Anda di halaman 1dari 72

1

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Merokok adalah kebiasaan adiktif yang menjadi penyebab terjadinya

kematian dan penyakit. Saat ini, 1,3 milyar dari populasi dewasa adalah perokok.

1 Jumlah perokok secara perlahan mengalami penurunan, namun frekuensinya

mengalami peningkatan pada mereka yang merokok. Konsumsi tembakau (rokok)

di beberapa negara berkembang mengalami peningkatan dengan keuntungan

ekonomi diperoleh dari produksi rokok dan peningkatan ini diperkirakan akan

terus bertambah di masa depan (Bustan, 2013).

Merokok merupakan kebiasaan buruk yang dapat melemahkan sistem

kekebalan tubuh. Selain dapat menyebabkan kanker paru-paru, merokok juga

dapat melemahkan sistem imun tubuh. Berbagai macam toksin yang terkandung

didalam rokok dapat mengganggu fungsi kekebalan tubuh sekaligus memengaruhi

jumlah sel imun yang ada dalam tubuh. Seorang perokok akan banyak mengalami

gangguan kesehatan yang akan dialami, seperti asthma, bronchitis, dan bahkan

pneumonia. Tidak ada cara lain selain berhenti merokok agar memperoleh

kesehatan dan terhindar dari segala macam penyakit (Kent, 2014).

Kebiasaan merokok dapat menyebabkan penurunan daya tahan tubuh

serta menimbulkan berbagai penyakit dan bahkan bisa menyebabkan kematian.

Faktor-faktor menurunya daya tahan tubuh akibat merokok yang dapat meruska

organ tubuh adalah sistem integumentari, sistem skeletal, sistem otot, sistem saraf,

1
2

sistem endokrin, sistem limfatik dan imunitas, sistem kardiovaskular, sistem

respiratori, sistem gastrointestinal, sistem reproduksi, dan sistem genitourinaria.

Bahaya merokok di kalangan remaja perlu diwaspadai, Merokok sudah

menjadi kebiasaan di segala usia dan mungkin bagi mereka yang sudah kecanduan

merokok adalah suatu kebutuhan yang harus di penuhi. Tak terkecuali anak

remaja yang menghisap rokok dengan santai dan harus menghabiskan uang saku

hanya untuk membeli sebatang rokok. Kebiasaan merokok pada anak remaja

disebabkan oleh bujukan teman, melihat iklan di televisi, bergaul dengan orang-

orang yang suka merokok, sehingga dapat menurunkan daya tahan tubuh. Padahal

anak remaja merupakan usia sekolah yang membutuhkan daya tahan tubuh yang

sehat (Mulyaningsih, 2015).

Anak remaja yang mengalami penurunan daya tahan tubuh akan

mengganggu aktifitasnya sehari-hari, dimana aktivitas anak remaja salah satunya

adalah belajar. Apabila anak remaja yang sedang belajar dengan mengalami

penurunan daya tahan tubuh mengakibatkan penurunan daya konsentrasi, sering

mengalami stress, mudah lelah dan mudah mengalami sakit sehingga proses

pembelajaran terganggu (Mark. 2016).

Penurunan fungsi sistem daya tahan tubuh ditandai dengan kurangnya

kemampuan tubuh dalam melawan agen infeksi. Hal ini dapat dikarenakan

kerusakan organ dan komponen imunitas yang tidak dapat bekerja dengan baik

saat tubuh kekurangan asupan yang dibutuhkannya, misalnya oksigen dan

antioksidan. Hal tersebut sangat mungkin disebabkan oleh kebiasaan merokok

(Bustan, 2013).
3

Menurut World Health Organization (WHO, 2014) dalam Global Tobacco

Epidemic (2015) melaporkan bahwa Indonesia menempati urutan ketiga dari

sepuluh negara yang merupakan negara dengan proporsi perokok tertinggi di

dunia. Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2014 sampai 2016

menunjukkan bahwa prevalensi jumlah perokok di Indonesia semakin meningkat

dari tahun ke tahun. Pada tahun 2015, rata-rata jumlah perokok di Indonesia

adalah 34,7% (65,9% laki-laki dan 4,2% perempuan) dan pada tahun 2016

meningkat menjadi 36,3% (68,8% laki-laki dan 6,9% perempuan). Proporsi

terbanyak perokok aktif setiap hari pada umur 30-34 tahun sebesar 33,4 % dengan

rata-rata rokok yang dikonsumsi per harinya sebesar 12,3 batang (setara satu

bungkus rokok) (WHO, 2014).

Menurut riset 51,1 persen rakyat Indonesia adalah perokok aktif, tertinggi

di ASEAN dan sangat jauh bedanya dengan negara-negara tetangga, misalnya:

Brunei Darusallam 0,06% dan Kamboja 1,15%. Pada tahun 2013, 43,8% perokok

berasal dari golongan lemah; 37,7% perokok hanya memiliki ijazah SD; petani,

nelayan dan buruh mencakup 44,5% perokok aktif. 33,4% perokok aktif berusia di

antara 30 hingga 34 tahun. Bagusnya hanya 1,1% perempuan Indonesia adalah

perokok aktif, walaupun tentunya perokok pasif akan lebih banyak (Theodorus,

2011)

Indonesian Family Life Survey (IFLS) tahun 2015 melaporkan bahwa

perokok di Indonesia lebih banyak mengkonsumsi rokok kretek (88,1%)

dibandingkan dengan rokok putih (11,9%). Rokok kretek merupakan rokok yang

terdiri dari tembakau dengan campuran cengkeh. Jardine Fleming Research


4

(2015) menunjukkan bahwa pasar rokok kretek dari tahun 2014 sampai 2016 jauh

lebih banyak dibandingkan dengan pasar rokok putih di Indonesia.

Jumlah perokok dunia mencapai 1,35 miliar orang. Indonesia merupakan

salah satu negara dengan jumlah perokok terbesar di dunia. Data World Health

Organization (WHO) pada tahun 2015, dapat disimpulkan bahwa Indonesia

menempati urutan ketiga setelah China dan India pada sepuluh negara perokok

terbesar dunia. Jumlah perokok Indonesia mencapai 146 juta jiwa pada tahun

2016 dengan 13,2% dari total keseluruhan remaja di Indonesia adalah perokok

aktif. Persentase remaja yang merokok di Indonesia merupakan yang tertinggi

jika dibandingkan dengan persentase tertinggi remaja yang merokok di negara lain

sebesar 11% (WHO, 2015).

Prevalensi perokok di Indonesia pada tahun 2015 sebesar 29,3%, dengan

jumlah perokok pada laki-laki sebanyak 47,5% dan perempuan 1,1%. Provinsi

Sumatera Utara menempati urutan kedelapan dari sepuluh provinsi dengan jumlah

perokok terbesar di Indonesia. Persentase penduduk yang merokok mencapai

26,4%. Persentase ini dihitung berdasarkan jumlah penduduk usia di atas 10

tahun. Sedangkan untuk persentase perokok remaja dapat dilihat dari jumlah

perokok yang berusia 15-19 tahun, yaitu mencapai 11,2%. Pelajar SMA/SMK

berada dalam rentang usia tersebut (Mulyaningsih, 2015).

Secara klinik dan bukti epidemiologi, rokok memberikan efek merugikan

terhadap daya tahan tubuh. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Fateme (2014)

menunjukkan bahwa perokok lebih banyak mengalami kelemahan tubuh dan lebih

parah daripada non-perokok. Beberapa dari aktifitas tersebut merupakan daya


5

tahan tubuh yang menurun ditambah dengan konsentrasi menurun. Penurunan

sistem imun merupakan faktor predisposisi utama meningkatnya insiden berbagai

penyakit.

Menurut Penelitian Bustan (2013), menjelaskan bahwa pengaruh rokok

dapat menyebabkan penurunan fisik yang cepat, perbedaan signifikan diantaranya

adalah kapasitas paru-paru dan volume expiratory (jumlah udara yang dikeluarkan

dari tubuh saat pernafasan). Sedangkan untuk VO2 max, menurut penelitian yang

ditunjukan mengalami penurunan sebanyak 7-10%. Efek rokok pun melihatkan

penerunan kemampuan untuk melakukan aktifitas fisik itu secara optimum karena

perokok memiliki daya tahan (aerobic endurance) berkurang, sesak nafas, dan

peningkatan risiko cedera (Kent, 2014).

Berdasarkan hasil survei yang dilakukan peneliti dari data yang diperoleh

dari RW 3 Dusun I Kelurahan Air Hitam Kabupaten Langkat terdapat 133 orang

anak remaja dimana anak remaja terlihat adanya penurunan daya konsentrasi,

sering mengalami stress, mudah lelah dan mudah mengalami sakit, dan dari 133

orang ada ditemukan 2 orang anak remaja yang sedang sakit yang teridikasi

penyakit saluran pernafasan dan 13 orang mengalami aktivitas yang menurun atau

mudah merasakan lelah, 4 orang yang mengalami mudah stress. Ketika peneliti

melakukan wawancara dengan keluarga anak remaja merka mengatakan bahwa

anak mereka susah konsentrasi ketika belajar dirumah.

Berdasarkan data di atas peneliti tertarik untuk melakukan penelitian yang

dituangkan dalam judul “faktor-faktor yang mempengaruhi penurunan daya tahan


6

tubuh pada anak remaja akibat merokok di RW 3 Dusun I Kelurahan Air Hitam

Kabupaten Langkat tahun 2017”.

1.2. Rumusan Masalah

Rumusan masalah pada penelitian ini adalah apakah ada faktor-faktor yang

mempengaruhi penurunan daya tahan tubuh pada anak remaja akibat merokok di

RW 3 Dusun I Kelurahan Air Hitam Kabupaten Langkat tahun 2017 ?.

1.3. Tujuan penelitian

1.3.1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi penurunan daya

tahan tubuh pada anak remaja akibat merokok di RW 3 Dusun I Kelurahan Air

Hitam Kabupaten Langkat tahun 2017.

1.3.2. Tujuan Khusus

a. Diketahui gambaran anak remaja yang merokok di RW 3 Dusun I

Kelurahan Air Hitam Kabupaten Langkat tahun 2017

b. Diketahui gambaran penurunan daya tahan tubuh berdasarkan konsentrasi

dan daya tahan tubuh pada anak remaja di RW 3 Dusun I Kelurahan Air

Hitam Kabupaten Langkat tahun 2017

c. Diketahui gambaran penurunan daya tahan tubuh berdasarkan mudah

lelah pada anak remaja di RW 3 Dusun I Kelurahan Air Hitam Kabupaten

Langkat tahun 2017


7

d. Diketahui gambaran penurunan daya tahan tubuh berdasarkan munculnya

penyakit pada anak remaja di RW 3 Dusun I Kelurahan Air Hitam

Kabupaten Langkat tahun 2017

e. Diketahui gambaran penurunan daya tahan tubuh berdasarkan mudah

stress pada anak remaja di RW 3 Dusun I Kelurahan Air Hitam

Kabupaten Langkat tahun 2017

f. Diketahuinya faktor yang paling mempengaruhi penurunan daya tahan

tubuh pada anak remaja akibat merokok di RW 3 Dusun I Kelurahan Air

Hitam Kabupaten Langkat tahun 2017

1.4. Manfaat penelitian

1.4.1. Bagi lokasi penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan menjadi bahan masukan bagi masyarakat

untuk mengindari rokok karena rokok dapAt membahayakan diri sendiri

dan orang-orang disekitar orang perokok.

1.4.2. Bagi keperawatan

Hasil penelitian ini diharapkan menjadi bahan masukan untuk

meningkatkan peran perawat sehingga perawat diharapkan mampu

meningkatkan pemberian informasi kepada masyarakat efek dari rokok

terhadap kesehatan maupun ekonomi keluarga.


8

1.4.3. Bagi institusi pendidikan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan referensi, menambah

informasi dan studi literatur mahasiswa khususnya tentang bahaya rokok

terhadap penurunan kekebalan tubuhserta mengalami gangguan kesehatan.

1.4.4. Bagi pengguna rokok

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan bagi

pengguna rokok untuk dapat melakukan pengurangan dan pemberhentian

merokok serta mempertimbangkan tempat atau lokasi sewaktu merokok

untuk menghindari bahaya pada diri sendiri ataupun orang lain


9

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Rokok

2.1.1. Pengertian rokok

Rokok adalah gulungan tembakau yang disalut dengan daun nipah

(Pletcher, 2013). Merokok adalah suatu kata kerja yang berarti melakukan

kegiatan atau aktifitas menghisap, sedangkan perokok adalah orang yang suka

merokok. (Tirtosastro, 2012)

2.1.2. Kandungan rokok

Setiap batang rokok yang dinyalakan akan mengeluarkan lebih dari 4000

bahan kimia beracun yang berbahaya dan dapat mengakibatkan maut. Dengan ini,

setiap sedutan itu menyerupai satu sedutan maut. Di antara kandungan asap rokok

termasuklah aceton (bahan pembuat cat), naftalene (bahan kapur barus), arsen, tar

(bahan karsinogen penyebab kanker), methanol (bahan bakar roket), vinyl

chloride (bahan plastik PVC), phenol butane (bahan bakar korek api), potassium

nitrate (bahan baku pembuatan bom dan pupuk), polonium-201(bahan radioaktif),

ammonia (bahan pencuci lantai), dan sebagainya (Jaya, 2009). Racun yang paling

utama ialah tar, nikotin, dan karbon monoksida (Pletcher, 2013).

Terdapat penjelasan yang lebih jelas bagi beberapa jenis bahan yang

terkandung dalam rokok antara lain adalah sebagai berikut (Pletcher, 2013):

1) Nikotin

9
10

Komponen ini terdapat di dalam asap rokok dan juga di dalam tembakau yang

tidak dibakar. Nikotin bersifat toksik terhadap jaringan saraf, juga

menyebabkan tekanan darah sistolik dan diastolik mengalami peningkatan.

Denyut jantung bertambah, kontraksi otot jantung seperti dipaksa, pemakaian

oksigen bertambah, aliran darah pada pembuluh koroner bertambah, dan

vasokonstriksi pembuluh darah perifer. Nikotin meningkatkan kadar gula

darah, kadar asam lemak bebas, kolesterol LDL, dan meningkatkan agregasi

sel pembekuan darah. Nikotin memegang peran penting dalam ketagihan

merokok

2) Tar

Tar hanya dijumpai pada rokok yang dibakar. Eugenol atau minyak cengkeh

juga diklasifikasikan sebagai tar. Di dalam tar, dijumpai zat-zat karsinogen

seperti polisiklik hidrokarbon aromatis, yang dapat menyebabkan terjadinya

kanker paru-paru. Selain itu, dijumpai juga N nitrosamine di dalam rokok yang

berpotensi besar sebagai zat karsinogenik terhadap jaringan paru-paru (Sitepoe,

2000). Tar juga dapat merangsang jalan nafas, dan tertimbun di saluran nafas,

yang akhirnya menyebabkan batuk-batuk, sesak nafas, kanker jalan nafas, lidah

atau bibir

3) Karbon Monoksida

Gas ini bersifat toksik dan dapat menggeser gas oksigen dari transport hemoglo

bin. Dalam rokok, terdapat 2-6% gas karbon monoksida pada saat merokok,

sedangkan gas karbon monoksida yang diisap perokok paling rendah 400 ppm

(part per million) sudah dapat meningkatkan kadar karboksi-hemoglobin dalam


11

darah sejumlah 2-16%. Kadar normal karboksi-hemoglobin hanya 1% pada

bukan perokok. Seiring berjalannya waktu, terjadinya polisitemia yang akan

mempengaruhi saraf pusat

4) Timah Hitam

Timah hitam merupakan partikel asap rokok. Setiap satu batang rokok yang

diisap mengandung 0,5 mikrogram timah hitam. Apabila seseorang mengisap 1

bungkus rokok perhari, 10 mikrogram timah hitam akan dihasilkan, sedangkan

batas bahaya kadar timah hitam di dalam tubuh adalah 20 mikrogram/hari.

2.1.3. Dewasa muda sebagai golongan sasaran merokok

Sebanyak 8000 perokok di seluruh dunia mati setiap hari akibat penyakit

yang berkaitan dengan kebiasaan merokok. Bagi industri-industri yang terlibat

dalam penghasilan rokok, mereka perlu mencari perokok baru untuk mengga

ntikan mereka yang telah mati, untuk mendapatkan keuntungan yang terus-

menerus. Sasaran perokok baru adalah individu-individu dewasa muda. Hal ini

dilihat sebagai suatu masalah serius karena golongan dewasa muda ini adalah

golongan yang paling banyak memiliki kebiasaan merokok, sekaligus menjadikan

mereka sebagai sasaran yang tepat oleh industri-industri penghasil rokok. Apabila

individu dewasa merokok, peluang mereka untuk terus merokok sampai tua

adalah tinggi. (Tirtosastro, 2012)

Karakteristik remaja yang erat dengan keinginan adanya kebebasan,

independensi, dan memberontak dari norma-norma, dimanfaatkan industri rokok

dengan memunculkan slogan-slogan promosi yang mudah tertangkap mata dan


12

telinga. Menurut riset yang dilakukan Badan Pengawas Obat dan Makanan tahun

2006, ada banyak iklan yang ditawarkan oleh media massa, yaitu sebanyak 9.230

iklan terdapat di televisi, 1.780 iklan di media cetak, dan 3.239 iklan di media luar

ruang, seperti umbul-umbul, papan reklame, dan baliho. Akibat hebatnya iklan

yang dilakukan oleh industri rokok, berdasarkan survei GYTS Indonesia tahun

2006, sebanyak 92,9 persen anak-anak terpapar dengan iklan yang berada di

papan reklame dan 82,8 persen terpapar iklan yang berada di majalah dan koran.

(Kent, 2014)

Kedekatan remaja dengan rokok tidak hanya disebabkan oleh hebatnya

iklan-iklan rokok di media, tetapi mulai dari lingkungan terkecilnya, yaitu

keluarga. Menurut Wisyastuti, pada tahun 2004, hampir tiga perempat dari rumah

tangga di Indonesia memiliki anggaran belanja rokok, artinya minimal terdapat

satu perokok di dalam rumah (Mark. 2016).

2.2. Rokok dan Kesehatan

2.2.1. Efek rokok terhadap tubuh

Secara keseluruhan, tubuh manusia mempunyai 11 jenis sistem, dan

semuanya terintegrasi dalam menjalankan fungsi tubuh, sehingga tubuh mampu

beraktivitas secara optimal antara lain adalah sistem integumentari, sistem

skeletal, sistem otot, sistem saraf, sistem endokrin, sistem limfatik dan imunitas,

sistem kardiovaskular, sistem respiratori, sistem gastrointestinal, sistem

reproduksi, dan sistem genitourinaria (Kalra, 2015).


13

2.2.2. Efek rokok pada sistem respiratori

Merokok merupakan penyebab utama kanker paru-paru, serta penyakit

paru-paru lain yang bersifat kronis dan obstruktif, seperti bronkitis dan emfisema.

Sekitar 85% dari penderita penyakit ini disebabkan oleh rokok. Gejala yang

ditimbulkan berupa batuk kronik, berdahak, dan gangguan pernafasan. Apabila

diadakan tes fungsi paru-paru, maka hasil tes pada perokok lebih buruk

berbanding dengan bukan perokok (Pletcher, 2013).

2.2.3. Efek rokok pada sistem kardiovaskuler

Dalam sistem kardiovaskular, merokok menjadi faktor utama penyebab

penyakit pembuluh darah jantung. Bukan hanya menyebabkan penyakit jantung

koroner, merokok juga mempunyai akibat buruk bagi pembuluh darah otak dan

perifer. Asap yang dihembus oleh para perokok dapat dibagikan atas asap utama

dan asap samping. Asap utama merupakan asap tembakau yang dihirup langsung

oleh perokok, sedangkan asap samping merupakan asap tembakau yang

disebarkan ke udara bebas, yang akan dihirup oleh orang lain, atau perokok pasif.

Telah ditemukan hampir 4000 jenis bahan kimia dalam rokok, dengan 40 jenis di

antaranya bersifat karsinogenik, di mana bahan racun ini lebih banyak terdapat

pada asap samping. Misalnya, karbon monoksida ditemukan 5 kali lipat lebih

banyak pada asap samping berbanding asap utama. Begitu juga dengan

benzopiren, dengan 3 kali lipat, dan amoniak dengan 50 kali lipat. Bahan-bahan

ini dapat bertahan sampai beberapa jam lamanya dalam ruang setelah rokok

berhenti. (Matsunaga, 2015).


14

2.2.4. Efek rokok pada sistem limfatik dan imunitas

Rokok juga dapat mengakibatkan melemahnya sistem imun. Rongga mulut

sangat mudah terpapar efek yang merugikan akibat merokok. Terjadinya

perubahan dalam rongga mulut adalah disebabkan oleh mulut merupakan tempat

awal terjadinya penyerapan zat-zat hasil pembakaran rokok. Temperatur rokok

pada bibir adalah 30°C, sedangkan ujung rokok yang terbakar bersuhu 900°C.

Asap panas yang berhembus secara terus-menerus ke dalam rongga mulut

merupakan rangsangan panas yang menyebabkan perubahan aliran darah dan

mengurangi pengeluaran saliva (Matsunaga, 2015).

2.2.5. Efek rokok pada sistem gastrointestinal

Tar dalam asap rokok juga memperbesar peluang terjadinya radang gusi,

yaitu penyakit gusi yang paling sering terjadi yang disebabkan oleh plak bakteri

dan sebarang faktor lain yang dapat menyebabkan bertumpuknya plak di sekitar

gusi. Tar dapat diendapkan pada permukaan gigi dan akar gigi sehingga

permukaan ini menjadi kasar dan mempermudah perlekatan plak. Dari beberapa

penelitian, plak dan karang gigi lebih banyak terbentuk pada rongga mulut

perokok berbanding yang bukan perokok. Rokok juga melemahkan katup

esofagus distal maupun proksimal, sehingga mengakibatkan regurgitasi asam

lambung ke esofagus. Hal ini akhirnya memicu terjadinya erosi yang disebabkan

oleh asam lambung pada esofagus. (Tirtosastro, 2012)

2.2.6. Efek rokok pada sistem saraf pusat

Bagi sistem saraf pusat, nikotin yang diabsorpsi dapat menimbulkan

tremor tangan dan kenaikan berbagai hormon dan neurohormon dopamin di dalam
15

plasma. berdasarkan rangsangannya terhadap chemoreceptors trigger zone dari

sumsum tulang belakang dan stimulasinya dari refleks vagal, nikotin

menyebabkan mual dan muntah. (Matsunaga, 2015).

2.2.7. Efek rokok pada sistem reproduksi

Merokok akan mengurangi terjadinya konsepsi, fertilitas pria ataupun

wanita yang merokok akan mengalami penurunan, nafsu seksual juga mengalami

penurunan dibandingkan dengan bukan perokok. Wanita perokok akan mengalami

menopause lebih cepat berbanding wanita yang bukan perokok (Mark, 2016).

Pada wanita hamil yang merokok, anak yang dikandung akan mengalami

penurunan berat badan, bayi lahir prematur, karena bayi juga akan turut merokok

secara tidak langsung (Matsunaga, 2015).

2.2.8. Efek merokok pada sistem integumentari

Rokok mengakibatkan kulit menjadi mengerut, kering, pucat, dan

mengeriput terutama di daerah wajah. Mekanisme ini terjadi akibat bahan kimia

yang dijumpai di dalam rokok yang mengakibatkan vasokonstriksi pembuluh

darah tepi dan di daerah terbuka, misalnya pada wajah. Bagi individu yang

berkulit putih, kulit menjadi coklat, mengeriput terutama di daerah pipi dengan

adanya penebalan di antara bagian yang mengeriput ; disebut kulit perokok. (Holt,

2011).

2.2.9. Efek terhadap otak dan daya ingat

Akibat proses aterosklerosis yaitu penyempitan dan penyumbatan aliran

darah ke otak yang dapat merusak jaringan otak karena kekurangan oksigen.

Kelainan tersebut dibagi menjadi 4 bentuk (Holt, 2011):


16

a. Tingkat I : penyempitan kurang dari 75% tanpa disertai keluhan.

b. Tingkat II : defisit neurologis sementara

c. Tingkat III: defisit neurologist yang menghilang disekitar 3 hari atau

frekuensinya meningkat

d. Tingkat IV : terjadi infark otak yang lengkap dan menyebabkan defisit

neurologis yang menetap. Studi tentang hubungan tembakau dan daya ingat

juga dilakukan baru-baru ini. Dari hasil analisis otak, peneliti dari

Neuropsychiatric Institute University of California menemukan bahwa jumlah

dan tingkat kepadatan sel yang digunakan untuk berpikir pada orang yang

merokok jauh lebih rendah daripada orang yang tidak merokok.

2.2.10. Efek rokok terhadap mata

Rokok merupakan penyebab penyakit katarak nuklir, yang terjadi di

bagian tengah lensa. Meskipun mekanisme penyebab tidak diketahui, banyak

logam dan bahan kimia lainnya yang terdapat dalam asap rokok dapat merusak

protein lensa. Merokok juga dikatakan dapat meningkatkan risiko terjadinya

posterior subcapsular opacity. Namun demikian, beberapa penelitian masih

dilakukan bagi membuktikan kebenaran teori ini (IARC, 2014).

2.2.11. Efek rokok pada sistem skeletal

Banyak bukti menunjukkan bahwa merokok dapat menurunkan densitas

tulang, dan menyebabkan fraktur tulang panggul pada wanita yang sudah mati

haid. Terdapat mekanisme yang terlibat dalam proses ini. Zat nikotin dan zat

kadmium yang terdapat dalam asap rokok mempunyai efek langsung pada sel-sel

tulang. Densitas tulang pada perokok juga dipercayai berkurang akibat rendahnya
17

absorpsi kalsium dan vitamin D, serta terdapat perubahan metabolisme dari

beberapa hormon tubuh, terutamanya estrogen, yang terlibat secara tidak langsung

dalam pembentukan tulang. (Coligan, 2015)

2.2.12. Efek rokok pada darah, tungkai, tangan, dan sistem genitourinaria

Pada darah, rokok mengakibatkan leukemia. Rokok juga menyebabkan

kelainan vaskular perifer, yang memicu terjadinya gangren pada tungkai dan

tangan. Pada tangan perokok itu, kelihatan bekas kehitaman yang diakibatkan tar,

sejenis zat karsinogenik pada rokok. Pada sistem genitourinaria, rokok paling

sering mengakibatkan kanker kandung kemih dan kanker ginjal (WHO, 2014).

2.3. Pengaruh rokok terhadap sistem imun tubuh

Rokok memiliki berbagai racun dari bahan kimia yang dikandungnya.

Bahaya merokok yang paling utama datang dari racun karsinogenik dan karbon

monoksida pada asap rokok yang dapat terhirup saluran pernapasan. Keduanya

dapat memicu kerusakan organ dan menurunnya fungsi dari organ sistem

kardiovaskuler dan pernapasan. Akibatnya, tubuh akan lebih sulit melawan kuman

patogen yang berada lingkungan sekitar karena harus mengatasi kerusakan organ

dan melawan racun dari paparan asap rokok. (Coligan, 2015)

Bahaya merokok terhadap daya tahan tubuh dapat menurunkan fungsi

sistem imunitas ditandai dengan kurangnya kemampuan tubuh dalam melawan

agen infeksi. Hal ini dapat dikarenakan kerusakan organ dan komponen imunitas

yang tidak dapat bekerja dengan baik saat tubuh kekurangan asupan yang

dibutuhkannya, misalnya oksigen dan antioksidan. Hal tersebut sangat mungkin


18

disebabkan oleh kebiasaan merokok. Berikut beberapa bahaya merokok terhadap

daya tahan tubuh (WHO, 2014):

a. Kerusakan saluran pernapasan

Merupakan awal terjadinya penurunan daya tubuh. Racun pada rokok

dapat menyebabkan iritasi serta timbulnya lendir pada saluran pernapasan

yang merupakan peluang terjadinya infeksi pada tenggorokan hingga paru.

Infeksi juga dapat menjadi lebih rentan karena asap rokok merusak silia,

rambut kecil pada saluran pernapasan yang berfungsi menangkap debu.

Semakin banyak paparan asap rokok maka akan semakin besar risiko

infeksi tersebut menjadi lebih serius dan menyebabkan kerusakan rongga

udara pada paru.

b. Memicu kondisi autoimun

Kandungan racun karsinogen dan tar menyebabkan tubuh menjadi kurang

efektif melawan infeksi. Sistem imun yang melemah juga berbahaya

karena dapat memicu penyakit autoimun seperti rheumatoid arthritis dan

multiple sclerosis.

c. Menghambat aliran darah

Hal ini merupakan efek dari nikotin sehingga memicu darah menjadi lebih

kental dan menyebabkan nutrisi, mineral dan oksigen yang disebarkan

melalui darah menjadi lebih sedikit. Akibatnya pada perokok,

peradangan pada bagian luar maupun organ dalam tubuh mengalami

perbaikan yang lebih lama.


19

d. Mengurangi jumlah antibodi

Hal ini adalah efek racun dari rokok yang telah memasuki aliran darah.

Antibodi itu sendiri merupakan protein darah yang berperan dalam

mengurangi jumlah agent infeksi spesifik pada tubuh. Akibatnya perokok

akan mengalami masa penyembuhan yang lebih lama dari biasanya.

e. Mengurangi kadar antioksidan

Senyawa antioksidan seperti yang berasal dari vitamin C dalam darah

berfungsi untuk menangkal radikal bebas dan memperbaiki kerusakan

organ. Perokok pada umumnya memiliki kadar antioksidan lebih sedikit

dibandingkan pada individu yang tidak merokok.

f. Meningkatkan sel darah putih

Sama seperti antibodi, sel darah putih juga berfungsi untuk melawan

infeksi, namun pada perokok, inflamasi dan kerusakan yang terus terjadi

menyebabkan kadar sel darah putih terus berada dalam jumlah yang tinggi.

Akibatnya, sel darah putih akan menjadi kurang responsif terhadap agent

penyakit dan jika terjadi dalam waktu yang lama dapat meningkatkan

risiko serangan jantung, stroke, dan perkembangan kanker.

2.4. Pengaruh daya tahan tubuh terhadap rokok

Berhenti merokok adalah cara terbaik untuk menghindari penurunan daya

tahan tubuh menjadi lebih parah. Saat seorang berhenti merokok, sebagian besar

kondisi imunitas akan kembali membaik dengan sendirinya selama individu


20

tersebut tidak terserang penyakit infeksi yang serius seperti pneumonia dan

mengalami kerusakan organ saluran pernapasan. (Coligan, 2015)

Terdapat beberapa hal yang dapat dilakukan untuk meminimalisir efek

merokok terhadap daya tahan tubuh saat sedang mencoba berhenti merokok, di

antaranya (WHO, 2014):

a. Perbaiki pola makan

Memenuhi kebutuhan vitamin dan mineral akan mempercepat pemulihan

daya tahan tubuh serta lengkapi dengan suplemen jika diperlukan.

b. Penuhi kebutuhan vitamin D

Dengan beraktivitas di bawah sinar matahari. Vitamin D adalah komponen

penting dalam mempertahankan daya tahan tubuh.

c. Olahraga

Aktif bergerak akan membantu transport oksigen yang bermanfaat pada

fungsi kardiovaskuler sehingga dapat memperkuat sistem imun tubuh.

d. Hindari sumber penularan

Paparan penyakit infeksi dapat terjadi di mana saja namun hindari pola

penularan yang sangat berisiko seperti saat di rumah sakit dan kontak

terhadap orang yang mengalami penyakit infeksi. Pemutusan penularan

juga dapat dilakukan menjaga kebersihan diri dan lingkungan.


21

2.5. Sistem Kekebalan Tubuh

2.5.1. Pengertian

Sistem kekebalan tubuh/imun adalah sistem pertahanan yang ada pada

tubuh manusia yang berfungsi untuk menjaga manusia dari benda-benda yang

asing bagi tubuh manusia. Pada sistem imun ada istilah yang disebut Imunitas.

Imunitas sendiri adalah ketahanan tubuh kita atau resistensi tubuh kita terhadap

suatu penyakit. Jadi sistem imun pada tubuh kita mempunyai imunitas terhadap

berbagai macam penyakit yang dapat membahayakan tubuh kita. (WHO,2014)

2.5.2. Fungsi sistem imun (kekebalan Tubuh)

Fungsi sistem imun sendiri ada 3, yaitu 1) melindungi tubuh dari invasi

penyebab penyakit dengan cara menghancurkan dan menghilangkan

mikroorganisme atau substansi asing yang masuk ke dalam tubuh, 2)

Menghilangkan jaringan atau sel yang mati atau rusak untuk perbaikan jaringan

dan 3) mengenali dan menghilangkan sel abnormal. (Bustan, 2013)

2.5.3. Faktor-faktor yang mepengaruhi kekebalan tubuh

Menurut Kent, (2014), menjelaskan tentang faktor-faktor yang

mepengaruhi imun/kekebalan tubuh yaitu :

a. Genetik

Kerentanan seseorang terhadap penyakit ditentukan oleh gen hla/mhc.

Genetis sangat berpengaruh terhadap system imun, hal ini dapat

dibuktikandangan suatu penelitian yang dibuktikan bahwa pasangan anak


22

kembar homozigot lebihrentan terhadap suatu allergen dibandingkan dengan

pasangan anak kembar yangheterozigot. Hal ini membuktikan bahwa factor

hereditas mempengaruhi system imun

b. Umur

Hipofungsi sistim imun pd bayi mudah infeksi, pada orang tua autoimun &

kanker. Usia juga mempengaruhi system imun, pada saat usia balita dan anak-

anak systemimun belum matang di usia muda dan system imun akan menjadi

matang di usia dewasadan akan menurun kembali saat usia lanjut

c. Metabolik

Penderita penyakit metabolik/ pengobatan rentan terhadap infeksi

d. Stres

Stres dapat mempengaruhi sistem kekebalan tubuh karena melepas hormon

seperti neuroendokrin, glukokortikoid dan katekolamin. Stres bahkan bisa

berdampak buruk pada produksi antibodi

e. Lingkungan dan nutrisi

Mudah infeksi karena: eksposur berkurang daya tahan karena malnutrisi

f. Olahraga berlebihan

Olahraga berlebihan bisa membakar lebih banyak oksigen dalam tubuh.

Pembakaran yang berlebihan menghasilkan radikal bebas yang menyerang sel

sistem kekebalan tubuh dan menurunkan jumlahnya.


23

g. Tidur

Studi yang dilakukan oleh Michael Irwin dari Universitas California

menunjukkan bahwa kurang tidur menyebabkan perubahan dalam jaringan

sitokin

2.5.4. Faktor-faktor yang mempengaruhi daya tahan tubuh akibat merokok

Faktor-faktor yang mempengaruhi daya tahan tubuh akibat merokok dapat

dilihat 4 faktor yakni (Bustan, 2013).

a. Konsentrasi dan daya ingat

Secara garis besar, kurangnya konsentrasi dan daya ingat bisa saja di pengaruhi

oleh beberapa faktor termasuk penambahan usia, pengaruh gaya hidup, kondisi

fisik, dan akibat pengaruh penyakit tertentu dan berbagai permasalahan

lainnya. Selain itu gaya hidup bagi perokok dapat mengakibatkan penurunan

tingkat konsentrasi atau daya ingat akibat dari zat-zat yang terkandung dalam

rokok yang bias menghambat oksigen kedalam otak.

b. Mudah lelah

Setiap kali kita menghirup asap rokok, kita menghancurkan beberapa alveoli

(kantung udara paru-paru) secara permanen. Hasilnya, cepat merasa lelah dan

cepat capek. Sehingga bagi perokok menghidari berbagai kegiatan-kegiatan

yang membutuhkan pernapasan baik, seperti olah raga, atletik, menari, dan

menyanyi. Sehingga dapat menimbulkan berbagai penyakit padahal manusia

dianjurlkan untuk melakukan berbagai olah raga yang sifatnya rutin untuk

memberikan kebugaran bagi tubuh.


24

c. Timbulya berbagai penyakit

Penyumbatan pembuluh darah otak yang bersifat mendadak atau stroke banyak

dikaitkan dengan merokok. Risiko stroke dan risiko kematian lebih tinggi pada

perokok dibandingkan dengan bukan perokok. Selain penyakit strok dapat juga

timbul penyakit lain yakni pencernaan, kardiovaskuler, saluran pernafasan dan

bahkan gangguan imunitas tubuh yang dapat mengakibatkan penurunan daya

konsentrasi bahkan sering mengalami sakit gigi dan napsu mankan meningkat

d. Mudah stres

Merokok berkaitan erat dengan disabilitas dan penurunan kualitas hidup.

Dalam sebuah penelitian di Jerman sejak tahun 2009-2011 yang melibatkan

4.181 responden, disimpulkan bahwa responden yang memilki ketergantungan

nikotin memiliki kualitas hidup yang lebih buruk, dan hampir 50% dari

responden perokok memiliki setidaknya satu jenis gangguan kejiwaan yakni

yang mudah mengalami stres.

2.6. Remaja

2.6.1. Pengertian

Remaja Kata “remaja” berasal dari bahasa latin yaitu adolescere yang

berarti to grow atau to grow maturity. Banyak tokoh yang memberikan definisi

tentang remaja, seperti DeBrun (dalam Rice, 2010) mendefinisikan remaja sebagai

periode pertumbuhan antara masa kanak-kanak dengan masa dewasa. Olds (2011)

tidak memberikan pengertian remaja (adolescent) secara eksplisit melainkan

secara implisit melalui pengertian masa remaja (adolescence).


25

Menurut Mark (2016) menjelaskan bahwa masa remaja adalah masa

transisi perkembangan antara masa kanak-kanak dan masa dewasa yang pada

umumnya dimulai pada usia 12 atau 13 tahun dan berakhir pada usia akhir belasan

tahun atau awal 18 tahun.

Masa remaja meliputi usia antara 11 hingga 18 tahun. masa remaja akhir

(16 tahun hingga 18 tahun). Masa remaja awal dan akhir dibedakan oleh Gullota

karena pada masa remaja akhir individu telah mencapai transisi perkembangan

yang lebih mendekati masa dewasa (Monks, 2011).

2.6.2. Fase Remaja

Menurut Monks (2011), batasan usia remaja adalah antara usia 12 tahun

hingga usia 21 tahun. Monks membagi masa remaja menjadi tiga fase, yaitu:

a. Fase remaja awal dalam rentang usia 12–13 tahun

b. Fase remaja madya dalam rentang usia 13–15 tahun

c. Fase remaja akhir dalam rentang usia 15–18 tahun.

Menurut Mark (2016) menjelaskan tenatng rentang waktu usia remaja

ini biasanya dibedakan atas tiga, yaitu :

a. 12 – 15 tahun masa remaja awal

b. 15 – 18 tahun masa remaja pertengahan

c. 18 – 21 tahun masa remaja akhir.


26

2.6.3. Perkembangan Remaja

Perkembangan Remaja sering disebut juga dengan masa pubertas. Masa

puber adalah fase dalam rentang perkembangan ketika anak-anak berubah dari

makhluk aseksual menjadi makhluk seksual. Masa puber adalah suatu tahap dalam

perkembangan saat terjadi kematangan alat-alat seksual dan tercapai kemampuan

reproduksi. Tahap ini disertai dengan perubahan-perubahan dalam pertumbuhan

dan perkembangan somatis dan perspektif psikologis, seperti pertumbuhan dan

perkembangan fisik, kognitif, emosi, dan psikososial (Olds, 2011).


27

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Kerangka Konsep

Kerangka konsep dalam penelitian ini disusun berdasarkan tinjauan pustaka

dimana penelitian ini menjelaskan "faktor-faktor yang mempengaruhi penurunan

daya tahan tubuh pada anak remaja akibat merokok di RW 3 Dusun I Kelurahan

Air Hitam Kabupaten Langkat tahun 2017”.

Variabel Independent (X) Variabel Dependent (Y)

Sistem Kekebalan Tubuh


a. Konsentrasi dan daya
Ingat
b. Mudah lelah Rokok
c. Timbul Berbagai
Penyakit
d. Mudah Stres

3.2. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini adalah penelitian ini

adalah deskriptif untuk melihat faktor-faktor yang mempengaruhi penurunan daya

tahan tubuh pada anak remaja akibat merokok di RW 3 Dusun I Kelurahan Air

Hitam Kabupaten Langkat tahun 2017.

27
28

3.3. Lokasi dan Waktu Penelitian

3.4.1. Lokasi

Lokasi yang dipilih sebagai tempat penelitian adalah di RW 3 Dusun I

Kelurahan Air Hitam Kabupaten Langkat

3.4.2. Waktu penelitian

Waktu penelitian ini akan direncanakan pada bulan Mei-Juli tahun 2017.

3.4. Populasi dan Sampel

Populasi yang diambil dalam penelitian ini adalah responden adalah yang

anak remaja di RW 3 Dusun I Kelurahan Air Hitam Kabupaten Langkat sebanyak

133 orang

3.1.1. Sampel

Dalam penelitian ini teknik sampel yang digunakan adalah acsidental

sampling sebanyak 133 orang. untuk menentukan jumlah sampel dalam penelitian

ini digunakan menggunakan Rumus Slovin (Arikonto, 2010).

Rumus :
N
n=
1 + N (d)²

133
n=
1 + 133 (d)²

133
n=
1 + 133 (0,1)
29

133
n=
1 + 1,33

133
n=
2,33

n = 57 orang

Keterangan :
N : besar populasi
n : besar sampel primigravida
d : tingkat kepercayaan / ketepatan yang diinginkan (0,1)

Sampel dalam penelitian ini yaitu anak remaja di RW 3 Dusun I

Kelurahan Air Hitam Kabupaten Langkat sebanyak 57 orang. Sampel dalam

penelitian ini mempunyai kriterian yaitu :

1. Inklusi

a. Bersedia menjadi responden

b. Tidak dalam keadaan sakit

c. Remaja yang tinggal di RW 3 Dusun I Kelurahan Air Hitam Kabupaten

Langkat

2. Ekslusi

a. Tidak bersedia menjadi responden

b. Dalam keadaan sakit

c. Remaja diluar dari RW 3 Dusun I Kelurahan Air Hitam Kabupaten

Langkat

d. Remaja yang pada saat dilakukan penelitian tidak berada di tempat

penelitian
30

3.5. Defenisi Operasional

Definisi
Variabel Alat ukur Hasil Ukur Skala
Operasional
Variabel
Independen
Konsentrasi Keadaan ingatan Kuesioner Diukur menggunakan Interval
dan daya yang menurun nilai median dengan
ingat akibat dari nilai :
berbagai zat yang a. Baik (Jika nilai 3-
ada didalam 4)
rokok b. Tidak Baik (Jika
nilai 0-2)

Mudah lelah Kondisi tubuh Kuesioner Diukur menggunakan Interval


anak remaja nilai median dengan
dengan nilai
penurunan a. Baik (Jika nilai 2-
aktifitas sehari- 3)
hari dengan b. Tidak Baik (Jika
ketidak mampuan nilai 0-1)
melakukan
pekerjaan ringan.

Timbulya Munculnya Kuesioner Diukur menggunakan Interval


berbagai berbagai penyakit nilai median dengan
penyakit yang dialami nilai
anak remaja a. Baik (Jika nilai 3-
akibat penurunan 4)
daya tahan tubuh b. Tidak Baik (Jika
nilai 0-2)

Mudah stres Ketidakstabilan Kuesioner Diukur menggunakan Interval


pola perilaku nilai median dengan
anak remaja nilai
dalam a. Baik (Jika nilai 3-
menentukan 4)
sikap terhadap b. Tidak Baik (Jika
masalah yang nilai 0-2)
dihadapai dalam
lingkungan
sehari-hari
31

Dependen
Rokok Batang silinder Lembaran Diukur menggunakan Interval
yang dibuat Kuesioner nilai median dengan
menggunakan nilai
kertas yang diisi a. Perokok Berat
dengan (jika nilai jawaban
menggunakan 7-10)
daun tembakau b. Sering Merokok
dan bahan-bahan (Jika nilai
lainnya jawaban 4-6)
c. Kadang Merokok
(Jika nilai
jawaban 0-3)

3.6. Metode Pengumpulan Data

3.6.1. Data primer

Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari responden yaitu dari

hasil kuesioner yang disebarkan kepada responden. Kemudian kuesioner yang

telah diisi dikumpulkan dan dicek kelengkapannya oleh peneliti untuk diolah dan

dianalisa. Data primer meliputi karakteristik responden, yaitu umur, jenis kelamin,

lama mengkonsumsi rokok dan gangguan kesehatan.

3.6.2. Data sekunder

Data sekunder yaitu data yang diperoleh dari studi dokumentasi melalui

status responden tentang jumlah responden yang mengkonsumsi rokok.

3.7. Aspek Pengukuran

1.8.1 Perokok

Untuk mengetahui variabel perokok diajukan kepada responden terdari

dari 10 pertanyaan tentang alasan merokok, jenis rokok yang dikonsumsi, jumlah

rokok yang dihisap dalam satu hari dan tempat jika merokok dimana jika jawaban
32

Ya diberi skor 1 dan bila tidak diberi skor 0, sehingga total maksimal adalah 10

dan skor minimum adalah 0. Total skor dikategorikan menjadi 2 yaitu :

a. Baik = 6 – 10

b. Tidak Baik = 0-5

1.8.2 Konsentrasi Daya Ingat

Untuk mengetahui variabel konsentrasi daya ingat digunakan lembaran

kuesioner yang diajukan kepada responden tentang konsentrasi dan daya ingat

dengan jumlah pertanyaan 4 buah. Dimana jika jawaban Ya diberi skor 1 dan

bila tidak diberi skor 0, sehingga total maksimal adalah 4 dan skor minimum

adalah 0. Total skor dikategorikan menjadi 2 yaitu :

a. Baik, bila responden bisa menjawab benar 3-4 dengan total skor ≥ 50% dari

total skor

b. Tidak Baik , bila responden bisa menjawab benar 0-2 dengan total skor ≤50 %

dari total skor

1.8.3 Mudah lelah

Untuk mengetahui variabel mudah lelah jumlah pertanyaan 3 buah

digunakan lembaran kuesioner yang diajukan kepada responden. Dimana jika

jawaban Ya diberi skor 1 dan bila tidak diberi skor 0, sehingga total maksimal

adalah 3 dan skor minimum adalah 0. Total skor dikategorikan menjadi 2 yaitu :

a. Baik, bila responden bisa menjawab benar 2-3 dengan total skor ≥ 50% dari

total skor

b. Tidak Baik, bila responden bisa menjawab benar 0-1 dengan total skor ≤50 %

dari total skor


33

1.8.4 Timbul berbagai penyait

Untuk mengetahui variabel timbul berbagai penyakit digunakan lembaran

kuesioner yang diajukan kepada responden tentang timbul berbagai penyakit

dengan jumlah pertanyaan 4 buah. Dimana jika jawaban Ya diberi skor 1 dan

bila tidak diberi skor 0, sehingga total maksimal adalah 4 dan skor minimum

adalah 0. Total skor dikategorikan menjadi 2 yaitu :

a. Baik, bila responden bisa menjawab benar 3-4 dengan total skor ≥ 50% dari

total skor

b. Tidak Baik , bila responden bisa menjawab benar 0-2 dengan total skor ≤50 %

dari total skor

1.8.5 Mudah stres

Untuk mengetahui variabel mudah stres digunakan lembaran kuesioner

yang diajukan kepada responden tentang mudah stres dengan jumlah pertanyaan

4 buah. Dimana jika jawaban Ya diberi skor 1 dan bila tidak diberi skor 0,

sehingga total maksimal adalah 4 dan skor minimum adalah 0. Total skor

dikategorikan menjadi 2 yaitu :

a. Baik, bila responden bisa menjawab benar 3-4 dengan total skor ≥ 50% dari

total skor

b. Tidak Baik , bila responden bisa menjawab benar 0-2 dengan total skor ≤50 %

dari total skor


34

3.8. Uji Validitas dan Reabilitas

Instrumen penelitian digunakan untuk mengumpulkan data dari subjek

penelitian (Arikunto, 2009). Pada penelitian ini peneliti menggunakan alat

instrumen penelitian yaitu menggunakan kuesioner tertutup yang dibuat

berdasarkan konsep yang ada. Kuesioner yang digunakan menggunakan skala

Likert.

Uji validitas kuesioner dilakukan dengan menggunakan uji Korelasi

Pearson, sedangkan uji reabilitas dilakukan dengan menggunakan uji Cronbach,h

Alpha. Teknik ini bertujuan untuk menguji apakah tiap item atau butir pertanyaan

dalam kuesioner benar-benar dapat mengukur faktor yang akan diukur dan

konsisten menyatakan hasil ukur. Pernyataan dalam kuesioner akan disebut valid

atau relibel, jika nilai korelasi atau alpha pertanyaan tersebut lebih besar dari nilai

tabel dalam hal ini adalah jumlah sampel. Pada kasus uji relibilitas dan validitas

dalam penelitian ini jumlah sampel (n) = 10 orang dan besarnya df dapat dihitung

10 – 2 = 8 dengan df 8 lalu bandingkan nilai correlated item – total corerelation

baik dengan hasil perhitungan r table = 0,631 dengan ketentuan

a. Nilai r - hitung variable ≥ 0,631 dikatakan valid

b. Nilai r-hitung variable < 0,631dikatakan tidak valid

Pengujian validitas dan reabilitas direncanakan pada faktor-faktor yang

mempengaruhi penurunan daya tahan tubuh pada anak remaja akibat merokok. Uji

validitas dan reliabilitas berdasarkan jumlah responden nantinya.


35

Reliabilitas data merupakan indeks yang menunjukan sejauh mana suatu alat

pengukuran dapat menunjukan ketetapan dan dapat dipercaya dengan

menggunakan metode Cronbach,s Alpha, yaitu menganalisis alat ukur dari satu

kali pengukuran, dengan ketentuan jika nilai r-alpha = 7.993 > r-tabel 0.631 =

maka dinyatakan realibel, dimana kententuan reliabilitas adalah :

a. Nilai r-alpha ≥ r-tabel dikatakan reliable

b. Nilai r-alpha < r-tabel dikatakan tidak reliable

3.9. Pengolahan Data

Setelah data terkumpul melalui kuesioner, maka dilakukan pengolahan data

yang melalui tahapan sebagai berikut :

1. Seleksi data (Editing)

Dimana penulis akan melakukan penelitian terhadap data yang diperoleh dan

diteliti apakah terdapat kekeliruan atau tidak dalam penelitian.

2. Pemberian kode (Coding)

Setelah dilakukan editing, selanjutnya penulis memberikan kode tertentu pada

tiap-tiap data sehingga memudahkan dalam scoring analisis terhadap data-

data yang ada.

3. Peberian Skor (Scoring)

Pada tahap ini peneliti menentukan jumlah skor dalam penelitian ini dengan

menggunakan skala yang terkait dengan cara jumlah jawaban yang benar

dibagi jumlah soal dan dikalikan 100%

4. Pengelompokkan data (Tabulating)


36

Pada tahap ini jawaban responden yang sama dikelompokkan dengan teliti

dan teratur lalu dihitung dan dijumlahkan, kemudian dituliskan dalam bentuk

tabel-tabel.

3.10. Analisa Data

Analisa data digunakan untuk mengetahui faktor-faktor yang

mempengaruhi penurunan daya tahan tubuh pada anak remaja akibat merokok di

RW 3 Dusun I Kelurahan Air Hitam Kabupaten Langkat tahun 2017. Data

penelitian yang diperoleh dari hasil kuesioner berupa jawaban dari responden di

ubah menjadi data kuantitatif berupa skor nilai, lalu data yang telah terkumpul

tersebut dilakukan analisa, langkah-langkah dalam analisa tersebut adalah:

a. Analisa univariat adalah suatu tabel yang menggambarkan pengkajian data

secara tunggal variabel-variabel independen dan dependen dalam bentuk

distribusi frekuensi.

b. Analisa bivariat adalah suatu tabel yang menggambarkan penyajian data dari

dua variabel secara silang, kemudian dilakukan pembahasan dengan

membandingkan teori dan hasil penelitian yang terdahulu dengan

menggunakan statistik chai-square. Pada taraf kepercayaan 95% (p < 0,05),

kemudian dilakukan pembahasan dengan membandingkan teori dan hasil

penelitian yang terdahulu (Hastono, 2009).

c. Analisa Multivariat dilakukan untuk melihat sejauh mana pengaruh masing-

masing variabel independen yaitu faktor pendukung (konsentrasi dan daya

ingat, mudah lelah, timbulya berbagai penyakit, mudah stres) dengan variabel

dependen yaitu rokok menggunakan uji regresi logistik ganda. Besarnya


37

risiko pada analisis multivariat dinyatakan sebagai adjusted OR dengan 95%

Confidence Interval (CI)

3.11. Etika Penelitian

Dalam melakukan penelitian, peneliti memandang perlu adanya

rekomendasi dari pihak intitusi dengan mengajukan permohonan izin kepada

intitusi tempat penelitian. Setelah mendapat persetujuan barulah dilakukan

penelitian dengan menekankan masalah etika penelitian meliputi :

1. Informed Consent (Persetujuan)

Memberi lembaran persetujuan dan menjelasan kepada responden tentang

tujuan penelitian dan prosedur pelaksanaan penelitian. Apabila calon

responden bersedia maka responden dipersilahkan untuk menandatangani

informed consent tetapi jika calon responden tidak bersedia, maka calon

responden berhak untuk menolak dan mengundurkan diri selama proses

pengumpulan data berlangsung.

2. Anonymity (Tanpa Nama)

Penelitian ini tidak menimbulkan resiko bagi individu yang menjadi responden,

baik resiko fisik maupun psikologis.

3. Confidential (Kerahasiaan)

Kerahasiaan catatan mengenai data responden di jaga dengan cara tidak

menuliskan nama responden pada instrumen dan peneliti memusnahkan

instrumen penelitian setelah proses penelitian selesai. Data-data yang diperoleh

dari responden juga hanya digunakan untuk kepentingan penelitian.


38

BAB IV

HASIL PENELITIAN

4.1. Karakteristik Responden

Responden dalam penelitian ini berjumlah 57 orang anak remaja. Hasil

tentang karakteristik responden dalam penelitian ini digunakan untuk mengetahui

gambaran umum responden berdasarkan umur, jenis kelamin dan pekerjaan orang

tua. Data gambaran karakteristik responden yakni anak remaja di RW 3 Dusun I

Kelurahan Air Hitam Kabupaten Langkat tahun 2017 akan disajikan dalam bentuk

tabel 4.1 sebagai berikut:

Tabel 4.1. Distribusi frekuensi karakteristik responden tentang umur, jenis


kelamin dan pekerjaan orang tua di RW 3 Dusun I Kelurahan
Air Hitam Kabupaten Langkat tahun 2017

Karakteristik f %
Umur
1 < 12 tahun 8 14
2 13-16 tahun 28 49
3 >16 tahun 21 37
Jenis Kelamin
1 Laki-laki 56 98
2 Perempuan 1 2
Pekerjaan Orangtua
1 Petani 12 21
39

2 Wiraswasata 22 39
3 Karyawan 19 33
4 PNS 4 7
Jumlah 57 100

Berdasarkan tabel 4.1 dapat dilihat dari umur responden mayoritas umur
38

13-16 tahun sebanyak 28 orang (49%) dan minoritas umur < 12 tahun sebanyak 8

orang (14%). Dilihat dari jenis kelamin mayoritas laki-laki sebanyak 56 orang

(98%) dan minoritas perempuan sebanyak 1 orang (2%). Sedangkan berdasarkan

pekerjaan orang tua mayoritas wiraswasata sebanyak 22 orang (37%) dan

minoritas PNS sebanyak 4 orang (7%).

4.2. Analisa Univariat

4.2.1. Konsentrasi Daya Ingat


Tabel 4.2. Distribusi frekuensi tentang konsentrasi daya ingat anak remaja
di RW 3 Dusun I Kelurahan Air Hitam Kabupaten Langkat
tahun 2017

Variabel Jumlah (n) Persentase (%)

Konsentrasi Daya Ingat

a. Baik 40 70

b. Tidak Baik 17 30

Total 57 100

Berdasarkan tabel 4.2. dapat dilihat bahwa konsentrasi daya ingat dari 57

responden mayoritas mengatakan baik sebanyak 40 orang (70%) dan minoritas

mengatakan tidak baik sebanyak 17 orang (30%).


40

4.2.2. Mudah Lelah


Tabel 4.3. Distribusi frekuensi tentang mudah lelah pada anak remaja di
RW 3 Dusun I Kelurahan Air Hitam Kabupaten Langkat tahun
2017

Variabel Jumlah (n) Persentase (%)


Mudah Lelah
28 49
a. Baik

b. Tidak Baik 29 51

Total 57 100

Berdasarkan tabel 4.3. dapat dilihat bahwa mudah lelah dari 57

responden mayoritas mengatakan tidak baik sebanyak 29 orang (51%) dan

minoritas mengatakan baik sebanyak 28 orang (49%).

4.2.3. Timbul Berbagai Penyakit


Tabel 4.4. Distribusi frekuensi tentang timbul berbagai penyakit pada anak
remaja di RW 3 Dusun I Kelurahan Air Hitam Kabupaten
Langkat tahun 2017

Variabel Jumlah (n) Persentase (%)


Timbul Berbagai Penyakit
a. Baik 36 63
b. Tidak Baik 21 37

Total 57 100
41

Berdasarkan tabel 4.3. dapat dilihat bahwa timbul berbagai penyakit dari

57 responden mayoritas mengatakan baik sebanyak 36 orang (63%) dan minoritas

mengatakan tidak baik sebanyak 21 orang (37%).

4.2.4. Mudah Stres


Tabel 4.4. Distribusi frekuensi tentang mudah stres pada anak remaja di
RW 3 Dusun I Kelurahan Air Hitam Kabupaten Langkat tahun
2017

Variabel Jumlah (n) Persentase (%)


Mudah Stres
a. Baik 38 67
b. Tidak Baik 19 33

Total 57 100

Berdasarkan tabel 4.4. dapat dilihat bahwa mudah stres dari 57

responden mayoritas mengatakan baik sebanyak 38 orang (67%) dan minoritas

mengatakan tidak baik sebanyak 19 orang (33%).

4.2.5. Merokok
Tabel 4.5. Distribusi frekuensi tentang merokok pada anak remaja di RW
3 Dusun I Kelurahan Air Hitam Kabupaten Langkat tahun
2017

Variabel Jumlah (n) Persentase (%)


Merokok
a. Perokok Berat 29 51
b. Sering Merokok 20 35

c. Kadang-kadang Merokok 8 14
42

Total 57 100

Berdasarkan tabel 4.5. dapat dilihat bahwa anak remaja merokok dari 57

orang mayoritas perokok berat sebanyak 29 orang (51%) dan minoritas kadang-

kadang merokok sebanyak 8 orang (14%).

4.3. Analisa Bivariat

4.3.1. Pengaruh penuruan konsentrasi daya ingat pada remaja akibat


merokok di RW 3 Dusun I Kelurahan Air Hitam Kabupaten Langkat
tahun 2017

Berdasarkan hasil penelitian, maka pengaruh penuruan konsentrasi daya

ingat pada remaja akibat merokok di RW 3 Dusun I Kelurahan Air Hitam

Kabupaten Langkat tahun 2017 sebagai berikut

Tabel 4.6. Pengaruh penuruan konsentrasi daya ingat pada remaja akibat
merokok di RW 3 Dusun I Kelurahan Air Hitam Kabupaten
Langkat tahun 2017

Merokok
Konsentrasi Kadang- Total
daya ingat Perokok Sering Sig
Kadang
Berat Merokok
Merokok
n % n % n % N %
1. Baik 24 42 9 16 7 12 40 70
0,009
2. Tidak Baik 5 9 11 19 1 2 17 30
Jumlah 29 51 20 35 8 14 57 100

Berdasarkan tabel 4.6 dapat diketahui bahwa konsentrasi daya ingat remaja

yang mengatakan baik sebanyak 40 orang dimana merokok mayoritas menyatakan

perokok berat sebanyak 24 orang (42%) dan minoritas kadang-kadang merokok

sebanyak 7 orang (12%). Sementara konsentrasi daya ingat remaja yang


43

mengatakan tidak baik sebanyak 17 orang dimana merokok mayoritas menyatakan

sering merokok sebanyak 11 orang (19%) dan minoritas kadang-kadang merokok

sebanyak 1 orang (2%).

Hasil uji statistik dengan menggunakan taraf signifikan 0,05 menunjukan

bahwa ada pengaruh penuruan konsentrasi daya ingat pada remaja akibat merokok

dimana nilai p.value = 10,049 pada df = 2 dimana Sig < α (0,007 < 0,05). Jadi

variabel independen mempunyai pengaruh dengan variabel dependen atau ada

pengaruh penuruan konsentrasi daya ingat pada remaja akibat merokok di RW 3

Dusun I Kelurahan Air Hitam Kabupaten Langkat tahun 2017.

4.3.2. Pengaruh mudah lelah pada remaja akibat merokok di RW 3 Dusun I


Kelurahan Air Hitam Kabupaten Langkat tahun 2017

Berdasarkan hasil penelitian, maka pengaruh penuruan mudah lelah pada

remaja akibat merokok di RW 3 Dusun I Kelurahan Air Hitam Kabupaten

Langkat tahun 2017 sebagai berikut

Tabel 4.7. Pengaruh mudah lelah pada remaja akibat merokok di RW 3


Dusun I Kelurahan Air Hitam Kabupaten Langkat tahun 2017

Merokok
Mudah lelah Kadang- Total
Perokok Sering Sig
Kadang
Berat Merokok
Merokok
n % n % n % N %
1. Baik 17 30 5 9 6 10 28 49
0,009
2. Tidak Baik 12 21 15 26 2 13 29 51
Jumlah 29 51 20 35, 8 23 57 100
44

Berdasarkan tabel 4.7 dapat diketahui bahwa mudah lelah remaja yang

mengatakan baik sebanyak 28 orang dimana merokok mayoritas menyatakan

perokok berat sebanyak 17 orang (29%) dan minoritas sering merokok sebanyak 5

orang (9%). Sementara mudah lelah remaja yang mengatakan tidak baik sebanyak

29 orang dimana merokok mayoritas menyatakan sering merokok sebanyak 15

orang (26%) dan minoritas kadang-kadang merokok sebanyak 2 orang (3%).

Hasil uji statistik dengan menggunakan taraf signifikan 0,05 menunjukan

bahwa ada pengaruh penuruan mudah lelah pada remaja akibat merokok dimana

nilai p.value = 7,847 pada df = 2 dimana Sig < α (0,009 < 0,05). Jadi variabel

independen mempunyai pengaruh dengan variabel dependen atau ada pengaruh

penuruan mudah lelah pada remaja akibat merokok di RW 3 Dusun I Kelurahan

Air Hitam Kabupaten Langkat tahun 2017.

4.3.3. Pengaruh timbul berbagai penyakit pada remaja akibat merokok di


RW 3 Dusun I Kelurahan Air Hitam Kabupaten Langkat tahun 2017

Berdasarkan hasil penelitian, maka pengaruh penuruan timbul berbagai

penyakit pada remaja akibat merokok di RW 3 Dusun I Kelurahan Air Hitam

Kabupaten Langkat tahun 2017 sebagai berikut

Tabel 4.8. Pengaruh timbul berbagai penyakit pada remaja akibat


merokok di RW 3 Dusun I Kelurahan Air Hitam Kabupaten
Langkat tahun 2017

Merokok
Timbul Kadang- Total
berbagai Perokok Sering Sig
Kadang
penyakit Berat Merokok
Merokok
n % n % n % N %
45

1. Baik 23 40 8 14 5 9 36 63
0,007
2. Tidak Baik 6 10 12 21 3 5 21 36
Jumlah 29 50 20 35 8 14 57 100

Berdasarkan tabel 4.8 dapat diketahui bahwa timbul berbagai penyakit

pada remaja yang mengatakan baik sebanyak 36 orang dimana merokok mayoritas

menyatakan perokok berat sebanyak 23 orang (40%) dan minoritas sering

merokok sebanyak 8 orang (14%). Sementara timbul berbagai penyakit pada

remaja yang mengatakan tidak baik sebanyak 21 orang dimana merokok

mayoritas menyatakan sering merokok sebanyak 12 orang (21%) dan minoritas

kadang-kadang merokok sebanyak 3 orang (5%).

Hasil uji statistik dengan menggunakan taraf signifikan 0,05 menunjukan

bahwa ada pengaruh penuruan timbul berbagai penyakit pada remaja akibat

merokok dimana nilai p.value = 7,863 pada df = 2 dimana Sig < α (0,007 <

0,05). Jadi variabel independen mempunyai pengaruh dengan variabel dependen

atau ada pengaruh penuruan timbul berbagai penyakit pada remaja akibat

merokok di RW 3 Dusun I Kelurahan Air Hitam Kabupaten Langkat tahun 2017.

4.3.4. Pengaruh mudah stres pada remaja akibat merokok di RW 3 Dusun I


Kelurahan Air Hitam Kabupaten Langkat tahun 2017

Berdasarkan hasil penelitian, maka pengaruh mudah stres pada remaja

akibat merokok di RW 3 Dusun I Kelurahan Air Hitam Kabupaten Langkat tahun

2017 sebagai berikut


46

Tabel 4.9 Pengaruh mudah stres pada remaja akibat merokok di RW 3


Dusun I Kelurahan Air Hitam Kabupaten Langkat tahun 2017

Merokok
Mudah stress Kadang- Total
Perokok Sering Sig
Kadang
Berat Merokok
Merokok
n % n % n % n %
1. Baik 23 49 8 14 7 12 38 67
0,002
2. Tidak Baik 6 11 12 21 1 2 19 33
Jumlah 29 5 20 35 8 14 57 100
Berdasarkan tabel 4.9 dapat diketahui bahwa mudah stres pada remaja

yang mengatakan baik sebanyak 40 orang dimana merokok mayoritas menyatakan

perokok berat sebanyak 23 orang (40%) dan minoritas kadang-kadang merokok

sebanyak 7 orang (12%). Sementara mudah stres pada remaja yang mengatakan

tidak baik sebanyak 19 orang dimana merokok mayoritas menyatakan sering

merokok sebanyak 12 orang (21%) dan minoritas kadang-kadang merokok

sebanyak 1 orang (2%).

Hasil uji statistik dengan menggunakan taraf signifikan 0,05 menunjukan

bahwa ada pengaruh mudah stres pada remaja akibat merokok dimana nilai

p.value = 10,049 pada df = 2 dimana Sig < α (0,002 < 0,05). Jadi variabel

independen mempunyai pengaruh dengan variabel dependen atau ada pengaruh

mudah stres pada remaja akibat merokok di RW 3 Dusun I Kelurahan Air Hitam

Kabupaten Langkat tahun 2017.

4.3.5. Hasil Uji Bivariat

No Variabel Sig α
1 Daya Ingat 0,009 0,05
2 Mudah lelah 0,009 0,05
47

3 Timbul berbagai penyait 0,007 0,05


4 Mudah Stres 0,002 0,05

Berdasarkan tingkat keyakinan 95%, dapat disimpulkan bahwa variabel

mudah stres diperoleh 0,002 maka variabel bebas signifikan dengan variabel

terikat, dimana Ho diterima karena sig 0,002 > 0,05 maka layak untuk dilakukan

uji berikutnya melihat factor yang mana yang paling mempengaruhi dari empat

variable bebas.

4.4. Analisis Multivariat

Hasil yang diperoleh melalui analisis multivariat melalui uji regresi

logistik dengan melalui interpretasi yakni pertama pengujian secara keseluruhan

(Overall Test), Kedua pengujian parsial (Partial Test), ketiga dengan uji

Kelayakan dan kesesuaian model (Goodness of fit).

4.4.1 Overall Test

Tabel 4.10 Hasil Analisis Multivariat melalui Uji Overall Test tentang
faktor-faktor yang mempengaruhi penurunan daya tahan
tubuh pada anak remaja akibat merokok

Chi-square df Sig
Step 1 Step 27.921 1 .000
Block 27.921 1 .000
Model 27.921 1 .000

Berdasarkan tabel diatas menunjukan bahwa nilai Chi-Square sebesar

27,921 dengan sig 0,000 (model) dengan tingkat keyakinan 95 persen, ada

minimal satu variabel bebas yang berpengaruh pada variabel terikat. Sehingga

dapat disimpulkan bahwa model dapat digunakan untuk analisis lanjut.


48

4.4.2 Partial Test

Tabel 4.11 Hasil Analisis Multivariat melalui Uji Partial Test tentang
faktor-faktor yang mempengaruhi penurunan daya tahan
tubuh pada anak remaja akibat

Variables in the Equation


95% C.I.for
Exp EXP(B)
B S.E. Wald df Sig.
(B)
Lower Upper
Step Konsentr
1a asi daya 0.343 0.46 0.54 1 0.046 1.409 0.567 3.501
ingat
Mudah
0.402 0.42 0.90 1 0.042 1.495 0.652 3.428
lelah
Timbul
0.716 0.43 2.76 1 0.096 0.489 0.21 1.137
penyakit
Mudah
1.407 0.47 8.67 1 0.003 4.083 1.601 10.41
stress
a. Variable(s) entered on step 1: konsen, Mudlel, Tim pen, Mudah stres.

Berdasarkan hasil pengolahan data diatas dapat ditunjukan bahwa variabel

Konsentrasi daya ingat, Mudah Lelah, Timbul penyakit dan mudah stres, ,

mempengaruhi akibat rokok atau variabel X1, X2, X3, dan X4, mempengaruhi

variabel Y. Hal ini sesuai dengan data sebelumnya yang menyatakan bahwa

minimal ada satu variabel X yang signifikan. Berdasarkan tingkat keyakinan 95%,
49

dapat disimpulkan bahwa variabel mudah stres diperoleh 0,002 maka variabel

bebas signifikan dengan variabel terikat, dimana Ho diterima karena sig 0,002 >

0,05.

4.4.3 Goodness of fit

Melalui uji kriteria statistik lainnya melalui reglog adalah pengujian

hosmer lemeshow, Negalgarke R-Square dan Classification Plot adalah sebagai

berikut :

Tabel 4.12 Hasil Uji Hosmer Lemeshow tentang faktor-faktor yang


mempengaruhi penurunan daya tahan tubuh pada anak
remaja akibat merokok di RW 3 Dusun I Kelurahan Air
Hitam Kabupaten Langkat tahun 2017

Step Chi-square df Sig


1 10,268 1 0,247

Tabel menujukan bahwa nilai sig = 0,247 yang berarti lebih dari 0,05

Maka disimpulkan bahwa model regresi logistik yang digunakan telah cukup

mampu menjelaskan data artinya variabel bebas signifikan variabel terikat


50

BAB V

PEMBAHASAN

5.1. Konsentrasi dan daya ingat

Bahan–bahan berbahaya seperti alkohol dan rokok memberikan dampak

yang kurang baik terhadap pembuluh darah, termasuk pembuluh darah di otak.

Sehingga aliran oksigen ke otak juga akan berkurang. Amnesia adalah kondisi

terganggunya daya ingat. Penyebab amnesia dapat berupa organik atau fungsional.

Penyebab organik dapat berupa kerusakan otak, akibat trauma atau penyakit, dan

zat-zat berbahaya.

Hasil penelitian menunjukan bahwa konsentrasi daya ingat remaja yang

mengatakan baik sebanyak 40 orang dimana merokok mayoritas menyatakan

perokok berat sebanyak 24 orang (42%) dan minoritas kadang-kadang merokok

sebanyak 7 orang (12%). Sementara konsentrasi daya ingat remaja yang

mengatakan tidak baik sebanyak 17 orang dimana merokok mayoritas menyatakan

sering merokok sebanyak 11 orang (19%) dan minoritas kadang-kadang merokok

sebanyak 1 orang (2%).


51

Hasil uji statistik dengan menggunakan taraf signifikan 0,05 menunjukan

bahwa ada pengaruh penuruan konsentrasi daya ingat pada remaja akibat merokok

dimana nilai p.value = 10,049 pada df = 2 dimana Sig < α (0,007 < 0,05). Jadi

variabel independen mempunyai pengaruh dengan variabel dependen atau ada

pengaruh penuruan konsentrasi daya ingat pada remaja akibat merokok di RW 3

Dusun I Kelurahan Air Hitam Kabupaten Langkat tahun 2017

Hasil penelitian ini di dukung penelitian yang dilakukan oleh


50
Ayuningtyas (2011), ada pengaruh perilaku merokok terhadap memori jangka

panjang pada perokok yaitu ingatan perokok ketika di tes sambil merokok lebih

rendah dibandingkan dengan ingatan tanpa merokok.

Penelitian diatas didukung teori Eriani (2016), yang mengatakan

penumpukan nikotin tersebut dapat mengakibatkan kerugian bagi kesehatan,

mulai dari penurunan motivasi, penurunan kemampuan konsentrasi dan daya

ingat. Dalam eksperimen dengan tugas belajar kata-kata berpasangan, nikotin

dapat meningkatkan jumlah kata yang harus diingat, meningkatkan pengenalan

terhadap ingatan, mengurangi jumlah kesalahan, mengoptimalkan tingkat

keterjagaan dan mempercepat waktu reaksi dalam tes ingatan Sternberg.

Menurut asumsi peneliti bahwa dalam mengalami kesulitan

berkonsentrasi saat tidak merokok karena pengaruh nikotin yang telah membuat

kecanduan. Tapi hal ini akan berlalu dan kesehatan mental akan segera membaik

seiring berkurangnya pengaruh buruk nikotin pada tubuh. Merokok sangat tidak

baik dan berbahaya bagi kesehatan. Riset menyebutkan bahwa merokok dapat
52

menurunkan kinerja otak dan menyebabkan kesulitan berkonsentrasi dan mudah

lupa, sama halnya dengan mengkonsumsi minuman beralkohol. Kecandungan

minuman beralkohol menyebabkan kerusakan memori jangka pendek yang

kemudian berakibat memori akan benar-benar kosong sehingga mengacaukan

konsentrasi dan menyebabkan anda menjadi pelupa.

5.2. Mudah Lelah

Menurut Mark (2016), saat olahraga perokok aktif kerap mengalami

kesulitan untuk stabil bernapas. Atau lebih tepat dikatakan lebih cepat lelah. Hal

itu disebabkan dampak negatif dari kandungan rokok yang menghambat proses

penyerapan oksigen ke paru-paru. Jika merokok dinding paru-paru atau jaringan

di paru-paru tertutup yang disebabkan oleh flak yang ditimbulkan akibat merokok.

Hasil penelitian menunjukan bahwa mudah lelah remaja yang

mengatakan baik sebanyak 28 orang dimana merokok mayoritas menyatakan

perokok berat sebanyak 17 orang (30%) dan minoritas sering merokok sebanyak 5

orang (9%). Sementara mudah lelah remaja yang mengatakan tidak baik sebanyak

29 orang dimana merokok mayoritas menyatakan sering merokok sebanyak 15

orang (26%) dan minoritas kadang-kadang merokok sebanyak 2 orang (4%).

Hasil uji statistik dengan menggunakan taraf signifikan 0,05 menunjukan

bahwa ada pengaruh penuruan mudah lelah pada remaja akibat merokok dimana

nilai p.value = 7,847 pada df = 2 dimana Sig < α (0,020 < 0,05). Jadi variabel

independen mempunyai pengaruh dengan variabel dependen atau ada pengaruh


53

penuruan mudah lelah pada remaja akibat merokok di RW 3 Dusun I Kelurahan

Air Hitam Kabupaten Langkat tahun 2017.

Hasil penelitian ini didukung oleh teori Bustan (2013) dimana dengan

mengisap rokok dapat mempengaruhi jumlah oksigen di paru-paru dan dalam

aliran darah menjadi kurang. Oksigen pun digantikan oleh asap yang berasal dari

rokok. Padahal oksigen sangat penting bagi kesehatan dan aktivitas tubuh.

Penurunan oksigen dapat menyebabkan kelelahan karena bagian tubuh tidak dapat

beroperasi dengan baik. Ketika arteri, vena dan kapiler lemah, hal ini pun menjadi

jauh lebih berat bagi darah untuk beredar ke seluruh tubuh. Aliran darah yang

terganggu dapat mengakibatkan kelelahan. Kondisi ini bisa terjadi karena organ-

organ tubuh tidak bisa mendapatkan nutrisi yang mereka butuhkan.

Menurut asumsi peneliti bahwa perokok cepat lelah karena proses

penyerapan oksigen yang kurang. Hemoglobin atau sel darah merah mengalami

penurunan fungsinya. Apabila hemoglobin tersebut kurang ketika olahraga dan

aktivitas apapun, bisa jadi tidak mampu mengikat oksigen. Maka bisa terjadi

sesak napas, selain itu perokok bisa kekurangan kalsium. Olahraga berguna untuk

membuat paru-paru menjadi elastis, melatih bernapas panjang sehingga flak yang

ada dapat terbuka dan jarang-jarang menempel, dan yang berbahaya adalah

kandungan yang terdapat dalam rokok yaitu tar yang juga berbahaya pada saluran

paru-paru dapat menyebabkan kanker paru

5.3. Timbulya berbagai penyakit


54

Kebiasaan merokok tidak hanya merugikan para perokok , tapi juga bisa

merugikan orang sekitarnya (perokok pasif). Rokok dan asapnya diketahui bisa

menyebabkan berbagai macam penyakit. Pada umumnya tidak ada satu pun organ

didalam tubuh yang tidak berpengaruh oleh asap rokok, karenanya hampir semua

bagian tubuh rusak oleh rokok. Hal ini karena didalam satu batang rokok

mengandung 4000 senyawa kimia yang 40 diantaranya termasuk racun (toksik)

atau kargsinogenik (bisa menyebabkan kanker) (Coligan, 2015).

Hasil penelitian menunjukan bahwa timbul berbagai penyakit pada

remaja yang mengatakan baik sebanyak 36 orang dimana merokok mayoritas

menyatakan perokok berat sebanyak 23 orang (40%) dan minoritas sering

merokok sebanyak 8 orang (14%). Sementara timbul berbagai penyakit pada

remaja yang mengatakan tidak baik sebanyak 21 orang dimana merokok

mayoritas menyatakan sering merokok sebanyak 12 orang (21%) dan minoritas

kadang-kadang merokok sebanyak 3 orang (5%).

Hasil uji statistik dengan menggunakan taraf signifikan 0,05 menunjukan

bahwa ada pengaruh penuruan timbul berbagai penyakit pada remaja akibat

merokok dimana nilai p.value = 7,863 pada df = 2 dimana Sig < α (0,020 <

0,05). Jadi variabel independen mempunyai pengaruh dengan variabel dependen

atau ada pengaruh penuruan timbul berbagai penyakit pada remaja akibat

merokok di RW 3 Dusun I Kelurahan Air Hitam Kabupaten Langkat tahun 2017

Hasil penelitian ini didukung oleh teori Prasadja (2012), bahaya rokok

untuk kesehatan "bisa menyebabkan kanker, serangan jantung, impotensi dan

gangguan kehamilan dan janin". Rokok menimbulkan aterosklerosis atau terjadi


55

pengerasan pada pembuluh darah. Kondisi ini merupakan penumpukan zat lemak

di arteri, lemak dan plak memblok aliran darah dan membuat penyempitan

pembuluh darah. Hal ini menyebabkan penyakit jantung. Jantung harus bekerja

lebih keras dan tekanan ekstra dapat menyebabkan angina atau nyeri dada.

Penyakit lain bahwa kanker paru-paru sudah lama dikaitkan dengan bahaya rokok,

yang juga dapat menyebabkan terhadap kanker lain seperti dari mulut, kotak suara

atau laring, tenggorokan dan kerongkongan. Merokok juga dikaitkan dengan

kanker ginjal, kandung kemih, perut pankreas, leher rahim dan kanker darah.

Menurut asumsi peneliti bahwa merokok merupakan salah satu

kebiasaan yang ditemui dalam kehidupan sehari-hari. Gaya hidup atau life style ini

menarik sebagai suatu masalah kesehatan, minimal dianggap sebagai faktor risiko

dari suatu penyakit tidak menular. Hasil studi menunjukkan bahwa perokok berat

telah memulai kebiasaannya ini sejak berusia belasan tahun, dan hampir tidak ada

perokok berat yang baru memulai merokok pada saat dewasa. Karena itulah, masa

remaja sering kali dianggap masa kritis yang menentukan apakah nantinya kita

menjadi perokok atau bukan. Efek langsung yang dialami oleh orang yang

merokok misalnya: aktivitas otak dan sistem saraf yang mula-mula meningkat lalu

kemudian menurun, perasaan euforia ringan, merasa relaks, meningkatnya

tekanan darah dan denyut jantung, menurunnya aliran darah ke anggota badan

seperti jari-jari tangan dan kaki, pusing, mual, mata berair, asam lambung

meningkat, menurunnya nafsu makan, dan berkurangnya indera pengecap.

5.4. Mudah Stres


56

Merokok sendiri juga termasuk strategi pereda stress yang buruk karena

tidak mendorong seseorang menghadapi masalah dalam kehidupannya. Banyak

perokok yang menyadari bahwa dirinya memiliki masalah keuangan, namun tetap

membeli rokok hanya karena ingin menghindari masalah yang dihadapinya. Pada

akhirnya perokok hanya akan tetap mengalami stress dengan terus merokok.

Sebaliknya, suatu studi menunjukkan bahwa individu yang berhenti merokok

setelah enam minggu berturut-turut, mengalami peningkatan kualitas kehidupan

dan lebih merasa bahagia dibandingkan individu yang tetap merokok.

Hasil penelitian menunjukan bahwa mudah stres pada remaja yang

mengatakan baik sebanyak 40 orang dimana merokok mayoritas menyatakan

perokok berat sebanyak 23 orang (40%) dan minoritas kadang-kadang merokok

sebanyak 7 orang (12%). Sementara mudah stres pada remaja yang mengatakan

tidak baik sebanyak 19 orang dimana merokok mayoritas menyatakan sering

merokok sebanyak 12 orang (21%) dan minoritas kadang-kadang merokok

sebanyak 1 orang (2%).

Hasil uji statistik dengan menggunakan taraf signifikan 0,05 menunjukan

bahwa ada pengaruh mudah stres pada remaja akibat merokok dimana nilai

p.value = 10,049 pada df = 2 dimana Sig < α (0,007 < 0,05). Jadi variabel

independen mempunyai pengaruh dengan variabel dependen atau ada pengaruh

mudah stres pada remaja akibat merokok di RW 3 Dusun I Kelurahan Air Hitam

Kabupaten Langkat tahun 2017.

Nikotin dalam rokok mencapai otak dalam waktu kurang dari 10 detik.

Efek menghilangkan stres setelah merokok adalah karena pelepasan dopamin di


57

otak. Dopamin adalah zat kimia yang membuat seseorang senang dalam tubuh

manusia yang menenangkan saraf dan membantu tenag. Ini memberi efek

menenangkan dan menghasilkan banyak efek positif pada tubuh yang

meningkatkan gairah bagi perokok, meningkatkan konsentrasi, dan melemaskan

otot-otot.

Depresi termasuk penyakit mental yang sangat dipengaruhi oleh banyak

faktor seperti genetik, lingkungan sosial, dan kesehatan. Pada orang-orang yang

memang sudah menderita depresi, merokok hanya akan membuat seseorang

mengalami gejala depresi yang lebih serius.

Meskipun tidak diketahui mana yang mendahului antara depresi dan

perilaku merokok, namun individu yang merokok kemungkinan mengalami

depresi. Suatu penelitian menunjukkan sekitar 30% perokok dewasa mengalami

depresi, proporsi ini jauh lebih tinggi dibandingkan pada populasi pada umumnya

yang hanya terdapat 20% indvidu dewasa mengalami depresi. Kejadian depresi

juga lebih mungkin dialami oleh perokok perempuan dan pada kelompok usia

yang lebih muda. Sebagian besar perokok yang menyadari bahwa ia mengalami

depresi juga hanya membiarkan kondisi yang dialaminya.

Menurut asumsi peneliti bahwa Nikotin mengubah kimia otak dengan

mempengaruhi neurotransmitter. Hal ini akan mengubah cara di mana sel-sel otak

bekerja. Setelah perokok berhenti menggunakan nikotin, memang terjadi

perubahan untuk sementara waktu, setelah itu kembali ke keadaan normal. Jadi,

sekali efek nikotin luntur, dapat memperburuk suasana hati, dan ingin mengisap

rokok lagi untuk mengembalikan kadar nikotin dan menenangkan suasana hati.
58

Jadi, merokok bukannya mengurangi stres, tetapi terus-menerus memompa

nikotin dalam darah, yang memiliki efek berbahaya pada kesehatan secara

keseluruhan dan kesehatan. Rokok mengandung banyak bahan kimia berbahaya

lainnya, yang meliputi racun dan karsinogen potensial yang memiliki efek buruk

pada tubuh.

Hasil uji multivariat dengan uji regresi logistik ganda. Besarnya risiko

pada analisis multivariate dinyatakan sebagai adjusted OR dengan 95%

confidence interval (CI) didapatkan hasil bahwa terdapat tiga faktor yang

mempengaruhi penurunan daya tahan tubuh pada anak remaja akibat merokok di

RW 3 Dusun I Kelurahan Air Hitam Kabupaten Langkat tahun 2017. Dari tabel

4.11 dapat disimpulkan bahwa dari keseluruhan variabel independen yang diduga

mempengaruhi penurunan daya tahan tubuh pada anak remaja akibat merokok

terdapat satu subvariabel (mudah stres) yang paling berpengaruh terhadap rokok

dengan p value 0,003 < 0,05. Nilai OR terbesar yang diperoleh adalah variabel

mudah lelah yaitu 4,083 artinya mempengaruhi penurunan daya tahan tubuh pada

anak remaja akibat merokok mempunyai peluang 4,08 kali menyebabkan adanya

bahaya rokok dan sisanya adalah faktor lain.

Penurunan fungsi sistem imunitas ditandai dengan kurangnya kemampuan

tubuh dalam melawan agen infeksi. Hal ini dapat dikarenakan kerusakan organ

dan komponen imunitas yang tidak dapat bekerja dengan baik saat tubuh

kekurangan asupan yang dibutuhkannya, misalnya oksigen dan antioksidan. Hal

tersebut sangat mungkin disebabkan oleh kebiasaan merokok. Bahaya merokok

terhadap daya tahan tubuh salah satunya adalah dengan memicu kondisi autoimun
59

dimana kandungan racun karsinogen dan tar menyebabkan tubuh menjadi kurang

efektif melawan infeksi. Sistem imun yang melemah juga berbahaya karena dapat

memicu penyakit autoimun seperti rheumatoid arthritis dan multiple sclerosis.

Penelitian ini didukung oleh teori Tirtosastro (2012), dimana rongga mulut

sangat mudah terpapar efek yang merugikan akibat merokok dimana mulut

merupakan awal terjadinya penyerapan zat-zat hasil pembakaran rokok.

Temperatur rokok pada bibir adalah 30 0C, sedangkan ujung rokok yang terbakar

bersuhu 900 0C. Asap panas yang berhembus terus menerus ke dalam rongga

mulut merupakan rangsangan panas yang menyebabkan perubahan aliran darah

dan mengurangi pengeluaran ludah. Akibatnya rongga mulut menjadi kering dan

lebih an-aerob sehingga memberikan lingkungan yang sesuai untuk tumbuhnya

bakteri an-aerob dalam plak. Dengan sendirinya perokok beresiko besar terinfeksi

bakteri penyebab penyakit jaringan pendukung gigi dibandingkan mereka yang

tidak merokok.

Menurut asumsi peneliti bahwa hal yang dapat dilakukan untuk

meminimalisir efek merokok terhadap daya tahan tubuh saat sedang mencoba

berhenti merokok, di antaranya perbaiki pola makan dimana

memenuhi kebutuhan vitamin dan mineral akan mempercepat pemulihan daya

tahan tubuh serta melengkapi dengan suplemen jika diperlukan, memenuhi

kebutuhan vitamin D dengan beraktivitas di bawah sinar matahari dimana Vitamin

D adalah komponen penting dalam mempertahankan daya tahan tubuh, Olah raga

yang aktif dapat menggerakan dan membantu transport oksigen yang bermanfaat

pada fungsi kardiovaskuler sehingga dapat memperkuat sistem imun tubuh.


60

Berhenti merokok adalah cara terbaik untuk menghindari penurunan daya

tahan tubuh menjadi lebih parah. Saat seorang berhenti merokok, sebagian besar

kondisi imunitas akan kembali membaik dengan sendirinya selama individu

tersebut tidak terserang penyakit infeksi yang serius seperti pneumonia dan

mengalami kerusakan organ saluran pernapasan.

Pada perokok terjadi penurunan zat kekebalan tubuh (antibodi) yang

terdapat dalam ludah yang berguna untuk menetralisir bakteri dalam rongga mulut

dan terjadi gangguan fungsi sel-sel pertahanan tubuh. Sel pertahanan tubuh tidak

dapat mendekati dan memakan bakteri-bakteri penyerang tubuh sehingga sel

pertahanan tubuh tidak peka lagi terhadap perubahan sekitarnya juga terhadap

infeksi.

Penurunan fungsi sistem imunitas ditandai dengan kurangnya kemampuan

tubuh dalam melawan agen infeksi. Hal ini dapat dikarenakan kerusakan organ

dan komponen imunitas yang tidak dapat bekerja dengan baik saat tubuh

kekurangan asupan yang dibutuhkannya misalnya oksigen dan antioksidan. Hal

tersebut sangat mungkin disebabkan oleh kebiasaan merokok.


61

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1. Kesimpulan

a. Diketahui penurunan daya tahan tubuh pada anak remaja akibat merokok

di RW 3 Dusun I Kelurahan Air Hitam Kabupaten Langkat tahun 2017

dimana mayoritas mengatakan baik sebanyak 40 orang (70%) dan

minoritas mengatakan tidak baik sebanyak 17 orang (30%).

b. Diketahui mudah lelah pada anak remaja akibat merokok di RW 3 Dusun I

Kelurahan Air Hitam Kabupaten Langkat tahun 2017 dimana mayoritas

mengatakan tidak baik sebanyak 29 orang (51%) dan minoritas

mengatakan baik sebanyak 28 orang (49%).

c. Diketahui timbul berbagai penyakit pada anak remaja akibat merokok di

RW 3 Dusun I Kelurahan Air Hitam Kabupaten Langkat tahun 2017

dimana mayoritas mengatakan baik sebanyak 36 orang (63%) dan

minoritas mengatakan tidak baik sebanyak 21 orang (37%).

d. Diketahui mudah stres pada anak remaja akibat merokok di RW 3 Dusun I

Kelurahan Air Hitam Kabupaten Langkat tahun 2017 dimana mayoritas


62

mayoritas mengatakan baik sebanyak 38 orang (67%) dan minoritas

mengatakan tidak baik sebanyak 19 orang (33%).

e. Ada penurunda pengaruh penuruan daya tahan tubuh pada anak remaja

akibat merokok di RW 3 Dusun I Kelurahan Air Hitam Kabupaten

Langkat tahun 2017 dimana nilai p.value = 10,049 pada df = 2 dimana Sig

< α (0,007 < 0,05)


61I
f. Diketahui mudah lelah pada anak remaja akibat merokok di RW 3 Dusun

Kelurahan Air Hitam Kabupaten Langkat tahun 2017 dimana nilai p.value

= 7,847 pada df = 2 dimana Sig < α (0,020 < 0,05).

g. Diketahui timbul berbagai penyakit pada anak remaja akibat merokok di

RW 3 Dusun I Kelurahan Air Hitam Kabupaten Langkat tahun 2017

dimana nilai p.value = 7,863 pada df = 2 dimana Sig < α (0,020 < 0,05).

h. Diketahui mudah stres pada anak remaja akibat merokok di RW 3 Dusun I

Kelurahan Air Hitam Kabupaten Langkat tahun 2017 nilai p.value =

10,049 pada df = 2 dimana Sig < α (0,007 < 0,05).

6.2. Saran

a. Bagi Tenaga Kesehatan

Perlu adanya kegiatan promotif dan preventif pada siswa sekolah menengah

mengenai rokok dan bahaya yang ditimbulkan oleh rokok dengan lebih selekti

dalam menghindari pengaruh-pengaruh negatif yang terjadi yang terjadi pada

remaja. Selain itu dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan sosialisasi kepada


63

masyarakat mengenai dampak negatif merokok, terutama kepada para remaja

yang paling sering mencontoh orang sekitarnya untuk merokok

b. Bagi Pendidikan

Bertilik dari hasil penelitian diharapkan bahaya rokok tetap menjadi salah satu

materi dalam pelajaran di kampus STIKes Putra Abadi Langkat. Pendidikan

kesehatan merupakan bekal yang didapatkan masyarakat dalam menghindari

rokok.

c. Bagi Responden/masyarakat

Perilaku merokok sebaiknya dihindari karena selain memberikan dampak

negatif bagi kesehatan fisik juga memberikan dampak negatif bagi fungsi

kognitif perokok dan dampak negatif bagi orang disekitarnya

d. Bagi Peneliti Selanjutnya

Bagi peneliti selanjutnya untuk melakukan penelitian lebih lanjut tentang

merokok melalui pendidikan kesehatan, perlu optimal memilih pendidikan

untuk meningkatkan pengetahuan tentang bahaya merokok bagi masyarakat.


64

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi., 2010. Manajemen Penelitian. Rineka Cipta. Jakarta.

Ayuningtyas, D. 2011. Penyebab perilaku merokok terhadap memori jangka


panjang pada perokok. Diperoleh tanggal 20 Juli 2014 dari
http://karyailmiah-um.ac.id//index/php/BKPsikologi/article/view/12499.

Bustan M. Najib, 2013. Perokok Vs Pengolahraga Manfaat Olahraga Bagi


Perokok DanResiko Bagi Pengolahraga. Makasar : Universitas Negeri
Makasar.

Coligan JE, Bierer BE, Margulies DH, Shevach EM, Strober W. (2015). Culture
For Mitogen-induced Proliferation of peripheral Blood Mononuclear
Cells. Dalam: Text-book Short Protocolsin Immunology. Published by
John Wiley& Sons, Inc.

Eriani. K. 2016. Pengaruh rokok terhadap penurunan daya tahan tubuh pada anak
remaja. Jurnal Unand.Ac.Id 2016; Vol. I No 2 : 278-280.

Holt, PG., Keast, D. 2011. Environmental Induced Changes in Immunological


Function: Acute and Chronic Effects of Inhalation of Tobacco Smoke and
Other Atmospheric Contaminats in Man and Experimental Animals.
Bacteriological Reviews; Vol 41. (1), 215-218.

IARC (International Agency for Research on cancer). Monographs on the


Evaluation of Carcinogenic Risk of Chemicals to Humans. Tobacco Smoke
and Involuntary Smoking. IARC, Lyon, France 2014; Vol 83.

Kalra R, Singh SP, Savage SM, Finch GL and Mohan L. Effects of Cigarette
Smoke on Immune Response: Chronic Exposure to Cigarette Smoke
Impairs Antigen-Mediated Signaling in T Cells and Depletes IP3-Sensitive
Ca+ Stores.Society for Experimental Biology andMedicine 2015; Vol.293,
Issue 1, 166-171.
65

Kent, L. T. 2014. What Effects Does Smoking Have on Exercise. New York :
McGraw-Hill.20013;128-42.

Mark. J; et al. 2016. Menthol Ciggaretes, Smoking Cessation, Atherosclerosis,


and Pulmonary Function .Arch. Intern Med. Vol. 166, pp 1913-1922

Matsunaga K, Klein TW, Friedman H, and Yamamoto,Y. Involment of Nicotinic


Acetylcholine Receptors in Sppression of Antimicrobial Activity and
Cytokine Responses of Alveolar Macrophages to Legionella pneumophila
Infection by Nicotine. J. Immunol. 2015; 167(11): 6518-6524.

Matangkasombut P and Tharavanich S. 2012. Lymphocyte transformation agents.


Second Regional Workshop in Immunology, Bangkok, 21 August – 1
September 2012.

Mulyaningsih, TH. Rina., 2015. Penentuan Unsur Logam Dan Distribusinya


Dalam Komponen Rokok Dengan Metode K0-Analisis Aktivasi Neutron
Instrumental. J. Reaktor. Nukl, Vol. 11 No. 1, pp 30 – 32. Pletcher,

Monks, F.J., Knoers, A. M. P., Haditono, S.R. 2001. Psikologi Perkembangan:


Pengantar dalam Berbagai Bagiannya. Yogyakarta: Gajah Mada
University Press

Prasadja, A. 2012. Merokok dan kesehatan tidur. Diperoleh tanggal 20 Agustus


2014 dari http://m.kompas.com/health/read/2012/
05/31/15044814/Merokok.dan.Kesehatan.Tidur.

Pletcher, Mark. J; et al. 2013. Do Smokers of Menthol Cigarettes Find It Harder


to Quit Smoking?.Nicotine & Tobacco Research. Vol. 12 No. 2, pp S102-
S109

Rahmadi, A., Yuniar Lestari, Yenita. 2013. Pengaruh rokok terhadap penurunan
daya tahan tubuh pada Siswa SMP di Kota Padang. Jurnal Kesehatan
Andalas. 2013; 2(1)

Sheung PNg, Steinets BG, Lasano SG, and Zelikoff. Hormonal Changes
Accompanying Cigarette Smoke-Induced Preterm Births in a Mouse
Model. Experimental Biology and Medicine, 2016;231(8): 1403-1409.

Theodorus. 2011. Ciri perokok di kalangan mahasiswa/i Universitas Sriwijaya.


Jurnal Psikologi.2011;319-24

Tirtosastro, S., Murdiyati, A.S. 2012. Kandungan Kimia Tembakau dan Rokok.
Buletin Tanaman Tembakau, Serat, dan Minyak Industri 2(1)., pp. 33 – 43.
66

World Health Organization (WHO). 2014. Report On The Global Tobacco


Epidemic The Mpower Package. Geneva: World Health Organization;
2008

Wulansari, Dewi. 29 Desember 2013. Bahaya Merokok Bagi Renaja, (online),


(jurnalilmiahtp2013.com/2013/12/bahaya-merokok-bagi-remaja, diakses pada 17 Mei
2014).

Lampiran 1

FORMAT PERSETUJUAN RESPONDEN


(INFORMED CONCENT)

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENURUNAN DAYA


TAHAN TUBUH PADA ANAK REMAJA AKIBAT MEROKOK
DI RW 3 DUSUN I KELURAHAN AIR HITAM
KABUPATEN LANGKAT TAHUN 2017

AYU SINTIA

Saya mahasiswa Program Studi S-1 Keperawatan STIKes Putra Abadi Langkat-
Stabat yang akan melakukan penelitian dengan judul faktor-faktor yang
mempengaruhi penurunan daya tahan tubuh pada anak remaja akibat merokok di
RW 3 dusun I kelurahan Air Hitam Kabupaten langkat tahun 2017

Penelitian bermanfaat sebagai sumber data dasar bagi responden dalam


menghadapi penurunan daya tahan tubuh pada anak remaja akibat merokok.
Partisipasi anda dalam penelitian ini bersifat sukarela, anda mempunyai hak
bebas, berpartisifasi atau menolak menjadi responden. Jika bersedia, maka anda
harus menandatangani format persetujuan ini dan jika anda tidak bersedia menjadi
responden, saya tetap akan menghargainya. Data yang diperoleh hanya akan
dipergunakan untuk mempertimbangkan ilmu keperawatan.

Peneliti akan menjaga kerahasiaan identitas dan jawaban yang anda berikan
dengan menyimpan data yang anda berikan pada tempat yang aman.
67

Tanggal,………………………2017

Peneliti Responden

(AYU SINTIA) (........................................)

KUESIONER

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENURUNAN DAYA


TAHAN TUBUH PADA ANAK REMAJA AKIBAT MEROKOK
DI RW 3 DUSUN I KELURAHAN AIR HITAM
KABUPATEN LANGKAT TAHUN 2017

Petunjuk Pengisian:
1. Isilah pertanyaan di bawah ini dengan cara menuliskan jawaban pada
pertanyaan yang bertanda titik atau memberikan tanda checklist ( √ ) pada
kolom jawaban yang disediakan.
2. Jawablah pernyataan berikut dengan jujur.
3. Dimohon kepada responden untuk mengisi semua jawaban.

I. IDENTITAS RESPONDEN
1. Kode Responden :
2. Inisial Responden :
3. Umur : a. < 12 tahun
b 13- 16
c. > 16 tahun
4. Pekerjaan Orang Tua : a. Petani
b. Wiraswasata
c. Karyawan
d. PNS
5. Jenis Kelamin : Laki-laki
Perempuan
68

II. DAFTAR PERTANYAAN


A. Merokok

Jawaban
No Pernyataan
Ya Tidak
1 Apakah anda sering/pernah merokok ?
Apakah yang menawarkan saudara rokok
2
pertamakali keluarga ?
3 Apakah saudara suka merokok di luar rumah ?
Apakah saudara dalam satu hari bias
4
menghabiskan 10 batang rokok ?
5 Apakah saudara suka jenis rokok filter ?
6 Apakah sampai sekarang masih merokok?
Apakah sadara sudah ada lebih dari 1 tahun
7
merokok ?
Apakah umur dibawah 12 tahun saudara sudah
8
merokok?
Apakah ketika kamu menhadapi masalah langsung
9
merokok?
Apakah iklan di TV atau masmedia lain dapat
10
memicu saudara merokok?

B. Daya Tahan Tubuh

Jawaban
No Pernyataan
Ya Tidak
ii. Konsentrasi dan daya ingat
Apakah saudara dapat mengingat apa yang saudara
1
baca
Apakah saudara mampu mengingat ketika saudara
2
mendengarkan pelajaran
69

Apakah saudara bias mengikuti alur cerita


3
seseorang ketika dia bercerita
Apakah saudara mudah lupa terhadap benda yang
4
anda simpan
iii. Mudah lelah
Apakah saudara senang melakukan aktifitas ringan
5
seperti lari pagi
Apakah ketika saudara berjalan saudara merasakan
6
lelah
Apakah ketika habis berlari sudara merasa sesak
7
nafas
iv. Timbulya berbagai penyakit
Apakah saudara saat ini mengidap penyakit
8
gangguan pernafasan
9 Apakah saudara sering sakit
10 Apakah saudara sering mengalami sakit gigi
11 Apakah saudara sering merasa kelaparan
v. Mudah stres
Apakah saudara sering marah terhadap teman
12
saudara
Apakah saudara bias mengandalikan emosi ketika
13
ada masalah
Apakah saudara menyiman masalah saudara jika
14
ada
Jika ada masalah saudara dengan orang lain,
15
Apakah sudara mau menyelesaikannya
70
71

KUESIONER

Petunjuk Pengisian:
4. Isilah pertanyaan di bawah ini dengan cara menuliskan jawaban pada
pertanyaan yang bertanda titik atau memberikan tanda checklist ( √ ) pada
kolom jawaban yang disediakan.
5. Jawablah pernyataan berikut dengan jujur.
6. Dimohon kepada responden untuk mengisi semua jawaban.

I. IDENTITAS RESPONDEN
6. Kode Responden :
7. Inisial Responden :
8. Pekerjaan Orang Tua :
9. Usia :
10. Jenis Kelamin : Laki-laki
Perempuan

II. DAFTAR PERTANYAAN


C. Merokok

1. Apakah anda sering/pernah merokok ?


a. Ya b. Tidak

2. Siapa yang pertama kali memperkenalkan anda pada rokok ?


a. Keluarga b. Teman

3. Dari mana sumber uang anda untuk membeli rokok ?.........................


a. Keluarga b. Teman

4. Dimana tempat yang paling sering anda merokok ?


a. Dirumah b. Di luar rumah

5. Berapa batang anda merokok dalam sehari ?


a. 1-9 batang/hari b. 10-19 batang/hari

6. Jenis rokok apa yang anda sukai ?


a. Filter b. Kretek
72

7. Apakah sampai sekarang masih merokok?


a. Ya b. Tidak

8. Sudah berapa lama kamu merokok?


1. Kurang dari 1 tahun b. Lebih dari 1 tahun

9. Pada umur berapa kamu mulai merokok?


a. Kurang dari 10 tahun b. Lebih dari 10 tahun

10. Alasan pertama kali merokok?


a. Iseng dan terlihat dewasa b. Penasaran/Ingin mencoba-coba

11. Siapa yang pertama kali mempengaruhi kamu untuk merokok?


a. Teman b. Iklan

12. Biasanya kamu mendapatkan rokok dari mana?


a. Teman b. Beli sendiri

13. Keadaan apa yang membuat kamu merokok?


a. Saat merasa bosan b. Saat stress/kesal/marah

14. Seberapa besar pengaruh iklan dalam memotivasi kamu untuk merokok?
a. Besar sekali b. Biasa saja

15. Bagaimana tindakan temanmu ketika kamu merokok?


a. Menasihati/menegur b. Tidak peduli/cuek

D. Daya Tahan Tubuh

a. Apakah badan/tubu saudara terasa lemas


a. Ya b Tidak

b. Apakah saudara sering mengalami stress


a. Ya b Tidak

c. Apakah saudara mau beraktifitas


a. Ya b Tidak

d. Apakah saudar suka minum


a. Ya b Tidak

e. Apakah saudar mengalami penurunan konsentrasi


a. Ya b Tidak

Anda mungkin juga menyukai