TRAKEOSTOMI Materi Print
TRAKEOSTOMI Materi Print
No Waktu Komplikasi
1. Intra-operatif Haemorrhage (perdarahan).
Rasa panas pada jalan nafas
Cedera pada trakea dan laring
Cedera pada struktur trakeal
Emboli udara
Apnea
Henti jantung
Perforasi
Ruptur pleura viseralis
Sumbatan darah/ secret
2. Post-Operatif Emfisema subkutan
Pneumotoraks/ pneumomediastinum
Infeksi luka
Trakea nekrosis
Masalah menelan
3.1. Pengkajian
1. Anamnnesa
1. Data Demografi : Identitas pada klien yang harus diketahui diantaranya: nama, umur,
agama, pendidikan, pekerjaan, suku/bangsa, alamat, jenis kelamin, status perkawinan, dan
penanggung biaya.
2. Data Subyektif : sesak napas, nyeri
3. Data obyektif : RR meningkat, Saturasi O2 menurun
4. Pemeriksaan Fisik: B1 : Ronchi, RR meningkat, Saturasi O2 menurun
5. Pengkajian Psikososial: Ansietas terjadi pada pasien dengan trakeostomi.
2. Periode Pascaprosedur
N Tujua
Dx. Kep Kriteria Hasil Intervensi Rasional
O n
Posisi ini memudahkan
pernafasan optimal dengan
meningkatkan drainase sekresi.
Nafas dalam mengurangi
penumpukan sekresi, batuk
membantu mengeluarkan
sekresi.
Pelembaban diperlukan untuk
Tinggikan kepala tempat menggantikan pelembaban
tidur 30 - 45 derajat. bypass yang normalnya
Anjurkan klien untuk diberikan struktur nasofaringeal.
Resiko tinggi
bernafas dalam dan batuk Kurang pelembaban dapat
inefektif
secara teratur. mengarah pada pengeringan
bersihan jalan
1. Klien akan Berikan pelembaban mukosa trakeal dan gangguan
nafas b.d
mempertahankan adekuat udara inspirasi. proses transport mukosaliar
peningkatan
selang Pengisian salin normal dengan mengakibatkan rusaknya
sekresi
trakeostomi steril (5 ml) sesuai mukosa dan kemungkinan
sekunder
paten. kebutuhan trakeitis (Martin, 1989).
1. terhadap
2. Klien batuk Suksion 5 – 10 detik sesuai Pengisian salin akan mencuci
trakeostomi,
dengan efektif kebutuhan, dengan mukosa trakeal dan bronchial
obstruksi
untuk mempertahankan teknik dan merangsang batuk untuk
kanula dalam,
membersihkan steril sesuai indikasi membersihkan sekresi (Mapp,
atau
jalan nafas. dengan auskultasi paru. 1988).
perubahan
posisi selang Secara teratur inspeksi dan Suksion membuang sekresi dan
bersihkan selang mencegah stasis. Suksion
trakeostomi.
trakeostomi. berlebihan dapat menimbulkan
Pertahankan status hidrasi hipoksia dan atau iritasi pada
optimal. mukosa trakeal (Sigler, 1993)
Sekresi kering dapat
menghambat jalan nafas atau
menjadi sumber infeksi
Status hidrasi mempengaruhi
jumlah dan karakter sekresi,
klien dehidrasi beresiko terhadap
pembentukan sumbatan oleh
lendir.
Suksion selang trakeostomi
setiap jam dan sesuai
kebutuhan atau yang telah
dipesankan.
Pertahankan teknik steril. Penghisapan teratur
Gunakan kateter yang telah menghilangkan sekresi yang
diberi pelumas, ukuran yang tertumpuk, yang memberikan
tepat (kurang dari setengah media baik untuk pertumbuhan
diameter selang mikroorganisme.
trakeostomi), lumasi selang Memberi perlindungan infeksi.
kateter non-silikon dengan Kateter yang terlalu besar dapat
air, kateter silicon dengan menghambat jalan nafas, kateter
pelumas larut air, yang tidak dilumasi dapat
nonpetroleum. mengetuk selang trakeostomi
Kaji batas stoma terhadap Drainase abnormal dapat
Resiko tinggi
edema yang tak biasanya, menunjukkan infeksi (purulen,
terhadap
tanda kerusakan kulit, bau) atau kebocoran duktus
infeksi b.d
drainase, pendarahan, bau, torakal (seperti susu).
penumpukan 1. Klien akan
eritema, lesi, dan krepitus Penggantian balutan teratur
sekresi bebas dari
udara. membantu mempertahankan
2. berlebihan infeksi pada
Ganti balutan trakeostomi batas stoma tetap kering dan
dan tempat
setiap shift atau sesuai bebas mukus.
bypass trakeostomi.
pertahanan
kebutuhan. Ikatan harus cukup aman untuk
pernafasan Hindari iritasi jaringan di mencegah gerakan turun naik
atas. sekitarnya dengan selang trakeostomi dalam trakea
mengendurkan ruang satu tetapi tidak terlalu kencang karen
jari di antara pengikat dan dapat menekan vena jugularis
leher. eksterna.
a. Bersihkan sekitar stoma Pembersihan teratur
setiap 4 jam dan sesuai menghilangkan sumber
kebutuhan ; gunakan kontaminasi potensial. Dokter
hydrogen peroksida mungkin membiarkan stoma
setengah kuat dan larutan tanpa balutan selama periode
salin, dan usap dengan salin. pascaoperasi segera untuk
b.Oleskan salep antibakteri memudahkan pengkajian dan
bila dipesankan. pembersihan.
c.Bila selang trakeostomi
dijahit, bersihkan sekitar
stoma menggunakan bola
kapas.
3. Kerusakan 1. Klien akan Berdasarkan hasil pengkaji- Klien mungkin memerlukan
komunikasi mengkomunika an, lakukan konsultasi yang intervensi intensif, khusus unutk
verbal b.d sikan tepat (misal patologis wicara memastikan komunikasi yang
ketidak kebutuhan ,optalmologist, atau otorhi- efektif.
mampuan dasar dengan nolaringologist). Pengertian klien bahwa
Sebelum pembedahan jelas-
kan klien tentang efek yang trakeostomi normalnya tidak
diperkirakan dari trakeosto- mengganggu struktur anatomi
mi terhadap bicara. yang bertanggung jawab
Jelaskan fisiologi normal terhadap penghasilan bunyi, dan
penghasilan bicara dan bahwa kerusakan bunyi mungkin
bagaimana trakeostomi sementara, dapat membantu
untuk
mengganggu mekanisme ini klien mengatasi kerusakan bicara
menghasilkan menggunakan
Setelah mengidentifikasi dan dapat mendorong
bicara bentuk
me-tode komunikasi penggunaan metode komunikasi
sekunder komunikasi
pengganti yang tepat, pengganti (Trwley, 1987).
terhadap pengganti.
instruksikan kli-en untuk Penggunaan bentuk komunikasi
trakeostomi.
mempraktikkan pa-da pengganti dapat membantu
praoperasi, bila memung- menurunkan ansietas dan
kinkan. perasaan terisolasi dan asing,
Anjurkan staf dan para pen- meningkatkan control terhadap
dukung untuk mempraktik- situasi, dan meningkatkan
kan juga komunikasi peng- keamanan (Sawyer, 1990).
ganti.
4. Resiko Tinggi 1. Klien Jelakan peran dan Penjelasan perlunya nutrisi pasca
terhadap mempertahankan pentingnya nutrisi pada operasi optimal dapat membantu
Perubahan berat badan atau pemulihan jaringan pasca meminimalkan miskosepsi dan
Nutrisi : penurunan tidak operasi. memudahkan kepatuhan klien.
Kurang dari lebih dari 2 kg Pantau berat badan. Kecenderungan berat badan
Kebutuhan dalam periode Evaluasi konsistensi dapat mengindikasikan
Tubuh b.d pasca operasi. makanan yang dapat kebutuhan suplemen diet atau
proses 2. Klien ditoleransi pasien tanpa perubahan teknik pemberian
penyakit, mengkonsumsi aspirasi. makan pada klien dengan
anoreksia, jumlah cairan Berikan makan melalui peningkatan kebutuhan nutrisi
disfagia, dan nutrisi selang (sesuai ketentuan atau mereka yang akan
odinofagia, adekuat untuk atau yang telah dipesankan) diouasakan selama lebih dari 1
dan status memenuhi dan ajarkan prinsip-prinsip sampai 2 hari (Taylor, 1989).
puasa pasca kebutuhan pemberian makan melalui Semi padat atau makanan
operasi. metabolism selang. dihaluskan mungkin ditoleransi
basal pada Pertahankan hygiene oral lebih baik, karen awal menelan
periode pasca yang baik sebelum dan dan gerakan makanan dari
operasi. setelah makan bila diberikan konsistensi ini dikontrol lebih
3. Masukan makanan peroral. baik daripada cairan
nutrisi dan cairan Bekerja sama dengan ahli (Mendelsohn, 1993).
adekuat tanpa gizi untuk memastikan Untuk mempertahankan berat
aspirasi atau kebutuhan nutrisi pasien bila badan, memudahkan
tersedak sebelum klien mengalami defisit penyembuhan luka, dan
pulang. nutrisi pra operasi atau membantu mencegah infeksi
masukan nutrisi dibatasi (Sigler, 1993).
pada periode pasca operasi. Untuk menjaga suture tetap
bersih dan merangsang nafsu
makan.
Bila klien mendapat makan
melalui selang atau mengalami
kesulitan mempertahankan
masukan nutrisi adekuat,
masukan dari ahli gizi mungkin
diperlukan untuk menetapkan
kebutuhan nutrient dan cairan
bagi klien untuk memudahkan
pemulihan luka dan mencegah
dehidrasi.