a. Keadaan Geografis
Wilayah kerja Puskesmas Danurejan I adalah dalam I Kelurahan saja, yaitu
Kelurahan Tegal Panggung dimana memiliki luas wilayah 3505,75 Ha dengan batas
wilayah sebagai berikut :
Sebelah Utara : Kelurahan Kotabaru, Kecamatan Gondokusuman
Sebelah Timur : Kelurahan Bausasran, Kecamatan Danurejan
Sebelah Selatan : Kelurahan Purwokinanti, Kecamatan Pakualaman
Sebelah Barat : Kelurahan Suryatmajan, Kecamatan Danurejan
Gambar 20. Peta Wilayah Kerja Puskesmas
Ketinggian tanah dari permukaan laut : 114 M
Banyaknya curah hujan : 2000-3000mm/th
Topografi termasuk : Dataran rendah
Suhu rata-rata : 30o C
b. Demografi
Wilayah Kelurahan Tegal Panggung dibagi menjadi 16 RW dan 66 RT dusun
dengan jumlah Kepala Keluarga (KK) sebanyak 2.805 KK. Jumlah penduduk di
wilayah kerja Danurejan I Berdasar hasil sensus penduduk Tahun 2010 adalah 4.8867
jiwa laki-laki, 4.899 perempuan seperti tampak pada grafik berikut:
Gambar 21. Grafik Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin Wilayah Kerja Puskesmas
Danurejan I Tahun 2010-2012
c. Visi
Visi Puskesmas Danurejan I adalah:
Menjadi Puskesmas yang mampu memberikan pelayanan kesehatan dasar yang
bermutu, merata dan terjangkau oleh seluruh lapisan masyarakat
d. Misi
Misi Puskesmas Danurejan I adalah:
1) Memberikan pelayanan kesehatan yang bermutu, sesuai standar
2) Memberikan pelayanan yang mengutamakan kepentingan pelanggan
3) Mendorong dan meningkatkan kesehatan individu, kelompok dan lingkungan.
e. Motto
“Mewujudkan Masyarakat Sehat dan Mandiri”
f. Kebijakan Mutu
a) Pelayanan masyarakat ditangani oleh tenaga kesehatan yang professional
b) Setiap Pegawai wajib memberikan pelayanan sebaik mungkin pada pelanggan
c) Kebutuhan pelanggan diidentifikasikan dan ditindaklanjuti
d) Menerima masukan dan kritikan dari masyarakat sebagai bahan peningkatan kualitas
pelayanan
e) Upaya peningkatan mutu terus menurus
g. Budaya Puskesmas
Berorientasi kepada kepuasan masyarakat :
Professional :
Tanggung jawab :
Sadar mutu :
Sadar waktu :
Inisiatif :
Budaya Kerja : 5 R (Ringkas, Rapi, Resik, Rawat, Rajin)
i. Pertumbuhan Penduduk
Kelurahan Tegal Panggung dengan luas wilayah 3505,75 Ha dan jumlah
penduduk 9.786 jiwa. Dengan jumlah penduduk laki-laki 4.887 jiwa, perempuan 4.899
jiwa. Dari data tersebut, dapat diperkirakan kepadatan penduduk di wilayah kerja
Puskesmas Danurejan I adalah 3 jiwa/Ha. Hal ini menunjukkan bahwa wilayah kerja
Puskesmas Danurejan I merupakan daerah yang cukup padat.
j. Sosial Ekonomi
Salah satu variabel yang mempengaruhi hubungan antara lingkungan dan perilaku
masyarakat terhadapa masalah kesehatan adalah sosial ekonomi. Sosial ekonomi
masyarakat ditentukan oleh berbagai faktor, antara lain adalah rasio beban tnggungan
penduduk usia produktif terhadap penduduk usia non produktif. Berdasarkan data
penduduk tahun 2010 di wilayah kerja Puskesmas Danurejan I, penduduk usia
produktif berjumlah 13.369 jiwa dan penduduk usia non produktif berjumlah 11.251
jiwa. Hal ini mendekati ideal karena setiap 1 penduduk produktif menanggung 1 usia
non produktif, dan dapat disimpulkan bahwa sosial ekonomi di wilayah kerja
Puskesmas Danurejan I sudah cukup baik.
k. Struktur Organisasi
Terlampir
l. Sarana, Prasarana, Fasilitas Kesehatan dan Sekolah
Untuk menunjang pelayanan kesehatan kepada masyarakat, Puskesmas Danurejan
I memiliki saran dan prasarana, serta fasilitas kesehatan dan sekolah, antara lain:
Seluruh pasien yang datang akan dilakukan pendataan pasien lama dan pasien
baru. Seluruh pasien wajib mengambil nomor antre. Pasien baru akan diberikan kartu
tanda (kartu berobat) yang baru, sedangkan pasien lama didata dengan menyerahkan
kartu tanda pengenal (kartu berobat) yang telah didapatkan pada kuunjungan
sebelumnya. Bagi pasien yang memiliki kartu jaminan kesehatan, wajib menunjukkan
kartu tersebut kepada petugas untuk direkap nomor jaminan kesehatan. Data pasien dan
nomor jaminan kesehatan akan diregister dan diinput ke sistem informasi kesehatan
(komputer) dan data pasien dapat diakses di masing-masing bagian pelayanan.
Petugas akan menyiapkan rekam medis sesuai dengan nomor antre dan
memberikan nomor antre baru sesuai dengan bagian pelayanan yang dituju. Kemudian
petugas akan membawa rekam medis ke bagian pelayanan sesuai dengan tujuan dan
keluhan pasien, sedangkan pasien menunggu di ruang tunggu masing-masing bagian
pelayanan untuk dipanggil sesuai antrean baru.
Rekam medis di Puskesmas Sedayu II memiliki warna map yang berbeda untuk
setiap desa tempat tinggal pasien, yaitu warna merah untuk Desa Argorejo, warna hijau
untuk Desa Argodadi, warna kuning untuk Desa Argosari dan Argomulyo, serta warna
biru untuk luar Kecamatan Sedayu.
Alur pasien di Puskesmas Sedayu II adalah:
Gambar 36. Alur Pasien di Puskesmas Sedayu II
b. Tata Usaha
Sumber Daya Manusia yang dimiliki Bagian Tata Usaha (TU) Puskesmas Sedayu
II adalah 1 orang yang merupakan Kepala Bagian Tata Usaha dan dibantu tenaga
fungsional yang merangkap sebagai petugas TU. Fungsi Bagian TU di Puskesmas
Seday II adalah pengelola keuangan (melalui bendahara Puskesmas), perencana
program dan perencanaan melalui PTP, penyedia logistik (bagian umum), serta sebagai
pengurus administrasi dan kepegawaian.
c. Kasir
Pada bagian kasir, Puskesmas Sedayu II memiliki 1 orang petugas. Untuk
membantu kinerja petugas kasir, terdapat beberapa petugas yang diperbantukan untuk
melayani pasien.
Kasir berfungsi menerima iuran pasien umum dan mencatat nomor registrasi
pasien pemegang jaminan kesehatan yang akan di klain setiap bulan. Total iuran setiap
harinya direkap dan dilaporakn ke bendahara harian, kemudian ditransfer ke Dinas
Kabupaten/Kota melalui BPD.
Gambar 38. Pelayanan Kasir di Puskesmas Sedayu II
a. Pemerintah
Sumber pembiayaan yang pertama adalah dari pemerintah Kabupaten/Kota.
Sumber dana ini berasal dari PAD. Di samping itu Puskesmas masih menerima dana
yang berasal dari pemerintah propinsi dan pemerintah pusat. Dana yang disediakan oleh
pemerintah dibedakan atas dua macam, yaitu:
1) Dana anggaran pembangunan yang mencakup dan pembangunan gedung, pengadaan
peralatan serta pengadaan obat.
2) Dana anggaran rutin yang mencakup gaji karyawan, pemeliharaan gedung dan
peralatan, pembelian barang habis pakai serta biaya operasional
Setiap tahun kedua anggaran tersebut disusun oleh Dinas kesehatan
kabupaten/kota untuk diajukan dalam Daftar Usulan Kegiatan ke pemerintah
kabupaten/kota untuk seterusnya dibahas bersama DPRD kabupaten/kota. Puskesmas
diberikan kesempatan mengajukan kebutuhan untuk kedua anggaran tersebut melalui
Dinas kesehatan kabupaten/kota.
Anggaran yang telah disetujui yang tercantum dalam dokumen keuangan
diturunkan secara bertahap ke Puskesmas melalui dinas kesehatan kabupaten/kota.
Untuk beberapa mata anggaran tertentu, misalnya pengadaan obat dan pembangunan
gedung serta pengadaan, anggaran tersebut dikelola langsung oleh dinas kesehatan
kabupaten/kota atau oleh pemerintah kabupaten/kota.
Penanggungjawab penggunaan anggran yang diterima oleh Puskesmas adalah
Kepala Puskesmas, sedangkan administrasi keuangan dilakukan oleh pemegang
keuangan Puskesmas yakni seorang staf yang ditetapkan oleh Dinas kesehatan
kabupaten/kota atas usulan Kepala Puskesmas. Penggunaan dana sesuai dengan usulan
kegiatan yang telah disetujui dengan memperhatikan berbagai ketentuan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
b. Pendapatan Puskesmas (Pasien Umum)
Berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Bantul Nomor 17 Tahun 2009 tentang
retribusi pelayanan kesehatan di Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas), masyarakat
dikenakan kewajiban membiayai upaya kesehatan perorangan yang didapatkan. Untuk
penduduk Kabupaten Bantul, retribusi yang harus dibayarkan adalah Rp 5.500,
sedangkan penduduk luar Kabupaten Bantul, retribusi yang harus dibayarkan adalah Rp
9.000. Untuk pelayanan di UGD, tarif yang dikenakan ntuk penduduk Kabupaten
Bantul adalah Rp 11.000, sedangkan penduduk luar Kabupaten Bantul adalah Rp
18.000. Retribusi tambahan disesuaikan dengan pelayanan kesehatan yang didapatkan
oleh pasien.
Hasil dari pasien umum akan direkapitulasi di bagian kasir dan akan disetor ke
Pemerintah Daerah Kabupaten Bantul setiap hari melalui rekening BPD. Dana ini akan
dikembalikan melalui Dinas Kesehatan Kabupaten Bantul ke Puskesmas sesuai dengan
pengajuan anggaran di awal tahun pada bulan berikutnya untuk keperluan operasional
Puskesmas Sedayu II. Setiap bulan, Puskesmas Sedayu II wajib melaporkan kegiatan
keuangan ke Bagian Keuangan Dinas Kesehatan Kabupaten Bantul.
c. Dana Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas)
Dana dari Jamkesmas berasal dari klaim yang dilakukan bendahara Puskesmas
Sedayu II setiap bulannya ke Dinas Kesehatan Kabupaten Bantul. Dana Jamkesmas
adalah dana APBN yang disalurkan melalui Dinas Kesehatan Kabupaten. Klaim yang
dilakukan harus menunjukkan rekapitulasi yang berisi data dan tanda tangan peserta
Jamkesmas (pemegang kartu Jamkesmas) yang mendapatkan pelayanan kesehatan di
Puskesmas Sedayu II. Setiap bulan, Puskesmas Sedayu II wajib melaporkan kegiatan
keuangan hasil Jamkesmas ke Seksi Pembiayaan Kesehatan dan Kemitraan Kabupaten
Bantul.
d. Dana Jaminan Kesehatan Sosial (Jamkesos)
Dana dari Jamkesos berasal dari klaim yang dilakukan bendahara Puskesmas
Sedayu II setiap bulannya ke Badan Penyelenggara Jamkesos. Dana Jamkesos adalah
dana APBD I. Klaim yang dilakukan harus menunjukkan rekapitulasi yang berisi data
dan tanda tangan peserta Jamkesmas (pemegang kartu Jamkesmas) yang mendapatkan
pelayanan kesehatan di Puskesmas Sedayu II. Setiap bulan, Puskesmas Sedayu II wajib
melaporkan kegiatan keuangan hasil Jamkesmas ke Seksi Pembiayaan Kesehatan dan
Kemitraan Kabupaten Bantul.
e. Asuransi Kesehatan
Asuransi kesehatan yang dilakukan menggunakan sistem kapitasi. Setiap bulan,
Puskesmas Sedayu II yang merupakan PPK mendapatkan data anggota terbaru dari
Badan Penyelenggara dan dana iuran dari peserta asuransi kesehatan. Setiap bulan,
Puskesmas Sedayu II wajib melaporkan kegiatan keuangan hasil asuransi kesehatan ke
Bagian Pelayanan Kesehatan Kabupaten Bantul.
f. Bantuan Operasioanal Kesehatan (BOK)
Bantuan Operasional Kesehatan adalah bantuan dana dari pemerintah melalui
Kementerian Kesehatan dalam membantu pemerintahan kabupaten/kota melaksanakan
pelayanan kesehatan sesuai Standar Pelayanan Minimal (SPM) Bidang Kesehatan
dengan fokus pencapaian target Millennium Development Goals (MDGs) melalui
peningkatan kinerja Puskesmas dan jaringannya serta Poskesdes dan Posyandu dalam
menyelenggarakan pelayanan kesehatan promotif dan preventif.
Tujuan umum dari BOK adalah meningkatnya akses dan pemerataan pelayanan
kesehatan masyarakat utamanya kegiatan promotif dan preventif untuk mewujudkan
pelayanan kesehatan sesuai Standar Pelayanan Minimal (SPM) Bidang Kesehatan
dengan fokus pencapaian target Millennium Development Goals (MDGs) pada tahun
2015.Sedangkan tujuan khusunya adalah meningkatnya cakupan Puskesmas dalam
pelayanan kesehatan yang bersifat promotif dan preventif, tersedianya dukungan biaya
untuk upaya pelayanan kesehatan yang bersifat promotif dan preventif bagi masyarakat,
serta terselenggaranya proses Lokakarya Mini di Puskesmas dalam perencanaan
pelayanan kesehatan bagi masyarakat.
Dari sekian banyak upaya kesehatan yang diselenggarakan Puskesmas, dana BOK
utamanya digunakan untuk mendukung upaya kesehatan yang bersifat promotif dan
preventif yang meliputi:
1. Kesehatan Ibu dan Anak termasuk Keluarga Berencana
2. Imunisasi
3. Perbaikan Gizi Masyarakat
4. Promosi Kesehatan
5. Kesehatan Lingkungan
6. Pengendalian Penyakit
Kegiatan yang dapat dibiayai BOK adalah:
1. Pendataan sasaran (ibu hamil, ibu bersalin, ibu nifas, bayi, balita, kasus risiko tinggi,
rumah tangga, siswa, sekolah, pasangan usiasubur, wanita usia subur, tempat-tempat
umum, dll)
2. Surveilans (gizi, KIA, imunisasi, penyakit menular, penyakit tidak menular, vektor,
dll)
3. Kunjungan rumah/lapangan (kasus drop out, kasus risiko tinggi, perawatan
kesehatan masyarakat, pendampingan minum obat, pemasangan stiker P4K, ANC,
PNC dll)
4. Pelayanan di Posyandu (penimbangan, penyuluhan, pelayanan KIA, KB, imunisasi,
gizi dll)
5. Kegiatan sweeping, penjaringan, pelacakan, dan penemuan kasus
6. Pengambilan spesimen
7. Pengendalian dan pemberantasan vektor (fogging, spraying, abatisasi, pemeriksaan
jentik, pembagian kelambu, dll)
8. Kegiatan promosi kesehatan termasuk untuk mendukung program prioritas
(penyuluhan, konseling luar gedung, pembinaan Poskesdes dan Posyandu, dll)
9. Kegiatan pemantauan (sanitasi air bersih, rumah, tempat-tempat umum, pengelolaan
sampah, dll)
10. Pengambilan vaksin
11. Transport Rujukan dari Poskesdes ke Puskesmas dan atau dari Puskesmas ke Rumah
Sakit terdekat untuk kasus KIA risiko tinggi dan komplikasi kebidanan bagi peserta
Jampersal
12. PMT penyuluhan dan PMT pemulihan untuk balita 6-59 bulan dengan gizi kurang
Kegiatan yang tidak dapat dibiayai BOK adalah:
1. Upaya kuratif dan rehabilitatif
2. Gaji, uang lembur, insentif
3. Pemeliharaan gedung (sedang dan berat)
4. Pemeliharaan kendaraan
5. Biaya listrik, telepon, dan air
6. Pengadaan obat, vaksin, dan alat kesehatan
7. Biaya konsumsi untuk penyuluhan
8. Pencetakan
9. ATK dan penggandaan untuk kegiatan rutin Puskesmas
Puskesmas yang mendapatkan dana BOK wajib melaporkan penggunaan dana
BOK berupa penerimaan dan realisasi dana BOK, serta Surat Pernyataan Tanggung
Jawab Belanja (SPTB) ke sekretariat BOK di Dinas Kabupaten/Kota
Berdasarkan data di atas, dapat diambil 3 besar penyakit, yaitu penyakit pulpa dan
jarigan keras gigi, gangguan gusi dan edentulous alveolar ridge, serta gingivitis dan
penyakit periodontal, yang merupakan permasalahan utama keluhan gigi dan mulut
masyarakat.
5. Penyusunan Program
a. Tahap Perencanaan
Tahap perencanaan program mengadakan penyuluhan tentang pola diet di
sekolah, posyandu, PKK dan tempat-tempat strategis lain pada masyarakat meliputi
materi-materi edukasi dan penyuluhan, penentuan target, serta indikator pencapaian
program. Hal ini dilakukan agar program dapat berjalan dengan baik dan dapat
dievaluasi. Berikut hal-hal yang terkait dengan tahap perencanan:
1) Materi edukasi dan penyuluhan adalah pola diet yang baik terhadap kesehatan gigi,
riwayat perjalanan penyakit gigi dan mulut, serta akibat dan bahaya yang dapat
ditimbulkan akibat penyakit gigi dan mulut. Penyampaian edukasi dan penyuluhan
dapat menggunakan model dan gambar/video yang dapat menarik perhatian
masyarakat, serta pembuatan poster.
2) Target yang akan didapatkan adalah peserta posyandu (lansia dan anak), siswa TK,
SD, dan SMP melalui UKGS, PKK, dan perkumpulan/paguyuban masyarakat.
3) Indikator yang berusaha dicapai adalah bertambahnya tingkat kesadaran dan
wawasan mengenai kesehatan gigi dan mulut. Hal ini dapat dilihat dari
meningkatnya kunjungan untuk upaya preventif atau kuratif (misal tumpat sederhana
dan fissure sealant).
b. Tahap Pengorganisasian dan Pelaksanaan
Tahap pengorganisasian dalam pelaksanaan program kesehatan meliputi
penentuan SDM (penanggung jawab, pelaksana dan pengawas program), pembagian
tugas, serta rekapitulasi kebutuhan oleh pelaksana.
Pelaksanaan program pada kegiatan ini tidak hanya melibatkan dokter gigi dan
perawat gigi. Pembagian tugas yang dilakukan adalah:
1) Dokter Gigi dan Perawat Gigi
a) Mengkaji masalah kesehatan gigi masyarakat dengan melakukan pengumpulan
data, analisa masalah dan perumusan masalah serta prioritas masalah.
b) Melaksanakan kegiatan
c) Melakukan rekapitulasi kebutuhan alat dan bahan
d) Bertanggungjawab terhadap penilaian dan pemantauan hasil kegiatan
e) Pencatatan dan pelaporan
2) Ahli Gizi/Petugas Posyandu
a) Berperan sebagai penyuluh/tenaga promosi kesehatan terutama bidang gizi dan
diet makanan
b) Membantu pencatatan masalah kesehatan gigi di tempatnya bertugas (posyandu,
pusling, pustu)
3) Kader Kesehatan
a) Berperan sebagai motivator pembimbing, pengajar dan pelatih dalam
meningkatkan derajat pengetahuan kesehatan gigi
b) Memonitor sikap dan perilaku masyarakat tentang kesehatan gigi
Dari data contoh format dan data di atas dapat digambarkan pola perubahan status
kesehatan gigi masyarakat, yang dapat digunakan sebagai evaluasi pelaksanaan
program dan tindak lanjut program pada tahap selanjutnya.
6. Pembiayaan
Sistem pembiayaan yang digunakan adalah manage care. Sistem manage
care adalah sistem penyelenggaraan pelayanan kesehatan berbasis dokter gigi
keluarga yang menerapkan manajemen pengendalian utilisasi dan biaya tanpa
meninggalkan mutu untuk memberikan pelayanan kesehatan yang efektif dan efisien.
Peserta jaminan diasumsikan berjumlah 2.000 orang dari total 24.264 penduduk.
Data yang akan digunakan untuk manage care ini adalah data bulan februari tahun 2012.
Pelayanan yang diselenggarakan oleh badan pelaksana adalah pelayanan dasar gigi dan
mulut yang meliputi penambalan sederhana (SIK dan RK), pencabutan gigi dewasa dan
pencabutan gigi anak. Berdasarkan data, maka dapat diketahui utilisasi pada bulan
desember di BP gigi Puskesmas Sedayu II yang dinyatakan dalam persentase adalah
sebagai berikut:
a. Utilisasi penambalan sederhana (SIK) = 23/24.264 x 100% = 0,09 %
b. Utilisasi penambalan sederhana (RK) = 8/24.264 x 100% = 0,03 %
c. Utilisasi pencabutan gigi dewasa = 48/24.264 x 100% = 0,20 %
d. Utilisasi pencabutan gigi anak = 58/24.264 x 100% = 0,24 %
e. Utilisasi konsultasi = 13/24.264 x 100% = 0,05 %
Perhitungan kapitasi adalah sebagai berikut:
Tabel 24. Perhitungan Kapitasi
No. Jenis Pelayanan Utilisasi (%) Unit Cost (Rp) Kapitasi
1 Penambalan SIK 0,09 90.000 81
2 Penambalan RK 0,03 103.000 30,90
3 Pencabutan gigi dewasa 0,20 90.000 18.0
4 Pencabutan gigi anak 0,24 79.000 189,6
5 Konsultasi 0,05 73.000 36,5
Total 356