Anggota Kelompok 3
Aditya Whisnu Heryudhanto 14/367120/TK/42360
Annisa Amalia Ulfah 14/367071/TK/42323
Ario Dewanto 14/367084/TK/42333
Bintang Ramadhan 14/363377/TK/41508
Boris 14/367111/TK/42353
Conny Julanda Aryanie 14/367069/TK/42321
Daniel Christianto Setyo Prihangkoso 14/363234/TK/41412
Giovanni Fendy Handojo 14/363361/TK/41495
Nur Bayu Maulida Naryo 14/367077/TK/42326
Salsabila Isna Firdausi 14/363374/TK/41506
Tika Trystanti 11/318963/TK/38112
Yohanes Nico Prabowo Marpaung 14/367161/TK/42375
Pada multiple effect evaporator jenis ini, umpan cair dipompakan ke efek pertama,
dan larutan yang lebih pekat dipasok ke efek kedua, begitu seterusnya. Hal yang sama
dilakukan juga untuk steam, sehingga terjadi perpindahan panas dari steam ke larutan
Umpan dan uap pemanas dimasukkan tidak pada efek yang sama. Uap pemanas
masuk melalui efek pertama dan umpan masuk dari efek yang paling akhir. Hasil
evaporasi pada efek terakhir dialirkan ke efek sebelumnya, sementara uap hasil
pemanasan dari evaporator pertama yang dipanaskan oleh uap umpan, dialirkan ke
evaporator efek selanjutnya. Sehingga, hasil akhir larutan pekat didapatkan pada
evaporator efek pertama (tempat masuk uap umpan).
Mengingat tekanan operasi evaporator n lebih kecil dibanding tekanan operasi
evaporator n-1 (Pn < (Pn-1)) maka dibutuhkan pompa pada tiap efek untuk mengalirkan
larutan pekat hasil evaporasi pada tiap efek ke efek sebelumnya (dari efek ke-n menuju
efek ke-(n-1)) sampai pada evaporator efek pertama.
a. Kelebihan
Cocok untuk umpan larutan yang bersifat viscous, karena backward feed
arrangement mampu menekan perbedaan viskositas di dalam sistem evaporasi.
Hasil evaporasi baik karena produk akhir diambil di evaporator pertama yang
memiliki suhu operasi paling tinggi.
Tidak membutuhkan pompa untuk mengeluarkan larutan pekat karena larutan
pekat keluar dari evaporator efek pertama yang memiliki tekanan operasi relatif
tinggi.
b. Kekurangan
Dibutuhkan banyak pompa untuk mengalirkan larutan pekat hasil evaporasi dari satu
efek ke efek sebelumnya karena larutan pekat dialirkan ke efek yang bertekanan
operasi lebih tinggi.
a. Kelebihan
Beban tiap evaporator lebih rendah dibandingkan dengan beban tiap evaporator jenis
multiple effect evaporator lainnya karena jumlah umpannya dibagi sebanyak jumlah
efek.
b. Kekurangan
Dibutuhkan energi yang relatif besar untuk menguapkan seluruh larutan yang ada
pada slurry untuk menjadi kristal seluruhnya.
Pertimbangan
Forward
Backward
Parallel
1. Pompa Vakum
Berdasarkan prinsip kerjanya, pompa vakum dikelompokkan menjadi 3 yaitu:
a. Pompa vakum positive displacement
b. Pompa momentum transfer
c. Pompa entrapment
Keuntungan pompa vakum adalah tidak memerlukan motive fluid (misalnya steam)
tetapi memerlukan energi listrik, sedangkan kerugiannya adalah biaya investasi yang
lebih tinggi, dan jika harga energi listrik mahal maka sebaiknya menggunakan jet
ejector.
fluida penggerak
fluida campuran
Gambar 13. Simulasi CFD sekaligus skema aliran di steam jet ejector
Untuk mengurangi beban alat pembuat vakum, jumlah uap yang masuk alat
tersebut perlu dikurangi sebanyak-banyaknya dengan cara mengembunkannya dalam
kondensor. Ada 2 jenis kondensor yang sering digunakan, yaitu:
a. Mixing Condenser
Nama lain mixing condenser adalah barometric condenser. Pada alat ini, uap
dan air pendingin dikontakkan langsung dengan sistem semburan air. Prinsip kerja
dari alat ini adalah uap masuk ke kondensor melalui bagian atas dan
dikondensasikan oleh air melalu spray nozzle. Non-condensable terbentuk pada
bagian bawah kondensor akibat aliran air yang konvergen dari jet nozzle. Air yang
terkondensasi dan yang tidak terkondensasi dikeluarkan melalui pipa pada bagian
bawah kondensor.
1) Keuntungan
Biaya investasi dan konsumsi air pendingin rendah.
2) Kerugian
Air dan embunan bercampur sehingga jika terdapat kotoran yang terbawa dari
evaporator maka kotoran akan terbawa ke cooling tower dan akan terjadi
kontaminasi.
Gambar 14. Skema alat barometric jet condenser (kiri) dan two-stage barometric
condenser (kanan)
One 1,1 1
2. Alat Vakum
a. Menentukan beban pemvakuman
Laju alir gas atau beban yang akan memasuki sistem pemvakuman terdiri dari
noncondensable gas dan condensable process vapor. Noncondensable gase dapat
berasal dari sumber berikut ini:
1) Gas-gas yang terlarut dalam umpan.
2) Instrument blowback gas.
3) Gas-gas hasil samping dari proses reaksi kimia.
4) Udara yang masuk ke sistem (air leakage).
Komponen terbanyak dalam noncondensable gas adalah air leakage. Estimasi laju
air leakage dapat dibaca pada grafik berikut:
b. Estimasi kebutuhan steam untuk steam jet ejector dan jumlah stage
1) Menentukan kebutuhan steam
Kebutuhan steam dapat dilihat pada grafik berikut ini.
Pi = Ps ∙ (R)(Ni /Ns)
dengan Pi = interstage absolute pressure
Ps = suction absolute pressure
Ni = interstage number, dengan angka 1 menunjukkan stage pertama
(suction stage)
Ns = jumlah total stage
R = overall compression ratio (ekuivalen dengan tekanan absolute
discharge dibagi tekanan absolute suction)
Gambar 22. Faktor koreksi kebutuhan steam pada steam jet ejector
Gambar 224. Perbandingan mechanical pump dan steam jet vacuum system
FDA (Free Dry Air) merupakan faktor koreksi untuk beban pada kondisi ambient
terhadap kondisi standar di mana para manufacturer melakukan rating pompa.
Beban aktual harus dikoreksi menjadi beban ekuivalen udara yang merupakan
fungsi dari berat molekul komponen-komponen gas. Nilai FDA dihitung dari
gambar berikut ini.
Brown, G.G. et al., Unit Operations, John Wiley & Sons, 1950.
Foust, A.S. et al., Principles of Unit Operations, 2nd Edition, John Wiley, 1980, pp. 494-516.
McCabe, W.L., J.C. Smith, P. Harriott, Unit Operations of Chemical Engineering, 5th Edition,
McGraw-Hill, 1993, pp. 463- 489.
Prasetya, A., 2004, RPKPS dan Bahan Ajar Alat Industri Kimia, Jurusan Teknik Kimia,
Fakultas Teknik, Universitas Gadjah Mada.
http://facstaff.cbu.edu/rprice/lectures/evap1.html (diakses 19 November 2016 pukul 20.47
WIB).
http://nptel.ac.in/courses/103103027/12 (diakses 18 November 2016 pukul 07.11 WIB).
http://www.nzifst.org.nz/unitoperations/evaporation2.htm (diakses 19 November 2016 pukul
22.34 WIB).
http://www.s-k.com/pdf/5AA_BarometCondens.pdf (diakses 18 November 2016 pukul 07.03
WIB).