Konsep thyristor
Apabila 2 (dua) buah transistor NPN dan PNP mempunyai karakteristik yang
sama, maka kedua transistor tersebut dikatakan complementary
(komplemen). Misalnya, transistor-transistor 2N3904 (NPN) dan 2N3096
(PNP). Kedua transistor ini memiliki nilai-nilai ß, tegangan breakdown, arus
nominal dan lain-lain yang sama. Karena itu, keduanya dikatakan
komplemen.
Struktur thyristor
Jika keadaan ini tercapai, maka struktur ini merupakan struktur dioda PN
(anoda-katoda) yang sudah dikenal. Pada saat yang demikian, thyristor
disebut dalam keadaan ON dan dapat mengalirkan arus dari anoda menuju
katoda seperti layaknya sebuah dioda.
Bagaimana kalau pada thyristor ini kita beri beban lampu dc dan diberi
suplai tegangan dari nol sampai tegangan tertentu seperti pada gambar di
bawah? Apa yang terjadi pada lampu ketika tegangan dinaikkan dari nol? Ya,
betul. Tentu saja lampu akan tetap padam karena lapisan N-P yang ada di
tengah akan mendapatkan reverse-bias (teori dioda). Pada saat ini thyristor
disebut dalam keadaan OFF karena tidak ada arus yang bisa mengalir atau
sangat kecil sekali. Arus tidak dapat mengalir sampai pada suatu tegangan
reverse-bias tertentu yang menyebabkan sambungan NP ini jenuh dan
hilang. Tegangan ini disebut tegangan breakdown. Pada saat itu arus
mulai dapat mengalir melewati thyristor sebagaimana dioda umumnya.
Tegangan ini disebut tegangan breakover (Vbo).
SIMULASI
Contoh soal:
Sebuah rangkaian seperti di bawah dengan spesifikasi dioda dari datasheet
memiliki tegangan breakover sebesar 10 V. Apabila tegangan masukan naik
menjadi 15 V, berapa arus dioda?
Penyelesaian:
Karena tegangan masukan 15 V lebih besar dari Vbe yang besarnya 10V,
dioda breakover. Secara ideal dioda akan seperti saklar tertutup, sehingga
arusnya:
Beberapa komponen yang termasuk thyristor antara lain PUT
(programmable uni-junction transistor), UJT (uni-junction transistor), GTO
(gate turn off switch), dan photo SCR. Namun, pada kesempatan ini, yang
akan dikemukakan hanya komponen-komponen thyristor yang dikenal
dengan sebutan SCR (silicon controlled rectifier), TRIAC dan DIAC.
Susunan SCR hampir sama dengan susunan dioda empat lapis, hanya saja
pada SCR terdapat tambahan satu terminal keluar pada basis transistor PNP
yang disebut Gate
Melalui kaki (pin) gate tersebut memungkinkan komponen ini ditrigger atau
dipicu menjadi ON, yaitu dengan memberi arus gate. Ternyata dengan
memberi arus gate Ig yang semakin besar dapat menurunkan tegangan
breakover (Vbo) sebuah SCR. Tegangan ini merupakan tegangan minimum
yang diperlukan SCR untuk menjadi ON. Sampai pada suatu besar arus gate
tertentu, ternyata akan sangat mudah membuat SCR menjadi ON. Bahkan
dengan tegangan forward yang kecil sekalipun. Misalnya 1 volt saja atau
lebih kecil lagi. Kurva tegangan dan arus dari sebuah SCR dapat dilihat pada
gambar berikut ini.
Sejauh ini yang dikemukakan adalah bagaimana membuat SCR menjadi ON.
Pada kenyataannya, sekali SCR mencapai keadaan ON maka selamanya
akan ON, walaupun tegangan gate dilepas atau di short ke katoda. Satu-
satunya cara untuk membuat SCR menjadi OFF adalah dengan membuat
arus anoda-katoda turun di bawah arus Ih (holding current). Pada gambar
kurva SCR, jika arus forward berada di bawah titik Ih, maka SCR kembali
pada keadaan OFF. Berapa besar arus holding ini? Umumnya ada di dalam
datasheet SCR.
Ada satu parameter penting lain dari SCR, yaitu VGT. Parameter ini adalah
tegangan trigger pada gate yang menyebabkan SCR ON. Kalau dilihat dari
model thyristor pada gambar, tegangan ini adalah tegangan Vbe pada
transistor Q2. VGT seperti halnya Vsub>be, besarnya kira-kira 0.7 volt
(bahan silikon). Seperti contoh rangkaian gambar berikut ini sebuah SCR
diketahui memiliki IGT = 10 mA dan VGT = 0.7 volt. Maka dapat dihitung
tegangan VIN yang diperlukan agar SCR ini ON, yaitu sebesar:
Rangkaian SCR
SIMULASI
Untuk memudahkan pemahaman prinsip SCR, berikut terminologi parameter
SCR.
Telah dikemukakan di awal bahwa SCR atau thyristor pada umumnya tidak
cocok digunakan untuk aplikasi DC. Komponen ini lebih banyak digunakan
untuk aplikasi-aplikasi tegangan AC, karena SCR bisa OFF pada saat
gelombang tegangan AC berada di titik nol.
Sudut penyulutan adalah sudut yang diperlukan agar SCR tersulut, artinya
ketika SCR diaplikasikan dengan tegangan AC. Untuk membuat ON, SCR
harus disulut dengan sudut tertentu. Sudut ini disebut dengan sudut
penyulutan (firing angle).
Pada saat R1 naik, tegangan gate akan tertinggal dibanding tegangan catu
dengan sudut antara 00 sampai 900, seperti terlihat pada gambar berikut.
Sudut penyulutan SCR
Sebelum tegangan gate mencapai titik pemicuan, SCR tidak aktif dan arus
beban sama dengan nol. Pada titik pemicuan, tegangan kapasitor cukup
besar untuk memicu SCR. Saat ini terjadi hampir seluruh tegangan catu
diberikan pada beban dan arus beban menjadi tinggi. Secara ideal, SCR
akan tetap ON atau terkunci sampai polaritas tegangan catu terbalik.
Bagian yang diarsir menunjukkan sudut penghantaran atau saat SCR sedang
ON. Karena R1 tidak tetap, sudut fase tegangan dapat diubah. Hal ini akan
memungkinkan kita untuk mengatur bagian yang diarsir pada tegangan
catu. Artinya, kita dapat mengatur arus rata-rata yang melalui beban dan
sangat berguna untuk, misalnya, mengubah kecepatan motor, terangnya
lampu, atau temperatur pemanas.
Simbol TRIAC
TRIAC bekerja mirip seperti SCR yang paralel bolak-balik, sehingga dapat
melewatkan arus dua arah. Kurva karakteristik dari TRIAC seperti tampak
pada gambar berikut ini.
Karakteristik TRIAC
Pada data sheet akan lebih rinci diberikan besar parameter-parameter
seperti Vbo dan -Vbo, lalu IGT dan -IGT, Ih serta -Ih dan sebagainya.
Umumnya besar parameter ini simetris antara yang plus dan yang minus.
Dalam perhitungan desain, bisa dianggap parameter ini simetris sehingga
lebih mudah dihitung.
DIAC
Sukar dilewati oleh arus dua arah, DIAC memang dimaksudkan untuk tujuan
ini. Hanya dengan tegangan breakdown tertentu barulah DIAC dapat
menghantarkan arus. Arus yang dihantarkan tentu saja bisa bolak-balik dari
anoda menuju katoda dan sebaliknya. Kurva karakteristik DIAC sama seperti
TRIAC, tetapi yang hanya perlu diketahui adalah berapa tegangan
breakdown-nya.
Simbol DIAC seperti tampak pada gambar. DIAC umumnya dipakai sebagai
pemicu TRIAC agar ON pada tegangan input tertentu yang relatif tinggi.
Contohnya adalah aplikasi dimmer lampu yang berikut pada gambar di
bawah.
Rangkaian dimmer
Jika diketahui IGT dari TRIAC pada rangkaian di atas 10 mA dan VGT = 0.7
volt. Lalu diketahui juga yang digunakan adalah sebuah DIAC dengan V bo =
20 V, maka dapat dihitung TRIAC akan ON pada tegangan:
V = IGT(R)+Vbo+VGT = 120.7 V
SIMULASI