KERANGKA ACUAN
KEGIATAN SURVEILANS DAN PELACAKAN BALITA GIZI BURUK
PUSKESMAS PUSKESMAS TAHUN 2016
I. Pendahuluan
A. Latar Belakang
Kurang Energi dan Protein (KEP) pada anak masih menjadi masalah gizi dan kesehatan
masyarakat di Indonesia.
Hasil tiga kali Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) yaitu pada tahun 2007, 2010 dan 2013
menunjukkan tidak terjadi banyak perubahan pada prevalensi balita gizi kurang maupun
balita pendek. Pada tahun 2007 prevalensi balita gizi buruk – kurang adalah 18,4 %, pada
tahun 2010 sebesar 17,9 % dan pada tahun 2013 adalah 19,6 %. Demikian pula dengan
prevalensi balita pendek pada tahun 2007, 2010 dan 2013 berturut – turut sebesar 36,6 %,
35,6 % dan 37,2 %.
Keadaan ini berpengaruh kepada masih tingginya angka kematian bayi. Menurut WHO
lebih dari 50 % kematian bayi dan anak terkait gizi kurang dan gizi buruk, oleh karena itu
masalah gizi perlu ditangani secara tepat dan cepat.
Untuk memperoleh informasi gizi buruk secara cepat, akurat, teratur dan berkelanjutan,
perlu dilaksanakan kegiatan surveilance dan pelacakan kasus gizi buruk.
B. Tujuan
1. Tujuan umum
Untuk memperoleh informasi gizi buruk secara cepat, akurat dan teratur.
2. Tujuan khusus
a. Melakukan validasi pengukuran antropometri dan status gizi berdasarkan standar.
b. Melakukan pemeriksaan klinis, mengenali tanda gawat darurat dan memutuskan
rujukan kerumah sakit.
c. Melakukan pengobatan penyakit berdasarkan hasil diagnosa.
d. Memberikan motivasi dan penyuluhan gizi dan kesehatan.
e. Melakukan pemantauan status gizi.
II. Kegiatan Pokok dan Rincian Kegiatan
Surveilance dilaksanakan bila ada laporan kasus gizi buruk dari posyandu atau masyarakat
di wilayah kerja Puskesmas PUSKESMAS dilaksanakan oleh petugas puskesmas dikoordinir
oleh petugas gizi puskesmas.
IV. Sasaran
Sasaran kegiatan surveilance dan pelacakan gizi buruk adalah balita yang dilaporkan oleh
kader atau masyarakat diduga gizi buruk.
V. Uraian Tugas dan Peran Lintas Program (inter profesi) dan lintas sektor dalam mendukung
keberhasilan program dan kegiatan.
1. Peran Lintas Program
a. Dokter
Berperan bersama secara kolaborasi dengan pengelola proram gizi puskesmas
mengintervensi masalah / gangguan fisik yang dialami oleh penderita gizi buruk.
b. Proram P2
Berperan bersama secara kolaborasi dengan Pelaksana Gizi Puskesmas
mengintervensi masalah / gangguan fisik yang dialami oleh balita gizi buruk.
c. Program KIA
Berperan bersama secara kolaborasi dengan Pelaksana Gizi Puskesmas
mengintervensi dan melakukan SDIDTK.
d. Kesling
Berperan bersama secara kolaborasi dengan Pelaksana Gizi Puskesmas memberikan
penyuluhan kesehatan lingkungan.
e. Promkes
Berperan bersama secara kolaborasi dengan Pelaksana Gizi Puskesmas memberika
penyuluha anak.
f. Laboratorium Puskesmas
Berperan bersama secara kolaborasi dengan Pelaksana Gizi Puskesmas
mengintervensi laboratorium (Hb, dll) yang dialami oleh balita gizi buruk.
2. Peran Lintas Sektor
a. Kecamatan
Koordinasi lintas sektor tingkat Kecamatan sampai ke tingkat RT.
Advokasi keberhasilan program gizi.
Dukungan keberhasilan program / kegiatan Program Gizi Puskesmas.
b. Kepolisian Sektor
Perlindungan keamanan
c.Tokoh Masyarakat dan Tokoh Agama
Advokasi keberhasilan program gizi.
Dukungan keberhasilan program / kegiatan Program Gizi Puskesmas
VIII. Evaluasi
Akan dibuat dokumentasi laporan program dan kegiatan surveilance dan pelacakan balita
gizi buruk, capaian program dan kegiatan, analisis masalah dan alternatif pemecahan masalah
dalam rangka perbaikan mutu dan kinerja program gizi.