Anda di halaman 1dari 17

ELEKTRONIKA KENDALI

Rangkaian elektronika kendali adalah komponen elektronika yang berfungsi sebagai pengendali
beban yang berupa daya pada beban lampu, motor DC motor ac, relay dll.
1. DIAC DIACS adalah salah satu jenis dari bidirectional thyristor
Rangkaian ekuivalen DIACS adalah merupakan dua buah dioda empat lapis yang disusun
berlawanan arah dan dapat dianggap sebagai susunan dua buah latch.
DIACS singkatan dari Diode Alternating Current Switch.

Namun secara umum DIACS hanya disebut dengan DIAC, komponen ini paling sering
digunakan untuk menyulut TRIAC. Berikut ini adalah gambar :

1a). Konstruksi Pembentukan DIACS 1b). Simbol DIACS

A. SIFAT DASAR DIACS

DIACS yang tersusun dari 2 buah dioda empat lapis dengan bahan silicon memungkinkan
bekerja pada tegangan tinggi dan arus yang sebatas kemampuannya
Namun DIACS perlu mendapat perhatian khusus karena setelah mencapai tegangan UBRF
tertentu, kemudian tegangan dengan sendirinya turun tapi arus IF tiba-tiba naik secara tajam.
Untuk itu rangkaian DIACS memerlukan R seri sebagai pembatas arus.
Dan karena konstruksinya yang kalau kita lihat dari simbol terdiri dari 2 dioda yang tersambung
secara anti paralel,maka DIACS dapat dipergunakan pada rangkaian AC
.

Gambar 2a. Pembentukan DIACS 2b. Simbol DIACS


Karakteristik DIAC Seperti halnya dioda dan Transistor , DIACS-pun mempunyai daerah
-daerah yaitu daerah tertutup dan daerah kerja Daerah kerja pun ada dua yaitu daerah kerja arah
maju dan daerah kerja arah mundur .
Kalau dioda dan transistor daerah tertutupnya antara 0,2V - 0,3 V dan 0,6 V - 0,7 V .
Daerah tersebut orang mengatakan daerah tegangan Junction jadi apabila tegangan ini belum
terlampaui dioda / transistor tidak akan bekerja .

Begitu pula DIACS mempunyai daerah tertutup dan daerah kerja Uf = 0 Volt sampai Ubr = 32
Volt merupakan daerah tertutup, yaitu arus tidak mengalir .
Setelah ini terlewati , secara tiba-tiba Uf turun pada tegangan tertentu , arus mengalir naik
dengan cepat sehingga dalam praktek pemasangan DIACS perlu diberikan tahanan depan
sebagai pembatas arus .
Perlu diketahui pula bahwa :
U ( BR ) F : Tegangan patah pada arah maju U ( BR )
R : Tegangan patah pada arah mundur I ( BR )
F : Arus patah pada arah maju I ( BR )
R : Arus patah pada arah mundur
U : Beda tegangan kerja dan tegangan patah
Id : Arus daerah tertutup / diom Dari kurva diatas dapat kita baca bahwa :
Daerah linier yang terdapat pada daerah kerja DIACS dimulai pada IF = IR = 10 mA, hanya ini
berbeda -beda untuk setiap no seri DIACS

B. Sifat Listrik DIACS


Seperti halnya dioda dan Transistor , DIACS-pun mempunyai daerah -daerah yaitu daerah
tertutup dan daerah kerja Daerah kerja pun ada dua yaitu daerah kerja arah maju dan daerah kerja
arah mundur .
Kalau dioda dan transistor daerah tertutupnya antara 0,2V - 0,3 V dan 0,6 V - 0,7 V Daerah
tersebut orang mengatakan daerah tegangan Junction jadi apabila tegangan ini belum
terlampaui dioda / transistor tidak akan bekerja .
Begitu pula DIACS mempunyai daerah tertutup dan daerah kerja Uf = 0 Volt sampai Ubr = 32
Volt merupakan daerah tertutup, yaitu arus tidak mengalir .
Setelah ini terlewati, secara tiba-tiba Uf turun pada tegangan tertentu, arus mengalir naik dengan
cepat sehingga dalam praktek pemasangan DIACS perlu diberikan tahanan depan sebagai
pembatas arus .

2. Thyristor (SCR)
a. Dasar Pembentukan Thyristor adalah ELEMEN SEMI KONDUKTOR yang mempunyai
karakteristik tegangan arus antara terminal pokoknya ( anoda dan katoda ) Thyristor berasal dari
kata : TYROTON DAN TRANSISTOR

Konstruksi dasar Thyristor

Gambar 4 A = ANODA K = KATODA G = GATE

Rangkaian Pengganti Thyristor


4.SIMBOLTHYRISTOR

Gambar 5 Q1 = TRANSISTOR PNP Q2 = TRANSISTOR NPN b. Penyulutan Thyristor bisa


disulut kalau polaritas dalam arah maju
Gambar 6 Kalau antara gate katoda di beri tegangan positif dan arus IG atau IB2 mengalir maka
Q2 bekerja (BIAS MAJU) Akibatnya mengalir arus KOLEKTOR IC2 Karena IC2 = IB1 ; Q 1
bekerja dan IC1 mengalir sehingga
Meskipun arus gate( IG ) diputuskan transistor Q 2 dan Q 1 tetap MENGHANTAR
( KONDUKSI )
Kemampuan Thyristor untuk tetap konduksi meskipun arus sudah di hilangkan di sebut
LATCHING
Untuk membuat Thyristor konduksi ; hanya di perlukan PULSA SINGKAT PADA GATE .
Sekali konduksi , gate tidak perlu di kendalikan lagi dan Thyristor tetap konduksi sampai
tegangan ANODA - KATODA berkurang mendekati NOL
Thyristor dapat juga di sulut agar konduksi tanpa melalui gate , yaitu jika tegangan
ANODA - KATODA di buat RELATIF BESAR .

C. Karakteristik Statis
Kurva karakteristik pada gambar 1b menunjukkan bagaimana arus Gate yang masuk ke SCR
menentukan besarnya tegangan yang diperlukan dari Anoda ke Katoda untuk membuat SCR
hidup atau menghantar . Jika Gate terbuka (IG=0), dengan tegangan maju diterapkan ke Anoda -
Katoda,SCR dalam keadaan mati. Namun jika tegangan Anoda - Katoda melampaui tegangan
dadal UBo,SCR akan menghantar,dan arus hanya akan dibatasi oleh tegangan sumber dan
tahanan luar (tahanan yang dihubungkan seri dengan SCR). Pada kondisi dadal kurva
karakteristik digambarkan sebagai garis putus-putus, karena keadaan ini tidak stabil, daerah
pensaklaran cepat. Jika arus Gate bertambah,tegangan dadal maju berkurang, sehingga untuk
nilai IG yang sangat besar (sekitar 50 mA).SCR akan hidup segera setelah tegangan diterapkan.
Sekali SCR on arus genggam (holding current) IH diperlukanuntuk menjaga alat tetap on. Jika
arus lebih rendah dari IH dengan cara menaikkan hambatan luar, SCR akan mati.. Perlu
diperhatikan bahwa sekali SCR on,gerbang tidak dapat mengontrol lagi,tidak dapat membuat
SCR off. Hanya jika UA-K dikurangi ke nol atau jika arus dikurangi dibawah IH alat akan mati.
Gambar 7. Karakteristik SCR SCR dapat dianalisis dengan cara menggunakan persamaan dua
transistor yang membagi SCR ditengah-tengah, seperti

Gambar 8
Gambar 8. d. Harga Batas Untuk dapat menggunakan komponen elektronika, kita harus
mengetahui persyaratan-persyaratan atau batas-batas yang diperbolehkan, terutama kalau kita
akan membuat rancangan sendiri. Untuk melatih cara membaca tabel, kita lihat tabel berikut ini :
E. Sifat Listrik Sifat Thyristor Terhadap Arus Searah
Thyristor bekerja seperti dioda, ia menghantarkan arus dari arah Anoda ke Katoda - Thyristor
dapat dibuat menghantar (di ON kan ) dengan memberikan arus pada Gate. - Setelah arus pada
gate dimatikan SCR akan tetap bekerja. Fungsi Catu daya DC. Thyristor dapat digunakan untuk
rangkaian tambahan pada pengontrol daya rata- rata DC ke beban atau untuk memindah dari
daya DC yang ada ke AC pada harga yang ditetapkan, sedangkan frekuensi variabelnya
tergantung pada kebutuhan. Rangkaian Thyristor Untuk Sumber Arus Searah Jika UG pada
keadaan nol volt dan arus gate (IG) tidak mengalir, maka thyristor dalam keadaan tidak
menghubung (OFF), l

lihat Gambar 9.
Gambar 9. - Jika UG dinaikkan dan saat IG mencapai pada harga tertentu, maka thyristor
menghubung (ON) - Pada saat thyristor sudah menghubung, gate tidak dapat berfungsi sebagai
kendali thyristor. - - Ketika thyristor pada posisi ON praktis Anoda ke Katoda terhubung singkat,
sedangkan selisih tegangan antara Anoda dan Katoda maksimum 1 volt (biasanya 0,7 volt).
Mengembalikan Thyristor ke Posisi OFF dapat dilakukan dengan cara: - Mengurangi arus
thyristor dibawah harga arus genggam (hold) - Dengan cara mengurangi tegangan sumber US -
Dengan cara menghubung singkat Anoda ke Katoda (cara ini harus dilakukan dengan tegangan
gate dilepas terlebih dahulu). - Melepas tegangan Anoda atau membuat tegangan Anoda lebih
negatip terhadap katoda. f. Aplikasi Thyristor 1). Thyristor sebagai Pengendali Kecerahan
Lampu
Gambar 10 Dari gambar sebelah penyulutan dilakukan dengan menggunakan tegangan AC/DC.

Gambar 11 - Tahanan R dan kapasitor C mengakibatkan Tegangan Penyulut yang berpulsa dan
juga berfungsi untuk Pengatur Waktu ( + ) penyulutan.
2). THYRISTOR SEBAGAI ALARM ANTI PENCURI
Kita dapat menggunakan Thyristor untuk dipakai sebagai alarm anti pencuri. Rangkaian yang
akan digunakan berikut ini adalah rangkaian simulasi . Dimana saklar S1 bisa berupa saklar
mikro (mikro swicth) yang diletakkan pada pintu atau jendela, yang akan aktif (ON) jika pintu
atau jendela dibuka secara paksa atau bisa juga berupa piranti yang peka cahaya, yang diatur
sedemikian rupa sehingga bila terkena cahaya menyebabkan SCR OFF dan bila tertutup cahaya
menyebabkan SCR ON. Rangkaian simulasi itu diperlihatkan pada gambar 2, Fungsi dari dioda
adalah sebagai pengaman, karena bebanya adalah induktif, tanpa dioda dikhawatirkan tegangan
induksi yang timbul saat SCR tiba-tiba OFF atau sumber tegangan diputuskan dapat merusak
SCR.

Gambar 12. Rangkaian simulasi alarm anti pencuri CARA KERJA Saklar S2 untuk menset
rangkaian pada kondisi siap (stand by), S1 merupakan saklar yang dapat ditempatkan di pintu
atau di jendela. Jika ada tamu membuka pintu atau jendela dengan paksa maka saklar akan
membuka, Gate SCR mendapat bias dari sumber tegangan lewat R = 1K, selanjutnya SCR akan
ON dan Bel berbunyi. 3). PENGAMAN TEGANGAN BEBAN LEBIH Gambar 3 menunjukkan
cara yang sederhana untuk membuat crowbar (pulsa yang sempit, barang yang sempit) SCR
UZ=21V R RL Beban 2N4444 SUPPLY 20 Volt

Gambar 13. Dioda zener terbuka (OFF) selama tegangan yang keluar dari catu daya 20 Volt.
Mula-mula SCR OFF karena tidak mendapat trigger (penyulut). Karena itu pada resistor beban
muncul tegangan 20 Volt. Jika ada kesalahan pada catu dan tegangannya mencoba untuk naik
diatas 21 Volt, Dioda zener menjadi break down (dadal) dan memberikan suatu penyulut ke SCR.
Dengan segera SCR mengancing dan menutup pencatu daya (pawer supply). Gerakannya sama
dengan melepaskan crowbar pada terminal beban. Karena pembuka SCR cepat sekali (untuk 2N
4444 sama dengan 1 s), dengan segera beban dilindungi terhadap efek yang merusakkan dari
kelebihan tegangan yang besar. Crowbaring, walaupun suatu bentuk drastis dari suatu
perlindungan, pada banyak IC adalah perlu, mereka tidak mengambil banyak tegangan lebih.
Karena itu daripada merusak IC yang mahal, kita dapat menggunakan sebuah crowbar SCR
untuk menghubung singkat terminal beban, pada isyarat pertama dari tegangan lebih (over
voltage. Pencatu daya dengan crowbar SCR memerlukan bentuk lain dari perlindungan yang
disebut pembatasan arus (current limiting), yang mencegah arus yang berlebihan merusak
pencatu daya.
4). DETEKTOR CAHAYA LEBIH
Gambar 14 merupakan salah satu cara sederhana untuk mendeteksi cahaya lebih (overligh
detector). Bekerjanya adalah sebagai berikut R1 adalah foto resistor (photo resistor), suatu alat
yang resistansinya berkurang dengan penambahan intensitas cahaya. Jika tidak ada cahaya yang
jatuh pada R1, resistansinya tinggi dan tegangan pada R2 tidak cukup untuk menyulut SCR. R1
R2 Buzzer +UCC

Gambar 14. Tetapi bila R1 berada pada cahaya yang kuat, resistansinya rendah dan kita
mendapat tegangan yang cukup pada R2 untuk menyulut SCR. Jika hal ini terjadi, bazer
membunyikan alarm. Bahkan jika cahaya yang kuat lenyap SCR yang terkancing akan
mempertahankan buzer ON. Selain buzer kita dapat menggunakan LED. Jika cahaya yang
berlebihan menyentuh R1, walaupun untuk sementara, LED akan tetap ON sebagai rekaman
(record) dari kejadian ini.
3. TRIAC
a. Dasar Pembentukan TRIAC
Gambar 15. Pembentukan Triac KONSTRUKSI RANGKAIAN PENGGANTI

Gambar 16. Gambar 17. Konfigurasi Triac


Triac singkatan dari Triode Alternating Current Switch . Atinya saklar trioda untuk arus bolak-
balik . Triac adalah merupakan dua SCR (thyristor) yang dirangkaikan anti paralel dan diberi
satu elektroda baru yang disebut gate (pintu). Penggunaan Triac akan lebih menguntungkan
dibanding SCR . Karena SCR hanya dapat menghantarkan arus kesatu arah saja . Jika kita
hendak memanfaatkan kedua belahan tegangan jaringan , maka SCR masih perlu dikemudikan
dari suatu rangkaian penyearah . Ini akan merugikan kalau kita bekerja dengan daya yang besar-
besar . 2N 50 PUT MEU 21 Simbol Triac Contoh Konstruksi

Gambar 18 Konfigurasi Triac


c. Sifat Dasar Triac Perhatikan gambar 1 . Dari gambar tersebut kita lihat bahwa elektroda terdiri
dari Anoda (A), Katoda (K) dan Gate (G) . Dengan bantuan gambar 1 (b) maka dapat dijelaskan
prinsip kerja / cara kerja Triac sebagai berikut :
Gambar 19 Skema Pengganti Triac - Jika ke anoda diberi forward bias, maka saklar S1 menutup
(ON) . - Sebaliknya jika anoda diberi reverse bias, maka saklar S2 menutup (ON) . Dari
penjelasan di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa pemberian tegangan arus bolak-balik adalah
seperti pemberian tegangan forward dan reverse , 1lihat gambardi bawah ini

(a) Forward (b) Reverse Gambar 20 Skema Pengganti Pemberian Bias Pada Triac d.
Karakteristik Triac Triac dapat dipandang SCR yang simetris . Karena kurva karakteristiknya
tidak ada perbedaan antara karakteristik maju dan karakteristik terbalik

Gambar 21 Karakteristik Triac Bila diperhatikan gambar diatas, terlihat bahwa karakteristik maju
dan karakteristik terbalik Triac tidak ada perbedaan. Tegangan tembus (break over) dapat diatur
dengan mengatur arus gate seperti halnya pada SCR. jadi arus Triac akan mengalir dengan
mengatur arus gatenya .
E. Penyulutan Triac

Gambar 22. Mengemudikan Triac dengan Diac Tegangan yang ada pada Triac berbentuk seperti
bagian-bagian yang di arsir. Bentuk ini akan dipertunjukkan oleh osilokop yang dipasang pada
terminal- terminalnya Triac . (kalau sementara osiloskop terpasang potensiometer P kita putar-
putar). f. Triac dalam rangkaian arus AC
Gambar 23
g. Keuntungan Triac dibandingkan dengan Thyristor
h. Pengaturan Daya dengan Triac Dengan rangkaian seperti di Gambar 24 , maka daya di beban
dapat di atur-atur mulai dari 5% hingga 95% maksimum. Jikalau P besar, maka C1 di-isi muatan
terutama lewat R3 oleh muatan yang ada pada C2. Adapun tegangan pada C2 bergeser-fasa dari
tegangan-jepit. R3 perlu diatur supaya diac tepat tidak padam, pada saat jadi maksimum.

Gambar 24 Pengaturan Daya Dalam Batas-Batas yang Lebar Pada jaman modern ini dalam
pemenuhan kebutuhan manusia, masalah tenaga semakin banyak, sehingga makin banyak
melibatkan peralatan listrik untuk membantu bahkan mengganti. Misalkan pekerjaan menjahit,
kalau dulu harus digerakkan oleh tenaga kaki, sekarang dapat dibantu oleh tenaga motor listrik
dan motor listrik yang diperlukan harus dapat diatur putarannya, maka dari itu motor listrik harus
di lengkapi rangkaian penguatan putaran motor, seperti yang terlihat pada gambar di bawah ini.
Gambar 25. Pengaturan kecepatan motor dengan triac

Dengan rangkaian seperti di Gambar 24 , maka daya di beban dapat di atur-atur mulai dari 5%
hingga 95% maksimum. Jikalau P besar, maka C1 di-isi muatan terutama lewat R3 oleh muatan
yang ada pada C2. Adapun tegangan pada C2 bergeser-fasa dari tegangan-jepit. R3 perlu diatur
supaya diac tepat tidak padam, pada saat jadi maksimum. Gambar 24 Pengaturan Daya Dalam
Batas-Batas yang Lebar Pada jaman modern ini dalam pemenuhan kebutuhan manusia, masalah
tenaga semakin banyak, sehingga makin banyak melibatkan peralatan listrik untuk membantu
bahkan mengganti. Misalkan pekerjaan menjahit, kalau dulu harus digerakkan oleh tenaga kaki,
sekarang dapat dibantu oleh tenaga motor listrik dan motor listrik yang diperlukan harus dapat
diatur putarannya, maka dari itu motor listrik harus di lengkapi rangkaian penguatan putaran
motor, seperti yang terlihat pada gambar di bawah ini.

Gambar 25. Pengaturan kecepatan motor dengan triac

Rangkaian Pengatur Kecepatan Kipas Angin AC220V

Rangkaian Pengatur Kecepatan Kipas Angin AC220V merupakan rangkaian elektronik


sederhana yang berfungsi untuk mengendalikan kecepatan putaran kipas angin dengan sumber
tegangan AC220 volt. Rangkaian pengatur kecepatan kipas angin ini dibangun menggunakan
TRIAC dan DIAC sebagai komponen utamanya, dan sebuah potensiometer sebagai pengendali
kecepatan putaran motor kipas angin tersebut. Rangkaian Pengatur Kecepatan Kipas Angin
AC220V ini bekerja seperti dimmer lampu AC, dimana supply tegangan ke motor kipas angin
dikontrol menggunakan TRIAC melalui potensiometer. Rangkaian pengontrol kecepatan kipas
angin ini sangat sederhana dan menggunakan komponen yang mudah diperoleh dipasaran
sehingga dapat dibuat atau dirakit dengan mudah. Untuk membuat atau merakit Rangkaian
Pengatur Kecepatan Kipas Angin AC220V ini dapat dilihat gambar skema rangkaian dan
komponen yang digunakan pada gambar berikut.

Gambar Rangkaian Pengatur Kecepatan Kipas Angin AC220V


Daftar Komponen Rangkaian Pengatur Kecepatan Kipas Angin AC220V

T1 = Z0607
D1 = C312
R1 = 500K
R2 = 37K
C1 = 100NF

Rangkaian Pengatur Kecepatan Kipas Angin AC220V pada gambar diatas bekerja secara anlog
dengan cara mengatur supply tegangan motor kipas angin AC220V menggunakan TRIAC
berdasarkan tegangan bias yang diberikan ke TRIAC tersebut melalui DIAC yang dikendalikan
oleh potensiometer R1. Dimana semakin besar bias gate TRIAC yang diberikan maka semakin
besar pula level tegangan yang diberikan ke motor kipas angin, dan semakin kecil tegangan bias
gate maka semakin rendah juga tegangan supply ke motor kipas angin.semakin besar tegangan
supply ke motor kipas angin yang diberikan maka semakin cepat pula kecepatan putaran motor
kipas angin dan sebaliknya akan semakin lambat putaran kipas angin apabila supply tegangan ke
motor kipas angin diturunkan.

Perlu diketahui bahwa Rangkaian Pengatur Kecepatan Kipas Angin AC220V ini bekerja pada
tegangan listrik AC220 volt, sehingga jangan menyentuh jalur kelistrikan rangkaian pada saat
rangkaian ini terhubung ke jaringan listrik AC220V tersebut.

Anda mungkin juga menyukai