Anda di halaman 1dari 7

COTOH MAKALAH

“DINAMIKA KESETARAAN GENDER DALAM KEHIDUPAN POLITIK DI


INDONESIA”

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Matakuliah Perpolitikan

DISUSUN OLEH :
DANU RAMDHANA
201210340311141

PROGRAM STUDI ILMU POLITIK

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

2012/2013

KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, segala puji dan syukur bagi Allah SWT yang telah memberikan
kemampuan, kekuatan, serta keberkahan baik waktu, tenaga, maupun pikiran kepada penulis
sehingga dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Dinamika Kesetaraan Gender Dalam
Kehidupan Politik Di Indonesia” tepat pada waktunya.
Dalam penyusunan makalah ini, penulis banyak mendapat tantangan dan hambatan
akan tetapi dengan bantuan dari berbagai pihak tantangan itu bisa teratasi. Oleh karena itu,
penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada ibu Dr. Dwi Windyastuti
Budi Hendrarti, Dra.,MA dan Dr. Siti Aminah, Dra.,MA selaku dosen Politik Gender Dan
Demokrasi atas bimbingan, pengarahan, dan kemudahan yang telah diberikan kepada penulis
dalam pengerjaan makalah ini.
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan pada penulisan makalah ini.
Maka dari itu, saran dan kritik yang membangun sangat penulis harapkan dari pembaca
sekalian. Penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi siapa saja yang
membacanya.

Surabaya, 4 Juni 2013

Penulis

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


Agama, suatu kata yang tidak hanya harus kita ketahui, namun juga sangat-sangat
harus untuk kita pahami makna, cara, manfaat dan semua hal yang berpengaruh terhadap
kehidupan kita. Oleh karena itu agama sangat dibutuhkanoleh manusia agar manusia
memiliki pegangan hidup sehingga semua aktivitasyang dikerjakan harus selalu berdasar
kepada ajaran agama.
Sebuah peristiwa yang tidak dapat diterima akal sehat, namun jika kita berbicara
agama samawi, maka keyakinan kita pasti menepis semua hal gaib dan percaya kepada Allah
SWT. Peristiwa isra mi’raj yang akan kita jelaskan semuanya di makalah ini, dapat
menyimpulkan apakah kita sudah cukup berbuat baik kepada-Nya guna mensyukuri semua
kenikmatan yang kita terima sampai beranjak dewasa
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana terjadinya peristiwa isra mi’raj?
2. Bagaimana keterkaitan antara peristiwa isra mi’raj dengan aqidah ruhaniyah?
3. Apa hikmah yang didapatkan dari peristiwa isra mi’raj?
1.3 Tujuan Penulisan
Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penulisan makalah ini ini adalah
1. Mengetahui proses terjadinya peristiwa isra mi’raj?
2. Mengetahui keterkaitan antara peristiwa isra mi’raj dengan aqidah ruhaniyah.
3. Mengetahui hikmah yang didapatkan dari peristiwa isra mi’raj.
1.4 Manfaat Penulisan
Adapun manfaat yang ingin dicapai dalam penulisan makalah ini adalah
1. Untuk mengetahui proses terjadinya peristiwa isra mi’raj?
2. Untuk mengetahui keterkaitan antara peristiwa isra mi’raj dengan aqidah ruhaniyah.
3. Untuk mengetahui hikmah yang didapatkan dari peristiwa isra mi’raj.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Permasalahan Kesetaraan Gender di Indonesia


Isra Mi’raj yang telah selesai dilakukan Nabi Muhammad SAW. Seringkali di
kalangan masyarakat kita dalam mendefinisikan peristiwa ini, mereka menggabungkan Isra
Mi’raj menjadi satu peristiwa yang sama cara melakukannya dan mempunyai arti yang sama.
Padahal sebenarnya Isra dan Mi’raj merupakan dua peristiwa yang berbeda. Dan untuk
membenarkan kesalahan pemahaman tersebut, kami bermaksud untuk mengupas tuntas
pengertian, proses, dan sejarah dari Isra Mi’raj itu sendiri. Kami juga menambahkan sebuah
manfaat dan hikmah yang dapat diamalkan dalam kehidupan sehari-hari.
Isra Mi’raj adalah dua bagian dari perjalanan yang dilakukan oleh Rasulullah dalam
waktu satu malam saja. Kejadian ini merupakan salah satu peristiwa penting bagi umat Islam,
karena pada peristiwa ini Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi wa Sallam mendapat perintah
untuk menunaikan shalat wajib dalam waktu sehari semalam atau 24 jam sehari.
Isra’ dan Mi’raj merupakan dua cerita perjalanan yang berbeda. Namun karena dua
peristiwa ini terjadi pada waktu yang bersamaan yaitu hanya sehari semalam, maka
disebutlah peristiwa Isra’ Mi’raj. Selama perjalanan Nabi ditemani Malaikat Jibril dengan
menunggangi Buraq. Adapun dalil naqli yang membuktikan bahwa peristiwa itu benar apa
adanya terjadi dapat dibaca dalam surat ke- 17 dalam Al-Qur’an, yakni :
Allah SWT berfirman dalam surat Al-Isra ayat 1:

Artinya :
Maha Suci Allah, yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari Al
Masjidil Haram ke Al Masjidil Aqsha yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami
perlihatkan kepadanya sebagian dari tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia
adalah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.

2.2 Kesetaraan Gender di Dunia Perpolitikan Indonesia


Isra’ merupakan kisah perjalanan Nabi Muhammad dari Masjidil Haram di Mekkah
ke Masjidil Aqsa di Yerussalem. Kisahnya dapat dilihat dari gambar dibawah ini :
Gambar 1.0 Peristiwa Isra

Sedangkan Mi’raj merupakan kisah perjalanan Nabi dari bumi naik ke langit ketujuh
dan dilanjutkan ke Sidratul Muntaha (akhir penggapaian) untuk menerima perintah di hadirat
Allah SWT.

Isra Mi’raj terjadi pada periode akhir kenabian di Makkah sebelum Rasulullah
Shallallahu Alaihi wa Sallam hijrah ke Madinah. Menurut al-Maududi dan mayoritas ulama,
Isra Mi’raj terjadi pada tahun pertama sebelum hijrah, yaitu antara tahun 620-621 M.
Menurut al-Allamah al-Manshurfuri, Isra Mi’raj terjadi pada malam 27 Rajab tahun ke-10
kenabian, dan inilah yang populer.
Peristiwa Isra Mi’raj terbagi dalam 2 peristiwa yang berbeda. Dalam Isra, Nabi
Muhammad Shallallahu Alaihi wa Sallam “diberangkatkan” oleh Allah SWT dari Masjidil
Haram hingga Masjidil Aqsa. Lalu dalam Mi’raj Nabi Muhammad SAW dinaikkan ke langit
sampai ke Sidratul Muntaha yang merupakan tempat tertinggi. Di sini Beliau mendapat
perintah langsung dari Allah SWT untuk menunaikan salat lima waktu.
Sebelum peristiwa itu terjadi, Rasulullah mengalami keadaan duka cita yang sangat
mendalam. Beliau ditinggal oleh istrinya tercinta, Khadijah. Lalu beliau juga ditinggal oleh
pamannya sendiri, Abu Thalib, yang sangat melindungi Nabi Muhammad. Karena
ditinggalkan kedua orang yang sangat disayangi tersebut membuat beliau sangat berduka cita.
Karena itu Allah SWT menghibur Nabi Muhammad dengan memperjalankan beliau, sampai
kepada langit untuk bertemu dengan Allah SWT.
Bagi umat Islam, peristiwa tersebut merupakan peristiwa yang berharga, karena ketika
inilah salat lima waktu diwajibkan, dan tidak ada Nabi lain yang mendapat perjalanan sampai
ke Sidratul Muntaha seperti ini. Walaupun begitu, peristiwa ini juga dikatakan memuat
berbagai macam hal yang membuat Rasullullah SAW sedih.
Gambar 1.1 Peristiwa Mi'raj

2.3 Pentingnya Kesetaraan Gender dalam Kehidupan Politik

2.4 Upaya Memperjuangkan Kesetaraan Gender dalam Kehidupan Politik

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Di Indonesia, isu kesetaraan gender akhir-akhir ini menjadi isu yang tidak ada
habisnya dan masih berusaha terus diperjuangkan baik di tingkat eksekutif maupun legislatif.
Permasalahan tentang kesetaraan gender ini mencakup substantif pemahaman tentang
kebijakan perspektif gender itu sendiri. Oleh karenanya, gerakan gender kemudian menjadi
arus utama di negara-negara berkembang termasuk di Indonesia. Dalam proses demokratisasi,
persoalan partisipasi politik perempuan yang lebih besar, reperesentasi dan persoalan
akuntabilitas menjadi persyaratan mutlak bagi terwujudnya demokrasi yang lebih bermakna
di Indonesia. Demokrasi yang bermakna adalah demokrasi yang memperhatikan dan
memperjuangkan kepentingan mayoritas penduduk Indonesia yang terdiri dari perempuan.
Ide bahwa politik bukan wilayah bagi perempuan adalah ide yang selalu didengungkan
selama berabad-abad, dan ternyata memang sangat efektif untuk membatasi perempuan untuk
tidak memasuki wilayah ini. Terminologi publik dan privat yang erat kaitannya dengan
konsep gender, peran gender, dan stereotype, telah menciptakan ketidaksetaraan dan
ketidakadilan di antara perempuan dan laki-laki. Akibat yang paling jelas dari situasi politik
seperti itu adalah marjinalisasi dan pengucilan perempuan dari kehidupan politik formal.
Untuk itu, diperlukan berbagai upaya untuk memperjuangkan kesetaraan gender dalam
kehidupan politik, yang nantinya diharapkan akan memberikan perubahan pandangan tentang
budaya patriakhi bagi masyarakat, sehingga kemungkinan terpilihnya peminpin politik
perempuan akan sama dengan kemungkinan terpilihnya peminpin politik laki-laki. Sehingga
kesetaraan gender dalam dunia perpolitikan akan semakin maju dan efek sampingnya untuk
kemajuan usaha pemberantasan korupsi bisa segera dirasakan.

3.2 Saran
Dalam upaya kesetaraan gender di Indonesia, khususnya dalam dunia politik, perlu
adanya upaya yang sinergis dan berkesinambungan, dengan melibatkan semua pihak yang
menjadi pelaku politik khususnya partai politik, organisasi kemasyarakatan dan pemerintah
melalui instansi terkait dalam penyelenggaraan pendidikan politik bagi perempuan.

Anda mungkin juga menyukai