakan rumus
+ V R2
Pembagian tegangan digunakan untuk menyatakan tegangan melalui salah satu diantara
kedua tahana seri tersebut dalam tegangan melalui kombinasi itu.
Tegangan yang timbul melalui salah satu tahanan seri adalah tegangan total dikali ratio
(perbandingan) dari tahanannya dan tahanan total.
Untuk pembagi arus, apabila diberi arus total yang masuk kepada dua resistansi parallel,
sebagai yang di gambarkan rangkaian dibawah. Arus yang mengalir melalui R2 adalah :
R1 R2
Jadi, arus mengalir melalui salah satu diantra resistansi parallel tersebut adalah arus total
dikali ratio dari resistansi lainnya dengan resistansi total.
Ekivalensi (Kesamaan) Thevenin-Norton
Karena teorema Thevenin dan Norton adalah metode yang sama dalam mereduksi rangkaian
yang kompleks menjadi rangkaian yang lebih sederhana, maka ada suatu cara untuk
mengkonversikan rangkaian ekivalen Thevenin menjadi rangkaian ekivalen Norton, begitu
pula sebaliknya.
Anda dapt memperhatikan bahwa prosedur untuk menghitung resistansi Thevenin adalah
sama dengan prosedur untuk menghitung resistansi Norton: matikan semua sumber dan
hitung resistansi yang terlihat dari titik beban yang terbuka.
Hal ini berarti baik itu teorema Thevenin maupun Norton memiliki rangkaian ekivalensi yang
harusnya bisa memproduksi tegangan yang nilainya sama pada terminal yang terbuka
(tanpa terhubung dengan beban). Jadi, tegangan Thevenin sama dengan arus Norton
dikalikan dengan resistansi:
Jadi, apabila kita ingin mengubah rangkaian ekivalen Norton menjadi rangkaian ekivalen
Thevenin, kita bisa menggunakan resistansi yang sama dan menghitung sumber tegangan
Thevenin dengan hukum Ohm).
Jadi, apabila kita ingin mengubah rangkaian ekivalen Norton menjadi rangkaian ekivalen
Thevenin, kita bisa menggunakan resistansi yang sama dan menghitung sumber tegangan
Thevenin dengan hukum Ohm).
Begitu juga sebaliknya, apabila kita ingin mengubah rangkaian ekivalen Thevenin menjadi
rangkaian ekivalen Norton, kita bisa menggunakan hukum Ohm untuk menghitung nilai arus
Nortonnya:
1k5
+ R
9V 10k 3k3
2. Tentukan Nilai Tegangan Sumber (VS), dan Hambatan-hambatannya (R1, R2, R3, RL)
3. Ukurlah Hambatan Norton (RN), Arus Norton (IN), dan Arus yang mengalir pada Beban
(I) pada rangkaian tersebut.
4. Hitunglah Hambatan Norton (RN), Arus Norton (IN), dan Arus yang mengalir pada
Beban (I) pada rangkaian dengan menggunakan teorema Norton.
5. Bandingkan hasil yang diperoleh dari pengukuran dengan perhitungan manual.
6. Analisis data yang diperoleh dan buat kesimpulan
V. HASIL PRAKTIKUM
Rangkaian Norton
Pengukuran Perhitungan
No. VS R1 R2 R3 RL
RN IN I RN IN I
1.
2.
3.
4.
VI. KESIMPULAN
2.
3.
1. Hasil yang diperoleh setelah dibandingkan adalah hasil dari setiap pengukuran tidak
sama persis dengan hasil perhitungan yang sesuai dengan rumus. Hal ini disebabkan oleh
adanya toleransi dari komponen resistor yang tidak terdapat pada perhitungan, sedangkan
Multimeter Digital lebih akurat dalam pengukurannya. juga terdapat faktor-faktor
lainnya yang dapat mempengaruhi hasil pengukuran.