LINGKUNGAN HIDUP
FAKULTAS TEKNIK
2017M/1439H
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan karunia dan
rahmat-Nya sehingga makalah ini dapat terselesaikan dengan baik dan tepat pada
waktu yang telah ditentukan. Makalah ini diharapkan dapat memberikan
tambahan edukasi tentang Lingkungan Hidup
1. Dosen pengampu mata kuliah Al Islam III Drs. Suhur Samiun, S.Sos.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR ...................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang ............................................................................................. 1
1.2.Rumusan Masalah ........................................................................................ 2
1.3 Batasan Konseptual ....................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Lingkungan ................................................................................ 3
2.2 Kerusakan Lingkungan Hidup ..................................................................... 3
2.3 Persoalan Lingkungan Hidup Saat Ini .......................................................... 4
2.4 Pandangan dan Peran Agama Islam Dalam Masalah Lingkungan Hidup .... 7
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.2 Rumusan Masalah
· Apa persoalan lingkungan hidup saat ini?
· Mengapa terjadi krisis lingkungan hidup?
· Bagaimana pandangan etis agama islam terhadap lingkungan hidup?
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
yang diraih oleh manusia membawa dampak buruk terhadap kelangsungan
lingkungan hidup.
Beberapa bentuk kerusakan lingkungan hidup karena faktor manusia, antara
lain:
a. Terjadinya pencemaran (pencemaran udara, air, tanah, dan suara) sebagai
dampak adanya kawasan industri.
b. Terjadinya banjir, sebagai dampak buruknya drainase atau sistem pembuangan
air dan kesalahan dalam menjaga daerah aliran sungai dan dampak
pengrusakan hutan.
c. Terjadinya tanah longsor, sebagai dampak langsung dari rusaknya hutan.
Beberapa ulah manusia yang baik secara langsung maupun tidak langsung
membawa dampak pada kerusakan lingkungan hidup antara lain:
a. Penebangan hutan secara liar (penggundulan hutan).
b. Perburuan liar.
c. Merusak hutan bakau.
d. Penimbunan rawa-rawa untuk pemukiman.
e. Pembuangan sampah di sembarang tempat.
f. Bangunan liar di daerah aliran sungai (DAS).
g. Pemanfaatan sumber daya alam secara berlebihan di luar batas.
4
banyak dari yang diserap, ia semakin menjadi insulator yang menahan lebih
banyak panas dari matahari yang dipancarkan ke bumi.Akibatnya rata-rata
temperatur bumi meningkat. Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC)
menyimpulkan bahwa temperatur udara global telah meningkat 0,60c sejak 1861.
IPCC memprediksi peningkatan temperatur rata-rata global akan meningkat 1,4-
5,60c pada 2100. Akibatnya akan terjadi perubahan iklim secara dramatik. Pola
curah hujan berubah dan meningkat. Tetapi air akan lebih cepat menguap dari
tanah. Badai akan menjadi lebih sering terjadi. Angin akan bertiup lebih kencang
dan mungkin dengan pola yang berbeda.
Ketika atmosfer menghangat, lapisan permukaan laut juga akan menghangat,
sehingga menaikan tinggi permukaan laut. Pemanasan juga akan mencairkan
banyak es dikutub, sehingga memperbanyak volume air di laut. Tinggi permukaan
laut di seluruh dunia telah meningkat 10-25 cm selama abad ke-20, dan IPCC
memprediksi peningkatan lebih lanjut 9-88 cm pada abad 21.Di Indonesia,
kenaikan permukaan air laut berpotensi menenggelamkan 50 meter daratan dari
garis pantai kepulauan Indonesia, yang panjangnya 81.000 km. diperkirakan lebih
dari 405.000 hektar daratan Indonesia akan tenggelam, ribuan pulau kecil akan
lenyap dari peta Indonesia, abrasi pantai dan intrusi lautpun makin mengancam
penduduk bumi. Air bersih bakal kian langka karena intrusi air laut yang
mencemari tanah. Penduduk Jakarta dan kota-kota pesisir akan kekurangan air
bersih. Di pantai ribuan dan mungkin jutaan tambak juga akan lenyap. Menurut
IPCC dalam laporan awal April 2007, menyebutkan kenaikan rata-rata suhu
tahunan di Indonesia antara 1970 dan 2004 mencapai 0,1-10c. Kondisi itu akan
menurunkan produksi pangan, meningkatkan kerusakan pesisir, dan menyebabkan
berbagai jenis fauna yang tidak mampu beradaptasi dengan temperatur panas akan
musnah.
Parahnya kondisi yang bakal terjadi dalam pemanasan global, dan hanya
dapat diperlambat dan kemudian dicegah, apabila tidak ada peningkatan emisi
karbon karena keluasan hutan di bumi memiliki daya serap yang tinggi, dan
berkurangnya pelepasan karbondioksida akibat pembakaran bahan bakar fosil.
Khususnya di Indonesia keluasan hutan jauh berkurang karena penebangan dan
kerusakan hutan. Itupun rupanya masih belum cukup, karena Departemen
5
Kehutanan justru akan melelang lagi kawasan hutan Indonesia seluas 1.063.418
hektar, ini berarti seluas 2 kali pulau Bali. Pelelangan tersebut di 16 lokasi Izin
Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu (IUPHHK) di seluruh Indonesia, termasuk
Papua : 2 lokasi, Kalimantan Barat : 2 lokasi, Kalimantan Timur : 6 lokasi,
Kalimantan Tengah : 3 lokasi, Sulawesi Tengah : 1 lokasi, Maluku Tengah : 1
lokasi, Jambi- Sumatera Selatan : 1 lokasi. Selain melelang izin HPH, Departemen
Kehutanan juga akan melelang 9 kawasan HTI meliputi 2 lokasi di Riau. Satu di
Jambi, 1 di Kalimantan Timur dan 5 di Sumatera Selatan. Tentu saja kebijakan ini
akan semakin mengurangi keluasan jumlah hutan di Indonesia. Apakah dengan
demikian kita tidak sedang mempercepat terjadinya pemanasan global karena
keluasan hutan yang mampu menyerap karbondioksida semakin berkurang.
Lebih membingungkan lagi bahwa Pemerintah Indonesia juga telah
menandatangani 58 perjanjian kerja sama senilai US $ 12,4 milyar untuk
pengembangan bio-fuel. Pengembangan bio-fuel ini terkait dengan 1 juta hektar
pencadangan kawasan untuk perkebunan di Papua dan Kalimantan. Sejauh ini
belum ada kepastian bahwa rencana itu tidak akan memanfaatkan lahan hutan
alam, sebagai salah satu sasaran, ekspansi perkebunan kelapa sawit dsb, yang
pada akhirnya akan semakin memperparah keadaan kondisi hutan di Indonesia.
Biofuel memang bahan bakar yang ramah lingkungan karena emisi karbonnya
sangat rendah, sehingga negara Uni Eropa sangat tertarik untuk meningkatkan
kebutuhan biofuel. Namun dari perspektif lain karena bahan tersebut adalah
minyak sawit, maka potensi perkebunan sawit akan semakin luas menghancurkan
hutan alam di Indonesia. Itu berarti keuntungan bagi negara-negara Eropa karena
menyelesaikan salah satu permasalahan lingkungannya, tetapi dilain pihak
menghancurkan hutan di Indonesia. Barangkali permasalahan ini juga diketahui
dan dimengerti oleh Pemerintah Indonesia, karena pemerintah bukan tidak
memiliki ahli di bidang ini, hanya saja kepentingan lain lebih menarik sehingga
perjanjian kerjasama ini ditandatangani.
6
2.4 Pandangan dan Peran Agama Islam Dalam Masalah Lingkungan Hidup
Pandangan sekuler di Eropa yang memandang alam sebagai objek yang harus
dieksploitasi demi kepentingan dan kenyamanan manusia. Menurut Syyed Hosen
Nasr, salah seorang pemikir Islam terkemuka dari Iran berkata bahwa pengaruh
paham sekuler yang melenyapkan dimensi spiritual dalam kehidupan Barat, maka
alampun kemudian dipandang seperti seorang pekerja seks komersial (PSK).
Yaitu hanya dinikmati sepuasnya tanpa rasa cinta dan tanggung jawab. Akibatnya,
lanjut Nasr, alam mengalami kerusakan dari waktu ke waktu karena keserakahan
manusia yang tidak memiliki cinta, kasih sayang dan tanggung jawab terhadap
kelestariaannya. Ini tentu saja berbeda dengan perspektif agama( Alquran) yang
memandang manusia sebagai "wakil" Allah di Bumi (QS Al Baqarah: 30).
Di ayat yang lain, kita menemukan peranan dan fungsi kekhalifaan ini bahwa
fungsi manusia dalam hubungannya dengan alam adalah pemelihara dan
pemakmur bumi. "Dia telah menciptakan kamu dari bumi (tanah) dan menjadikan
kamu sebagai pemakmurnya."
(QSHud:61). Selain itu, pandangan keliru terhadap alam sebagai sekadar objek
untuk dieksploitasi manusia tidak sesuai paham ajaran Islam ( Alquran dan sunah)
yang merupakan landasan teologis umat Islam menjelaskan bahwa semua
makhluk Allah bertasbih kepada Allah termasuk alam semesta hanya saja kita
tidak tahu bagaimana bentuk tasbih mereka.
Konsep hidup tersebut telah diperkenalkan Prof. Dr. Harun Nasution dalam
bukunya "Islam Rasional" dalam istilah "berperikemakhlukan" artinya kasih
sayang kepada alam, binatang dan tumbuh-tumbuhan baik yang masih hidup
ataupun yang sudah mati karena semua itu adalah berasal dari ciptaan Tuhan.
Sebaliknya makhluk yang tidak mempunyai "perikemakhlukan" maka akan
mendapatkan kesengsaraan(neraka). Berkaitan dengan pandangan di atas maka
semakin jelaslah bahwa bencana alam terjadi adalah karena ulah, sikap dan
perbuatan manusia sendiri yang merusak alam. Tindakan seperti itu disebut oleh
agama fasad, tindakan yang mengakibatkan kerusakan, disharmoni dan
ketidakseimbangan tidak ("berperikemakhlukan").
Hidup mewah membuat manusia lupa daratan lalu memperturutkan hawa
nafsunya. Memakai istilah aji mumpung dan berbuat semaunya. Lebih fatal lagi
7
apabila dilakukan oleh orang-orang yang diberi kekuasaan memegang jabatan,
maka ini bisa melahirkan diktator ala Firaun dan Namruj laknatullah,
sebagaimana dijelaskan oleh Allah dalam Alquran: "Dan apabila kami hendak
membinaskan suatu negeri, maka kami perintahkan kepada orang-orang yang
hidup mewah di negeri itu( supaya menaati Allah) tetapi mereka berbuat
kedurhakaan, kefasikan di dalamnya, maka kepada mereka sudah seyogyanya
diberi hukuman (adzab), lalu negeri itu kami hancurkan dengan sehancur-
hancurnya. (QS Al Israa: 16). Rangkaian peristiwa demi peristiwa termaktub
dalam Alquran, seperti peristiwa hancurnya kaum Luhth, hancurnya kaum ’Aad
pada masa Nabi Hud, hancurnya kaum Tsamud pada masa Nabi Shaleh, Namruj
pada masa Nabi Ibrahim, Firaun pada masa nabi Musa. Demikian halnya Qarun
yang ditenggelamkan bersama hartanya. Semuanya musnah ditelan zaman, dan
hanya meninggalkan noda hitam dalam sejarah peradaban umat manusia.
Dosa dan maksiat sangat menjamur di mana-mana, sehingga menggiring
manusia ke lembah kehancuran. Allah SWT berfirman: "Apakah mereka tidak
memperhatikan berapa banyak generasi-generasi yang telah kami binasakan
sebelum mereka, padahal generasi itu, telah kami teguhkan kedudukan mereka di
bumi, yaitu keteguhan yang belum pernah Kami berikan kepadamu, dan kami
curahkan hujan yang lebat atas mereka dan kami jadikan sungai-sungai mengalir
di bawah mereka. Kemudian kami binasakan mereka karena dosa-dosa mereka,
dan kami ciptakan sesudah mereka generasi yang lain.(QS 6 Al-An’aam: 6)
Pentingnya peranan agama terhadap pelestarian lingkungan hidup apalagi ajaran
Islam sangat menghendaki agar alam semesta ini dipelihara dengan sebaik-
baiknya demi kemakmuran dan kemaslahatan umat manusia, karena
sesungguhnya alam semesta ini diciptkan oleh Allah SWT adalah untuk
kepentingan manusia.
Dalam surat Al Baqarah ayat 29 Allah swt berfirman: "Dialah Allah yang
telah menciptakan bumi dan segala isinya bagi kamu sekalian". Menurut Ibnu
Taimiyyah, cobaan Allah berupa musibah di dunia (bencana alam, kehilangan
orang-orang yang dicintai, penyakit dan lain-lain, juga berfungsi sebagai tebusan
bagi dosa-dosa seorang hamba. Bencana alam juga menjadi peringatan bagi
10
orang-orang yang melupakan Tuhan seperti tergambar dalam peristiwa-peristiwa
tersebut di atas.
Dari uraian di atas dapat dirumuskan bahwa kasih sayang kepada binatang
dan tumbuhan dalam rangka memelihara dan melindungi lingkungan hidup,
adalah ajaran yang sangat fundamental dalam ajaran agama khususnya Islam.
Ajaran ini berasal dari konsep tauhid yang mengandung arti bahwa manusia,
binatang, tumbuh-tumbuhan, dan benda yang tidak bernyawa lainnya, semuanya
adalah makhluk Tuhan, dan semuanya tunduk kepada-Nya.
10
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Masalah lingkungan hidup memang merupakan masalah yang kompleks
dimana lingkungan lebih banyak bergantung kepada tingkah laku manusia yang
semakin lama semakin menurun, baik dalam kualitas maupun kuantitas dalam
menunjang kehidupan manusia. Ditambah lagi dengan melonjaknya pertambahan
penduduk maka keadaan lingkungan menjadi semakin semrawut.
Kecenderungan kerusakan lingkungan hidup semakin masif dan kompleks
baik di pedesaan dan perkotaan. Memburuknya kondisi lingkungan hidup secara
terbuka diakui memengaruhi dinamika sosial politik dan sosial ekonomi
masyarakat baik di tingkat komunitas, regional, maupun nasional.
Dalam hal ini Agama Islam berperan besar untuk mengarahkan dan menjadi
pedoman agar manusia lebih menyadari akan pentingnya menjaga dan
melestarikan lingkungan hidup, karena manusia juga hidup di bumi ini memiliki
ketergantungan dengan lingkungan hidup.
Kita sebagai manusia yang memiliki akal, budi dan pikiran seharusnya
mampu untuk lebih bisa menjaga dan melestarikan lingkungan hidup demi
keberlangsungan dunia yang asri. Dari sini kita juga harus lebih jeli dalam
menanggapi beberapa kasus lingkungan hidup mulai dari yang terkecil hingga
yang nantinya akan membawa dampak yang fatal atau buruk bagi kehidupan.
10
DAFTAR PUSTAKA
http://afand.abatasa.com/post/detail/2405/linkungan-hidup-kerusakan-lingkungan-
pengertian-kerusakan-lingkungan-dan-pelestarian-
http://metronews.fajar.co.id/read/89909/19/index.php
http://cucusukmana.wordpress.com/2008/02/14/etika-baru-dan-peran-agama-
dalam-kehidupan-kesejagadan/
11