TINJAUAN PUSTAKA
7
8
4) Plasenta previa
5) His lemah / melemah
6) Rupture uteri mengancam Primi muda atau tua
7) Partus dengan komplikasi
8) Problema plasenta
b. Indikasi Anak
Detak jantung janin melambat, ada indikasi bayi kekurangan
oksigen, putusnya tali pusar (tali pusat), bayi dalam posisi sungsang
atau menyamping, bayi kembar (meskipun bias juga dilahirkan dengan
normal), bayi terlalu besar (lebih dari 4,2 kg), plasenta previa, plasenta
sudah lepas dari rahim, proporsi panggul ibu dan kepala janin tidak pas,
janin menderita hidrosefalus (Bobak, 2010).
c. Indikasi Medis
a. Bayi dalam keadaan gawat, janin harus dilahirkan segera.
b. Plasenta berada di bagian dasar rahim atau menghalangi jalan lahir.
c. Ibu dengan masalah kesehatan seperti jantung, tekanan darah tinggi
atau penderita HIV.
d. Ibu dengan panggul sempit.
e. Kelainan letak janin (Prawiharjo, 2010).
d. Kontraindikasi
Sectio caesarian tidak dilakukan pada janin mati, syok, anemi berat
sebelum diatasi, kelainan kongenital berat (Prawiharjo, 2010).
3. Komplikasi
Bobak (2010) menyatakan bahwa komplikasi yang dapat timbul
setelah dilakukan operasi ini antara lain :
a. Infeksi puerperal (Nifas)
Jenis infeksi meliputi; infeksi ringan, dengan suhu meningkat dalam
beberapa hari, infeksi sedang, suhu meningkat lebih tinggi disertai
dengan dehidrasi dan perut sedikit kembung dan infeksi berat,
peritonealis, sepsis dan usus paralitik.
b. Perdarahan. Yaitu banyak pembuluh darah yang terputus dan terbuka
serta perdarahan pada plasenta bed.
c. Luka kandung kemih, emboli paru dan keluhan kandung kemih bila
peritonealisasi terlalu tinggi.
9
4) Higiene
Personal hygiene dapat memperlambat penyembuhan luka, hal ini
dapat menyebabkan adanya benda asing seperti debu dan
mikroorganisme ke luka.
5) Nutrisi
Diet tinggi protein dan kalori harus tetap dipertahankan
selama masa penyembuhan. Pembentukan jaringan akan sangat
optimal bila kebutuhan nutrisi terutama protein terpenuhi. Nutrisi lain
yang juga sangat diperlukan dalam proses penyembuhan adalah
vitamin C dan seng. Vitamin C diperlukan untuk pembentukan
kolagen bagi penyembuhan luka yang optimal sedangkan seng akan
meningkatkan kekuatan tegangan (gaya yang diperlukan untuk
memisahkan tepi-tepi) penyembuhan luka. Oleh karena itu semakin
terpenuhi atau tercukupi pola nutrisi maka kecepatan penyembuhan
luka akan semakin cepat dan optimal.
6) Mobilisasi Dini
Mobilisasi dini dapat meningkatkan proses peredaran darah
sehingga mempengaruhi mikrosirkulasi dan makrosirkulasi yang
akhirnya akan meningkatkan kesembuhan luka.
7) Penyakit Penyerta dan Kondisi Kesehatan
Kondisi kesehatan penderita baik secara fisik maupun mental,
dapat menyebabkan lama penyembuhan dan proses peyembuhan
luka menjadi terhambat. Jika kondisi penderita sehat, akan dapat
merawat diri dengan baik. Selain itu adanya penyakit penyerta seperti
penyakit metabolik (diabetes) akan memperpanjang penyembuhan
luka. Keloid juga akan memperlama proses penyembuhan luka.
8) Tradisi (Kepercayaan dan Agama)
Di Indonesia ramuan peninggalan nenek moyang untuk
perawatan pasca persalinan masih banyak digunakan, meskipun oleh
kalangan masyarakat modern. Misalnya tradisi untuk berpantang
makanan seperti daging dan telur justru akan memperlama proses
kesembuhan luka, karena makanan tersebut mengandung protein
yang tinggi yang akan membantu proses kesembuhan luka.
11
9) Pengetahuan
Pengetahuan tentang perawatan luka sangat menentukan
lama dan proses penyembuhan luka.
10) Sosial Ekonomi
Kondisi sosial ekonomi menentukan proses perawatan luka
serta pencarian pelayanan kesehatan. Hal ini secara tidak langsung
menentukan kesembuhan luka.
b. Faktor Internal
1) Usia. Penyembuhan luka lebih cepat terjadi pada usia muda. Lanjut
usia tidak dapat mentolerir stress seperti trauma jaringan. Semakin
tua maka akan semakin menurun kecepatan proses penyembuhan
lukanya, karena daya regenerasi jaringan mengalami penurunan.
Semakin bertambah usia seseorang, daya regenerasi pada jaringan
atau organ akan mengalami penurunan.
2) Hemoragi. Akumulasi darah menciptakan ruang rugi juga sel-sel mati
yang harus disingkirkan. Area menjadi pertumbuhan untuk infeksi.
3) Luas Luka
Luas luka menyangkut rusaknya jaringan, yang meliputi epidermis,
dermis dan jaringan yang lebih luas dan dalam. Semakin luas atau
semakin dalam luka akan menyebabkan proses penyembuhan luka
yang lebih lama.
4) Hipovolemia
Volume darah yang tidak mencukupi mengarah pada vasokonstriksi
dan penurunan oksigen yang tersedia untuk penyembuhan luka.
5) Defisit Nutrisi
Sekresi insulin yang terhambat menyebabkan penumpukan glukosa
darah yang akan mengganggu kesembuhan luka. Defisit nurisi dapat
terjadi penipisan protein-kalori, hal ini ditemukan pada sosial ekonomi
rendah karena tidak mampu menyediakan variasi gizi serta budaya
berpantang makanan tinggi protein dan kalori tinggi.
6) Defisit Oksigen
a) Insufisien oksigenasi jaringan, oksigen yang tidak memadai dapat
diakibatkan tidak adekuatnya fungsi paru dan kardiovaskular juga
vasokonstriksi setempat sehingga jaringan perifer mengalami
12
luka dan penurunan fungsi tubuh (Muttaqin & Sari, 2011). Sedangkan
perawatan luka menurut Smeltzer & Bare (2010) adalah tindakan untuk
mencegah trauma (injury) pada kulit, membran mukosa atau jaringan lain
yang disebabkan oleh adanya trauma, fraktur, luka operasi yang dapat
merusak permukaan kulit. Menurut Morison (2014) perawatan luka adalah
suatu tindakan untuk mempercepat proses dalam penyembuhan luka serta
mencegah supaya tidak terjadi infeksi pada luka. Dengan memahami
pengertian perawatan luka, maka kita dapat memahami langkah-langkah
perawatan luka pasca operasi di rumah dengan mudah dan tentunya
terhindar dari infeksi.
2. Pengkajian
b. Kondisi Luka
Pengkajian ini meliputi tanda-tanda infeksi, warna dasar luka; slough
(yellow), necrotic tissue (black), infected tissue (green), granulating
tissue (red) dan epithelialising (pink), lokasi ukuran dan kedalaman luka,
eksudat dan bau, keadaan kulit sekitar luka : warna dan kelembaban
dan hasil pemeriksaan laboratorium yang mendukung (Sudoyo, 2015).
c. Status nutrisi klien : BMI, kadar albumin
d. Status vascular : Hb, TcO2
e. Status imunitas: terapi kortikosteroid atau obat immunosupresan lain.
f. Penyakit yang mendasari : diabetes atau kelainan vaskularisasi lainnya
(Saldi, 2012).
3. Balutan Luka
Balutan luka telah mengalami perkembangan dengan cara lembab.
Menurut Saldi (2012), alasan tersebut meliputi:
a. Mempercepat fibrinolisis, fibrin yang terbentuk pada luka dapat
dihilangkan lebih cepat oleh netrofil dan sel endotel dalam suasana
lembab.
b. Mempercepat angiogenesis
Dalam keadaan hipoksia pada perawatan luka tertutup akan
merangsang lebih pembentukan pembuluh darah dengan lebih cepat.
c. Menurunkan resiko infeksi
Kejadian infeksi ternyata relatif lebih rendah jika dibandingkan dengan
perawatan kering.
17
D. Penelitian Terkait
Operasi merupakan segala tindakan pengobatan yang menggunakan
cara invasif dengan membuka atau menampilkan bagian tubuh yang akan
ditangani. Komplikasi paling sering setelah operasi adalah infeksi luka. Upaya
pencegahan infeksi dilakukan dengan perawatan yang optimal, yaitu menjaga
kebersihan luka. Tindakan manajemen luka harus mengedepankan proses
pencucian luka dan kebersihan luka. Luka yang tidak bersih beresiko
menyebabkan infeksi pada luka tersebut. Tindakan perawatan luka dilakukan
dengan menjaga kebersihan luka sehingga akan mempercepat kesembuhan.
Kebersihan luka dilakukan dengan irigasi luka dengan cairan steril (water
steryle). Penelitian Sandy (2015) membuktikan bahwa faktor lamanya
perawatan berkaitan dengan kesembuhan luka operasi.
Penelitian Wardhani (2016) membuktikan bahwa pencegahan infeksi
pada luka pasca sectio caesarea adalah melalui perawatan yang baik. Prinsip
utama perawatan luka adalah untuk pengendalian infeksi. Penelitian Sandy
(2015) membuktikan bahwa upaya pencegahan infeksi luka operasi (ILO)
dilakukan melalui perawatan luka secara baik dan benar serta menjaga
21
E. Kerangka Teori
Tindakan Operasi
Persalinan
Sectio Caesarea
Keperawatan
Perioperatif
FAKTOR KESEMBUHAN DAN
KEBERSIHAN LUKA
1. Faktor Internal Pasca Operasi
Usia, Luas luka, Jenis luka,
Hemoragi, Hipovolemia,
Defisit Nutrisi, Defisit
Oksigen, Medikasi (steroid, Luka Operasi Infeksi Luka
antikoagulan, antbiotik) Operasi
2. Faktor Eksternal
a. Penanganan petugas Perawatan Luka
b. Perawatan luka
Tindakan Aseptik
Penjahitan Luka
Penutupan
Pembalutan
Antibiotik
Pengangkatan Jahitan
c. Higiene
d. Penyakit Penyerta dan
Kondisi Kesehatan
e. Aktivitas
f. Pengetahuan
g. Sosial ekonomi
h. Tradisi
Gambar 1
Kerangka Teori Penelitian
Keterangan :
: Diteliti
: Tidak Diteliti
Sumber : Smeltzer & Bare (2010), Sudoyo (2015), Potter & Perry (2010),
InETNA (2014), Muttaqin & Sari (2011), Maryunani (2015),
Risnawati (2019), Resende (2015).