Anda di halaman 1dari 7

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Agama yang pada hakikatnya adalah keyakinan akan adanya Tuhan yang tidak bisa di
pisahkan dari kehidupan manusia, maka sangat perlu di pahami secara seksama oleh setiap
manusia. Dalam uraian ini akan di kemukakan pengertian Agama, komponen dan unsur
agama, tujuan pendidikan agama, klasifikasi agama, fungsi dan peran agama bagi kehidupan
manusia

B. Tujuan Pembahasan

Adapun tujuan dari pembahasan ini ialah untuk memenuhi tugas yang di percayakan oleh
dosen Mata kuliah Pendidikan Agama Islam, selanjutnya pembahasan mengenai tentang
pengertian agama, Teori asal mula Agama, komponen dan unsur agama, fungsi agama dan
hubungan agama dengan fitrah manusia di dalam Al-Qur’an.

C. Metode Penulisan

Makalah ini di tulis dalam tiga bab, bab pertama berisi pendahuluan, kemudian bab ke
dua berisi pembahasan yang di bahas yakni pengertian Agama, komponen dan unsur agama,
tujuan pendidikan agama, klasifikasi agama, fungsi dan peran agama bagi kehidupan manusia
dan selanjutnya pada bab ke tiga berisi kesimpulan sekaligus penutup dari pembahasan.

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Agama

Secara etimologis kata agama berasal dari bahasa sansekerta. Kata ini tersususn dari kata
A dan Gama. A yang berarti tidak dan sedangkan Gama berarti berjalan atau berubah. Jadi
agama berarti tidak berubah. Demikian juga menurut H. Muhamad Said, sejalan pendapat itu
Haruna Sution juga mengemukakan, bahwa agama berasal dari bahasa Sanskrit. Menurutnya ,
satu pendapat menyatakan bahwa kata itu tersusun dari dua kata yaitu A = Tidak, dan Gama
= Pergi. Dengan demikian agama berarti tidak pergi atau tetap di tempatnya.

K.H. Thalib Abdul Muin, juga memberi pendapat bahwa kata agama berasal dari
bahasa sansekerta, yang mana A berarti tidak, dan Gama berarti kocar kacir. Jadi agama
berarti tidak kocar kacir, dalam artian agama itu teratur.

Sementara itu K.H. Zainal Arifin Abbas dan Sidi Gazalba, berpendapat bahwa agama
dan religi serta Al-Din itu berbeda beda antara satu dan lainnya. Masing-masing mempunyai
pengertian sendiri. Lebih jauh lagi, Gazalba menjelaskan bahwa Al-Din lebih luas
pengertiannya dari pada pengertian agama dan religi. Agama dan religi hanya beriisi ajaran
yang menyangkut aspek hubungan antara manusia dan Tuhan saja. Sedangkan Al-Din berisi
daan memuat ajaran yang menyangkut aspek hubungan antara manusia dan tuhan dan
hubungan sesama manusia.

Sedangkan secara istilah pengertian agama, tidak ada pengertian agama itu yang
benar-benar memuaskan, oleh karena keragaman agama itu sendiri. Sehubungan dengan itu
pengertian yang akan di bentangkan berikut ini adalah beberapa pendapat dari pakar yang
sudah barang tentu menurut sudut pandang mereka masing-masing. Beberapa definisi
pengertian agama yang di maksud adalah sebagai berikut :

Frazer berpendapat bahwa agama adalah sebagai perdamaian atau tindakan


mendamaikan dari kuasa-kuasa atas kepada manusia yang mana di percayai mengatur dan
mengontrol alam raya dan kehidupan manusia.

Sejak dulu hingga sekarang banyak sudah para sarjana dan ilmuan yang mempelajari
agama menurut dari segi ilmu masing-masing. Terutama pada ilmuan mencoba mengkaji
agama dari berbagi aspek

Tylor menyebutkan mengkaji agama dengan sangat sederhana dan tanpa memberikan
penelitian terhadap fungsi agama itu, kajian ini kemudian disebut menjadi sebuah teori
tentang “Asal mula agama”. Menurutnya asal mula agama pada awalnya berangkat daari
kesadaran manusia akan adanya jiwa.

Selanjutnya Lang memunculkan teori baru yang ulasannya berbeda dengan Tylor
terutama dalam hal konsep jiwa dimana ia mengatakan bahwa di setiap jiwa manusia ada

2
memiliki kemampuan goib yang dapat beraktifitas lebih kuat, akibat lemahnya aktifitas
fikiran manusia yang rasional.

Selain itu Frazer membuat suatu teori tentang asal mula agama bagi manusia. Teori
yang di maksudkan biasa di namakan teori “Batas akal”. Masih berhubugan dengan ini,
Muler menyatakan bahwa agama berasal dari keperluan dasar manusia untuk mencari sesuatu
yang berkenan dengan kekuatan hakiki yang ada di luar dirinya dan yang menguasai
hidupnya dan alam lingkungan, maka dari masalah itulah timbul gagasan tentang dewa, ruh-
ruh, dan tuhan.

Dari teori yang telah di kemukakan di atas jelas bahwa agama boleh di katakan
mengandung suat kecenderungan batin ( Rohani ) manusia untuk berhubungan dengan
kekuatan yang terdapat dalam aam semesta guna mencari makna dari suatu ang berbeda sama
sekali, dari apa yang di kenal dan di alam manusia.

B. Komponen dan Unsur Agama

Dari memperhatikan dari berbagai pendapat dan teori yang di kemukakan oleh para ahli
dan ilmuan dapat kita ketahui bahwa agama itu memiliki suatu komponen dan unsur yang
menjadi karakteristik suatu agama.

a. Komponen Agama

Menurut Koentjaraningrat komponen agama itu ada lima yaitu emosi keagamaan, sistem
keyakinan, sistem ritual dan upacara, peralatan ritual dalam acara dan penganut agama atau
umat.

Berikut ini akan diuraikan kelima komponen tersebut secara sepintas dan ringkas.

Emosi keagamaan, adalah sebuah getaran yang menggerakkan jiwa manusia untuk
menjlankan kelakuan dan kegiatan keagamaan.

System kepercayaan adalah merupakan hal yang paling utama dalam setiap agama,
karena semua yang disebut agama biasanya melibatkan idea atau kepercayaan tertentu di
suatu pihak dan beberapa amalan tertentu pula, artinya tidak satuun yang di sebut agama
jika tidak mempunyai kepercayaan terhadap hal yang bersifat supranatural dan memiliki
upacara agama sebagai manifestasi dari kepercayaan.

b. Fungsi agama bagi manuusia

Berbicara fungsi agama bagi kehidupan manusia tidak terlepas dari tantangan yang di
hadapinya, baik secara individu maupun masyarakat. Seperti di ketahui melalui penjelasan
Tuhan, manusia telah di lengkapi dengan seperangkat potensi anugrah Allah di antaranya alat
indra dan akal.

3
Untuk menjawab tantangan dan permasalahan yang muncul di tengah-tengah kehidupan,
manusia memerlukan pedoman baik secara global maupun secara rinci yang dapat di jadikan
pedoman dalam menyelesaikan permasalahan yang ada dalam kehidupan baik secara individu
maupun masyarakat. Pedoman yang di maksud adalah aturan, undang-undang dan hukum
yang terhimpun dalam agama.

Sejalan dengan pendapat di atas, Al-Zuhayri mengemukakan bahwa fungsi agama itu
setidaknya ada enam yaitu :

A. Agama sebagai pemenuhan kebutuhan rohani.


Manusia adalah makhluk rohani dan jasmani. Kebutuhan jasmani di penuhi
dengan makan dan minum, sedangkan kebutuhan rohani tidak dapat di penuhi
dengan makan dan minum, tetapi dengan iman dan akidah. Yang mana kebutuhan
ini hanya akan di peroleh oleh agama.
B. Agama sebagai motivasi dalam mencapai kemajuan.
Agama sebagai pemenuhan kebutuhan rohani beroirentasi kepada pembebasan
manusia dari belenggu kehinaan, kecemasan, kebodohan, dan kebimbangan,
kemudian mengangkatnya ketingkat kesempurnaan, keagungan dan kamuliaan.
C. Agama sebagai sarana pendidikan rohani
Rohani manusia yang sarat dengan unsur agama, akan mengarahkan jiwanya
untuk tunduk dan patuh kepaa Tuhan. Ketundukan dan kepatuhan akan
membentuk dalam diri manusia sikap yang mengutamakan pengajaran,
menjauhkan siksa, dan takut kepada kmarahannya serta menghindari diri agar
tidak melakukan kejahatan dan kerusakan.
D. Agama sebagai bentuk keseimbangan
Agama meletakkan dasar-dasar keseimbangan antara jasmani, rohani, dan akal.
Keseimbangan ketiga unsur ini sangat penting dalam hidup manusia, sebab bila
salah satu bagian dari unsur itu lebih dominan, seperti hawa nafsu misalnya,
manusia akan cenderung berperilaku seperti hewan. Sebaliknya jika unsur akal
yang mendominasi dari unsur yang lainnya, maka ia akan terbawa pada cara
berfikir menyesatkan. Sedangkan bila unsur rohani semata yang mendominasi
hingga unsur jasmani daan materi terabaikan, maka manusia akaan cenderung
bersikap menyendiri yang mana daapt membekukan akal.
E. Agama sebagai pembentuk kemtangan jiwa
Manusia pada dasarnya sangat membutuhkan agama agar ada jaminan bagi
ketenangan jiwa dalam dirinya. Sejalan dengan kebutuhan tersebut, agama
menganjurkaan manusia menjauhi segala bentuk perbuatan yang menjurus pada
pengerusakan fisik atau yang akan membahayakan diri seseorang. Karenanya
agama melarang semua tindakan yang dapat membahayakan tubuh, dan
sebaliknya menganjurkan kepada manusia agar dapat menggunakan segala
saranaa yang bermanfaat untuk memelihara hidup dan menjaga keselamatan serta
menghindarii dari kemungkinan keburukan, melalui ini agama menganjurkan
untuk bertaubat.

4
C. Tujuan pendidikan agama

Memahami ajaran-ajaran sederhana bersifat menyeluruh sehingga dapat


digunakan sebagai pedoman hidup dan amalan perbuatannya baik dalam hubungannya
dengan allah dengan masyarakat dan hubungan dengan sekitarnya serta dapat membentuk
pribadi yang berakhlak mulia sesuai dengan ajaran agama.

D. Klasifikasi agama

Agama Samawi adalah disebut juga agama yyang di percaya oleh para
pengikutnya di bangun berdasarkan wahyu Allah. Beberapa pendapat menyimpulkan
agama samawi jika :

1. Mempunyai definisi Tuhan yang jelas.


2. Mempunyai penyampai risalah (Nabi atau Rasul).
3. Mempunyai kumpulan wahyu dari Tuhan yang di wujudkan dalam kitab
suci.

Ciri-ciri agama samawi yaitu :

1. Agamanya tumbuh secara kelahiran dapat di tentukan dari tidak ada


menjadi ada.
2. Agama ini mempunyai kitab suci yang otentik ( ajarannya bertahan/ asli
dari Tuhan ).
3. Secara pasti dapat di tentukan lahirnya dan bukan tumbuh dari masyarakat,
melainkan di turunkan kepada masyarakat.
4. Di sampaikan oleh manusia yang di pilih Allah sebagai utusannya.
5. Ajarannya serba tetap walaaupun tafsirannyaa dapat berubah sesuai
kecerdasan dan kepekaan manusia.
6. Konsep keTuhanannya Monoteisme mutlak ( Tauhid).
7. Kebenarannya adalah universal yaitu berlaku bagi setiap manusia, masa
dan keadaan.

Contoh Agama samawi adalah : islam, kristen, dan yahudi.

Agama Budaya adalah agama yang berkembang berdasarkan budaya, daerah,


pemikiran seorang yang kemudian di terima secara global. Tidak memiliki kitab suci
dan bukan berdasarkan wahyu.

Ciri-ciri agama budaya (ardhi) yaitu :

1. Agama di ciptakan oleh tokoh agama.


2. Tidak memiliki kitab suci.
3. Tidak memiliki nabi sebagai penjelas agama budaya/ tidak di sampaikan
oleh utusan Tuhan (Rasul).
4. Berasal dari daerah dan kepercayaan masyarakat.

5
5. Ajarannya dapat berubah-rubah sesuai dengan perubahan akal fikiran
penganutnya.
6. Konsep ketuhananya panthaisme, dinamisme dan animisme.
7. Tumbuh secara komulatif dalam masyarakat penganutnya.
8. Ajarannya dapat berubah-ubah, sesuai dengan akal perubahan, akal fikiran
penganutnya.
9. Kebenaran ajarannya tidak universal, yaitu tidak berlaku bagi setiap
manusia, masa dan keadaan.

Contoh Agama budaya yaitu : Hindu, budha, konghucu dan lain-lain.

E. Fungsi dan peran agama bagi kehidupan

Terdapat beberapa fungsi Agama menurut Al-Quran yang dapat berguna bagi kehidupan
manusia diantaranya sebagai berikut :

1. Memberikan informasi kepada umat manusia, bahwa Tuhan itu Esa, karena itu
beribadat dan taaat hanya di tunjukan kepadaNya.
2. Untuk mengontrol perilaku manusia baik dalam hubungannya pada Allah maupun
kepada sesamanaya. Dengan adanya kontrol di harapkan umat manusia akan menjadi
hamba yang taat dan menjadi warga masyarakat yang baik.
3. Mendidik manusia agar berlaku jujur dan bertindak adil dalam segala hal, karena
dengan jujur daan bertindak adil akan menciptakan kedamaian.
4. Mendidik manusia agar tidak bersikap sombong dan bersifat dendam.
5. Menanamkan sifat sosial kemasyarakatan yang tinggi terhadap sesamanya dengan
cara mengeluarkan zakat, infaq, dan sedekah.
6. Mendidik dan memotivasi kepada pemeluk agama untuk menumbuhkan sikap tolong
menolong antar seesama, sebagai mana yang telah di peraktikan oleh kaum anshor
kepada kaum muhajirin.
7. Agama merupakan motivator, dinamisator, stabilator dalam diri manusia, sehingga dia
dia senantiasa melakukan kebaikan dan meninggalkan keburukan dengan kesadaran
bahwa yang di lakukan pasti di ketahui oleh Tuhan Maha Pencipta.
8. Mendidik manusia agar daapat memilih dan menentukan aqidah yang tepat dan benar-
benar sesuai dengan fitrah manusia, guna mendapatkan kebahagiaan di akhirat.
9. Memberi motivasi agar manusia menuntut ilmu pengetahuan, baik pengetahuan
tentang agama maupun umum.
10. Untuk membina akhlak dan persaudaraan intern dan antar umat.

6
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari uraian yang singkat di atas bahwa perlunya manusia pada agama adalah karena dalam
diri manusia sudah terdapat potensi beragama,potensi beragama ini memerlukan penbinaan
, pengarahan,dan pengembangan dan setarusnya dengan cara mengenalkan agama
kepadanya.

Agama merupakan kebutuhan (fitrah) manusia.

B. Daftar pustaka
 Conolly.peter.2002.aneka pendekatan study agama.yogyakarta.IRCiSOD
 www.bintangilmu.com,17.15,2016,10.12
 www.kreasifilsafat-theologianakdayaktaman:agamasamawidanbudaya
 www.ejurnalapapun.blogspot.com

Anda mungkin juga menyukai