Anda di halaman 1dari 6

Peristiwa, Fakta, Konsep, dan Generalisasi

A.PERISTIWA
Peristiwa adalah hal-hal yang pernah terjadi, peristiwa merupakan suatu kejadian yang benar-benar dan
pernah terjadi, tetapi masih perlu dibuktikan kebenarannya, peristiwa ada yang bersifat alamiah dan insaniah;
peristiwa yang bersifat alamiah, seperti banjir, tsunami, gempa bumi dan sebagainya. Peristiwa yang bersifat
insaniah, seperti pemilu, pembangunan jembatan, krisis moneter.

B.FAKTA
Secara harfiah kata fakta berarti sesuatu yang telah diketahui atau telah benar-benar terjadi. Bisa juga
diartikan bahwa ini adalah sesuatu yang dipercaya atau apa yang benar merupakan kenyataan, realitas yang
real, benar, dan juga merupakan kenyataan yang nyata.
Didalam sains, fakta memiliki makna tersendiri. Fakta merupakan hasil observasi yang dibuktikan secara
empiris karena itu sifat fakta bukan hasil perolehan secara acak, memiliki relevansi dan berkaitan dengan
teori. Fakta dapat menyebabkan lahirnya teori baru. Fakta juga dapat merupakan alasan untuk menolak teori
yang ada dan bahkan fakta dapat mendorong untuk memperpanjang rumusan teori yang telah ada.
Menurut Banks fakta merupakan pernyataan positif dan rumusannya sederhana. Fakta juga adalah data
factual, contohnya berikut ini.
1.Jakarta adalah ibu kota Negara Republik Indonesia.
2.Jarak antara kota A ke kota B adalah 150 Km.
3.Bumi berputar mengelilingi matahari.
Ada fakta berupa data-data, misalnya keadaan penduduk disebuah desa, ada fakta yang tampak
sebagaimana keadaannya, misalnya kondisi jalan, kondisi bangunan, dan sebagainya. Ada juga fakta sebagai
hasil pengamatan secara lebih khusus, misalnya tentang pendapatan rata-rata penduduk sebuah kampong,
mata pencaharian pertama penduduk desa A, dan seterusnya.
Namun demikian, perlu disadari bahwa fakta bukan tujuan akhir dari pengajaran IPS. Pengetahuan yang
hanya bertumpu kepada fakta akan sangat terbatas sebab:
1.Kemampuan kita untuk mengingat sangat terbatas.
2.Fakta itu bisa berubah pada suatu waktu, misalnya tentang perubahan iklim suatu kota, perubahan bentuk
pemerintahan, dan sebagainya.
3.Fakta hanya berkenaan dengan situasi khusus.
4.Fakta itulah yang akan memberikan raw material kepada konsep sebagai pilar-pilar kegiatan intelektual.
Didalam kegiatan belajar-mengajar fakta harus dipetakkan dalam hubungan fungsional dengan konsep
dan generalisasi dengan cara yang sistematis. Dengan pandangan yang seperti itu maka siswa akan mampu
melihat hubungan diantara fenomena intelektual dan menggunakannya kedalam upaya meraih pengetahuan
yang bermakna. Sehingga dapat dikatakan bahwa fakta merupakan pondasi bagi perkembangan ilmu
pengetahuan.
Tugas guru, antara lain adalah membantu siswa membangun dan mengembangkan konsep dan
generalisasi, oleh sebab itu kegiatan belajar-mengajar, guru dan siswa harus menggunakan serangkaian fakta
ini sebagai dasar pembentukan konsep dan generalisasi. Oleh karena aktivitas pengajaran itu
berlangsung dalam rambu-rambu kurikulum maka pijakan utama dalam proses kegiatan belajar-mengajar
yaitu kurikulum, dalam hal ini kurikulum SD 2006.
Fakta dalam IPS merupakan semua peristiwa atau kejadian nyata yang terjadi dalam lingkungan sosial,
contohnya : woman trafficking ( perdagangan wanita ), narkoba, perampokan, pemerkosaan, dan sejenisnya.
Kejadian – kejadian tersebut disebut fakta IPS karena semua kejadian tersebut berhubungan dengan manusia,
yang mana manusia merupakan unsur pokok dari Ilmu Pengetahuan Sosial. Fakta itu sendiri bertujuan untuk
menghilangkan isu – isu sosial, sehingga isu-isu sosial tersebut bias disebut fakta sosial.

C.KONSEP
Konsep adalah suatu istilah, pengungkapan abstrak yang digunakan untuk tujuan mengklasifikasikan
atau mengkategorikan suatu kelompok dari suatu benda, gagasan atau peristiwa. Misalnya, kita mengatakan
binatang klasifikasi dari jenis-jenis makhluk yang disebutkan diatas. Jika kita menyebutkan kata “keluarga”
maka kedalam konsep keluarga itu termasuk bapak, ibu, anak-anak, saudara, dan sebagainya.
Untuk lebih menjelaskan pengertian tentang konsep, berikut ini dikemukakan beberapa sifatnya.
1.Konsep itu bersifat abstrak. Ia merupakan gambaran mental tentang benda, peristiwa, atau kegiatan.
Misalnya, kita mendengar kata “kelompok”, kita bisa membayangkan apa kelompok itu.
2.Konsep itu merupakan “kumpulan” dari benda-benda yang memiliki karakteristik atau kualitas secara
umum.
3.Konsep itu bersifat personal, pemahaman orang tentang konsep “kelompok” misalnya mungkin berbeda
dengan pemahaman orang lain.
4.Konsep dipelajari melalui pengalaman dengan belajar.
5.Konsep bukan persoalan arti kata, seperti didalam kamus. Kamus memiliki makna lain yang lebih luas.
Dalam konsep terdapat makna denotatif dan makna konotatif. Makna denotative berkenaan dengan arti
kata, seperti pada kamus, misalnya arti kata Revolusi adalah perubahan cepat dalam hal prosedur, kebiasaan,
lembaga, dan seterusnya. Revolusi juga mempunyai makna konotatif antara lain sebagai berikut:
1.Makna revolusi merangkum makna denotative.
2.Revolusi tidak sama dengan pemberontakan, melainkan kejadian yang penting yang telah direncanakan
dan diatur secara sungguh-sungguh.
3.Konsep revolusi ini mencakup kepemimpinan, baik oleh kelompok maupun perseorangan.
4.Revolusi juga berarti menentang segala sesuatu, apakah itu orang atau lembaga, lebih jauh bukan hanya
menentang tetapi juga melawan dengan kekuatan.
Inilah arti revolusi dalam pengertian konsep. Siswa harus memahami makna konsep ini. Dalam
perkembangan lebih lanjut para siswa akan memiliki pemahaman yang benar tentang arti konsep dalam
Revolusi Kemerdekaan Indonesia, Negara berkembang, pertumbuhan ekonomi republik, kabinet, dan
seterusnya.
Jika mereka tidak memperoleh arti yang benar tentang makna yang terkandung didalam konsep-konsep
tersebut, mereka akan memberi arti secara menggelikan. Contoh lain, misalnya konsep Perang
Dingin, apakah itu perang didaerah kutub utara? (Womarck : 32).
Pengajaran konsep disekolah sesungguhnya dalam rangka memahami makna konotatif, karena itu
pengajaran konsep harus:
1.Diberikan dalam sesuatu konteks bukan diterangkan tanpa ada kaitan dengan sesuatu, seperti kita
menjelaskan arti dari suatu istilah atau kata.
2.Siswa harus diberi kesempatan untuk sampai kepada pengertiannya sendiri tentang sesuatu konsep,
tentunya dengan bimbingan guru misalnya, guru menyuru mereka mendeskripsikan sendiri.
3.Siswa harus membacanya sendiri, mendengarkan penjelasan, dan segera menuliskan makna konsep segera
setelah diperkenalkan.
Membentuk konsep merupakan intelektual, dan itu tidak mudah. Namun demikian, perlu disadari bahwa
sesungguhnya anak telah belajar konsep sejak belum masuk sekolah dengan tingkat perkembangan dan
kemampuan berfikirnya. Di sekolah mereka belajar konsep yang semakin abstrak sifatnya atau simbolis.
Telah dijelaskan diatas bahwa membentuk konsep pada diri anak tidaklah mudah hal itu disebabkan
bahwa untuk mencapai tujuan tersebut dibutuhkan kemampuan memilih kelompok yang diobservasi
berdasarkan satu atau lebih karakteristik umum, agar dapat mengabstraksikan, dan membuat generalisasi.
Dengan singkat dapat disimpulkan bahwa konseptualisasi adalah proses mengkategorikan,
mengklasifikasikan dan memberi nama pada sekelompok objek.
1. Pengertian Konsep Dalam IPS
Konsep yaitu suatu ide yang menggambarkan hubungan antara dua atau lebih fakta seperti konsep “
kebutuhan manusia “ yang berkaitan dengan berbagai hal, misalnya pakaian, makanan, keselamatan,
pendidikan, cinta dan harga diri.
Konsep dasar pengatahuan ( social studies ) adalah ilmu – ilmu sosial yang disederhanakan untuk tujuan
pendidikan. Pengertian ini, kemudian dibakukan dalam United States of Education’s Standars Terminology
for Curiculum and Instruction ( Darr dkk.1977:2 ) bahwa, studi ilmu – ilmu sosial berisi aspek – aspek ilmu
sejarah, ilmu ekonomi, ilmu politik, sosiologi, antropologi, psikologi dan geografi yang dipilih sebagai bahan
kajian dalam pembelajaran di sekolah dan perguruan tinggi.
Konsep merupakan abstraksi atau pengertian abstrak, karena merupakan ide tentang deduatu ( benda,
peristiwa, hal-hal ) yang ada dalam pikiran. Ia mengandung pengertian dan penafsiran ( bukan berwujud
fakta konkrit ), Konsep membantu kita dalam mengadakan penbedaan, penggolongan atau penggabungan
fakta disekeliling kita, misalnya, kita mengenal banyak data perang, seperti perang diponegoro, perang
paregreg, perang aceh, dan sebagainya

2. Konsep – Konsep Dalam IPS


Komponen – komponen ilmu sosial terdapat banyak sekali konsep – konsep, antara lain :
a. Konsep – konsep ilmu sejarah mengenal beberapa konsep, seperti migrasi, nasionalisme, sosialisme, dll
b. Konsep – konsep ilmu ekonomi mengenal beberapa konsep, seperti tukar – menukar, uang, pasar dll
c. Konsep – konsep ilmu geografi mengenal beberapa konsep, seperti tanah, udara, air, sungai dll
d. Konsep – konsep ilmu antropologi mengenal beberapa konsep, seperti kebudayaan, kepercayaan, adat dll
e. Konsep – konsep sosiologi mengenal beberapa konsep, seperti norma sosial, kelompok sosial, organisasi
sosial dll
f. Konsep – konsep psikologi sosial mengenal beberapa konsep, seperti norma perilaku sosial, interaksi sosial
dll
Konsep – konsep yang secara bersama – sama dimiliki oleh beberapa disiplin ilmu itu disebut dengan istilah
konsep inti

D.GENERALISASI
Schuneke (1988:16) mengemukakan bahwa generalisasi merupakan abstraksi dan sangat terikat konsep.
Cara paling mudah untuk memahami generalisasi dalam hubungannya dengan konsep adalah dengan cara
menelusuri proses terbentuknya generalisasi. Untuk itu dibutuhkan sedikitnya 2 konsep, bisa dari satu
disiplin ilmu social atau dari disiplin ilmu yang berbeda. Generalisasinya, yaitu setiap grup memiliki sistem
norma yang membimbing perilaku anggotanya. Contoh diatas menunjukkan terbentuknya generalisasi dari
dua konsep dalam sosiologi, yaitu konsep grup (kelompok) dan konsep norma. Secara sederhana dapat
disimpulkan bahwa generalisasi menunjukkan adanya hubungan diantara konsep dan berisi pernyataan yang
bersifat umum, tidak terikat pada situasi khusus. Generalisasi dibentuk untuk membantu kita agar dapat
memahami/mengerti tentang “dunia dimana kita hidup”. Secara singkat telah kita kemukakan pengertian
fakta, konsep, dan generalisasi.
Perbandingan generalisasi dengan konsep, menurut Rochiati (2006:6)

Generalisasi Konsep

Generalisasi adalah prinsip-prinsip atau Konsep bukan merupakan prinsip


rules (aturan) yang dinyatakan dalam dan dinyatakan tidak di dalam
kalimat sempurna. kalimat yang sempurna.

Generalisasi memiliki dalil. Konsep tidak memiliki dalil.

Generalisasi adalah objektif dan


impersonal. Konsep subjektif dan personal.

Generalisasi memiliki aplikasi Konsep terbatas pada orang


universal. tertentu.

Pengertian generalisasi dalam sejarah berbeda dengan generalisasi dalam disiplin ilmu sosial lainnya.
Generalisasi dalam sejarah merupakan contradiction in terminis karena sifatnya yang unik yang
menunjukkan bahwa peristiwa sejarah itu tidak terulang lagi. Namun di dalam sejarah ada juga kemungkinan
perulangan, dalam arti bahwa yang berulang itu adalah hal-hal yang berkaitan dengan pola perilaku manusia
yang berorientasi nilai, sistem sosial, kebutuhan ekonomi, kecenderungan psikologis, dan selanjutnya,
menurut Rochiati dalam Jarotimec (1986:29)
Rochiati dalam Jarotimec (1986:29)mengungkapkan adanya empat jenis generalisasi yang diperlukan dalam
kajian sejarah dalam IPS, yaitu:

1.Generalisasi deskriptif.
Contoh: Pada umumnya pusat-pusat kerajaan terletak di tepi sungai.
2.Generalisasi sebab akibat.
Contoh: Di dalam revolusi, apabila golongan ekstrem berhasil merebut kekuasaan maka akan
berlangsung pementahan teror.
3.Generalisasi acuan nilai.
Contoh: Raja adil raja disembah, raja lalim raja disanggah.
4.Generalisasi prinsip universal.
Contoh: Kapasitas sebuah bangsa untuk memodelisasikan diri tergantung pada potensi sumber daya
alamnya, kualitas manusianya dan orientasi nilai para pelaku sejarahnya.

Generalisasi sejarah dalam konteks IPS bukan untuk dihafalkan melainkan untuk dipahami dan
diaplikasikan kepada situasi baru yang dihadapi. Untuk meningkatkan kemampuan uitu diperkenalkan
gagasan-gagasan dan pemikiran-pemikiran yang sesuai dengan kemampuan berpikir siswa sehingga mereka
dapat menghadapi permasalahan yang berkaitan dengan sejarah.
Guru mengembangkan pengertian konsep dan generalisasi ini dan bersamaan dengan itu juga
mengembangkan kemampuannya untuk mengenal konsep-konsep esensial dan konsep-konsep lainnya dan
juga untuk mengembangkan kemampuan merumuskan generalisasi sesuai dengan kemampuan berpikir
siswa. Tugas guru di kelas untuk mengembangkannya dalam kegiatan belajar mengajar disesuaikan dengan
situasi dan kondisi lingkungan serta kemampuannya. Guru-guru dituntut kreativitasnya dalam mencari dan
mengolah sumber belajar agar kegiatan belajar mengajar yang dikelolanya berjalan lancar.
Dengan kata lain, generalisasi merupakan hubungan antara dua atau lebih konsep, nisalnya hubungan
antara konsep “ uang, kebutuhan, dan keinginan “. Generalisasi menunjukkan hubungan sebab akibat antara
konsep satu dengan konsep yang lain.
Dalam ilmu sosial terdapat sejumlah ketrampilan yang dapat diklasifikasikan menjadi ketrampilan berfikir,
ketrampilan teknis dan ketrampilan sosial. Sejumlah ketrampilan berfikir yang penting dalam ilmu sosial
diantaranya adalah menarik kesimpulan, membuat generalisasi, memecahkan masalah dan membuat
keputusan.
Ketrampilan teknis yang berhubungan dengan generalisasi, dapat diwujudkan melalui penggunaan berbagai
media dan alat Bantu dalam mencari dan menyajikan informasi. Ketrampilan sosial bekaitan dengan
kemampuan untuk melakukan hubungan antar manusia, misalnya berinteraksi dan berkomunikasi baik
dalam kehidupan sehari-hari maupun dalam lingkup tertentu.
Aspek afektif dikembangkan melalui pembentukan sikap dan nilai tersebut perlu dibiasakan.
Jenis – jenis generalisasi adalah :
Generalisasi sempurna, yakni generalisasi yang menempatkan seluruh fenomena yang menjadi dasar
penyimpulan diselidiki
Generalisasi tidak sempurna. Generalisasi berdasarkan sebagian fenimena yang dilakukan untuk
mendapatkan simpulan yang berlaku bagi fenomena sejenis yang belum diselidiki.

HUBUNGAN ANTARA FAKTA, KONSEP, DAN GENERALISASI


Dari gambaran diatas jelas bahwa suatu peristiwa merupakan dasar darimana kegiatan belajar mengajar
IPS dimulai. Guru dan siswa harus aktif menjemput peristiwa ini dan mengolahnya menjadi content, isi
bahan pengajaran. Dalam proses pengolahan menjadi bahan pengajaran itulah berfungsinya fakta, konsep,
dan generalisasi itulah guru dapat mengorganisasikan bahan pengajaran IPS. Jadi skenario dari alur
pengembangan peristiwa, fakta, konsep, dan generalisasi, sesungguhnya sudah ditangan guru, dan dijadikan
sebagai bahan dalam perencanaan kegiatan belajar mengajar dikelas. Contohnya sebagai berikut:
1.Topik: Benua Afrika, Eropa, dan Amerika.
Peristiwa yang dikemukakan misalnya tentang pertandingan sepak bola liga Champions atau Piala UFFA.
Dengan peristiwa itu kita bisa menanyakan kepada siswa dimana pertandingan itu dilaksanakan dan untuk
kejuaran apa.
2.Fakta-fakta yang dikemukakan, antara lain sebagai berikut:
Peta Benua Afrika, Eropa, dan Amerika.
Letak beberapa negara di masing-masing benua.
Pembagian regional tiap benua, yaitu Afrika Utara, Afrika Tengah, Afrika Selatan, Eropa Barat, Eropa
Timur, Amerika Utara, Amerika Tengah, dan Amerika Selatan.
Gambar-gambar tentang kondisi negara, penduduk, mata pencaharian, dan lain-lain.
Penampakan alam yang penting, yaitu gunung, sungai, gurun, danau, dan lain-lain.
3.Konsep-konsep yang dikemukakan seperti ini:
Benua, interaksi spasial, persepsi lingkungan regional, kondisi geografis, lautan, daratan, sungai, danau, dan
lain-lain.
4.Generalisasinya diantaranya sebagai berikut:
Berbagai hubungan antara negara terjadi karena adanya hubungan dagang, pelayanan, dan gagasan-gagasan.
Kondisi alamiah tertentu cenderung membuat kelompok tertentu cenderung membuat kelompok tertentu
terisolasi sampai adanya pengembangan tekhnologi yang dapat memecahkan barrier itu.

Setelah kita mengetahui pengertian fakta, konsep, dan generalisasi di atas, maka kita bisa mengetahui
bahwa fakta, konsep, dan generalisasi itu saling berhubungan dan tidak bisa dipisahkan.
Fakta – fakta sosial yang terjadi dalam kehidupan kita, dihubungkan oleh konsep IPS melalui suatu ide,
sedangkan konsep – konsep IPS dihubungkan oleh generalisasi melalui sebuah penalaran.

Anda mungkin juga menyukai