Laporan Praktikum PTD
Laporan Praktikum PTD
Oleh
Kelompok 1
Kelompok : I ( satu )
Choirul Anwar
Wilda Rahma
Cindi Setyaningsih
Jurusan : Peternakan
Fakultas : Pertanian
Reynaldi
NPM. 1614141025
i
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah segala puji hanya utuk Allah SWT karena berkat rahmat dan
Pengamatan Sapi Peranakan Ongole ( PO ) dan Simpo serta Kambing Boer dan
Peranakan Etawa ( PE ) ”.
laporan ini.
Laporan ini disusun untuk memenuhi tugas praktikum mata kuliah Produksi
Ternak Daging. Dalam penulisan laporan ini penulis dan pembaca dapat
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan laporan ini banyak kekurangan, maka
dari itu penulis mengharapkan kritik dan saran agar laporan ini bisa lebih
Penulis
ii
DAFTAR ISI
Halaman
LEMBAR PENGESAHAN....................................................................................i
KATA PENGANTAR.............................................................................................ii
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
DAFTAR ISI..........................................................................................................iii
DAFTAR TABEL.....................................................................................................
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang..............................................................................................1
B. Tujuan Praktikum..........................................................................................1
V. KESIMPULAN..................................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
iii
I. PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
Ternak dapat berupa binatang yang telah mengalami domestikasi. Ternak dapat
(kuda dan kelinci). ayam, angsa, kalkun, atau itikdapat digolongkan kedalam
ternak non ruminansia (unggas) dan untuk sapi, kambing, domba, kuda, dan
berkuku genap subordo dari ordo Artiodactyla disebut juga mammalia berkuku.
Nama ruminan berasal dari bahasa Latin "ruminare" yang artinya mengunyah
kembali atau memamah biak, sehingga dalam bahasa Indonesia dikenal dengan
daging nasional dapat dilakukan dengan dua cara yaitu peningkatkan populasi
ternak dan performan sapi potong. Populasi sapi potong nasional pada tahun 2010
B. Tujuan Praktikum
Tujuan praktikum pembuatan probiotik dari cairan rumen yaitu:
1. untuk mengetahui cara pembuatan probiotik;
2. untuk mengetahui faktor-faktor keberhasilan pembuatan probiotik;
3. untuk mengetahui penyebab kerusakan membuat probiotik.
Isi rumen adalah limbah rumah potong hewan (RPH) dari proses pemotongan
ternak ruminansia, baik sapi, kerbau, kambing, maupun domba. Isi rumen berupa
cairan dan padatan. Bentuk padatan menyerupai kombinasi hijauan dan kotoran.
Sepintas warnyanya seperti kotoran tetapi jika diamati lebih seksama tampak
banyak serat-serat yang masih kasar seperti rumput (Susilowati, 2009).
Didalam rumen ternak ruminansia terdapat populasi mikroba yang cukup banyak
jumlahnya. Cairan rumen mengandung bakteri dan protozoa. Konsentrasi bakteri
sekita 10 pangkat 9 setiap cc isi rumen, sedangkan protozoa bervariasi sekitar 10
pangakat 5-10 pangkat 6 setiap cc isi rumen (Tilman, 1991)
Isi rumen diperoleh dari rumah potong hewan. Isi rumen kaya akan nutrisi,
limbah ini sebenarnya sangat potensial bila dimanfaatkan sebagai pakan ternak.
Kandungan rumen sapi meliputi protein 8,86%, lemak 2,60%, serat kasar 28,78%,
kalsium 0,53%, phospor 0,55%, BETN 41,24%, abu 18,54%, dan air 10,92%
(Rasyid 1981).
Produksi biosuplemen mengadung isi rumen sapi bali dilakukan dengan cara
mencampur isi rumen sapi bali dengan medium suplemen sesuai dengan
perlakuan hingga homogen. Isi rumen sapi bali yang telah tercampur dengan
medium suplemen selanjutnya dimasukkan kedalam wadah berpenutup dan
diinkubasi secara anaerob selama 1 minggu pada suhu 39C. Setelah 1 minggu
produk biosuplemen yang mengandung isi rumen sapi bali yang baru diproduksi
yang dikeringkan secara bertahap dengan cara dimasukkan kedalam oven dengan
suhu 39-42 C hingga kadar air menurun menjadi 20-25% selama 2 hari (48
jam) ( Sucahya, dkk ).
Alat yang digunakan pada praktikum kali ini yaitu plastik, mangkok plastik,
thermometer, carter, lakban, neraca digital dan Ph meter.
Bahan yang digunakan pada praktikum kali ini yaitu bekatul, isi rumen, air dan
gula merah.
C. Cara Kerja
A.Hasil Pengamatan
Keterangan:
SB : Sebelum fermentasi
SS : Sesudah fermentasi
B.Pembahasan
Cairan probiotik adalah cairan yang berisi bakteri baik, yaitu bakteri yang
memberikan dampak menyehatkan bagi organisme lain. seperti pada ternak
ruminansia, probiotk dicampurkan pada ransum yang bertujuan untuk
meningkatkan daya cerna dalam rumen ternak, dan dari berbagai hasil penelitian
menunjukan bahwa penggunaan cairan probiotik pada campuran ransum dapat
meningkatkan berat badan ternak, karena probiotik ini dapat membuat
mikroorganisme positif dalam saluran pencernaan menjadi lebih optimal. Cairan
probiotik tersebut dapat dibuat dari isi rumen yang mengandung banyak
mikroorganisme baik seperti yang telah kita praktikan.
Pada praktikum yang kami lakukan cara pembuatan probiotik dengan bahan
utama rumen yang pertama kali dilakukan yaitu menyiapkan rumen yang diambil
dari rumah potong hewan yang masih memiliki mikroba yang hidup didalam
rumen tersebut guna berhasilnya pembuatan probiotik dan ini sesuai dengan
pendapat Susilowati (2009) yamg menyatakan Isi rumen adalah limbah rumah
potong hewan (RPH) dari proses pemotongan ternak ruminansia, baik sapi,
kerbau, kambing, maupun domba. Isi rumen berupa cairan dan padatan. Dan
menurut Tilman (1991) di dalam rumen ternak ruminansia terdapat populasi
mikroba yang cukup banyak jumlahnya. Cairan rumen mengandung bakteri dan
protozoa.
Rumen dijadikan sebagai bahan utama probiotik karena pada rumen selain
terdapat mikroba yang baik pada rumen juga terdapat nutrisi karena rumen
merupakan pakan yang sudah di cerna,terdapat beberapa nutrisi pada rumen yaitu
protein,karbohidrat,lemak kasar,dan lainnya ini sesuai dengan pendapat Rasyid
(1981) yaitu Kandungan rumen sapi meliputi protein 8,86%, lemak 2,60%, serat
kasar 28,78%, kalsium 0,53%, phospor 0,55%, BETN 41,24%, abu 18,54%, dan
air 10,92%. Berdasarkan kandungan tersebut dapat disimpulkan bahwa isi rumen
sapi cukup efektif untuk dijadikan probiotik yang akan di campurkan kedalam
ransum.
Dalam pembuatan cairan probiotik menurut Susilowati (2009) ada banyak faktor
yang mempengaruhi keberhasilannya, salah satunya adalah populasi
mikroorganisme yang ada dalam cairan rumen haruslah ada dan masih hidup, bila
mikroorganisme yang ada dalam isi rumen tersebut sudah mati, maka pembuatan
cairan probiotik akan gagal, dengan tanda tidak adanya gas yang terbentuk pada
wadah pembuatan cairan probiotik tersebut.
6
Pada pengamatan cairan probiotik yang telah jadi melaui mikroskop, sebagian
besar praktikan tidak dapat menemukan mikroorganisme di dalam nya, dan
sebagian lagi ada yang menemukan akan tetapi mikroorganisme tersebut mati. Hal
tersebut karena kurangnya ketelitian praktikan, yaitu tidak mengamati isi rumen
yang akan dipakai menggunakan mikroskop.
7
V. KESIMPULAN
Kesimpulan yang didapatkan dari pembuatan probiotik dari isi rumen yaitu:
1.Mengetahui cara pembuatan probiotik dari isi rumen melalui fermentasi yang
dicampur dengan bekatul secara anaerob.
2. Mengetahui faktor keberhasilan dalam pembuatan probiotik dari isi rumen
yaiotu hidupnya mikroorganisme di dalam cairan isi rumen serta cara penutupan
wadah untuk fermentasi anaerob.
3.Mengetahui faktor kerusakan dalam pembuatan probiotik dari cairan isi rumen
yaitu matinya mikroorganisme dalam cairan rumen jika dilihat dibawah
mikroskop serta cara penutupan untuk ferementasi yang tidak benar.
DAFTAR PUSTAKA