Anda di halaman 1dari 6

Indra Gunawan ( Smkn 1 Tenggarong)

Ppg Bahasa Inggris Kelas B Universitas Mulawarman_Ppgdaljab 2019


Tugas Akhir M3

Bab 1

Pendahuluan

A. Latar Belakang

Mengolah informasi merupakan tindakan dan perilaku yang kompleks. Tindakan


tersebut pada dasarnya dilakukan oleh otak. Otak memproses pengolahan informasi
yang terjadi. Informasi tersebut terkait dengan apa yang dipelajari oleh individu dari
lingkungan sekitar. Lingkungan yang dipelajari berupa keadan alam, benda-benda atau
hal-hal yang dijadikan bahan belajar. Tindakan mengolah informasi dari suatu hal
tersebut nampak sebagai perilaku belajar yang terlihat dari luar. Pengetahuan terdiri dari
informasi yang sudah diorganisasikan dan diproses untuk memperoleh pemahaman,
pengalaman, pembelajaran yang terakumulasi, sehingga dapat diaplikasikan dalam
masalah atau proses bisnis tertentu. Pengertian dari mengolah informasi atau belajar
sangat beragam, banyak dari para ahli yang mengartikan secara berbeda-beda definisi
dari belajar. Sebagaimana kita ketahui bahwa belajar merupakan hal yang penting dalam
bidang pendidikan.

Dari zaman dahulu, para ilmuwan terus mengembangkan teori – teori belajar
sebagai temuan mereka untuk mengembangkan pemikiran belajar mereka. Era
globalisasi telah membawa berbagai perubahan yang memunculkan adanya teori – teori
belajar yang baru guna menyempurnakan teori – teori yang telah ada sebelumnya. Akan
tetapi, kita sebagai insan tak bisa bertolak dengan adanya teori belajar yang telah ada
sebelumnya. Dengan bermunculnya teori – teori yang baru akan menyempurnakan
teori – teori yang sebelumnya. Berbagai teori belajar dapat dikaji dan diambil manfaat
dengan adanya teori tersebut. tentunya setiap teori belajar memiliki keistimewaan
tersendiri.

Oleh karena itu, penting untuk mempelajari teori dan faktor-faktor ingatan “memori”
agar dapat mewariskan memori ini sepanjang zaman, sehingga perkembangan manusia
selalu berkembang.
Bab 2

Pembahasan

A. Teori pengolahan informasi


Pengolahan informasi mengandung pengertian tentang bagaimana seorang
individu mempersepsi, mengorganisasi, dan mengingat sejumlah besar informasi yang
diterima individu dari lingkungan. Hal yang demikian juga dapat dikatakan bahwa
penggolahan informasi dapat dikatakan sebagai bagaimana respon individu terhadap
informasi yang di berikan oleh lingkungan di sekitarnya. Pengolahan informasi
merupakan perluasan dari bidang kajian ranah psikologi kognitif. Dimana dalam ranah
psikologi kognitif ini sebagai upaya untuk memahami mekanisme dasar yang mengatur
cara berpikirnya orang (Anderson, 1980).
Dalam teori pengolahan informasi memiliki sutu perbedaan dengan teori belajar
yaitu pada derajat penekanan pada soal belajar. Teori pengolahan informasi tidak
memberlakukan belajar sebagai titik pusat penelitian yang utama melainkan juga melihat
sisi lainnya, seperti pada informasi yang diperoleh ataupun melihat kemampuan memori
seorang individu. Menurut Anderson, 1980 “belajar itu hanyalah merupakan salah satu
proses yang diselidiki dan antara kegiatan belajar dan sub-sub ranah lain dari psikologi
kognitif tetap tidak jelas. Namun demikian, penelitian pengolahan informasi memberikan
sumbangan atas pengertian proses belajar. Dari pernyataan Anderson tersebut dapat
kita simpulkan bahwa antara belajar dan pengolahan informasi adalah dua aspek yang
saling melengkapi. Asumsi yang mendasari teori ini adalah bahwa pembelajaran
merupakan faktor yang sangat penting dalam perkembangan. Perkembangan
merupakan hasil kumulatif dari pembelajaran.
Berdasarkan temuan riset linguistik, psikologi, antropologi dan ilmu komputer,
dikembangkan model berpikir. Pusat kajiannya pada proses belajar dan
meng-gambarkan cara individu memanipulasi simbol dan memproses informasi. Model
belajar pemrosesan informasi Anita E. Woolfolk (Parkay & Stanford, 1992) disajikan
melalui skema yang dikutip berikut ini. Model belajar pemrosesan informasi ini sering
pula disebut model kognitif information processing, karena dalam proses belajar ini
tersedia tiga taraf struktural sistem informasi, yaitu:
1. Sensory atau intake register: informasi masuk ke sistem melalui sensory register,
tetapi hanya disimpan untuk periode waktu terbatas. Agar tetap dalam sistem,
informasi masuk ke working memory yang digabungkan dengan informasi di
long-term memory.
2. Working memory: pengerjaan atau operasi informasi berlangsung di working
memory, dan di sini berlangsung berpikir yang sadar. Kelemahan working memory
sangat terbatas kapasitas isinya dan memperhatikan sejumlah kecil informasi secara
serempak.
3. Long-term memory, yang secara potensial tidak terbatas kapasitas isinya sehingga
mampu menampung seluruh informasi yang sudah dimiliki peserta didik.
Kelemahannya adalah betapa sulit mengakses informasi yang tersimpan di
dalamnya.
Diasumsikan, ketika individu belajar, di dalam dirinya berlangsung proses kendali
atau pemantau bekerjanya sistem yang berupa prosedur strategi mengingat, untuk
menyimpan informasi ke dalam long-term memory (materi memory atau ingatan) dan
strategi umum pemecahan masalah (materi kreativitas).

B. Sistem memori manusia


Konsepsi lama tentang memori manusia adalah bahwa memori itu semata-mata
hanya tempat penyimpanan informasi dalam waktu yang lama. Jadi memori adalah
koleksi potongan-potongan kecil informasi yang terlepas-lepas dan tidak saling berkaitan.
Berdasar penjelasan-penjelasan tersebut kita dapat berpandangan bahwa memori itu
adalah sebuah wadah yang berisi data-data, dimana data-data tersebut belum tentu
saling berkaitan.
Di mulai tahun 1960-an memori manusia dipandang sebagai suatu struktur yang
rumit untuk mengolah dan mengorganisasi semua pengetahuan, demikian menurut
Naisser, 1967. Ada juga yang mengatakan memori adalah merupan gudang yang pasif,
tetapi merupakan suatu yang aktif memilih data penginderaan mana yang akan di
olahnya, mengubah data data menjadi informasi yang bermakna dan menyimpan
infotmasi itu untuk digunakan di waktu kemudian. Hal ini berarti memori juga dapat
dikatankan sebagai suatu alat yang berfungsi untuk menangkap, mengolah dan
menggunakannya di lain waktu ketika di butuhkan. Memori merupakan suatu sistem yang
rumit dengan banyak tahapannya dan saling berinteraksi. Ini berarti dalam memori
terdapat interaksi-interaksi antara data-data dan lapisan-lapisan atau tahapan-tahapan
yang ada di dalamnya.
Sebagian besar model-model yang dikembangkan tahun 1960-an mengajukan
tiga struktur memori yaitu:
1. Pencatatan penginderaan (Sensoric Memori)
Rangsangan yang diterima oleh indera yang kemudian akan diteruskan sebagai
informasi ke sistem memori selanjutnya. Informasi yang terdapat pada stimulus atau
rangsangan dari luar akan diterima manusia melalui panca inderanya. Informasi tersebut
akan tersimpan di dalam ingatan selama tidak lebih dari satu detik saja. Ingatan tersebut
akan hilang lagi tanpa disadari dan akan diganti dengan informasi lainnya. Ingatan
sekilas atau sekelebat yang didapat melalui panca indera ini biasanya disebut ’sensory
memory’ atau ‘ingatan inderawi’. Berdasar pada apa yang dipaparkan di atas, dapatlah
disimpulkan bahwa, seperti yang telah sering dialami para guru dan telah dinyatakan dua
orang siswa di bagian awal tulisan ini, pesan atau keterangan yang disampaikan seorang
guru dapat hilang seluruhnya dari ingatan para siswa jika pesan atau keterangan tersebut
terkategori sebagai pencatatan pengideraan. Alasanya, seperti sudah dipaparkan tadi,
pencatatan pengideraan hanya dapat bertahan di dalam pikiran manusia selama tidak
lebih dari satu detik saja.
2. Penyimpanan Jangka Pendek (working memory)
Suatu informasi baru yang mendapat perhatian siswa, tentunya akan berbeda dari
informasi yang tidak mendapatkan perhatian dari mereka. Suatu informasi baru yang
mendapat perhatian seorang siswa lalu terkategori sebagai penyimpanan jangka pendek.
Jelaslah bahwa penyimpanan jangka pendek adalah setiap Ingatan Inderawi yang
stimulusnya mendapat perhatian dari seseorang. Dengan kata lain, penyimpanan jangka
pendek tidak akan terbentuk di dalam otak siswa tanpa adanya perhatian dari siswa
terhadap informasi tersebut. Penyimpanan jangka pendek ini dapat bertahan relatif jauh
lebih lama lagi, yaitu sekitar 20 detik. Sebagai akibatnya, pengetahuan tentang
perbedaan antara kedua ingatan ini lalu menjadi sangat penting untuk diketahui para
guru dan diharapkan akan dapat dimanfaatkan selama proses pembelajaran di kelasnya.
Sekali lagi, perhatian para siswa terhadap informasi atau masukan dari para guru akan
sangat menentukan diterima tidaknya suatu informasi yang disampaikan para guru
tersebut. Karenanya, untuk menarik perhatian para siswa terhadap bahan yang disajikan,
di samping selalu memotivasi siswanya, seorang guru pada saat yang tepat sudah
seharusnya mengucapkan kalimat seperti: “Anak-anak, bagian ini sangat penting.” Tidak
hanya itu, aksi diam seorang guru ketika siswanya ribut, mencatat hal dan contoh penting
di papan tulis, memberi kotak ataupun garis bawah dengan kapur warna untuk materi
essensial, menyesuaikan intonasi suara dengan materi, memukul rotan ke meja, sampai
menjewer telinga merupakan usaha-usaha yang patut dihargai dari seorang guru selama
proses pembelajaran untuk menarik perhatian siswanya. Namun hal yang lebih penting
lagi adalah bagaimana menumbuhkan kemauan dan motivasi dari dalam diri siswa
sendiri, sehingga para siswa akan mau belajar dan memperhatikan para gurunya selama
proses pembelajaran sedang berlangsung.
3. Penyimpanan Jangka Panjang (Long Term Memory)
Suatu proses penyimpanan informasi yang permanen. Memori jangka panjang ini berasal
dari memori jangka pendek yang selalu diulang-ulang dan berkesan bagi individu
sehingga informasi yang ia terima dapat bersifat permanen dan bila suatu saat ia
butuhkan maka akan teringat lagi. Informasi yang sudah tersimpan di dalam penyipanan
jangka panjang ini sulit untuk hilang, sehingga dapat diingat dengan mudah. Jelaslah
bahwa penyimpanan jangka panjang adalah penyimpanan jangka pendek yang
mendapat pengulangan. Kata lainnya kata lainnya penyimpanan jangka panjang tidak
akan terbentuk tanpa adanya pengulangan. Dapatlah disimpulkan sekarang bahwa
pengulangan merupakan kata kunci dalam proses pembelajaran. Karenanya, latihan
selama di kelas atau di rumah merupakan kata kunci yang akan sangat menentukan
keberhasilan atau ketidak berhasilan suatu pengetahuan yang diingat dalam jangka
waktu yang lama. Itulah sebabnya, ada guru berpengalaman yang menyatakan kepada
siswanya bahwa akan jauh lebih baik untuk belajar 6 × 10 menit daripada 1 × 60 menit.
BAB 3
Kesimpulan

Berdasarkan pada penjelasan-penjelasan di atas dapat ditarik beberapa kesimpulan


yaitu pengolahan informasi mengandung pengertian tentang bagaimana seorang individu
mempersepsi, mengorganisasi, dan mengingat sejumlah besar informasi yang diterima
individu dari lingkungan. Kemudian ada terdapat tiga unsur struktur memori yaitu:
Pencatatan penginderaan (Sensoric Memori), Penyimpanan Jangka Pendek (working
memory), dan Penyimpanan Jangka Panjang (Long Term Memory).

Anda mungkin juga menyukai