BAB IX (Kedaulatan)¸
1. Pengertian kedaulatan menurut Jean Bodin
Mengartikan kedaulatan sebagai “wewenang tertinggi yang tidak dapat dibatasi oleh hukum”,
yang dimana wewenang tersebut ada pada penguasa (pemerintahan Negara) mengatasi seluruh
warga Negara dan orang-orang lain di dalam ruang lingkup wilayahnya.
2. Teori kedaulatan Tuhan dan kedaulatan Raja ternyata menimbulkan kekuasaan yang
absolut. Maksudnya adalah…
Teori kedaulatan tuhan menghasilkan kekuasaan yang absolut dikarenakan pada waktu itu
banyak penguasa yang mengakui dirinya sebagai tuhan, adapula yang mengaku sebagai wakil
tuhan, sehingga banyak masyarakat yang menyembahnya karena terpaksa. Sedangkan dalam teori
kedaulatan Raja, hanya keturunan raja lah yang berhak diangkat dalam kedaulatan, sehingga
menimbulkan keterpaksaan di dalam diri rakyat untuk percaya bahwa hanya keluarga raja yang
terbaik untuk memimpin Negara.
3. Mengapa teori kedaulatan rakyat yang dikemukakan oleh J.J. Rousseau ternyata
menimbulkan penyimpangan dari tujuan semula, yaitu untuk kepentingan umum?
J.J. Rousseau mengajarkan bahwa rakyat memiliki hak untuk mendapatkan kekuasaan
tertinggi melalui perwakilan berdasarkan suara terbanyak, sehingga membawa kepentingan dari
golongan yang terbanyak dalam suatu Negara.
Ajaran tersebut dinilai terlalu murni, sedangkan apa yang dikatakannya sebagai keputusan
dari suara terbanyak yang membawakan kepentingan umum, tidak pasti selalu benar. Apa yang
didukung oleh suara terbanyak itu tidak lagi mempersoalkan tentang kebenaran yang akan dikejar
melainkan mempersoalkan tentang menang atau kalah, sehingga terjadilah penyelewengan dari
tujuan awalnya.
4. Teori kedaulatan Negara merupakan teori Kedaulatan Raja yang dilaksanakan dalam
suasana kedaulatan Rakyat. Maksudnya adalah…
Golongan cendikiawan yang mendukung raja pada saat itu membentuk ajaran kedaulatan Negara
yang sudah mulai popular. Dalam teori tersebut, pengertian “Negara” yang abstrak itu dikonkritkan
dalam tubuh raja. Sehingga keadaannya adalah Negara berdaulat karena rakyat, kemudian
kedaulatan itu dimiliki oleh Negara yang dimanifestasikan pada diri seorang raja. Ajaran ini dibuat
sedemikian rupa agar supaya dapat diterima ole rakyat yang semakin menolak kedaulatan raja.
5. Jelaskan teori kedaulatan Hukum yang dikemukakan oleh Krabbe, sebagai reaksi terhadap
teori kedaulatan Negara.
Teori kedaulatan hukum timbul sebagai penyangkalan terhadap teori kedaulatan Negara yang
mendudukkan hukum lebih rendah dari Negara, sehingga Negara itu tidak tunduk pada hukum.
Teori ini dikemukakan oleh Krabbe yang menunjukkan bahwa kekuasaan tertinggi tidak terletak
pada raja, tidak juga pada Negara, tetapi berada pada hukum yang bersumber pada kesadaran
hukum dari setiap orang. Kedaulatan hukum berkaitan dengan hak asasi rakyat yang semestinya
tidak boleh dilanggar oleh Negara.
6. Jelaskan teori kedaulatan ditinjau dari segi relatif, yang berkaitan dengan masalah:
a. prinsip bernegara
dengan adanya hubungan antar Negara, maka keluar, kedaulatan dibatasi oleh
ketentuan-ketentuan hukum internasional khususnya dengan adanya perjanjian-perjanjian
internasional baik yang bersifat regional maupun internasional. Kedalam, kedaulatan juga
dibatasi oleh ketentuan hukum positif Negara yang bersangkutan.
b. prinsip mempertahankan bentuk Negara
dalam bentuk Negara kesatuan, kedaulatan tidak terbagi. Sedangkan dalam bentuk
Negara serikat, kedaulatan terbagi antara Negara serikat dan Negara bagian sesuai ketentuan
yang ada di dalam konstitusi Negara yang bersangkutan.
c. dasar kewibawaan penguasa
dalam dasar kewibawaan ini, Max Webber menyatakan sumber kewibawaan ada 3, yaitu:
kewibawaan kharismatis, kewibawaan tradisional, dan kewibawaan rasional. Selanjutnya
Logemann berusaha memperbaiki pembagian tersebut dengan menambah dua macam
kewibawaan, sehingga menjadi:
▪ kewibawaan kharismatis, dapat dijumpai dalam bidang agama
▪ kewibawaan magis, kewibawaan karena kekuatan gaib
▪ kewibawaan tradisional, berdasar tradisi turun temurun
▪ sebagai pengganti kewibawaan rasional, Logemann menggunakan mythe abad 18 sebagai
sumber kewibawaan, yaitu demokrasi kedaulatan rakyat dengan system perwakilan
▪ kewibawaan yang dikaitkan dengan mythe abad 20.
BAB X (Konstitusi)
1. Jelaskan arti konstitusi dan berikan pendapat saudara mengenai perbedaan antara
Grundgesetz dan Verfassung.
Prof. Padmo Wahyono, S.H. menyatakan konstitusi sebagai seperangkat peraturan yang
mengatur mengenai tata cara bernegara suatu bangsa. Dengan kata lain, konstitusi itu memuat atau
menggambarkan bagaimana keadaan organisasi suatu Negara.
Menurut saya, pada dasarnya Grundgesetz (konstitusi) mempunyai pengertian dan cakupan
yang lebih luas dari Verfassung (Undang-Undang Dasar) karena konstitusi meliputi peraturan-
peraturan baik yang tertulis maupun tidak tertulis, sedangkan UUD hanya memuat peraturan
tertulis saja.
3. Pada dasarnya rakyat setiap Negara menghendaki adanya konstitusi karena berkaitan erat
dengan paham konstitusionalisme. Maksudnya adalah…
Pada dasarnya, pemikiran tentang konstitusi timbul akibat keinginan kuat masyarakat agar
hak-hak dasarnya tidak dilanggar oleh penguasa yang absolut. Jaminan mengenai hal tersebut
diletakkan dalam suatu naskah yang merupakan pembatasan kekuasaan raja, juga untuk suatu
kepastian hukum yang disebut sebagai paham konstitusionalisme.
4. Menurut Carl Schmitt ditinjau dari sudut politis, isi suatu konstitusi dapat dibagi ke dalam
empat segi. Jelaskan!
a. konstitusi dalam arti absolut, yaitu konstitusi menetapkan hal-hal fundamental dan menentukan
segala bentuk kerja sama dalam Negara. Menurut Hans Kelsen, konstitusi merupakan norma
hukum tertinggi yang menjadi sumber bagi seluruh ketentuan hukum dalam Negara.
b. Konstitusi dalam arti relatif, yaitu selain memuat hal-hal yang fundamental, konstitusi juga
mengatur hal-hal yang penting sesuai dengan perkembangan dan kebutuhan masyarakat.
c. Konstitusi dalam arti positif, yaitu merupakan keputusan politik tertinggi dari rakyat.
d. Konstitusi dalam arti ideal, yaitu merupakan hal yang diidamkan oleh golongan borjuis liberal
agar hak-haknya tidak dilanggar.
5. Pendapat Hans Kelsen dan Charles A Beard yang membahas isi konstitusi dari segi yuridis
dan ekonomis.
a. segi yuridis
Hans Kelsen berpendapat bahwa suatu ketentuan hukum yang berlaku dalam Negara harus
dapat dikembalikan pada ketentuan hukum yang lebih tinggi sebagai suatu pertingkatan hukum
hingga mencapai hukum dasarnya (grund norm) yang menjadi sumber dasar bagi segala
ketentuan hukum yang berlaku.
b. segi ekonomis
Charles A Beard berpendapat bahwa keadaan ekonomi suatu Negara akan mempengaruhi isi
konstitusinya yaitu memuat hal-hal yang berkaitan dengan struktur perekonomian dari Negara
tersebut. Segi-segi ekonomis dari konstitusi menurutnya mengatur mengenai masalah distribusi
kekayaan alam milik Negara, masalah pinjaman obligasi, perpajakan dan system
perekonomian Negara.
9. Uraikan secara rinci apa maksud dari Living Constitution, konstitusi dalam arti material,
dan konstitusi dalam arti formal!
▪ Living constitution: suatu konstitusi yang hidup dalam masyarakat dan tidak hanya terdiri
dari naskah yang tertulis saja, tetapi juga meliputi konvensi-konvensi.
▪ Konstitusi dalam arti material: menekankan pada segi isinya yaitu konstitusi memuat hal-
hal yang fundamental seperti mengenai dasar Negara, bentuk Negara, atau mengenai cara-
cra untuk merubah konstitusi
▪ Konstitusi dalam arti formal: menekankan pada bentuknya yaitu berada pada satu naskah
tertentu sehingga menimbulkan istilah grondwet dan grundgezets.
2. John Locke dan Montesquieu mengemukakan teori pemisahan kekuasaan untuk mencegah
kekuasaan absolut. Meskipun demikian terdapat perbedaan dalam teori keduanya. Jlskn!
John Locke membagi kekuasaan Negara ke dalam tiga kekuasaan yang masing-masing terpisah
satu sama lain, yaitu (Tri Praja):
▪ Kekuasaan legislatif, yaitu kekuasaan membuat peraturan perundang-undangan
▪ Kekuasaan eksekutif, yaitu kekuasaan melaksanakan undang-undang termasuk untuk
mengadili
▪ Kekuasaan federatif, meliputi segala tindakan untuk menjaga keamanan Negara dalam
hubungannya dengan Negara lain
Montesquieu mengembangkan pembagian tersebut lebih lanjut, dan berpendapat bahwa kekuasaan
dalam Negara harus dipisahkan dalam tiga kekuasaan yang dipegang oleh satu badan yang berdiri
sendiri. Menurutnya, kekuasaan federatif seharusnya masuk ke dalam fungsi legislatif. Sedangkan,
kekuasaan yudikatif harus berdiri sendiri terlepas dari pengaruh badan lainnya. Pemisahannya
yaitu:
▪ Kekuasaan legislatif (kekuasaan perundang-undangan)
▪ Kekuasaan eksekutif (kekuasaan pemerintahan)
▪ Kekuasaan yudikatif (kekuasaan kehakiman)
Selanjutnya pemisahan tersebut dikenal dengan nama trias politica.
3. Dalam praktek kenegaraan teori Trias Politica ternyata sulit diterapkan secara murni.
Mengapa demikian dan bagaimana pendapat Prof. Jennings mengenai hal tersebut?
Hal ini terjadi karena dalam perkembangannya badan legislatif ternyata tidak mampu menjadi
satu-satunya lembaga yang melaksanakan tugas membuat undang-undang. Hal ini karena tidak
seluruh anggota yang duduk dalam badan legislatif merupakan orang yang ahli dalam masalah
tersebut. Sehingga tugas membuat rancangan udang-undang sebagian diserahkan kepada lembaga
eksekutif. Pemisahan kekuasaan pun tidak berjalan sebagaimana semestinya.
Prof. Jennings pun merespon dengan membedakan teori pemisahan kekuasaan dalam dua
bentuk: (1) pemisahan kekuasaan dalam arti materiil, yaitu mempertahankan pemisahan kekuasaan
dalam Negara secara tegas. System ini hanya dianut di Amerika Serikat; (2) Sistem pemisahan
kekuasaan dalam arti formil, yang tidak secara tegas mempertahankan pemisahan kekuasaan, jadi
lebih kepada pembagian kerja dan tanggung jawab. System ini dianut oleh Rusia dan Inggris.
2. Alat perlengkapan Negara yang pertama kali dikenal dalam sejarah kenegaraan
Secara historis, pembentukan alat perlengkapan Negara yang pertama dapat dijumpai pada abad
ke 16 di Perancis. Organisasi Negara pada zaman itu terbagi ke dalam lima departemen yang
secara keseluruhan berada pada tangan raja. Dengan begitu, alat perlengkapan Negara yang tertua
adalah lembaga eksekutif yang dapat dilihat dari diri seorang raja. Untuk melaksanakan
kekuasaannya yang absolut, raya akan menunjuk beberapa orang pembantunya. Dalam
perkembangannya, nantinya mulai juga dikenal lembaga legislatif yang membuat undang-
undang, dan lembaga yudikatif yang berfungsi mengadili para pelanggar peraturan di Negara.
3. Dalam teori kenegaraan dikenal teori Goodnow yang membagi organisasi Negara dalam dua
fungsi. Jelaskan apa maksudnya, dan bagaimana apabila teori tersebut dikaitkan dengan
teori dari Roswe?
Teori Goodnow dikenal dengan nama teori Dwi Praja, yang menjelaskan dua fungsi Negara,
diantaranya Policy Making, yaitu menetapkan tujuan atau haluan negara, dan Policy Executing,
yaitu kebijaksanaan yang harus dilaksanakan oleh rakyat untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan oleh policy making.
Apabila dihubungkan dengan teori Roswe juga akan menimbulkan dua jabtaan dalam
Negara, yaitu jabatan politik dan jabatan administratif.
4. Jellinek menyatakan bahwa peninjauan masalah alat perlengkapan Negara dapat ditinjau
dari dua sudut, yaitu bersumber langsung pada konstitusi dan yang tidak bersumber
langsung pada konstitusi. Berikan pendapat saudara mengenai hal ini!
Pendapat sendiri
5. Jelaskan ukuran apakah yang digunakan untuk menentukan alat perlengkapan Negara
ditinjau dari segi yuridis
a. bagaimana bentuk/strukturnya, apakah merupakan satu orang atau merupakan satu dewan
b. bagaimana susunannya, artinya bagaimana cara menyusun jabatan tersebut. Apakah dengan
cara dipilih, ditunjuk, atau melalui cara warisan
c. bagaimana merumuskan tugas/kewajiban dari jabatan tersebut
d. melihat wewenang apa yang dimiliki oleh suatu jabatan dalam melaksanakan tugasnya.
6. Berikan pendapat saudara mengenai arti dari Government by Committee, serta maksud dari
pembagian kerja sama dalam Negara secara vertikal dan horizontal
Government by Committee adalah membentuk suatu panitia kerja sama antar departemen
a. secara horizontal: penggabungan alat perlengkapan Negara untuk golongan yang sama
b. secara vertikal: penggabungan dengan tujuan koordinasi dan efisiensi yang menimbulkan
hierarki kekuasaan.
2. Menurut Jellinek ada tiga hal yang menyebabkan timbulnya konstruksi perwakilan.
Jelaskan apa maksudnya!
Menurut jellinek ada 3 penyebab timbulnya konstruksi perwakilan, yaitu:
a. pengaruh berkembangnya hukum perdata Romawi di abad menengah yang menyebabkan
timbulnya system perwakilan
b. adanya sifat dualistis pada abad menengah, yaitu adanya hak raja dan hak rakyat sehingga
mengakibatkan munculnya perwakilan untuk mencerminkan hak rakyat
c. pada abad menengah meskipun tuan tanah merupakan pusat kekuasaan, sebenarnya pusat
kekuasaan itu tidak ada. Kekuasaan itu malah diperebutkan antar tuan tanah.
6. Jelaskan pendapat dari DR. Jitta mengenai Negara corporatie sebagai pelaksanaan dari
system perwakilan fungsional!
Menurutnya, corporatie adalah kelompok dari orang-orang yang mempunyai kepentingan
yang sama yang kemudian mengorganisir dirinya dalam memenuhi kepentingannya tersebut.
Gabungan corporatie kemudian akan menimbulkan bangunan Negara yang menghendaki
perwakilan terdoro dari orang-orang yang ahli (perwakilan fungsional)
7. Dalam rangka melaksanakan hubungan antara si wakil dan yang mewakili kita mengenal
beberapa teori mandat. Sehubungan dengan itu, jelaskan bagaimana cara Negara Eropa dan
Amerika Serikat dalam mengatasi kelemahan system mandat bebas. Jelaskan pula pendapat
Krabbe dan Thorbecke mengenai hal ini!
Dalam teori tersebut, mandataris mempunyai kebebasan untuk menentukan apa yang akan
dilakukannya di lembaga perwakilan sehingga ia tidak tergantung dari instruksi sang mandans. Hal
tersebut menimbulkan kelemahan, yakni si mandataris bisa saja menyalahgunakan mandate yang
diberikan dan bersikap semaunya sendiri. Eropa dan Amerika pun memiliki cara-cara untuk
mengatasi kelemahan tersebut, yakni:
a. Inisiatif rakyat, khususnya dalam bidang perundang-undangan. Di swiss dilaksanakan secara
langsung yaitu rakyat turut membahas peraturan sejak rancangan sampai menjadi UU, dan
secara tidak langsung yakni pokok-pokok peraturan ditentukan rakyat, selebihnya diserahkan
kepada badan perwakilan. Sedangkan di Amerika terdapat hak recall, yaitu untuk memanggil
kembali para wakil rakyat yang melanggar aturan.
b. Referendum Konstitusional, meminta pendapat rakyat langsung mengenai perubahan UUD
c. Referendum Legislatif, yaitu meminta langsung pendapat rakyat mengenai perubahan UU .
Krabbe berpendapat bahwa yang menjadi pegangan si mandataris bukan instruksi diri yang
diwakili tetapi kesadaran hukum dari si mandataris sendiri, sehingga tugas penting dari para wakil
rakyat adalah menentukan norma-norma hukum. Sedangkan Thorbecke menganggap bahwa
mandataris adalah orang terpercaya, terpilih, yang mempunyai kesadaran hukum dalam mewakili
rakyat.
8. Untuk membentuk lembaga perwakilan, kita mengenal dua cara utama yaitu cara pemilihan
dan cara pengangkatan. Jelaskan apa maksudnya dan berikan pendapat saudara mengenai
bagaimana menentukan kadar demokrasi suatu Negara!
a. cara pemilihan yang mencakup pemilihan umum dan pemilihan bersyarat, pemilihan langsung
dan tidak langsung, serta pemilihan system distrik dan keseimbangan.
b. Cara pengangkatan yaitu pembentukan badan perwakilan dengan mengangkat para wakil
rakyat berdasarkan keahlian, fungsi, atau jabatannya dalam masyarakat.
9. Secara teoritis kita jumpai berbagai pendapat yang membahas mengenai masalah partai
politik. Meskipun demikian ada pendapat yang umum mengenai hal ini. Jelaskan dan
sebutkan pula macam-macam system kepartaian yang saudara kenal!
Partai politik dapat diartikan sebagai organisasi politik yang menjalani ideologi tertentu dan
dibentuk berdasarkan dengan tujuan umum yang dimiliki anggotanya.
System kepartaian: system dwi partai dan system multi partai.
10. Jelaskan pendapat Hatcheck dan Lwrence Lowell mengenai penggolongan masyarakat
secara non formal!
a. golongan konservatif, yaitu golongan yang merasa puas terhadap keadaan sekarang dan tidak
menginginkan perubahan
b. golongan dinamis, yaitu golongan yang puas terhadap keadaan sekarang tetapi masih
menginginkan adanya perubahan
c. golongan reaksioner, yaitu golongan yang tidak merasa puas terhadap keadaan sekarang tetapi
tidak menginginkan adanya perubahan
d. golongan radikal, yaitu golongan yang merasa tidak puas dengan keadaan sekarang dan
menginginkan adanya perubahan.
1. Jelaskan arti dari sendi-sendi pemerintahan dan uraikan pula tinjauan secara historis
mengenai hal ini!
Sendi-sendi pemerintahan adalah bagaimana cara membagi tugas pemerintahan suatu Negara
agar dapat berjalan dengan baik dan efisien. Secara historis masalah ini mulai dikenal pada masa
kerajaan Romawi yang disebut dengan istilah Ratio Gubernandi. Hal ini berkaitan dengan kondisi
wilayah Negara yang semakin luas, tidak lagi merupakan Negara kota seperti Yunani Kuno.
Dengan demikian wilayah Negara dibagi dalam daerah-daerah yang menimbulkan hubungan
pemerintahan pusat dan daerah agar tugas pemerintahan berjalan dengan baik di seluruh Negara.
2. Pelaksanaan tugas pemerintahan dalam Negara berdasar sendi keahlian dapat dibagi secara
vertikal dan horizontal. Jelaskan apa maksudnya!
Secara horizontal: keseluruhan tugas dibagi dalam beberapa bidang yang pelaksanaannya
diserahkan kepada para ahli seperti Menteri beserta stafnya. Kondisi ini menimbulkan lembaga
pemerintahan berdasar keahlian seperti departemen untuk melaksanakan tugas pemerintahan
berdasar keahlian menurut bidangnya masing-masing.
Secara vertikal: pemerintah pusat membagi tugasnya ke daerah-daerah, sehingga menimbulkan
perwakilan-perwakilan pusat di daerah yang kedudukannya bertingkat-tingkat dengan berdasar
pada prinsip keahlian.
2. Jelaskan kriterium apa yang digunakan oleh Georg Jellinek dalam membahas masalah kerja
sama antar Negara!
a) penggolongan dalam arti luas dan dalam arti sempit. Dalam arti luas mencakup segala macam
kerja sama berdasar hukum internasional yang menunjukkan suatu organisasi kerja sama yang
terjalin karena factor geografis atau factor lainnya, dan penggolongan dalam arti sempit
merupakan gabungan beberapa Negara dalam suatu kesatuan politis yang kemudian
membentuk pola tertentu
b) penggolongan dengan menganalisa apakah kerja sama antar Negara tersebut menghasilkan
suatu organ atau tidak.
c) Mengemukakan bentuk kerja sama antar Negara dalam arti sebenarnya (Negara protektorat,
staaten staat, dan monarchaal unie) dan kerja sama antar Negara bukan dalam arti sebenarnya
(segala macam bentuk pemerintahan kolonial dengan satu pusat kekuasaan)
3. Maksud dari menggunakan ukuran kedaulatan sebagai dasar bagi pelaksanaan kerja sama
antar Negara dan pendapat dari Alexis serta Georg Waitz mengenai dasar atas pelaksanaan
kerja sama antar Negara di Eropa Kontinental
a. Karena bertitik tolak pada kedaulatan, menurut bapak konstitusi Amerika bahwa
kedaulatan itu harus dibagi dua yakni kedaulatan ada pada pemerintah pusat dan
kedaulatan ada pada negara bagian.
b. George Waitz mengemukakan kriteria-kriteria penting untuk menunjukan pembagian
kedaulatan dalam negara bagian yaitu:
▪ Baik pemerintah pusat maupun Negara bagian, masing-masing punya lingkungan sendiri
▪ Masing-masing lingkungan punya alat perlengkapa sendiri
▪ Kekuasaan antara pemerintah pusat dan Negara bagian adalah sederajat sehingga
berwenang di bidangnya masing-masing.
c. Alexis mempelajari system demokrasi Amerika Serikat dan berpendapat bahwa kedaulatan
pada dasarnya merupakan suatu wewenang untuk membuat undang-undang.
4. Jelaskan pendapat John C Calhoun yang menyatakan bahwa kedaulatan ada pada Negara
bagian serta hubungannya dengan hak nullification dan seccesion
Calhoun mengatakan bahwa kedaulatan berada pada negara bagian karena konstitusi
dari negara Amerika Serikat adalah merupakan hasil suatu perjanjian suatu negara bagian.
▪ Nullification: hak untuk tidak mengakui keputusan pemerintah pusat
▪ Seccesion: hak untuk melepaskan diri dari ikatan
5. Pendapat dari Paul Laband dan Jellinek serta Albert Hanel berkaitan dengan masalah letak
kedaulatan dalam Negara serikat
a. Paul Laband dan Jellinek berpendapat bahwa Negara bagian dalam Negara serikat tidak
memiliki kedaulatan
b. Albert menentang pernyataan Laband, dan menyatakan bahwa Negara serikat memiliki tiga
unsur yaitu pemerintah pusat, Negara bagian, dan Negara serikat.
6. Dalam membahas masalah kerja sama antar Negara, Zorn, Leon Duguit dan Hans Kelsen
menggunakan ukuran lain yang berada diluar unsur kedaulatan. Maksudnya adalah…
a) Zorn: Kedaulatan tidak dapat dijadikan ukuran dalam menentukan hakekat dan suatu
negara serikat. Hal ini dikarenakan negara serikat bukan merupakan gabungan dari negara-
negara yang terlepas kedaulatannya tetapi merupakan suatu negara gabungan yang
berdaulat.
b) Leon Duguit: Negara harus merupakan suatu pemerintahan yang harus memiliki
suatu kekuasaan wewenang yang tidak memungkinkan adanya perlawanan.
c) Hans Kelsen: Negara merupakan penjelmaan dari tata hukum nasional. Dengan demikian
dalam kerja sama antara dua negara, berarti ada dua penjelmaan tata hukum nasional yang
bekerja sama
7. Pendapat Georg Jellinek dan kranenburg yang menggunakan kriteria yang berlainan untuk
menjelaskan perbedaan antara bangunan Negara yang disebut perserikatan Negara
(staatenbund) dan Negara Serikat (Bundesstaat)
a. Jellinek: ukuran perbedaan antara Negara serikat/feudal dengan perserikatan
Negara/konfederasi terletak pada unsur kedaulatan Negara
b. Kranenburg: menjelaskan ukuran perbedaan di antara keduanya yaitu apakah para warga dari
Negara bagian langsung terikat atau tidak pada peraturan yang dibuat pemerintah pusat.
9. Sumber dari hukum internasional yang menjadi dasar untuk mengatur masalah kerja sama
antar Negara, dan bagaimana hubungannya dengan hukum nasional masing-masing Negara.
Jelaskan pula pendapat Grotius mengenainya!
Sumber hukum internasional yang menjadi dasar adalah Hukum Antar Bangsa (Volkenrecht) atau
Hukum Antar Negara (Ius Gentium). Grotius membagi kerja sama antar negara dalam dua bagian
yaitu berdasar pada hukum yang berlaku dalam keadaan damai dan berdasar pada hukum yang
berlaku dalam keadaan perang.
10. Setelah perang dunia II para ahli hukum internasional mencoba memperbaiki hukum
internasional tradisional yang dianggap masih mengandung kekurangan. Jelaskan pendapat
Phillips Jessup dan Schwarzenberger mengenai hal ini!
a) Pendapat Philip Jessup: Yang menghambat berlakunya hukum internasional adalah karena
setiap negara masih memegang teguh unsur kedaulatan, sehingga menimbulkan
kesanksian akan adanya hukum antar Negara
b) Pendapat Schwarzenberger: Oleh karena hukum internasional mempunyai fungsi yang
terutama berdasar pada adanya power/perimbangan kekuasaan, maka dalam masalah kerja
sama antar negara kita tidak perlu berpegang pada segi yuridisnya saja tetapi juga perlu
melihat pada segi politis.
11. Kerja sama antar Negara juga menimbulkan suatu hubungan internasional. Sehubungan
dengan hal itu, jelaskan:
a. Pokok-pokok dari hubungan internasional menurut Frederich Schuman (ga ada di bukuuu)
b. Unsur-unsur yang membentuk suatu hubungan internasional: Manusia, alam, permanent
interest, negara internasional, dan Negara multi nasional
c. Pendapat dari Lord Acton dan Stalin mengenai pembentukan Negara-negara multinasinal:
Menurut Lord Acton unsur ini merupakan bentuk kerja ama antar negara yang sempurna
karena adanya bermacam-macam bangsa yang dapat bergabung tanpa menekan rasa
nasionalisme. Sedangkan menurut Stalin, disamping adanya hak untuk menentukan nasib
sendiri (right of selfdetermination) ada juga yang disebut “right of the workers class to
consolidate their power,” yaitu adanya suatu struggle for power.
12. Ditinjau dari segi politik internasional sebutkan unsur-unsur Negara yang menurut Hans
Morgenthau harus dipenuhi oleh setiap Negara agar dapat diakui sebagai Negara yang
mempunyai power dalam hubungannya dengan Negara-negara lain di dunia internasional.
jelaskan pula arti dari International Aristocracy dan International Oligrachy!
a. Unsur-unsur Negara menurut Hans: wilayah, sumber alam, kapasitas industry, kekuatan
militer, jumlah penduduk yang memadai, karakter nasional, kepribadian nasional, serta unsur
kemampuan untuk berdiplomasi
b. International Aristocracy adalah mesikipun dalam hukum internasional kita mengenal adanya
prinsip persamaan antar Negara, akan tetapi dalam kegiatan hubungan internasional tetap ada
hirarki berdasarkan power masing-masing Negara.
c. International Oligrachy adalah kelanjutan dari international aristocracy, dalam hal ini Negara-
negara mempunyai power membentuk semacam inner ring, sehingga kita mengenal istilah the
big three, the big four, the big four, dan sebagainya.
1. Tiga teori yang membahas mengenai masalah hubungan antara Negara dan hukum.
a. Menyatakan Negara berada di atas hukum, bahkan hukum merupakan perintah dari Negara
sehingga Negara lah yang menciptakannya. Dalam hal ini Negara adalah raja.
b. Menyatakan bahwa hukum lebih tinggi dari Negara, hukumlah yang berdaulat karena
bersumber pada kesadaran hukum/rasa keadilan rakyat. Siapapun harus tunduk pada hukum,
termasuk penguasa.
c. Menyatakan Negara adalah sama dengan hukum, karena Negara hakekatnya merupakan
perwujudan tata hukum nasional.
c. Sebutkan masalah hak asasi yang diperjuangkan oleh President Rooselvet, yang dikenal
dengan sebutan “the Four Freedoms.”
▪ Kebebasan untuk berbicara dan menyatakan pendapat (freedom of speech)
▪ Kebebasan beragama (freedom of religion)
▪ Kebebasan dari ketakutan (freedom of fear)
▪ Kebebasan dari kemelaratan (freedom of want)
3. Dalam masalah system hukum untuk mencapai kemakmuran Negara-negara Anglo Saxon
hanya mengenal satu macam system hukum, sedangkan Negara Eropa Kontinental
menganut dua macam hukum. Jelaskan apa maksudnya!
Negara Anglo Saxon hanya mengenal satu macam system hukum saja yaitu Rule of Law
dalam mencapai kemakmuran. Unsur-unsurnya adalah supremasi hukum, persamaan dalam hukum
dan konstitusi berdasarkan hak asasi. Sedangkan Negara Eropa Kontinental yang menganut
system Rechstaat menggunakan dua system hukum, pertama adalah hukum yang berlaku umum
untuk seluruh warga dalam mencapai kemakmuran yaitu hukum perdata, hukum pidana, serta
hukum acara.
b. Apa maksud dari system Lembaga kelompok hakim, system juri, dan arbitrase
perdamaian?
▪ System lembaga kelompok hakim: system yang amat diperlukan bagi Negara-negara yang
baru merdeka dari penjajahan dan kondisi hukumnya berada pada masa peralihan
▪ System juri: dalam memeriksa suatu perkara di pengadilan, selain ada para ahli hukum
juga ada orang-orang awam yang tidak mengerti masalah hukum dan mereka bertugas
untuk menentukan keputusan yang mengikat hakim.
▪ Arbitrase perdamaian: merupakan lembaga semacam wasit, biasanya berjumlah ganjil,
yang akan berusaha mendamaikan pihak-pihak yang bersengketa. (merupakan lembaga
swasta yang bersifat alternatif)
8. Jelaskan system tata hukum nasional dari system bernegara bangsa Indonesia yang diatur
dalam UUD 1945!
a. Negara berdasarkan atas hukum, diatur dalam pasal 1 ayat (3)
b. Segala warga bersamaan kedudukannya dalam hukum dan pemerintahan tanpa terkecuali.
Diatur dalam pasal 28 D ayat (1) dan ayat (3)
c. Masalah pengakuan hak asasi, diatur dalam Bab X A Pasal 28A-28J
d. Pemerintahan berdasar atas system konstitusi
e. Ketentuan mengenai kekuasaan kehakiman yang merdeka diatur dalam Bab IX, Pasal 24A-
24B, 24C
f. Ketentuan mengenai kewenangan lembaga untuk membuat peraturan umum diatur dalam pasa;
5, 20, 20 A, 21, 22, 22 A, dan 22 C
g. Dalam melaksanakan hukum, presiden selain dibantu oleh menteri sesuai dengan ketentuan
UUD 1945, juga dibantu oleh Tentara Nasional dan Kepolisian diatur dalam Pasal 17 dan 30.