Anda di halaman 1dari 21

Makalah

Asuhan Gizi Pada Penyakit Saluran Cerna Bawah

Disusun Oleh :

ANANDA FADILA (P07131217043)

JUFIZA PUTRI (P07131217053)

MAULISA NAZARRIA (P07131217057)

NAUFAL ABDI (P071312170)

POLITEHNIK KESEHATAN KEMENTRIAN KESEHATAN ACEH

JURUSAN GIZI PRODI D-IV GIZI

TAHUN AJARAN

2018/2019
A. Pengertian Saluran Cerna

Sistem Pencernaan adalah suatu sistem menerima makanan, mencernanya untuk dijadikan
energi dan nutrien, Kemudian mengeluarkan sisa-sisa proses tersebut melalui anus.

B. Gangguan pada Sistem Pencernaan

Gangguan pencernaan merupakan salah satu gangguan penyakit yang terjadi pada bagian
pencernaan manusia. Gangguan pencernaan ini sendiri menyebabkan gangguan pada aktivitas
yang sedang dijalankan oleh penderitanya. Hal ini disebabkan oleh rasa mual, mulas, tak
bertenaga dan sebagainya.

Penyebab penyakit gangguan pencernaan yang paling utama ini adalah pola makan yang
mungkin tidak sehat. Pada manusia sangat banyak hal yang menyangkut berbagai organ yang
terkait dengan sistem pencernaan. Penyebabnya bermacam-macam, dapat terjadi karena luka di
bagian dalam yang terinfeksi oleh virus atau bakteri, hingga kelainan kerja fisiologis tubuh. Oleh
karena itu, kita harus bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena diberi tubuh yang sehat.

C. Fungsi Sistem Pencernaan

Sistem pencernaan secara umum memiliki fungsi sebagai berikut :


• Memasukkan makanan
• Menyimpan makanan sementara waktu
• Mencerna secara fisik maupun kimiawi
• Mengabsorpsi hasil dari pencernaan
• Menyimpan sisa makanan untuk sementara kemudian dikeluarkan melalui dubur/anus.

D. Penyakit pada Saluran Cerna Bawah


1. Apendix
a. Pengertian
Penyakit usus buntu adalah peradangan yang terjadi pada usus buntu atau apendiks. Usus
buntu merupakan organ berbentuk kantong kecil dan tipis, berukuran sepanjang 5 hingga 10
cm yang terhubung pada usus besar. Saat menderita radang usus buntu, penderita dapat
merasa nyeri di perut kanan bagian bawah. Jika dibiarkan, infeksi dapat menjadi serius dan
menyebabkan usus buntuh pecah, sehingga menimbukan keluhan rasa nyeri hebat hingga
membahayakan nyawa penderitanya.

Radang usus buntu dapat terjadi pada semua usia, namun paling sering pada usia
10 sampai 30 tahun. Penyakit usus buntu bisa disebabkan sumbatan pada usus buntu, baik
sebagian atau total. Hambatan usus buntu yang menyeluruh merupakan kondisi darurat
dan perlu segera ditangani dengan tindakan operasi

b. Gejala-gejala

Gejala utama pada penyakit usus buntu adalah nyeri pada perut. Rasa nyeri tersebut dapat
berawal dari pusar, lalu bergerak ke bagian kanan bawah perut. Namun, posisi nyeri dapat
berbeda-beda, tergantung usia dan posisi dari usus buntu itu sendiri. Dalam waktu beberapa
jam, rasa nyeri dapat bertambah parah, terutama saat kita bergerak, menarik napas dalam,
batuk, atau bersin. Selain itu, rasa nyeri ini juga bisa muncul secara mendadak, bahkan saat
penderita sedang tidur. Bila radang usus buntu terjadi saat hamil, rasa nyeri bisa muncul pada
perut bagian atas, karena posisi usus buntu menjadi lebih tinggi saat hamil.

Gejala nyeri perut tersebut dapat disertai gejala lain, di antaranya:

 Kehilangan nafsu makan


 Perut kembung
 Tidak bisa buang gas (kentut)
 Mual
 Konstipasi atau diare
 Demam

Konsultasikan kepada dokter apabila mengalami nyeri perut yang perlahan-lahan makin
parah dan meluas ke seluruh daerah perut. Kondisi tersebut dapat menjadi tanda usus buntu telah
pecah, dan mengakibatkan infeksi rongga perut atau peritonitis .
c. Tanda-tanda/penyebab

Penyakit usus buntu terjadi karena rongga usus buntu mengalami infeksi. Dalam kondisi
ini, bakteri berkembang biak dengan cepat sehingga membuat usus buntu meradang,
bengkak, hingga bernanah. Banyak faktor yang diduga membuat seseorang mengalami
radang usus buntu, di antaranya:

 Hambatan pada pintu rongga usus buntu


 Penebalan atau pembengkakan jaringan dinding usus buntu karena infeksi di saluran
pencernaan atau di bagian tubuh lainnya
 Tinja atau pertumbuhan parasit yang menyumbat rongga usus buntu
 Cedera pada perut.
 Kondisi medis, seperti tumor pada perut atau inflammatory bowel disease.
 Kendati demikian, penyebab penyakit usus buntu tetap belum dapat dipastikan.

d. Menu diet
Berikut daftar pantangan makanan setelah operasi usus buntu :
1. Makanan yang mengandung gas dan lemak tinggi
Sangat tidak disarankan, selama masa pemulihan awal, sekitar 7-10 hari pertama, pasien
makan makanan berlemak. Makanan berlemak dapat menimbulkan lemak yang tersisa
pada bagian usus yang diangkat.
Makanan-makanan berlemak juga akan menyebabkan diare di sela-sela pemulihan
operasi. Contohnya seperti gorengan, susu, dan es krim. Nah, sedangkan makanan yang
menggandung gas tinggi seperti kacang, brokoli dan letuce, bisa menyebabkan perut
kembung serta tidak nyaman.

2. Makanan padat
Makanan yang memiliki tekstur padat membutuhkan waktu yang lebih lama untuk
dicerna. Apa saja contoh makanan padat yang sementara harus dihindari? Buah-buahan
berdaging padat, sayuran, daging, masakan berbahan dasar unggas atau ikan, telur,
kacang-kacangan, roti, bahkan nasi putih, pokoknya makanan yang butuh usaha untuk
dikunyah.
3. Makanan yang tinggi kandungan gula
Makanan seperti, jelly, permen, kue-kue kering, memiliki kandungan gula tinggi.
Kandungan gula tinggi, membuat tinja jadi lebih cepat keluar dari pencernaan, di mana
itu tidak baik bagi usus yang dalam masa penyembuhan. Kebanyakan gula juga bisa
menimbulkan diare pasca operasi usus buntu.

4. Minuman atau makanan beralkohol


Makanan atau minuman yang memiliki kandungan alkohol, jelas ditentang untuk
dikonsumsi pasien pasca operasi usus buntu. Mengapa demikian? Pertama, jelas alkohol
bukan asupan baik bagi kondisi tubuh yang sedang tidak sehat. Kedua, kandungan
alkohol akan bereaksi negatif jika bertemu sisa pembiusan pasca operasi dalam tubuh.

5.Makanan pedas
Banyak yang bilang makan makanan pedas dapat menyebabkan usus buntu, nyatanya
tidak benar. Tapi memang salah satu pantangan makanan sehabis operasi usus buntu
adalah makanan bercita rasa pedas. Makanan yang mengandung cabai, lada, dan paprika
akan menyebabkan komplikasi maag pada pencernaan. Dikhawatirkan timbul rasa tidak
nyaman pada perut bagian atas, lalu berakhir muntah, yang mana akan menimbulkan
komplikasi lain sehabis radang usus buntu.

e. Pencegahan
1.Konsumsi makanan berserat
Makanan yang tinggi serat adalah makanan yang bisa dikonsumsi untuk
mencegah usus buntu. Alasannya, radang yang ada di usus buntu banyak disebabkan oleh
penumpukan feses. Bisa dikatakan bahwa orang yang terkena sembelit memiliki risiko
untuk terkena radang usus buntu.Oleh sebab itu, orang yang sering sembelit ada baiknya
mengonsumsi makanan tinggi serat seperti agar-agar, sayur, dan buah. Serat baik untuk
pencernaan karena akan melunakkan feses sehingga buang air besar menjadi lancar.
Feses yang keras akan menyumbat usus, terutama usus buntu.
2.Vitamin A dan D
Selain serat, konsumsi vitamin A dan D juga diyakini merupakan salah satu cara
mencegah radang usus buntu.Vitamin A membantu sel darah putih melawan infeksi,
sementara vitamin D melawan bakteri dan infeksi pada tingkatan yang lebih tinggi. Dua
vitamin ini wajib ada dalam asupan makanan jika Anda ingin mencegah radang usus
buntu.

3.Jangan tunda buang air besar (BAB)


Menahan BAB mungkin terdengar sepele, namun faktanya orang yang suka
menunda BAB akan lebih mungkin mengalami sembelit. Kondisi sembelit akibat
kerasnya feses berpotensi menyebabkan usus buntu. Agar dapat mencegah radang usus
buntu, segeralah buang air besar saat dorongan itu tiba.

4.Batasi asupan kafein dan alkohol


Kafein dan alkohol adalah dua zat yang dapat menyebabkan sembelit, yang
menjadi cikal bakal radang usus buntu pada kemudian hari. Mulai hari ini, batasilah
konsumsi minuman ataupun makanan yang mengandung kafein, seperti kopi, teh, serta
minuman beralkohol.

5.Banyak mengonsumsi air putih


Cara termudah untuk mencegah usus buntu adalah dengan mencukupi kebutuhan
air putih. Air putih bisa melancarkan pencernaan dan mencegah sembelit. Feses yang
keras bisa dilunakkan dengan cairan yang ada di dalam tubuh.Mereka yang kurang
konsumsi cairan, tubuhnya akan rentan untuk terkena sembelit serta radang usus buntu.

f. Diagnosis Penyakit Usus Buntu

Diagnosis penyakit usus buntu dimulai setelah dokter menanyakan gejala yang dialami
pasien dan melakukan pemeriksaan fisik. Pemeriksaan tersebut bertujuan untuk menilai rasa
nyeri, dan dilakukan dengan menekan area yang terasa nyeri. Radang usus buntu ditandai
oleh rasa nyeri yang semakin parah setelah tekanan tersebut dilepas dengan cepat.
Guna memastikan diagnosis, dokter perlu melakukan sejumlah tes. Tes yang dilakukan berupa:

 Tes darah, guna memeriksa jumlah sel darah putih yang menandakan adanya infeksi.
 Tes urine, untuk menghapus kemungkinan adanya penyakit lain, misalnya infeksi
saluran kemih atau batu ginjal.
 CT scan atau USG, untuk memastikan rasa nyeri pada perut disebabkan penyakit usus
buntu.
 Pemeriksaan panggul, untuk memastikan rasa nyeri bukan disebabkan masalah
reproduksi atau infeksi panggul lainnya.
 Tes kehamilan, guna memastikan rasa nyeri tersebut bukan disebabkan kehamilan
ektopik.
 Foto Rontgen dada, untuk memastikan rasa nyeri bukan disebabkan pneumonia sebelah
kanan, yang gejalanya mirip radang usus buntu.

g. Pengobatan

Langkah pengobatan utama untuk penyakit usus buntu adalah melalui prosedur
operasi pengangkatan usus buntu, atau yang dikenal dengan istilah apendektomi. Namun
sebelum dilakukan operasi, penderita biasanya diberi obat antibiotik untuk mencegah
terjadinya infeksi, terutama pada usus buntu yang belum pecah namun sudah terbentuk
abses(bernanah). Sedangkan pada usus buntu yang ringan, pemberian antibiotik sebelum
operasi dapat memulihkan kondisi sebagian pasien, sehingga operasi tidak perlu dilakukan.

Terdapat dua cara dalam melakukan apendektomi, yaitu secara laparoskopi atau
operasi lubang kunci, dan bedah terbuka atau laparotomi. Kedua teknik bedah tersebut
diawali dengan melakukan bius total pada pasien. Operasi usus buntu dengan
laparoskopi dilakukan dengan membuat beberapa sayatan kecil sebesar lubang kunci pada
perut, untuk memasukkan alat bedah khusus yang dilengkapi kamera untuk mengangkat usus
buntu. Operasi ini lebih disukai karena proses pemulihannya lebih singkat. Operasi jenis ini
juga dianjurkan pada penderita lansia atau obesitas.

Sementara operasi dengan bedah terbuka dilakukan dengan membedah perut bagian
kanan bawah sepanjang 5-10 sentimeter, dan mengangkat usus buntu. Bedah terbuka ini
sangat dianjurkan untuk kasus usus buntu di mana infeksi telah menyebar ke luar usus buntu,
atau jika usus buntu sudah bernanah (abses).

Sementara untuk kasus usus buntu yang telah pecah dan terjadi abses(bernanah),
perlu dilakukan pengeluaran nanah terlebih dahulu dari abses menggunakan selang yang
dimasukkan melalui sayatan pada kulit. Pelaksanaan apendektomi baru bisa dilakukan
beberapa minggu kemudian setelah infeksi terkendali.

Proses pemulihan pasca apendektomi pada bedah laparoskopi lebih singkat dibanding
bedah terbuka. Pasien dapat pulang dari rumah sakit beberapa hari pasca operasi. Namun jika
terjadi komplikasi saat operasi, maka perawatan di rumah sakit dapat berlangsung lebih lama.
Selama masa pemulihan, pasien tidak diperbolehkan mengangkat beban yang berat, dan
dianjurkan untuk tidak berolahraga dahulu selama sekitar 6 minggu. Setelah itu, pasien dapat
kembali beraktivitas secara normal.

2. Ileus
a. Pengertian Ileus

Ileus adalah istilah medis untuk menurunnya pergerakan pada saluran pencernaan
yang menyebabkan penumpukan atau penyumbatan zat makanan. Ileus dapat
menyebabkan obstruksi usus, di mana zat makanan, gas, atau cairan tidak dapat lewat.
Walau ileus memiliki beberapa penyebab, efek samping dari operasi adalah penyebab
paling umum dari terjadinya ileus.

Ileus adalah masalah yang serius, namun banyak orang sering kali tidak
menyadari bahwa makanan sedang menumpuk pada usus dan terus mengonsumsi
makanan. Hal ini mendorong lebih banyak zat makanan ke arah penyumbatan. Tanpa
perawatan, ileus dapat melubangi atau merobek usus. Hal ini menyebabkan isi usus, yang
mengandung banyak bakteri, bocor ke area rongga tubuh. Hal ini dapat mematikan. Jika
terjadi ileus, penting untuk segera mendapatkan perawatan secepat mungkin.Ileus dapat
berkembang menjadi kondisi yang serius dan membahayakan nyawa. Dua komplikasi
paling parah adalah necrosis dan peritonitis..
b.Tanda-tanda dan gejala ileus (Penyumbatan Usus)

 Kram perut
 Kehilangan nafsu makan
 Merasa kekenyangan
 Konstipasi
 Tidak dapat buang angin
 Pembengkakan pada perut
 Mual
 Muntah, seperti isi feses

C.Penyebab ileus yaitu :

 Operasi perut
 Operasi sendi atau tulang belakang
 Cedera atau trauma
 Infeksi umum yang parah (sepsis)
 Serangan jantung
 Ketidakseimbangan elektrolit
 Gangguan yang mempengaruhi fungsi otot
 Penggunaan obat tekanan darah tinggi

D.Diagnosis penyakit ileus yaitu :

Diagnosis dari ileus biasanya berdasarkan gejala dan hasil tes. Tes dapat meliputi:

 X-ray: dapat menunjukkan tanda-tanda gas yang terjebak dan kemungkinan obstruksi, namun
X-ray tidak selalu menjadi cara yang paling akurat untuk mendiagnosis ileus.
 CT scan: menunjukkan gambar dari X-ray yang mendetil untuk membantu dokter
mengidentifikasi potensi area lokasi ileus.
 Ultrasonik: Teknik imaging ini lebih umum digunakan untuk mengidentifikasi ileus pada
anak-anak.
 Barium enema – tes yang menggunakan radiasi untuk mengambil gambar usus besar, setelah
usus besar diisi dengan barium.
 Kolonoskopi – tabung tipis yang disinari dimasukkan melalui rektum ke dalam usus besar
untuk memeriksa lapisan usus besar.

E.pengobatan ileus yaitu :

 Diet rendah serat. Dokter dapat merekomendasikan diet rendah serat pada obstruksi
parsia. Hal ini dapat membantu mengurangi feses yang keras, agar lebih mudah melewati
usus. Namun, jika hal ini tidak berhasil, operasi untuk memperbaiki bagian usus tersebut
akan diperlukan.
 Obstruksi penuh adalah kondisi medis darurat. Perawatan akan tergantung pada kondisi
kesehatan Anda. Operasi perut untuk mengangkat penyumbatan atau bagian usus yang
rusak mungkin akan diperlukan.
 Menghentikan penggunaan obat yang menyebabkan ileus. Apabila obat adalah
penyebab, dokter dapat meresepkan obat lainnya untuk mendorong motilitas. Selalu
konsultasikan dengan dokter sebelum mengubah resep obat, seperti antidepresan.
 Ostomi, yaitu kantung yang membantu feses keluar dari usus. Anda perlu merawat
ostomi sehingga Anda dapat hidup tanpa usus setelah mengalami ileus.
 Nasogastric suction (Tabung NG). Tabung dimasukkan melalui hidung ke lambung
untuk mengeluarkan cairan pencernaan. Hal ini dapat meredakan rasa sakit dan kembung.
 Infus cairan dan elektrolit. Cairan diberikan melalui pembuluh darah untuk mencegah
dehidrasi. Elektrolit diberikan melalui pembuluh darah untuk membantu mengatasi ileus.
 Obat-obatan. Ada beberapa pengobatan yang meningkatkan peristalsis (neostigmine,
tegaserod) yang dapat digunakan pada beberapa pasien tertentu untuk membantu
mengatasi ileus.

3. Colitis(Peradangan Kronis Pada usus Besar)


a. PENGERTIAN USUS BESAR (KOLON)
Usus besar adalah salah satu organ pencernaan yang merupakan lanjutan dari usus
halus. Usus besar sering juga disebut sebagai kolon. Fungsi utama dari usus besar adalah
untuk melakukan penyerapan makanan yang tidak mampu diserap di usus besar, Juga
Menyerap air dan garam sehingga dapat mengatur keseimbangan cairan dalam tubuh.
Melalui penyerapan air tersebut usus besar juga berperan dalam membentuk konsistensi
feses (cair atau padat).

Diameter usus besar sekitar 6 cm dengan panjang 1,5 meter. Sisa dari makanan
yang melewati usus besar akan berakhir di bagian rektum yang merupakan muara dari
usus besar (anus).

B.Gejala colitis
kolitis akan menimbulkan gejala seperti:

 Demam
 Menggigil
 Kelelahan
 Dehidrasi
 Sendi membengkak

C. Penyebabnya Colitis yaitu :

1.Kolitis akibat infeksi

Kolitis adalah penyakit radang yang bisa disebabkan oleh tiga jenis infeksi berikut ini.

 Bakteri. Sebagian besar, bakteri ini mencemari makanan sehingga dapat masuk ke dalam
peru Anda. beberapa jenis bakteri yang menyebabkan radang usus adalah Campylobacter,
Shigella, E.Coli, Yersinia, dan Salmonella
 Virus, yang menyebabkan radang usus adalah cytomegalovirus, yang biasanya menyerang
orang yang memiliki sistem kekebalan tubuh yang lemah. Radang usus jenis ini, memang
agak jarang terjadi.
 Parasit, penyebab usus meradang yaitu giardia, yang masuk ke dalam tubuh melalui air yang
tercemar. Biasanya, parasit ini ada di dalam air kolam renang, air sungai, hingga air danau,
sehingga sangat mudah menginfeksi tubuh orang yang suka berkreasi ke tempat tersebut.

2.Kolitis akibat iskemik

Iskemik adalah kondisi di mana suatu jaringan tubuh mengalami kerusakan sel, akibat tidak
adanya aliran darah ke bagian jaringan tersebut. Hal ini yang terjadi pada usus jika mengalami
kolitis iskemik. Dalam kondisi ini, radang dan luka muncul akibat gangguan aliran darah ke
bagian usus, sehingga usus tak mendapatkan makanan. Lama-kelamaan, jaringan usus rusak dan
muncul luka serta peradangan. Orang yang berisiko untuk mengalami hal ini yaitu:

 Orang yang lanjut usia (lansia). Penuaan mengakibatkan aliran darah sudah tak baik dan
lancar lagi, selain itu, lansia yang memiliki riwayat penyakit jantung, diabetes, tekanan darah
tinggi, dan kolesterol tinggi memiliki peluang yang lebih tinggi untuk mengalami kolitis
iskemik.
 Pasien dengan atrial fibrilasi, yang memang memiliki gangguan aliran darah di dalam
tubuhnya
 Orang yang mengalami anemia atau tekanan darah rendah

3.Kolitis dan inflammatory bowel syndrome (IBD)

Penyakit inflammatory bowel syndrome (IBD) atau iritasi usus dapat menyebabkan
penderitanya mengalami radang usus. Masalah kesehatan ini berhubungan dengan gangguan
autoimun. Radang terjadi akibat sistem kekebalan tubuh menyerang bagian tubuhnya sendiri
yang sehat dan akhirnya mengalami peradangan usus. Kondisi ini yang terjadi pada penderita
IBD yaitu kolitis ulseratif dan penyakit Crohn.

4.Kolitis mikroskopik

Kondisi ini cukup jarang terjadi dan biasanya menyerang wanita yang telah lanjut usia.
Diduga kuat, penyakit ini diakibatkan oleh genetik. Akan tetapi, penyebab pastinya belum
diketahui. Gangguan kesehatan ini menyebabkan penderitanya mengalami diare
berkepanjangan.

5.Kolitis akibat alergi

Hati-hati, radang usus juga bisa disebabkan oleh alergi makanan yang biasanya rentan
terjadi pada bayi di bawah satu tahun. Ketika si kecil alergi terhadap suatu makanan seperti susu
sapi atau susu kacang kedelai, maka tubuh akan mengeluarkan respon alergi dan peradangan.

D.Didiagnosis ileus yaitu :

Dokter akan menanyakan tentang gejala dan sejarah medis Anda, serta melakukan pemeriksaan
fisik. Diagnosis dari ileus biasanya berdasarkan gejala dan hasil tes. Tes dapat meliputi:

 X-ray: dapat menunjukkan tanda-tanda gas yang terjebak dan kemungkinan obstruksi, namun
X-ray tidak selalu menjadi cara yang paling akurat untuk mendiagnosis ileus.
 CT scan: menunjukkan gambar dari X-ray yang mendetil untuk membantu dokter
mengidentifikasi potensi area lokasi ileus.
 Ultrasonik: Teknik imaging ini lebih umum digunakan untuk mengidentifikasi ileus pada
anak-anak.
 Barium enema – tes yang menggunakan radiasi untuk mengambil gambar usus besar, setelah
usus besar diisi dengan barium.
 Kolonoskopi – tabung tipis yang disinari dimasukkan melalui rektum ke dalam usus besar
untuk memeriksa lapisan usus besar.

E.Pengobatan Colitis

Pengobatan penyakit ini sebenarnya akan disesuaikan dengan jenisnya masing-masing.


Namun, beberapa pertolongan pertama yang akan dilakukan adalah berupa pencegahan agar
tubuh tak mengalami dehidrasi dan memberikan obat untuk meringankan gejala.

 Kolitis akibat infeksi bakteri akan ditangani dengan cara memberikan antibiotik
 Kolitis iskemik diobati dengan cara memberikan obat-obatan yang membuat aliran darah
kembali membaik. Pasien dengan gangguan ini biasanya akan diberikan cairan yang lebih
untuk menghindari dehidrasi.
 Nyeri perut dan diare diatasi dengan cara pemberian obat penghilang rasa sakit
seperti paracetamol atauibuprofen. Sementara obat yang digunakan untuk menghentikan
diare adalah Loperamid.

f. Terapi Diet

 Makanan tinggi serat


Makanan kaya serat merupakan bagian penting dari diet pembersihan usus besar. Serat
makanan dapat diperoleh dalam berbagai sayuran, buah-buahan, buncis, biji-bijian, gandum, dan
kacang-kacangan. Diet tinggi serat mendukung kesehatan pencernaan dengan menghilangkan
masalah sampah dari usus besar, dan dengan merangsang peristaltik, kontraksi otot usus.

 Makanan hijau
Makanan hijau seperti rumput gandum (wheatgrass), alfalfa, spirulina dan rumput barley
merupakan bagian penting dari diet pembersih usus besar karena kandungan klorofil yang tinggi.
Selain pembersihan, klorofil membantu menenangkan dan menyembuhkan jaringan yang rusak
dari saluran pencernaan.

 Jus
Asupan jus adalah cara yang cepat dan efektif dalam membersihkan usus besar.
Ini menghalangi tubuh dari lemak yang tidak perlu, garam, dan makanan olahan. Jus yang
terbuat dari berbagai sayuran dan buah-buahan benar-benar bermanfaat bagi kesehatan
pencernaan tubuh. Jus prune terutama adalah salah satu jus yang paling efektif untuk
membersihkan usus besar.

 Minyak sehat
Minyak ikan, minyak ikan cod, minyak gandum, minyak kelapa, minyak zaitun, dan
minyak oregano membantu dalam pembersihan usus. Setiap jenis minyak telah memiliki manfaat
unik tersendiri. Misalnya, minyak ikan terdiri dari asam lemak esensial omega-3, sementara
minyak gandum kaya akan vitamin E.Selain diet pembersihan usus, Anda harus minum banyak
cairan. Anda harus mengkonsumsi setidaknya 6-10 gelas air perhari. Ini membantu membilas
racun dari tubuh Anda. Diet harus dilengkapi dengan olahraga yang memadai.

4. Konstipasi
a. Pengertian Kontipasi(Sembelit)

Sembelit adalah suatu kondisi di mana pergerakan usus menurun atau sulit buang air
besar untuk waktu yang lama. Sembelit atau yang punya nama lain konstipasi ini, umumnya
diartikan sebagai kondisi buang air besar kurang dari 3 kali dalam seminggu. Sembelit biasanya
sembuh jika Anda mengubah gaya hidup Anda, namun sembelit kronik akan lebih sulit untuk
diterapi dan biasanya merupakan gejala dari kondisi medis yang lain..

b. Tanda-tanda dan gejala sembelit atau konstipasi yaitu :

 Sulit buang air besar


 Feses kering atau buang air keras
 BAB kurang dari 3 kali dalam seminggu;
 Perut terasa penuh
 Sakit perut

c. Penyebab Kontipasi (sembelit) yaitu :

 Kurang beraktivitas atau terlalu lama duduk


 Sedang hamil
 Sedang stress atau mengalami perubahan lingkungan
 Penyakit tertentu yang dapat menyebabkan sembelit seperti diabetes, hipotiroid (tiroid
yang kurang aktif), penyakit Parkinson, stroke, multiple sclerosis, atau hiperparatiroid
(paratiroid yang terlalu aktif)
d. Diagnosis sembelit atau konstipasi yaitu :

Dokter mendiagnosis sembelit berdasarkan riwayat kesehatan Anda, termasuk perubahan


gaya hidup dan obat-obatan yang sudah Anda konsumsi. Dokter juga akan melakukan
pemeriksaan fisik untuk memeriksa kondisi perut Anda dan area rektum untuk melihat kelainan
seperti wasir atau robekan rektum.

Jika BAB berdarah, dokter dapat melakukan kolonoskopi untuk memeriksa keadaan dalam
kolon Anda. Terdapat beberapa pemeriksaan darah dan rontgen yang dapat dilakukan.
Konsultasikan dengan dokter Anda untuk informasi lebih lanjut.

e. Pengobatan Kontipasi(sembelit)

 Lebih banyak olahraga (minimal beberapa kali dalam seminggu)


 Minum lebih banyak air (1,5 sampai 2 liter per hari)
 Konsumsi lebih banyak serat
 Konsumsi lebih banyak buah atau sayuran, seperti bayam, pepaya atau pisang.

f. Terapi diet
 Plum. Buah Plum sering dipakai sebagai obat alami untuk sembelit. ...
 Apel.
 Pir.
 Ubi manis.
 Kacang-kacangan.
 Biji chia.
 Sayuran Hijau

5. Divertikulus

a. Pengertian Diverkulitis

Divertikulitis adalah peradangan atau infeksi yang terjadi pada divertikula, yaitu kantung-
kantung yang terbentuk di sepanjang saluran percernaan, terutama di usus besar (kolon). Kondisi
terbentuknya divertikula di dinding usus besar disebut juga dengan divertikulosis. Divertikula
umumnya terbentuk pada orang berusia 40 tahun ke atas karena ususnya sudah melemah, serta
pada orang-orang yang jarang mengonsumsi makanan berserat, seperti sayur dan buah.

b. Gejala Divertikulitis

Divertikulitis biasanya diawali dengan gejala penyakit divertikulosis, yang meliputi:

 Nyeri pada perut. Rasa nyeri akan lebih terasa sesaat setelah makan atau ketika bergerak.
 Sembelit, diare, atau keduanya.
 Perut kembung atau perut terasa dipenuhi gas.
 Terkadang buang air besar disertai lendir.

Kadang divertikulosis dapat terjadi tanpa menimbulkan gejala. Namun, divertikulosis yang
sudah mengalami peradangan dan menjadi divertikulitis, akan menimbulkan gejala:

 Demam.
 Nyeri perut yang semakin parah dan berkelanjutan.
 Mual dan muntah.
 Buang air besar berdarah.

c. Penyebab Divertikulitis

Penyebab divertikulitis belum diketahui secara pasti, namun diduga akibat feses atau
makanan yang tidak tercerna dengan baik terjebak di dalam divertikula dan menyumbat
divertikula tersebut. Penyumbatan ini membuat divertikula membengkak serta timbul robekan-
robekan kecil pada dinding usus besar. Bakteri usus besar normal yang ada di dalamnya juga
berkembang melebihi dari biasanya dan bisa menimbulkan infeksi.

Divertikula yang terbentuk tersebut juga belum diketahui penyebabnya. Pola makan yang rendah
serat, konstipasi, dan obesitas diduga berhubungan dengan terbentuknya divertikula dalam usus
besar.
d. Diagnosis Divertikulitis

Langkah awal yang dilakukan dokter untuk mendiagnosis divertikulitis adalah memeriksa
riwayat kesehatan dan gejala yang dialami oleh pasien.

Kemudian, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik, terutama dengan memeriksa bagian perut
penderita untuk mendeteksi letak peradangan atau infeksi di dalam rongga perut. Lokasi
peradangan dapat terdeteksi dengan rasa nyeri ketika perut ditekan. Dokter juga akan melakukan
pemeriksaan colok dubur, untuk melihat adanya perdarahan.

e. Pengobatan Divertikulitis

Penanganan divertikulitis biasanya dilakukan berdasarkan tingkat keparahan divertikulitits


yang dialami pasien. Jika penderita mengalami gejala ringan dan tidak ada tanda komplikasi,
maka jenis pengobatan yang dilakukan meliputi:

 Pemberian obat, yaitu antibiotik untuk mengobati infeksi dan penghilang rasa sakit,
seperti paracetamol.
 Diet tinggi cairan dan rendah serat. Diet ini dilakukan hingga nyeri sudah menghilang.
Ketika nyeri sudah menghilang, perlahan-lahan tambahkan serat dalam makanan.

f. Pencegahan Divertikulitis

Ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mencegah divertikulitis, antara lain:

 Konsumsi makanan tinggi serat. Makanan tinggi serat bermanfaat bagi kesehatan
pencernaan dan mengurangi tekanan di dalam saluran pencernaan. Beberapa jenis
makanan tinggi serat, meliputi gandum, oatmeal, sayuran, dan buah-buahan.
 Perbanyak minum air. Serat bekerja dengan cara menyerap air. Jika konsumsi cairan
untuk mengganti apa yang sudah terserap tidak cukup, dapat terjadi konstipasi.
 Olahraga secara rutin. Olahraga dapat membantu menjaga fungsi usus dan mengurangi
tekanan di dalam usus besar. Lakukan aktivitas olahraga secara rutin sedikitnya 30 menit
setiap harinya.
g. Terapi diet

Diet tinggi serat merupakan langkah untuk pencegahan divertikulosis dan divertikulitis.

 Mulailah diet tinggi serat karena dapat menurunkan risiko komplikasi dan gejala yang
menyertai, namun jika memang seseorang sudah memiliki divertikula, serat tidak mampu
menghiangkan divertikula yang sudah ada. Makanan tinggi serat meliputi:
o Sereal mengandung gandum utuh dan roti
o Buah-buahan (apel, pir, mangga, dan buah naga)
o Sayur (brokoli, bayam, dan wortel)
o Kacang-kacangan
 Minum cairan dalam jumlah cukup juga mampu membuat tinja lebih lunak sehingga
mudah lewat dan mencegah konstipasi. Kondisi ini akan mencegah divertikulosis.
 Olahragalah untuk menjaga fungsi usus tetap normal.

6. Hemorrhoid (Ambien/wasir)

A.Pengertian hemoroid

Hemoroid atau wasir/ambeien merupakan penyakit daerah anus (ujung bawah saluran
buang air besar) yang sering terjadi, baik pada pria maupun wanita. Wasir atau dalam istilah
medisnya disebut hemoroid merupakan kumpulan dari pelebaran satu segmen atau lebih
pembuluh balik di daerah dubur (anorektal). Meskipun kadang tidak disertai pendarahan, namun
keluhan utama penyakit ini adalah perdarahan.

Umumnya perdarahan terjadi waktu buang air besar atau sesudahnya. Darah yang keluar
biasanya merah muda segar dan bisa hanya menetes saja tetapi kadang juga sampai menyemprot.
Hemoroid (wasir) hampir sama bentuknya dengan varises penyakit yang biasanya terdapat
daerah kaki dikarenakan terlalu lama berdiri. Bedanya, hemoroid terdapat pada anus. Hemoroid
adalah kumpulan dari pelebaran satu segmen atau lebih vena hemoroidalis di daerah anorektal.
Tapi itu definisi yang sudah lama alias usang!

B. Gejala Hemoroid
C.Penyebab Hemoroid

Hemoroid dapat muncul akibat dari pola hidup anda. Kebanyakan yang terjadi
adalah karena jongkok terlalu lama dan karena buang air besar terlalu lama.
Hal itu disebabkan karena anda kurang mengkonsumsi serat sehingga susah
untuk buang air besar. Selain itu, faktor resiko lain yang dapat menyebabkan
hemoroid adalah faktor usia ( lebih dari 45 tahun lebih beresiko), kelebihan
Berat Badan, riwayat keluarga sakit hemoroid, dan kehamilan.

D.Diagnosis hemoroid
ditegakan berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang. Anamnesis
untuk menggali gejala sesuai derajat penyakit dan faktor risiko serta menyingkirkan
kemungkinan diagnosis banding. Pemeriksaan fisik meliputi pemeriksaan anorektal.
Pemeriksaan penunjang meliputi anosopi atau kolonoskopi.
Anamnesis

Gejala hemoroid tergantung derajat keparahan penyakit. Gejala paling sering ditemukan
antara lain perdarahan saat buang air besar, darah menetes dari anus, prolaps, keluar cairan
dari anus (mucus discharge), dan pruritus ani.[6] Akan tetapi penderita hemoroid dapat juga
tanpa gejala.[4]
Riwayat penyakit yang penting ditanyakan meliputi kebiasaan buang air besar, frekuensi
buang air besar, konsisensi tinja, apakah ada benjolan yang keluar setelah buang air besar dan
apakah bisa dimasukkan kembali ke rektum, riwayat sulit buang air besar dan kebiasaan
mengedan serta kebiasaan makan dan konsumsi serat.[6]
Hemoroid ditandai dengan perdarahan tanpa rasa nyeri yang dilaporkan adanya darah pada
tissue setelah buang air besar atau darah menetes saat atau setelah buang air besar. Hemoroid
interna dapat menimbulkan gejala ketika prolaps, trombosis, perdarahan atau menjadi
ulserasi. Hemoroid eksterna dapat menimbulkan rasa tidak nyaman pada anus karena
penonjolan massa. Trombosis hemoroid eksterna dapat menyebabkan nyeri akut.

E.Pengobatan hemoroid

1. Pembedahan pada derajat lanjut.

2. Kompres duduk atau bentuk pemanasan basah lain, dan penggunaan suppositoria.
3. Eksisi bedah dapat dilakukan bila perdarahan menetap, terjadi prolapsus, atau pruritus dan
nyeri anus yang tidak dapat diatasi.

G.Pencegahan hemoroid

Upaya yang dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya hemoroid antara lain:

1. Jalankan pola hidup sehat


2. Olah raga secara teratur (ex.: berjalan)
3. Makan makanan berserat
4. Hindari terlalu banyak duduk
5. .Jangan merokok, minum minuman keras, narkoba.

F.Terapi Diet Hemoroid

Anda mungkin juga menyukai