Anda di halaman 1dari 8

[PENGARUH KEMIRINGAN HULU PELIMPAH TERHADAP PANJANG LONCATAN

JURNAL PUBLIKASI HIDROLIS DAN PERUBAHAN KOEFISIEN (CD)]

Universitas Tribhuwana Tunggadewi Malang, Program Studi Teknik Sipil, Laboratorium Hidrolika Teknik Sipil
Fernando Marçal Noronha Belo (2009520026)
BAB I PENDAHULUAN 2) Bagaimana pengaruh loncatan
1.1 Latar Belakang hidrolisnya terhadap koefisien debit
Sungai didefinisikan sebagai suatu alur (cd)
alamiah yang berfungsi untuk mengalirkan 3) Bagaiman kondisi jenis aliran
air. Masalah aliran dalam saluran terbuka dengan bilangan froude (Fr)
banyak dijumpai,salah satunya dalam aliran
sungai. Ini disebabkan karena sungai sendiri 1.4 Batasan Masalah
dengan aliran geometrik (tampang, lintang, 1) Pelimpah yang digunakan adalah
profil memanjang dan kemiringan lembah) pelimpah dengan profil pelimpah
dapat berubah menurut waktu, tergantung ambang bulat ( tipe ogee)
pada debit, material dasar dan tebing, serta 2) Untuk mencari bagaimana bilangan
jumlah dan jenis sedimen yang diangkut Froude yang terjadi dikaki pelimpah
oleh air. Salah satu masalah yang sering 3) Bagaimna variabel yang akan
muncul adalah masalah banjir. Pengendalian berpengaruh terhadap fenomena
banjir pada suatu sungai dapat dilakukan loncat air
dengan berbagai cara, yang masin-masing 4) Kemiringan yang digunakan untuk
tergantung pada daerah yang akan ambang bulat atau tipe ogee ini
diamankan. Fasilitas yang biasanya meliputi 3:3, 3:2 dan 3:1
didirikan untuk pengendali banjir tersebut
adalah waduk pengendali banjir. Waduk 1.5 Tujuan dan Manfaat
dapat diwujubkan dengan menbendung  Manfaat dari penelitian ini yaitu
aliran sungai melalui pembangunan untuk mengetahui panjang loncatan
bendungan. Bendungan memiliki bangunan hidrolis yang terjadi pada bagian hilir
pelengkap (ancillary structures), salah pelimpah dengan beberapa variasi
satunya adalah bangunan pelimpah. kemiringan di bagian hulu pelimpah
tersebut.
1.2 Identifikasi Masalah  Sedangkan tujuan dari penelitian ini
Air yang pelimpah diatas bangunan adalah unutk mendapatkan formula
pelimpah akan meluncur sepanjang pendekatan dalam menganalisa
permukaan hilir pelimpah terjun ke alur loncatan hidrolis agar perencanaan
sungai yang menerima limpahan air tersebut. peredam energi menjadi efektif.
Pada zone peralihan ini energi yang
ditimbulkan oleh limpahan air tidak 1.6 Hipotesis penelitian
mengalami peredam yang cukup oleh Dalam penelitian ini menggunakan
kedalaman alami muka air di hilir bangunan hipotesi alternatif sehingga hipotesis
pelimpahnya ( tail water level), sehingga sementara yang dapat diambil adalah ‘’
kerusakan dibagian hilir bagunan pelimpah Bilanagn Froude (Fr) yang dipengaruhi
perlu diperhitungkan dalam prose oleh fungsi kecepatan (V), ketinggian air
perencanaan. (Y).’’
Fr = f (kemiringan muka hulu, Ho,
1.3 Rumusan Masalah D, V, Y)
1) Bagaimana pengaruh kemiringan hulu
pelimpah akibat kondisi hidrolis dari BAB II TINJAUAN PUSTAKA
pengairan pada pelimpah 2.1 Rencana Teknis Bangunan Pelimpah
1) Saluran Pengarah Aliran
2) Saluran Pengatur Aliran

1
[PENGARUH KEMIRINGAN HULU PELIMPAH TERHADAP PANJANG LONCATAN
JURNAL PUBLIKASI HIDROLIS DAN PERUBAHAN KOEFISIEN (CD)]

Universitas Tribhuwana Tunggadewi Malang, Program Studi Teknik Sipil, Laboratorium Hidrolika Teknik Sipil
Fernando Marçal Noronha Belo (2009520026)
3) Saluran Peluncur dan
4) Saluran Peredam Energi.
2.1. Penelitian Tentang Koefisien
Limpahan (C)
 Lebar efektif mercu bendung (L)
 Tinggi tekanan air diatas mercu
bendung (termasuk tinggi kecepatan
aliran pada saluran pengarah) (Ho)
dan
 Koefisien limpasan (C).
(Sosrodarsono,1989)
Q=CxLxHo 3 / 2 ..................................... (2-1)
Dimana : Hubungan tinggi tekan dengan debit
Q = debit (biasanya debit banjir rencana)
C = koefisien debit
L = panjang efektif mercu debit
Ho = tinggi yang diukur diatas mercu (tanpa
tinggi kecepatan)
Q=CxLxH 3 / 2 ...................................... (2-2)
C=3,27+(0,40Ho/P) ............................. (2-3)
Rumus-rumus aliran melalui
pelimpah :
Q=CxLx H............................... (2-4)
Dengan :
Q = debit melaui pelimpah
C = koefisien debit
L = panjang efektif pelimpah
H = tinggi yang diukur diatas pelimpah,
sedangak debit aliran
Q
C .............(2-6)
2 x3 2 xgxHo 3 / 2 xB Hubungan antara F 1 dan y 1 /y 2 untuk
dengan : loncatan hidrolik pada saluran persegi
Ho = tinggi muka air diatas pelimpah panjang mendatar. (Van Te Chow, 1985)
B = Lebar Pelimpah
G = kecepatan Gravitasi
Bumi
Cd = Koefisien Debit

Ho Ho Tirai luapan

P m
Ambang
pelimpah
1

2
[PENGARUH KEMIRINGAN HULU PELIMPAH TERHADAP PANJANG LONCATAN
JURNAL PUBLIKASI HIDROLIS DAN PERUBAHAN KOEFISIEN (CD)]

Universitas Tribhuwana Tunggadewi Malang, Program Studi Teknik Sipil, Laboratorium Hidrolika Teknik Sipil
Fernando Marçal Noronha Belo (2009520026)
Kurva karakteristik dari loncatan hidrolik Fasilitas yang digunakan dalam penelitian
pada saluran persegi panjang mendatar (Ven ini adalah saluran terbuka dinding kaca
Te Chow, 1985) dengan panjang 4,30 meter, lebar dasar
saluran 15,5 cm dan tinggi saluran 24 cm.

3.2 Alat Penelitian


Dalam penelitian ini ada 2 (dua) jenis alat
yang digunakan untuk pengukuran, yaitu :
Taraf Meter, yang digunakan sebagai
pengukuran tinggi muka air, tebal gerusan
dan lain-lain.
Current Meter, yang digunakan sebagai
pengukur kecepatan aliran, dimana baling-
Panjang loncatan yang dinyatakan dengan baling kecil pada bagian ujung bawah alat
kedalaman akhir Y 2 pada saluran mendatar. akan berputar dan tercepat pada layar alat
(Ven Te Chow, 1985) sebagai nialai N.
Khusus untuk bentuk bangunan pelimpah
yang digunakan adalah ambang bulat
ukurannya sebagai berikut :
 Tinggi (P) = 10 cm
 Lebar (L) = 14,7 cm
 Lebar atas (B) = disesuaikan dengan
kemiringa
Seperti pada gambar 3.1

Dimana = panjang terjunan, jika jarak


dinding terjunan ke posisi kedalaman ;
adalah kedalaman genangan dibawah air
limpah ; adalah kedalaman pada kaki tirai
L
luapan atau kedalaman pada tempat mulainya
B
loncatan ; = dapat didekati dengan garis
lurus ABC yang menghubungkan titik A pada
lantai lindung pada posisi , titik B pada
sumbu air limbah pada kedalaman genangan, HO
dan titik C pada sumbu air limpah pada D
puncak terjunan. Pada kenyataannya ketiga P m V1
titik tersebut terletak pada garis lurus, juga
diperoleh dari percobaan. 1 1

BAB III METODELOGI PENELITIAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN


3.1 Fasilitas Penelitian PEMBAHASAN
Penelitian tentang kemiringan muka hulu dari hasil kalibrasi alat yang diperoleh
pelimpah pada ambang bulat ini dilakukan persamaan kecepatan sebagai berikut :
di Laboratorium hidrolika Universitas V=0,901N+1,7 ....................................(4-1)
Tribhuwana Tunggadewi Malang.

3
[PENGARUH KEMIRINGAN HULU PELIMPAH TERHADAP PANJANG LONCATAN
JURNAL PUBLIKASI HIDROLIS DAN PERUBAHAN KOEFISIEN (CD)]

Universitas Tribhuwana Tunggadewi Malang, Program Studi Teknik Sipil, Laboratorium Hidrolika Teknik Sipil
Fernando Marçal Noronha Belo (2009520026)
Diketahui t pelimpah dengan sisi hulu Untuk mencari muka air debit kemiringan
vertikal di posisi pengamatancm ke 110 cm 3:2
tinggi pelimpah (P) 10 cm, tinggi air diatas No X ( Fr ) Y ( L/y2)
pelimpah (Ho) 4 cm, tinggi muka air di hulu 1 h4 0,01 39,655
pelimpah (Y) 4,5 cm, kecepatan aliran (V)
2 h6 0,005 32,857
10,47 cm/dt maka didapat :
Q = V x A dimana : A = B x Ho 3 h8 0,005 31,081
= 16 x 4
= 64 cm² Untuk mencari muka air debit kemiringan
Q = 10,47 x 64 3:3
= 481,62 cm³/dt No X ( Fr ) Y ( L/y2)
Bilangan Froude yaitu : 1 h4 0,01 39,655
Vi 10,47 2 h6 0,005 32,857
Fr i = = = 1,58
gxYi 9.8 x 4,5 3 h8 0,004 31,081
Tabel hubungan bilangan froude dengan
perbandingan tinggi jatuh air terhadap tinggi
muka air di atas pelimpah. Grafik muka air dengan Vertikal
No Muka Air H=4 H=6 H=8 45,000
y = -1E+06x2 + 18526x - 24,382
Fr 0,01 0,004 0,004 40,000 R² = 0,9889
1 Vertikal L 105 115 115 37,500
Y2 2,8 3,7 3,8 35,000
L/y2

Fr 0,01 0,005 0,004 30,000 31,081


30,263
2 Kemiringan 3:1 L 105 105 115
Y2 2,7 3,6 3,8 25,000
Fr 0,01 0,005 0,005 20,000
3 Kemiringan 3:2 L 105 115 105 0,00 0,00 0,00 0,01 0,01 0,01
Y2 2,8 3,5 3,8 Fr
Fr 0,01 0,005 0,004
4 Kemiringan 3:3 L 115 115 115
Y2 2,9 3,5 3,7 Grafik muka air dengan kemiringan 3:1
45,000
y = -1E+06x2 + 18526x - 24,382
Untuk mencari muka air debit vertikal 40,000 R² = 0,9889 38,889
No X ( Fr ) Y ( L/y2)
35,000
L/y2

1 h4 0,01 37,500 32,857


30,000
2 h6 0,004 31,081 27,632
3 h8 0,004 30,263 25,000
20,000
Untuk mencari muka air debit kemiringan 0,00 0,00 0,00 0,01 0,01 0,01
3:1 Fr
No X ( Fr ) Y ( L/y2)
1 h4 0,01 38,889
2 h6 0,005 32,857
3 h8 0,004 27,632

4
[PENGARUH KEMIRINGAN HULU PELIMPAH TERHADAP PANJANG LONCATAN
JURNAL PUBLIKASI HIDROLIS DAN PERUBAHAN KOEFISIEN (CD)]

Universitas Tribhuwana Tunggadewi Malang, Program Studi Teknik Sipil, Laboratorium Hidrolika Teknik Sipil
Fernando Marçal Noronha Belo (2009520026)
Grafik muka air dengan kemiringan 3:2 Grafik Hd = Yo - Yi ( Vertikal )
45,000 y = -1E+06x2 + 18526x - 24,382 8 y = 3,3661ln(x) + 3,3563 7,3

Tinggi jatuh (D) cm


40,000 R² = 0,997 39,655 6 R² = 0,9678
35,000 5,3
L/y2

32,857 4
30,000 31,081 3,5
2
25,000
20,000 0
0,00 0,00 0,00 0,01 0,01 0,01 0 1 2 3 4
Fr Tinggi muka air di kaki pelimpah (Yi) cm

Grafik muka air dengan kemiringan 3:3 grafik HD = yo - yi dengan kemiringan 3:1
45,000 8
y = -1E+06x2 + 18526x - 24,382

Tinggi Jatuh (D) cm


7 7,3
40,000 R² = 0,9888 39,655 6
5 5,3
35,000
L/y2

32,857 4
30,000 31,081 3 3,3 y = 3,5596ln(x) + 3,174
2 R² = 0,9777
25,000 1
20,000 0
0,00 0,00 0,00 Fr 0,01 0,01 0,01 0
tinggi muka1 air di kaki2 pelimpah3yi (cm) 4

Tabel grafik pengamatan hubungan antara


Grafik Hd = Yo-Yi dengan kemiringan 3:2
tinggi jatuh (D) dengan tinggi muka air di
8
Tinggi jatuh (D) cm

kaki pelimpah (y1) pada berbagai kondisi


6,5
kemiringan hulu pelimpah (vertikal : 6
5,6
horizontal) 4
3,3 y = 2,9564ln(x) + 3,3676
No h=4 h=6 h=8 R² = 0,9905
2
Yi 1,3 1,2 1,5
1 Vertikal Yo 4,8 6,5 8,8 0
Hd 3,5 5,3 7,3
0 1 2 3 4
Yi 1,3 1,4 1,5 Tinggi muka air di kaki pelimpah yi ( cm)
2 Kemiringan 3:1 Yo 4,6 6,7 8,8
Hd 3,3 5,3 7,3
Yi 1,3 1,1 2,4 Grafik Hd = Yo-Yi dengan kemiringan 3:3
3 Kemiringan 3:2 Yo 4,6 6,7 8,9 8
Hd 3,3 5,6 6,5 6,5
Tinggi jatuh (D) cm

Yi 1,8 1,1 2,4 6 y = 3,359ln(x) + 3,0272


5,7
4 Kemiringan 3:3 Yo 4,7 6,8 8,9 R² = 0,9745
Hd 2,9 5,7 6,5 4
2,9
2

0
0 1 2 3 4
Tinggi muka air di kaki pelimpah (Yi) cm

5
[PENGARUH KEMIRINGAN HULU PELIMPAH TERHADAP PANJANG LONCATAN
JURNAL PUBLIKASI HIDROLIS DAN PERUBAHAN KOEFISIEN (CD)]

Universitas Tribhuwana Tunggadewi Malang, Program Studi Teknik Sipil, Laboratorium Hidrolika Teknik Sipil
Fernando Marçal Noronha Belo (2009520026)
Saluran Dinding Kaca Q rata-rata yang di ambil dari vertikal dan
berbagai bentuk kemiringan hulu pelimpah
h=4 h=6 h=8
Dinding Kaca No
Hd Q Q Q
Yo 1 Vertikal 565,429 448,281 569,751
10 Cm
Kemiringan
Yi 2
3:1 573,829 461,041 556,398
Air Yo = Tinggi Air Di Atas Pelimpah 3
Kemiringan
Ambang Bulat Tipe Ogee Y1 = Tinggi Air Di Bawah Kaki Pelimpah 3:2 569,535 462,480 539,026
Hd = Yo-Yi Kemiringan
4
3:3 564,517 452,720 523,919
Muka Hulu Vertikal
Vertikal 3:1
Muka hulu 3:1
Muka Hulu 3:2 Grafik Hubungan Fr dengan Cd (Vertikal)
Muka Hulu 3:3
3:2 3:3 2,000

Tinggi Jatuh (D) Cm


1,500 y = 2,097ln(x) + 0,0134 1,467
R² = 0,0977
F = Bilangan Froude, dimana : 1,000
F = 1 ; aliran
kritis 0,500
F < 1 ; aliran subkritis
F > 1 ; aliran superkritis 0,000 0,013
0 Fr1 (Froude) 2 3
Q = Debit aliran
Ao = Luas penampang basah hulu
A1 = Luas penampang basah hilir Grafik Hubungan Fr dan Cd dengan
2,000 Kemiringa 3:1
Vo = Kecepatan air di hulu
Kecepatan air di
Tinggi Jatuh (D) Cm

1,500 y = 2,0624ln(x) + 0,0139 1,443


V1 = hilir
R² = 0,998
Eo = Energi di hulu 1,000
E1 = Energi di hilir
0,500
Tabel hubungan antara bilangan Froude (Fr) 0,000 0,014
dengan Koefisien debit (Cd) 0 1 2 3
No h=4 h=6 h = 8 Ʃ rata-rata Fr (Froude)
Froude (fr) 0,01 0,004 0,004 0,013
1 Vertikal
Koefisien Debit (Cd) 0,566 0,714 0,562 1,467 Grafik Hubungan Fr dan Cd dengan
Froude (fr) 0,01 0,005 0,004 0,014 Kemiringa 3:2
2 Kemiringan 3:1
Koefisien Debit (Cd) 0,558 0,694 0,575 1,443
Tingii Jatuh (D) Cm

Froude (fr) 0,01 0,005 0,005 0,014 6,000 y = 7,0477ln(x) + 0,0143


3 Kemiringan 3:2 4,899
Koefisien Debit (Cd) 1,896 2,335 2,004 4,899 R² = 0,9987
4,000
Froude (fr) 0,01 0,005 0,004 0,014
4 kemiringan 3:3
Koefisien Debit (Cd) 4,535 5,655 4,886 11,818
2,000

0,000 0,014
0 0,5 Fr (froude)
1 1,5 2 2,5

6
[PENGARUH KEMIRINGAN HULU PELIMPAH TERHADAP PANJANG LONCATAN
JURNAL PUBLIKASI HIDROLIS DAN PERUBAHAN KOEFISIEN (CD)]

Universitas Tribhuwana Tunggadewi Malang, Program Studi Teknik Sipil, Laboratorium Hidrolika Teknik Sipil
Fernando Marçal Noronha Belo (2009520026)
Grafik Hubungan Fr dan Cd dengan Cd (Koefisien debit) yang terjadi pada
Kemiringa 3:3 kemiringan (kemiringan 3:3) 0,562 cm.
15,000 3. Kondisi jenis aliran dengan bilangan
Tinggi Jatuh (D) Cm

y = 17,03ln(x) + 0,0139 11,818 Froude (Fr) dari hasil pengamatan


10,000 R² = 0,9988 diperoleh dimana apabila besarnya debit
bertambah maka kedalaman gerusan
5,000 akan semakin dalam juga. Jadi kondisi
aliran bilangan froude (Fr) yang terjadi
di kaki pelimpah akan mengalami
0,000 0,014
perubahan apabila terjadi perubahan
0 Fr1(Froude) 2 3
ketinggian air pada muka hulu
Dari ke empat hubungan antara bilangan pelimpah. Jadi jenis aliran yang terjadi
froude dengan koefisien debit maka pada (kemiringan 3:3) adalah 0,004
didapatkan tabel sebagai berikut : dengan L/y2 = 31,081
Froude = Cd Jenis Aliran 5.2 Saran
V 0,01 Sub Kritis Untuk lebih menyempurnakan hasil-hasil
K 3:1 0,01 Sub Kritis penelitian ini, disarankan adanya
K 3:2 0,002925 Sub Kritis
penelitian lanjutan yang mendukung dari
penelitian sebelumnya, menggunakan
K 3:3 0,001178 Sub Kritis
model pelimpah lain dengan
Grafik yang didapatkan : memperhitungkan kekasaran pelimpah,
meninjau kekasaran saluran, dengan
Hubungan Fr dengan Cd variasi pelimpah penggunaan bentuk
Tinggi Jatuh Air (D) Cm

0,01
saluran yang berbeda, dan sebagainya.
0,01
0,01 0,01
0,01 DAFTAR PUSTAKA
y = -0,0006x2 - 0,0003x + 0,0106
0,01 R² = 0,9673 Anggrahini. (1997). Hidrolika Saluran
0,00 Terbuka. Catatan I. Surabaya : Citra
0,002925
101
media.
0,00
0,001178 Chow, Ven Te. (1992). Hidrolika Saluran
0,00 Terbuka. Jakarta. Erlangga.
0 2Fr (froude) 4 6
Kurniawan, Dodid. (1999). Kajian
Pengaruh Kondisi Limpasan Pada
BAB V Pelimpah Type Ogee Terhadap Fenomena
KESIMPULAN DAN SARAN Loncat Air. Tugas Akhir Jurusan Teknik
5.1 Kesimpulan Sipil, Malang : Institut Teknologi Nasional
1. Hubungan antara panjang kemiringan (ITN).
hulu pelimpah dengan panjang loncatan Santoso, Ratno Dwi. (1992). Analisa
hidrolis menunjukkan bahwa semakin Regresi. Edisi I Cetakan I. Yokgyakarta.
miring hulu pelimpah (kemiringa 3:3), Andi Offsel.
panjang loncatan hidrolis semakin Sudarsono, Susyono. (1981). Bendungan
panjang yaitu 115 cm Type Urugan. Cetakan III. Jakarta :
2. Pengaruh panjang loncatan hidrolis Pradnya Paramita.
terhadap harga Cd (Koefisien debit) Sudjana, (1994). Desain dan Analisi
menunjukkan bahwa semakin panjang Eksperimen. Edisi III. Bandung : Tarsito.
loncatan hidrolis semakin besar harga
7
[PENGARUH KEMIRINGAN HULU PELIMPAH TERHADAP PANJANG LONCATAN
JURNAL PUBLIKASI HIDROLIS DAN PERUBAHAN KOEFISIEN (CD)]

Universitas Tribhuwana Tunggadewi Malang, Program Studi Teknik Sipil, Laboratorium Hidrolika Teknik Sipil
Fernando Marçal Noronha Belo (2009520026)
Triadmodjo, Bambang. (1996).
Hidrolika I. Edisi II. Yokgyakarta : Beta
Offiset.
Utami, Fenti. (1998). Kajian Pengaruh
Kondisi Limpasan Pada Pelimpah Ambang
Lebar Terhadap Fenomena Loncat Air.
Tugas akhir Jurusan Teknik Sipil, Malang :
Institut Teknologi Nasional (ITN).
Yuwono, Nur. (1992). Model Hidrolik.
Yokgyakarta : Fakultas Pasca Sarjana
UGM.

Anda mungkin juga menyukai