Anda di halaman 1dari 15

PEMELIHARAAN DAN PENGAMATAN SAPI PERANAKAN

ONGOLE ( PO ) DAN SIMPO SERTA KAMBING BOER DAN


PERANAKAN ETAWA ( PE )
( Laporan Praktikum Produksi Ternak Daging )

Oleh

Kelompok 1

Faisal Diaulhaq 1754241001


Choirul Anawar 1754241002
Wilda Rahma 1754241003
Cindi Setyaningsih 1754241018

KANDANG JURUSAN PETERNAKAN


JURUSAN PETERNAKAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
2018
LEMBAR PENGESAHAN

Judul Praktikum : Pemeliharaan dan Pengamatan Sapi Peranakan Ongole


( PO ) dan Simpo serta Kambing Boer dan Peranakan
Etawa ( PE )

Tempat Praktikum : Kandang Jurusan Peternakan

Tanggal Pratikum : 13 April—27April 2018

Kelompok : I ( satu )

Nama Kelompok : Faisal Diaulhaq

Choirul Anwar

Wilda Rahma

Cindi Setyaningsih

Jurusan : Peternakan

Fakultas : Pertanian

Universitas : Universitas Lampung

Bandar Lampung, 22 Mei 2018


Mengetahui,
Asisten Dosen,

Reynaldi
NPM. 1614141025

i
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah segala puji hanya utuk Allah SWT karena berkat rahmat dan

hidayah-Nya penulis dapat menyelasaikan laporan “Pemeliharaan dan

Pengamatan Sapi Peranakan Ongole ( PO ) dan Simpo serta Kambing Boer dan

Peranakan Etawa ( PE ) ”.

Terimakasih kami ucapkan kepada asisten praktikum yang telah membimbing

kami dalam menyelesaikan laporan. Tak lupa terimakasih kepada teman-teman

yang sudah membantu memberi kritiknya serta dukungan hingga terselesainya

laporan ini.

Laporan ini disusun untuk memenuhi tugas praktikum mata kuliah Produksi

Ternak Daging. Dalam penulisan laporan ini penulis dan pembaca dapat

menggunakan serta memahami laporan ini.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan laporan ini banyak kekurangan, maka

dari itu penulis mengharapkan kritik dan saran agar laporan ini bisa lebih

bermanfaat bagi penulis dan pembaca.

Bandar Lampung,22 Mei 2018

Penulis
ii
DAFTAR ISI

Halaman

LEMBAR PENGESAHAN....................................................................................i

KATA PENGANTAR.............................................................................................ii
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................

DAFTAR ISI..........................................................................................................iii

DAFTAR TABEL.....................................................................................................

DAFTAR GAMBAR ...............................................................................................

I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang..............................................................................................1
B. Tujuan Praktikum..........................................................................................1

II. TINJAUAN PUSTAKA...................................................................................2

III. METODE PRAKTIKUM


A. Waktu dan Tempat.........................................................................................3
B. Alat dan Bahan..............................................................................................3
C. Cara Kerja......................................................................................................3

IV.HASIL PRAKTIKUM DAN PEMBAHASAN


A. Hasil Praktikum..............................................................................................5
B. Pembahasan....................................................................................................5

V. KESIMPULAN..................................................................................................8

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

iii
I. PENDAHULUAN

A.Latar Belakang

Ternak dapat berupa binatang yang telah mengalami domestikasi. Ternak dapat

dibagi menjadi ternak rumniansia, non ruminansia (unggas) dan pseudoruminan

(kuda dan kelinci). ayam, angsa, kalkun, atau itikdapat digolongkan kedalam

ternak non ruminansia (unggas) dan untuk sapi, kambing, domba, kuda, dan

kerbau masuk kedalam ternak ruminansia. Ruminansia merupakan binatang

berkuku genap subordo dari ordo Artiodactyla disebut juga mammalia berkuku.

Nama ruminan berasal dari bahasa Latin "ruminare" yang artinya mengunyah

kembali atau memamah biak, sehingga dalam bahasa Indonesia dikenal dengan

hewan memamah biak.

Konsumsi daging sapi di Indonesia terus mengalami peningkatan, namun

peningkatan tersebut belum diimbangi dengan penambahan produksi yang

memadai. Berdasarkan data diatas maka untuk mencukupi permintaan daging

nasional perlu ditingkatkan produksi daging nasional. Peningkatan produksi

daging nasional dapat dilakukan dengan dua cara yaitu peningkatkan populasi

ternak dan performan sapi potong. Populasi sapi potong nasional pada tahun 2010

adalah 14,8 juta ekor

Produktivitas ternak dipengaruhi oleh genetik, pakan dan tatalaksana

B. Tujuan Praktikum
Tujuan praktikum pembuatan probiotik dari cairan rumen yaitu:
1. untuk mengetahui cara pembuatan probiotik;
2. untuk mengetahui faktor-faktor keberhasilan pembuatan probiotik;
3. untuk mengetahui penyebab kerusakan membuat probiotik.

II. TINJAUAN PUSTAKA

Isi rumen adalah limbah rumah potong hewan (RPH) dari proses pemotongan
ternak ruminansia, baik sapi, kerbau, kambing, maupun domba. Isi rumen berupa
cairan dan padatan. Bentuk padatan menyerupai kombinasi hijauan dan kotoran.
Sepintas warnyanya seperti kotoran tetapi jika diamati lebih seksama tampak
banyak serat-serat yang masih kasar seperti rumput (Susilowati, 2009).

Didalam rumen ternak ruminansia terdapat populasi mikroba yang cukup banyak
jumlahnya. Cairan rumen mengandung bakteri dan protozoa. Konsentrasi bakteri
sekita 10 pangkat 9 setiap cc isi rumen, sedangkan protozoa bervariasi sekitar 10
pangakat 5-10 pangkat 6 setiap cc isi rumen (Tilman, 1991)

Isi rumen diperoleh dari rumah potong hewan. Isi rumen kaya akan nutrisi,
limbah ini sebenarnya sangat potensial bila dimanfaatkan sebagai pakan ternak.
Kandungan rumen sapi meliputi protein 8,86%, lemak 2,60%, serat kasar 28,78%,
kalsium 0,53%, phospor 0,55%, BETN 41,24%, abu 18,54%, dan air 10,92%
(Rasyid 1981).

Isi rumen dapat dimanfaatkan sebagai starter apabila diproses terlebih


dahulu mengingat kandungannya yang kaya akan nutrisi dan mikroorganisme.
Starter isi rumen adalah starter yang terbuat dari isi rumen ternak ruminansia.
Starter isi rumen dapat dimanfaatkan untuk biakkan bakteri/mikroba di dalamnya
sebagai starter pembuatan kompos/pupuk organik dan fermentasi limbah hasil
pertanian seperti jerami ( Susilowati E, 2009 ).

Produksi biosuplemen mengadung isi rumen sapi bali dilakukan dengan cara
mencampur isi rumen sapi bali dengan medium suplemen sesuai dengan
perlakuan hingga homogen. Isi rumen sapi bali yang telah tercampur dengan
medium suplemen selanjutnya dimasukkan kedalam wadah berpenutup dan
diinkubasi secara anaerob selama 1 minggu pada suhu 39C. Setelah 1 minggu
produk biosuplemen yang mengandung isi rumen sapi bali yang baru diproduksi
yang dikeringkan secara bertahap dengan cara dimasukkan kedalam oven dengan
suhu 39-42 C hingga kadar air menurun menjadi 20-25% selama 2 hari (48
jam) ( Sucahya, dkk ).

Factor-factor yang memperngaruhi keberhasilan dari produk probitoik dalam


meningkatkan keberhasilan probiotik, salah satunya adalah populasi
mikroorganisme yang ada dalam cairan rumen haruslah ada dan masih hidup, bila
mikroorganisme yang ada dalam isi rumen tersebut sudah mati, maka pembuatan
cairan probiotik akan gagal,Proses pembuatan dan lama fermentasinya rapat atau
tidak penutupan wadah sampel pada saat fermentasi ( Susliowati, 2009 ).
2

III. METODE PRAKTIKUM

A. Waktu dan Tempat

Praktikum Pembuatan Probiotik Daari Cairan Rumen dilaksanakaan pada hari


Jum’at 18 Mei 2018 pukul 07.30—10.00 WIB di Laboratorium Nutrisi dan
Makanan Ternak, Jurusan Peternakan, Fakultas Pertanian, Universitas Lampung.

B. Alat dan Bahan

Alat yang digunakan pada praktikum kali ini yaitu plastik, mangkok plastik,
thermometer, carter, lakban, neraca digital dan Ph meter.

Bahan yang digunakan pada praktikum kali ini yaitu bekatul, isi rumen, air dan
gula merah.

C. Cara Kerja

Prosedur kerja yang dilakukan pada praktikum kali ini yaitu :


1. menyiapkan alat dan bahan;
2. menimbang gula yaitu 51 gram;
3. mengkonversi perhitungan;
4. menggerus gula sampai halus;
5. memasukan air ke wadah sebanyak 408 ml;
6. menimbang bekatul sebanyak 102 gram;
7. memasukkan bekatul ke wadah yang berisi gula merah;
8. mengambil cairan rumen dan menimbangnya sebanyak 255 gram;
9. memasukkan rumen ke dalam wadah yang sudah berisi bekatul, gula, dan air;
10. mengaduk bahan tersebut sampai homogen;
11. mengukur suhu dan Ph;
12. mengamati perubahan warna dan tekstur;
13. menutup wadah dengan plastik dan dilakban keliling;
4

IV. HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN

A.Hasil Pengamatan

Tabel Hasil Pengamatan Probiotik


Suhu Warna Tekstur
Ph Gas Aroma
SB SS
SB SS SB SS SB SS ada SB SS
gas Amoniak Amoniak Kental Cair&
4,4
3,2 29 25 Coklat C.terang Menyengat keasaman &Kasar Lembut

Keterangan:
SB : Sebelum fermentasi
SS : Sesudah fermentasi

B.Pembahasan

Cairan probiotik adalah cairan yang berisi bakteri baik, yaitu bakteri yang
memberikan dampak menyehatkan bagi organisme lain. seperti pada ternak
ruminansia, probiotk dicampurkan pada ransum yang bertujuan untuk
meningkatkan daya cerna dalam rumen ternak, dan dari berbagai hasil penelitian
menunjukan bahwa penggunaan cairan probiotik pada campuran ransum dapat
meningkatkan berat badan ternak, karena probiotik ini dapat membuat
mikroorganisme positif dalam saluran pencernaan menjadi lebih optimal. Cairan
probiotik tersebut dapat dibuat dari isi rumen yang mengandung banyak
mikroorganisme baik seperti yang telah kita praktikan.
Pada praktikum yang kami lakukan cara pembuatan probiotik dengan bahan
utama rumen yang pertama kali dilakukan yaitu menyiapkan rumen yang diambil
dari rumah potong hewan yang masih memiliki mikroba yang hidup didalam
rumen tersebut guna berhasilnya pembuatan probiotik dan ini sesuai dengan
pendapat Susilowati (2009) yamg menyatakan Isi rumen adalah limbah rumah
potong hewan (RPH) dari proses pemotongan ternak ruminansia, baik sapi,
kerbau, kambing, maupun domba. Isi rumen berupa cairan dan padatan. Dan
menurut Tilman (1991) di dalam rumen ternak ruminansia terdapat populasi
mikroba yang cukup banyak jumlahnya. Cairan rumen mengandung bakteri dan
protozoa.

Rumen dijadikan sebagai bahan utama probiotik karena pada rumen selain
terdapat mikroba yang baik pada rumen juga terdapat nutrisi karena rumen
merupakan pakan yang sudah di cerna,terdapat beberapa nutrisi pada rumen yaitu
protein,karbohidrat,lemak kasar,dan lainnya ini sesuai dengan pendapat Rasyid
(1981) yaitu Kandungan rumen sapi meliputi protein 8,86%, lemak 2,60%, serat
kasar 28,78%, kalsium 0,53%, phospor 0,55%, BETN 41,24%, abu 18,54%, dan
air 10,92%. Berdasarkan kandungan tersebut dapat disimpulkan bahwa isi rumen
sapi cukup efektif untuk dijadikan probiotik yang akan di campurkan kedalam
ransum.

Dalam pembuatan cairan probiotik menurut Susilowati (2009) ada banyak faktor
yang mempengaruhi keberhasilannya, salah satunya adalah populasi
mikroorganisme yang ada dalam cairan rumen haruslah ada dan masih hidup, bila
mikroorganisme yang ada dalam isi rumen tersebut sudah mati, maka pembuatan
cairan probiotik akan gagal, dengan tanda tidak adanya gas yang terbentuk pada
wadah pembuatan cairan probiotik tersebut.

Dan faktor yang mempengaruhi kegagalan atau kerusakan pada pembuatan


probiotik dari isi rumen yaitu mkroorganisme yang ada di dalam rumen tersebut
sudah mati dan tidak rapatnya proses penutupan wadah pada saat fermentasi.
Cirri-ciri hasil pembuatan cairan probiotik yang baik adalah ph cairan menjadi
lebih asam dari sebelum nya karena tlah mengalamim proses fermentasi secara
anaerob, warna cairan semakin terang, suhu nya menurun, aroma nya menjadi
asam mengikuti ph yang menjadi asam, dan tekstur nya menjadi lebih lembut.

6
Pada pengamatan cairan probiotik yang telah jadi melaui mikroskop, sebagian
besar praktikan tidak dapat menemukan mikroorganisme di dalam nya, dan
sebagian lagi ada yang menemukan akan tetapi mikroorganisme tersebut mati. Hal
tersebut karena kurangnya ketelitian praktikan, yaitu tidak mengamati isi rumen
yang akan dipakai menggunakan mikroskop.
7

V. KESIMPULAN

Kesimpulan yang didapatkan dari pembuatan probiotik dari isi rumen yaitu:
1.Mengetahui cara pembuatan probiotik dari isi rumen melalui fermentasi yang
dicampur dengan bekatul secara anaerob.
2. Mengetahui faktor keberhasilan dalam pembuatan probiotik dari isi rumen
yaiotu hidupnya mikroorganisme di dalam cairan isi rumen serta cara penutupan
wadah untuk fermentasi anaerob.
3.Mengetahui faktor kerusakan dalam pembuatan probiotik dari cairan isi rumen
yaitu matinya mikroorganisme dalam cairan rumen jika dilihat dibawah
mikroskop serta cara penutupan untuk ferementasi yang tidak benar.
DAFTAR PUSTAKA

Rasyid, S. B., A. M. Liwa., L. A. Rotib., Z ., Zajaria., dan W.M. Waskinto, 1981.


Pemanfaatan isi rumen sebagai substitusi sebagian ransum basal terhadap
performans ayam broiler. Universitas Hasanuddin, Ujung Pandang.

Susilowati E. 2009. Uji potensi pemanfaatan cairan rumen sapi untuk


meningkatkan kecepatan produksi biogas dan konsentrasi gas metan dalam
biogas. Tesis. Program studi teknik mesin . Institut Teknologi Bandung.
Bandung.

Suhendra, I P. N. D., G. A. M. Kristina Dewi, N W. Siti. Pengaruh Biosuplemen


Isi Rumen Sapi Bali Pada Ransum Terhadap Berat dan Komposisi Fisik
Karakteristik Bali Jantan.

Tilman, A. D., H. Hartadi, S. Reksohadipradjo, S. Prawirokusumo, dan S.


Lebdosukojo. 1989. Ilmu Makanan Ternak Dasar. Gadjah Mada
University Press. Yogyakarta.
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai