Abstrak
Thyristor adalah elemen semikonduktor 4 layer yang bila diterapkan pada tegangan searah (DC)
akan berfungsi sebagai sakelar yang menghubungkan antara Anoda dan Katoda dengan menyulut
tegangan pada Gate. Sakelar akan terputus pada saat tegangan Gate sama dengan atau lebih kecil
dari 0 Volt. Bila diterapkan pada tegangan ac, maka thyristor berfungsi sebagai penyearah tenaga
yangb bisa diatur, dan besarnya tegangan keluaran Uo=Um/2p (1+Cos t)
Thyristor adalah elemen semikonduktor 4 layer. Thyristor. Dasar pembentukannya ditunjukkan seperti
gambar 1. Thyristor identik dengan transistor PNP dan NPN yang terpasang sedemikian rupa sehingga
membentuk elektroda-elektroda Anoda, Katoda dan Gate.
Gambar 3. Prinsip kerja penyukutan Thyristor
Thyristor bisa disulut kalau polaritas dalam arah maju. Kalau antara gate katoda diberi tegangan positif
UG, maka akan mengalir arus Gate IG atau IB2, maka Q2 bekerja dengan adanya bias maju. Akibatnya
mengalir arus kolektor IC2. Karena IC2 = IB1 maka Q 1 bekerja dan IC1 mengalir . Sehingga
meskipun arus gate( IG ) diputus, transistor Q 2 dan Q 1 tetap menghantar. Kemampuan Thyristor
untuk tetap konduksi meskipun arus sudah di hilangkan di sebut“LATCHING“. Untuk membuat
Thyristor konduksi ; hanya di perlukan pulsa sesaat pada Gate. Sekali konduksi , gate tidak perlu di
kendalikan lagi dan Thyristor tetap konduksi.Kurva karakteristik pada gambar 4 menunjukkan
bagaimana arus Gate yang masuk ke SCR menentukan besarnya tegangan yang diperlukan dari Anoda
ke Katoda untuk membuat SCR hidup atau menghantar. Jika Gate terbuka (IG=0), dengan
tegangan maju diterapkan ke Anoda -Katoda,SCR dalam keadaan mati. Namun jika tegangan
Anoda - Katoda melampaui tegangan dadal UBo,SCR akan menghantar,dan arus hanya akan dibatasi
oleh tegangan sumber dan tahanan luar (tahanan yang dihubungkan seri dengan SCR).
Pada kondisi dadal kurva karakteristik digambarkan sebagai garis putus-putus, karena keadaan ini
tidak stabil, daerah pensaklaran cepat. Jika arus Gate bertambah,tegangan dadal maju berkurang,
sehingga untuk nilai IG yang sangat besar (sekitar 50 mA)SCR akan segera hidup.Sekali SCR hidup
atau on arus genggam (holding current) IH diperlukanuntuk menjaga alat tetap on. Jika arus lebih
rendah dari IH dengan cara menaikkan hambatan luar, SCR akan mati.. Perlu diperhatikan bahwa sekali
SCR on,gerbang tidak dapat mengontrol lagi dan tidak dapat membuat SCR off.Hanya jika UA-K
diturunkan ke nol atau jika arus dikurangi dibawah IH alat maka thyristor akan mati.
Jika UG dinaikkan dan saat IG mencapai pada harga tertentu, maka thyristor menghubung (ON).
Pada saat thyristor sudah menghubung, gate tidak dapat berfungsi sebagai kendali
thyristor.Ketika thyristor pada posisi ON praktis Anoda ke Katoda terhubung singkat, sedangkan
selisih tegangan antara Anoda dan Katoda maksimum 1 volt (biasanya 0,7 volt).
Dari gambar
sebelah
penyulutan
dilakukan
dengan
menggunakan
tegangan
AC/DC.
Gambar 6. Rangkaian Pengatur kecerahan lampu.
Kesimpulan:
1. Pada daerah tegangan searah DC, thyristor berfungsi sebagai saklar dan menghantarkan arus antara
anoda dan katoda, dan akan bertahan walaupun tegangan Gate diubah-ubah. Saklar akan terputus
bila tegangan Gate sama dengan atau lebih kecil dari 0 Volt.
Pada tegangan bolak-balik, thyristor berfungsi sebagai penyearah tegangan terkendali. Besarnya