Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH KELOMPOK AL-ISLAM III

LINGKUNGAN HIDUP

Diajukan untuk memenuhi tugas kelompok Mata Kuliah Al-islam III

yang diampu oleh Drs. Suhur Samiun, S.Sos

Disusun oleh : Kelompok 9

Bagus Wahyu Pradana ( 2016440011 )

Kharismawan Sudarmaji ( 2016440028 )

Yuda Febriyanto ( 2016440045 )

PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA

2017M/1439H
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan karunia dan
rahmat-Nya sehingga makalah ini dapat terselesaikan dengan baik dan tepat pada
waktu yang telah ditentukan. Makalah ini diharapkan dapat memberikan
tambahan edukasi tentang Lingkungan Hidup

Dalam penyelesaian makalah ini, penulis banyak mengalami kesulitan,


terutama disebabkan oleh kurangnya ilmu pengetahuan yang menunjang. Namun,
berkat bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak, akhirnya makalah ini dapat
terselesaikan dengan cukup baik. Karena itu, sudah sepantasnya jika penulis
mengucapkan terima kasih kepada :

1. Dosen pengampu mata kuliah Al Islam III Drs. Suhur Samiun, S.Sos.

2. Teman - teman, narasumber yang dapat dipercaya, serta semua pihak


yang ikut membantu dalam pencarian data dan informasi, baik
secara langsung maupun tidak langsung, cetak maupun elektronik,
yang tidak dapat kami sebutkan satu per satu. Terima kasih atas
semuanya.

Penulis sadar, sebagai seorang mahasiswa yang masih dalam proses


pembelajaran, penulisan makalah ini jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu,
penulis sangat mengharapkan adanya kritik dan saran yang bersifat positif, guna
penulisan makalah yang lebih baik lagi dimasa yang akan datang. Harapan
penulis, semoga makalah yang sederhana ini, dapat memberi manfaat tersendiri
bagi para pembacanya dan juga mampu memberikan sedikit kemajuan bagi
Bangsa dan Negara.

Jakarta, 20 Desember 2017

Penulis

ii
DAFTAR ISI

Halaman
KATA PENGANTAR ...................................................................................... ii

DAFTAR ISI ....................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang ............................................................................................. 1
1.2.Rumusan Masalah ........................................................................................ 2
1.3 Batasan Konseptual ....................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Lingkungan ................................................................................ 3
2.2 Kerusakan Lingkungan Hidup ..................................................................... 3
2.3 Persoalan Lingkungan Hidup Saat Ini .......................................................... 4
2.4 Pandangan dan Peran Agama Islam Dalam Masalah Lingkungan Hidup .... 7

BAB III PENUTUP


3.1 Kesimpulan ................................................................................................ 10

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 11

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Masalah lingkungan di Indonesia, sekarang sudah merupakan problem khusus
bagi pemerintah dan masyarakat. Masalah lingkungan hidup memang merupakan
masalah yang kompleks dimana lingkungan lebih banyak bergantung kepada
tingkah laku manusia yang semakin lama semakin menurun, baik dalam kualitas
maupun kuantitas dalam menunjang kehidupan manusia. Ditambah lagi dengan
melonjaknya pertambahan penduduk maka keadaan lingkungan menjadi semakin
semerawut.
Berbagai usaha penggalian sumber daya alam dan pembangunan industri-
industri untuk memproduksi barang-barang konsumsi tanpa adanya usaha-usaha
perlindungan terhadap pencemaran lingkungan oleh buangan yang merupakan
racun bagi lingkungan disekitarnya dan tidak mustahil dapat membawa kematian.
Kecenderungan kerusakan lingkungan hidup semakin masif dan kompleks
baik di pedesaan dan perkotaan. Memburuknya kondisi lingkungan hidup secara
terbuka diakui memengaruhi dinamika sosial politik dan sosial ekonomi
masyarakat baik di tingkat komunitas, regional, maupun nasional.
Pada gilirannya krisis lingkungan hidup secara langsung mengancam
kenyamanan dan meningkatkan kerentanan kehidupan setiap warga negara.
Kerusakan lingkungan hidup telah hadir di perumahan, seperti kelangkaan air
bersih, pencemaran air dan udara, banjir dan kekeringan, serta energi yang
semakin mahal. Individu yang bertanggungjawab atas kerusakan lingkungan
hidup sulit dipastikan karena penyebabnya sendiri saling bertautan baik antar-
sektor, antar-aktor, antar-institusi, antar-wilayah dan bahkan antar-negara.
Dalam hal ini Agama Islam berperan besar untuk mengarahkan dan menjadi
pedoman agar manusia lebih menyadari akan pentingnya menjaga dan
melestarikan lingkungan hidup, karena manusia juga hidup di bumi ini memiliki
ketergantungan dengan lingkungan hidup.

1
1.2 Rumusan Masalah
· Apa persoalan lingkungan hidup saat ini?
· Mengapa terjadi krisis lingkungan hidup?
· Bagaimana pandangan etis agama islam terhadap lingkungan hidup?

1.3 Batasan Konseptual


Menurut Undang-Undang Rl Nomor 4 Tahun 1982 tentang Ketentuan-
Ketentuan Pokok Pengelolaan Lingkungan Hidup, Undang-Undang Nomor 10
Tahun 1992 tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga
Sejahtera, Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan
Lingkungan Hidup, menyatakan bahwa lingkungan hidup merupakan kesatuan
ruang dengan semua benda, daya, keadaan, dan makhluk hidup, termasuk manusia
dan perilakunya yang mempengaruhi kelangsungan perikehidupan dan
kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lainnya.
Lingkungan hidup adalah jumlah semua benda yang hidup dan mati serta
seluruh kondisi yang ada didalam ruang yang kita tempati, (Imam Supardi,2003).
St. Munajat Danusaputra : Lingkungan adalah semua benda dan kondisi termasuk
di dalamnya manusia dan aktivitasnya, yang terdapat dalam ruang di mana
manusia berada dan mempengaruhi kelangsungan hidup serta kesejahteraan
manusia dan jasad hidup lainnya. (Darsono, 1995).

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Lingkungan


Kehidupan manusia tidak bisa dipisahkan dari lingkungannya. Baik
lingkungan alam maupun lingkungan sosial. Kita bernapas memerlukan udara dari
lingkungan sekitar. Kita makan, minum, menjaga kesehatan, semuanya
memerlukan lingkungan.
Lingkungan atau sering juga disebut lingkungan hidup adalah jumlah semua
benda yang hidup dan mati serta seluruh kondisi yang ada didalam ruang yang
kita tempati.
Adapun berdasarkan UU No. 23 Tahun 1997, lingkungan hidup adalah
kesatuan ruang dengan semua benda dan kesatuan makhluk hidup termasuk di
dalamnya manusia dan perilakunya yang melangsungkan perikehidupan dan
kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lainnya.

2.2 Kerusakan Lingkungan Hidup


Berdasarkan faktor penyebabnya, bentuk kerusakan lingkungan hidup
dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu:
1. Bentuk Kerusakan Lingkungan Hidup Akibat Peristiwa Alam
Contoh dari bentuk kerusakan lingkungan ini adalah: Letusan gunung berapi,
Gempa bumi, Angin topan, Tsunami, dan lain-lain
2. Kerusakan Lingkungan Hidup karena Faktor Manusia
Manusia sebagai penguasa lingkungan hidup di bumi berperan besar
dalam menentukan kelestarian lingkungan hidup. Manusia sebagai makhluk
ciptaan Tuhan yang berakal budi mampu merubah wajah dunia dari pola
kehidupan sederhana sampai ke bentuk kehidupan modern seperti sekarang ini.
Namun sayang, seringkali apa yang dilakukan manusia tidak diimbangi dengan
pemikiran akan masa depan kehidupan generasi berikutnya. Banyak kemajuan

3
yang diraih oleh manusia membawa dampak buruk terhadap kelangsungan
lingkungan hidup.
Beberapa bentuk kerusakan lingkungan hidup karena faktor manusia, antara
lain:
a. Terjadinya pencemaran (pencemaran udara, air, tanah, dan suara) sebagai
dampak adanya kawasan industri.
b. Terjadinya banjir, sebagai dampak buruknya drainase atau sistem pembuangan
air dan kesalahan dalam menjaga daerah aliran sungai dan dampak
pengrusakan hutan.
c. Terjadinya tanah longsor, sebagai dampak langsung dari rusaknya hutan.

Beberapa ulah manusia yang baik secara langsung maupun tidak langsung
membawa dampak pada kerusakan lingkungan hidup antara lain:
a. Penebangan hutan secara liar (penggundulan hutan).
b. Perburuan liar.
c. Merusak hutan bakau.
d. Penimbunan rawa-rawa untuk pemukiman.
e. Pembuangan sampah di sembarang tempat.
f. Bangunan liar di daerah aliran sungai (DAS).
g. Pemanfaatan sumber daya alam secara berlebihan di luar batas.

2.3 Persoalan Lingkungan Hidup Saat Ini


Kini malapetaka yang terjadi dalam kisah-kisah kuno seperti Sodom dan
Gomora zaman nabi Luth dan banjir zaman nabi Nuh kembali mengancam
kehidupan di muka bumi akibat ulah manusia. Pemanasan global atau global
warming menjadi isu dunia dan tidak terkecuali Indonesia. Penyebab utama
pemanasan ini adalah pembakaran bahan fosil, seperti batu bara, minyak bumi dan
gas alam, yang melepas karbondioksida dan gas-gas lainnya yang dikenal sebagai
gas rumah kaca ke atmosfer. Gas rumah kaca juga timbul karena penggunaan
peralatan elektronik, penggundulan hutan, kebakaran hutan, yang mengurangi
penyerapan karbondioksida ke atmosfer. Ketika atmosfer semakin banyak
menampung gas-gas rumah kaca ini, karena karbon dioksida yang dilepas lebih

4
banyak dari yang diserap, ia semakin menjadi insulator yang menahan lebih
banyak panas dari matahari yang dipancarkan ke bumi.Akibatnya rata-rata
temperatur bumi meningkat. Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC)
menyimpulkan bahwa temperatur udara global telah meningkat 0,60c sejak 1861.
IPCC memprediksi peningkatan temperatur rata-rata global akan meningkat 1,4-
5,60c pada 2100. Akibatnya akan terjadi perubahan iklim secara dramatik. Pola
curah hujan berubah dan meningkat. Tetapi air akan lebih cepat menguap dari
tanah. Badai akan menjadi lebih sering terjadi. Angin akan bertiup lebih kencang
dan mungkin dengan pola yang berbeda.
Ketika atmosfer menghangat, lapisan permukaan laut juga akan menghangat,
sehingga menaikan tinggi permukaan laut. Pemanasan juga akan mencairkan
banyak es dikutub, sehingga memperbanyak volume air di laut. Tinggi permukaan
laut di seluruh dunia telah meningkat 10-25 cm selama abad ke-20, dan IPCC
memprediksi peningkatan lebih lanjut 9-88 cm pada abad 21.Di Indonesia,
kenaikan permukaan air laut berpotensi menenggelamkan 50 meter daratan dari
garis pantai kepulauan Indonesia, yang panjangnya 81.000 km. diperkirakan lebih
dari 405.000 hektar daratan Indonesia akan tenggelam, ribuan pulau kecil akan
lenyap dari peta Indonesia, abrasi pantai dan intrusi lautpun makin mengancam
penduduk bumi. Air bersih bakal kian langka karena intrusi air laut yang
mencemari tanah. Penduduk Jakarta dan kota-kota pesisir akan kekurangan air
bersih. Di pantai ribuan dan mungkin jutaan tambak juga akan lenyap. Menurut
IPCC dalam laporan awal April 2007, menyebutkan kenaikan rata-rata suhu
tahunan di Indonesia antara 1970 dan 2004 mencapai 0,1-10c. Kondisi itu akan
menurunkan produksi pangan, meningkatkan kerusakan pesisir, dan menyebabkan
berbagai jenis fauna yang tidak mampu beradaptasi dengan temperatur panas akan
musnah.
Parahnya kondisi yang bakal terjadi dalam pemanasan global, dan hanya
dapat diperlambat dan kemudian dicegah, apabila tidak ada peningkatan emisi
karbon karena keluasan hutan di bumi memiliki daya serap yang tinggi, dan
berkurangnya pelepasan karbondioksida akibat pembakaran bahan bakar fosil.
Khususnya di Indonesia keluasan hutan jauh berkurang karena penebangan dan
kerusakan hutan. Itupun rupanya masih belum cukup, karena Departemen

5
Kehutanan justru akan melelang lagi kawasan hutan Indonesia seluas 1.063.418
hektar, ini berarti seluas 2 kali pulau Bali. Pelelangan tersebut di 16 lokasi Izin
Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu (IUPHHK) di seluruh Indonesia, termasuk
Papua : 2 lokasi, Kalimantan Barat : 2 lokasi, Kalimantan Timur : 6 lokasi,
Kalimantan Tengah : 3 lokasi, Sulawesi Tengah : 1 lokasi, Maluku Tengah : 1
lokasi, Jambi- Sumatera Selatan : 1 lokasi. Selain melelang izin HPH, Departemen
Kehutanan juga akan melelang 9 kawasan HTI meliputi 2 lokasi di Riau. Satu di
Jambi, 1 di Kalimantan Timur dan 5 di Sumatera Selatan. Tentu saja kebijakan ini
akan semakin mengurangi keluasan jumlah hutan di Indonesia. Apakah dengan
demikian kita tidak sedang mempercepat terjadinya pemanasan global karena
keluasan hutan yang mampu menyerap karbondioksida semakin berkurang.
Lebih membingungkan lagi bahwa Pemerintah Indonesia juga telah
menandatangani 58 perjanjian kerja sama senilai US $ 12,4 milyar untuk
pengembangan bio-fuel. Pengembangan bio-fuel ini terkait dengan 1 juta hektar
pencadangan kawasan untuk perkebunan di Papua dan Kalimantan. Sejauh ini
belum ada kepastian bahwa rencana itu tidak akan memanfaatkan lahan hutan
alam, sebagai salah satu sasaran, ekspansi perkebunan kelapa sawit dsb, yang
pada akhirnya akan semakin memperparah keadaan kondisi hutan di Indonesia.
Biofuel memang bahan bakar yang ramah lingkungan karena emisi karbonnya
sangat rendah, sehingga negara Uni Eropa sangat tertarik untuk meningkatkan
kebutuhan biofuel. Namun dari perspektif lain karena bahan tersebut adalah
minyak sawit, maka potensi perkebunan sawit akan semakin luas menghancurkan
hutan alam di Indonesia. Itu berarti keuntungan bagi negara-negara Eropa karena
menyelesaikan salah satu permasalahan lingkungannya, tetapi dilain pihak
menghancurkan hutan di Indonesia. Barangkali permasalahan ini juga diketahui
dan dimengerti oleh Pemerintah Indonesia, karena pemerintah bukan tidak
memiliki ahli di bidang ini, hanya saja kepentingan lain lebih menarik sehingga
perjanjian kerjasama ini ditandatangani.

6
2.4 Pandangan dan Peran Agama Islam Dalam Masalah Lingkungan Hidup
Pandangan sekuler di Eropa yang memandang alam sebagai objek yang harus
dieksploitasi demi kepentingan dan kenyamanan manusia. Menurut Syyed Hosen
Nasr, salah seorang pemikir Islam terkemuka dari Iran berkata bahwa pengaruh
paham sekuler yang melenyapkan dimensi spiritual dalam kehidupan Barat, maka
alampun kemudian dipandang seperti seorang pekerja seks komersial (PSK).
Yaitu hanya dinikmati sepuasnya tanpa rasa cinta dan tanggung jawab. Akibatnya,
lanjut Nasr, alam mengalami kerusakan dari waktu ke waktu karena keserakahan
manusia yang tidak memiliki cinta, kasih sayang dan tanggung jawab terhadap
kelestariaannya. Ini tentu saja berbeda dengan perspektif agama( Alquran) yang
memandang manusia sebagai "wakil" Allah di Bumi (QS Al Baqarah: 30).
Di ayat yang lain, kita menemukan peranan dan fungsi kekhalifaan ini bahwa
fungsi manusia dalam hubungannya dengan alam adalah pemelihara dan
pemakmur bumi. "Dia telah menciptakan kamu dari bumi (tanah) dan menjadikan
kamu sebagai pemakmurnya."
(QSHud:61). Selain itu, pandangan keliru terhadap alam sebagai sekadar objek
untuk dieksploitasi manusia tidak sesuai paham ajaran Islam ( Alquran dan sunah)
yang merupakan landasan teologis umat Islam menjelaskan bahwa semua
makhluk Allah bertasbih kepada Allah termasuk alam semesta hanya saja kita
tidak tahu bagaimana bentuk tasbih mereka.
Konsep hidup tersebut telah diperkenalkan Prof. Dr. Harun Nasution dalam
bukunya "Islam Rasional" dalam istilah "berperikemakhlukan" artinya kasih
sayang kepada alam, binatang dan tumbuh-tumbuhan baik yang masih hidup
ataupun yang sudah mati karena semua itu adalah berasal dari ciptaan Tuhan.
Sebaliknya makhluk yang tidak mempunyai "perikemakhlukan" maka akan
mendapatkan kesengsaraan(neraka). Berkaitan dengan pandangan di atas maka
semakin jelaslah bahwa bencana alam terjadi adalah karena ulah, sikap dan
perbuatan manusia sendiri yang merusak alam. Tindakan seperti itu disebut oleh
agama fasad, tindakan yang mengakibatkan kerusakan, disharmoni dan
ketidakseimbangan tidak ("berperikemakhlukan").
Hidup mewah membuat manusia lupa daratan lalu memperturutkan hawa
nafsunya. Memakai istilah aji mumpung dan berbuat semaunya. Lebih fatal lagi

7
apabila dilakukan oleh orang-orang yang diberi kekuasaan memegang jabatan,
maka ini bisa melahirkan diktator ala Firaun dan Namruj laknatullah,
sebagaimana dijelaskan oleh Allah dalam Alquran: "Dan apabila kami hendak
membinaskan suatu negeri, maka kami perintahkan kepada orang-orang yang
hidup mewah di negeri itu( supaya menaati Allah) tetapi mereka berbuat
kedurhakaan, kefasikan di dalamnya, maka kepada mereka sudah seyogyanya
diberi hukuman (adzab), lalu negeri itu kami hancurkan dengan sehancur-
hancurnya. (QS Al Israa: 16). Rangkaian peristiwa demi peristiwa termaktub
dalam Alquran, seperti peristiwa hancurnya kaum Luhth, hancurnya kaum ’Aad
pada masa Nabi Hud, hancurnya kaum Tsamud pada masa Nabi Shaleh, Namruj
pada masa Nabi Ibrahim, Firaun pada masa nabi Musa. Demikian halnya Qarun
yang ditenggelamkan bersama hartanya. Semuanya musnah ditelan zaman, dan
hanya meninggalkan noda hitam dalam sejarah peradaban umat manusia.
Dosa dan maksiat sangat menjamur di mana-mana, sehingga menggiring
manusia ke lembah kehancuran. Allah SWT berfirman: "Apakah mereka tidak
memperhatikan berapa banyak generasi-generasi yang telah kami binasakan
sebelum mereka, padahal generasi itu, telah kami teguhkan kedudukan mereka di
bumi, yaitu keteguhan yang belum pernah Kami berikan kepadamu, dan kami
curahkan hujan yang lebat atas mereka dan kami jadikan sungai-sungai mengalir
di bawah mereka. Kemudian kami binasakan mereka karena dosa-dosa mereka,
dan kami ciptakan sesudah mereka generasi yang lain.(QS 6 Al-An’aam: 6)
Pentingnya peranan agama terhadap pelestarian lingkungan hidup apalagi ajaran
Islam sangat menghendaki agar alam semesta ini dipelihara dengan sebaik-
baiknya demi kemakmuran dan kemaslahatan umat manusia, karena
sesungguhnya alam semesta ini diciptkan oleh Allah SWT adalah untuk
kepentingan manusia.
Dalam surat Al Baqarah ayat 29 Allah swt berfirman: "Dialah Allah yang
telah menciptakan bumi dan segala isinya bagi kamu sekalian". Menurut Ibnu
Taimiyyah, cobaan Allah berupa musibah di dunia (bencana alam, kehilangan
orang-orang yang dicintai, penyakit dan lain-lain, juga berfungsi sebagai tebusan
bagi dosa-dosa seorang hamba. Bencana alam juga menjadi peringatan bagi

10
orang-orang yang melupakan Tuhan seperti tergambar dalam peristiwa-peristiwa
tersebut di atas.
Dari uraian di atas dapat dirumuskan bahwa kasih sayang kepada binatang
dan tumbuhan dalam rangka memelihara dan melindungi lingkungan hidup,
adalah ajaran yang sangat fundamental dalam ajaran agama khususnya Islam.
Ajaran ini berasal dari konsep tauhid yang mengandung arti bahwa manusia,
binatang, tumbuh-tumbuhan, dan benda yang tidak bernyawa lainnya, semuanya
adalah makhluk Tuhan, dan semuanya tunduk kepada-Nya.

10
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Masalah lingkungan hidup memang merupakan masalah yang kompleks
dimana lingkungan lebih banyak bergantung kepada tingkah laku manusia yang
semakin lama semakin menurun, baik dalam kualitas maupun kuantitas dalam
menunjang kehidupan manusia. Ditambah lagi dengan melonjaknya pertambahan
penduduk maka keadaan lingkungan menjadi semakin semrawut.
Kecenderungan kerusakan lingkungan hidup semakin masif dan kompleks
baik di pedesaan dan perkotaan. Memburuknya kondisi lingkungan hidup secara
terbuka diakui memengaruhi dinamika sosial politik dan sosial ekonomi
masyarakat baik di tingkat komunitas, regional, maupun nasional.
Dalam hal ini Agama Islam berperan besar untuk mengarahkan dan menjadi
pedoman agar manusia lebih menyadari akan pentingnya menjaga dan
melestarikan lingkungan hidup, karena manusia juga hidup di bumi ini memiliki
ketergantungan dengan lingkungan hidup.
Kita sebagai manusia yang memiliki akal, budi dan pikiran seharusnya
mampu untuk lebih bisa menjaga dan melestarikan lingkungan hidup demi
keberlangsungan dunia yang asri. Dari sini kita juga harus lebih jeli dalam
menanggapi beberapa kasus lingkungan hidup mulai dari yang terkecil hingga
yang nantinya akan membawa dampak yang fatal atau buruk bagi kehidupan.

10
DAFTAR PUSTAKA

Imam, Supardi, Lingkungan Hidup dan Kelestariannya.PT Alumni. Bndung.


2003.

Bethan, Samsuharya, Penerapan Prinsip Hukum Pelestarian Fungsi Lingkungan


Hidup dalam Aktifitas Industri Nasional. PT Alumni. Bandung. 2008.

Hamzah, Yacob. Beberapa Penanganan Kasus Lingkungan Hidup. Wahana


lingkungan Hidup Indonesia. Jakarta. 1993.

Muhamad, Erwin, Hukum Lingkungan. Refika Aditama. Bandung. 2008.

http://afand.abatasa.com/post/detail/2405/linkungan-hidup-kerusakan-lingkungan-
pengertian-kerusakan-lingkungan-dan-pelestarian-

http://metronews.fajar.co.id/read/89909/19/index.php

http://cucusukmana.wordpress.com/2008/02/14/etika-baru-dan-peran-agama-
dalam-kehidupan-kesejagadan/

11

Anda mungkin juga menyukai