Anda di halaman 1dari 21

BAB II

PEMBAHASAN

A. Syringe Pump
a. Definisi Syringe Pump
Syringe Pump adalah
salah satu alat yang digunakan
untuk memasukkan obat
dengan sistem berkala dan
teratur secara otomatis.
Dengan perhitungan yang
tepat, syringe pump dapat memudahkan tenaga medis untuk memberikan
cairan atau obat secara terjadwal dan meminimalkan human error yang
kerap terjadi.
b. Fungsi Syringe Pump
Berikut adalah fungsi dari syringe pump sebagai berikut
1. Sebagai alat yang digunakan untuk memasukan obat dan cairan
dengan tingkatan ketepatan yang tinggi ke dalam tubuh pasien.
2. Sebagai alat yang dapat digunakan secara kontinyu sesuai aturan
tanpa memberikan efek kadar obat yang terlalu rendah atau tinggi
karena dilakukan dengan tepat dan akurat.
3. Sebagai alat memasukan obat yang efektif terutama bagi pasien
yang memiliki kesulitan memasukan obat dalam bentuk tablet atau
kapsul.
c. Prinsip dasar Syringe Pump
Prinsip dasar Syringe Pump adalah memasukan cairan secara
berkala sesuai dengan perintah yang diberikan dengan sistem kontrol
dan keamanan yang sangat baik karena dilengkapi dengan sistem alarm
yang sensitif di bagian titik kritis sehingga tidak akan membahayakan
pasien saat terjadi kesalahan alat. Adapun alarm yang terpasang pada
syringe pump diantaranya adalah sebagai berikut :
1. Alarm untuk Kemampatan
Alarm satu ini akan berbunyi jika bagian bagian syringe
pump mengalami kemampatan. Kemampatan dapat disebabkan
oleh banyak hal. Alarm dapat berbunyi akibat adanya tekanan yang
berlebih pada sistem pompa. Sensor alarm ini akan sekaligus
mematikan atau menghentikan tindakan pemompaan jika terjadi
sumbatan.
2. Alarm untuk batasan jumlah cairan yang dimasukkan
Dalam mengonsumsi obat, tentunya akan ada aturan dan
batasan tertentu. Hal ini agar pasien dapat mengonsumsi obat
dengan dosis yang tepat dan tidak berlebihan. Syringe pump akan
memberikan kemudahan karena akan ada alarm yang
memberitahukan tenaga medis bahwa cairan dan obat yang
dimasukan sudah sampai pada batasnya atau sudah sesuai dengan
limit yang ditentukan. Jika batasan sudah tercapai, maka, secara
otomatis pompa akan berhenti dan alarm akan berbunyi sebagai
tandanya.
3. Alarm untuk mengetahui cairan sudah habis
Selain untuk mengetahui adanya sumbatan dan sudah
tercapainya limit atau batasan pemasukan cairan atau obat, alat ini
juga dilengkapi dengan alarm uang memberitahukan bahwa cairan
yang ada pada alat akan segera habis. Hal ini untuk mencegah alat
kehabisan cairan atau obat yang semestinya dimasukan secara
berkesinambungan.
d. Bagian-bagian Syringe Pump
Tidak lengkap rasanya jika membahas syringe pump tanpa
mengetahui bagian bagian syringe pump. Adapun bagian utama dari
syringe pump diantaranya adalah sebagai berikut :
1. Panel untuk pengoperasian yang berisi Power Display, Power
Switch, Indikator Syringe Size, Start Switch, dan Indikator Alarm.
2. Clamp yang memiliki fungsi sebagai penjepit suntikan atau
syringe.
3. Cluth
4. Dial yang berfungsi sebagai alat untuk menurunkan dan menaikan
delivery rame.

B. Infusion Pump
a. Definisi Infusion Pump
Infusion Pump adalah
perangkat medis yang digunakan
untuk memberikan cairan kedalam
tubuh pasien dalam jumlah besar atau
kecil, dan dapat digunakan untuk
memberikan nutrisi atau obat, seperti
insulin atau hormone lainnya,
antibiotic, obat kemoterapi, dan
penghilang rasa sakit dengan cara yang terkendali.
b. Prinsip Kerja Infusion Pump
Dari dasar nya alat ini bekerja dari rangkaian oscilator, yang
akan memberikan sinyalnya ke motor yang akan dikendali kan oleh
pengendali motor. Kemudian saat motor bekerja tetesan sensor dan
pengelola sinyal pada level air bekerja yang keluarannya akan
mengerjakan rangkaian buzer, pada sensor tetesan akan mendeteksi
berapa banyak tetesan yang keluar menuju pasien. kecepatan tetesan.
dapat dikendalikan oleh pengendali laju tetesan yang akan mengerjakan
pengendali motor. Dan hasil tetesan dan setingan laju aliran tetesan
dapat dilihat pada display.
c. Cara Pengoperasian Infusion Pump
1. Siapkan alat dan bahan serta asesoris
2. Tempatkan botol / kontainer cairan infus pada tiang infus
3. Pasang bahan infus sesuai urutan aliran selang infus
4. Setelah siap, tekan tombol swicth on-off
5. Tekan tombol setting, kemudian pilih fitur-fitur yang diinginkan :
ml total, ml inf, h, min
6. Tekan tombol pemilihan jumlah tetesan/h, dengan memilih angka
1 untuk satuan, 10 untuk puluhan, 100 untuk ratusan.
7. Tekan tombol start
8. Perhatikan kerja alat, jika terjadi alarm tekan tombol stop,
kemuadian periksa aliran selang terutama pada penjepit selang dan
bagian sensor.
d. Bagian-bagian Infuse Pump
1. Pole Clamp yaitu klem yang
berfungsi untuk mengklem alat
pada tiang infus, agar
pengoperasiannya lebih mudah
dan tidak mudah goyah.
2. Konektor Kabel AC yang
disertai dengan Fuse Holder
untuk pengamanan apabila
terjadi sambungan arus pendek (korsleting).
3. Konektor Drip Sensor berfungsi untuk mengkoneksikan drip
sensor apabila digunakan.
4. Konektor Alarm dihubungkan dengan perangkat lain seperti Nurse
Call dengan pengaturan tertentu.
5. Detektor Udara
Dalam Tabung
yang berfungsi
untuk mendeteksi
adanya
gelembung udara
di dalam tabung
(selang) infus.
6. Finger Peristaltik
adalah sebuah sistem yang bergerak secara peristaltic dengan diatur
oleh sistem mikro komputer agar menekan dan mendorong cairan
infus sehingga tetesan sesuai dengan apa yang diinginkan.
7. Detektor Kemacetan berfungsi untuk mendeteksi adanya
kemacetan yang terjadi pada selang. Sistem ini terhubung ke alarm
sehingga ketika terjadi kemacetan, alarm akan berbunyi.
8. Tubing Clamp atau Penjepit (klemp) selang infus agar dapat
dengan mudah dikendalikan oleh sistem mekanisme peristaltic.
9. Release Lever adalah Tombol pembuka clamp infus saat proses
infusion telah selesai dilakukan.
10. Layar Display dan Panel Operasi digunakan untuk mengatur
parameter yang diinginkan pada pelaksanaan infusion.

C. Patient Monitor
a. Definisi Patient Monitor
Pasien Monitor adalah suatu alat
yang difungsikan untuk memonitor
kondisi fisiologis pasien. Dimana
proses monitoring tersebut dilakukan
secara real-time, sehingga dapat
diketahui kondisi fisiologis pasien pada
saat itu juga. Pasien monitor ini menampilkan parameter-parameter
yang dibutuhkan dokter untuk mengecek keadaan pasien selama 24 jam
penuh secara real-time.
b. Jenis-jenis Patient Monitor
1. Pasien Monitor Vital Sign
monitor ini bersifat pemeriksaan stándar, yaitu pemeriksaan
ECG, Respirasi, Tekanan darah atau NIBP, dan Kadar oksigen
dalam darah / saturasi darah / SpO2.
2. Pasien Monitor 5 Parameter
Pasien monitor ini bisa melakukan pemeriksaan seperti
ECG, Respirasi, Tekanan darah atau NIBP, kadar oksigen dalam
darah / saturasi darah / SpO2 , dan Temperatur.
3. Pasien Monitor 7 Parameter
Pasien monitor ini biasanya dipakai diruangan operasi,
karena ada satu parameter tambahan yang biasa dipakai pada saat
operasi, yaitu “ECG, Respirasi, Tekanan darah atau NIBP (Non
Invasive Blood Pressure) kadar oksigen dalam darah / Saturasi darah
/ SpO2, temperatur, dan sebagai tambahan adalah IBP (Invasive
Blood Pressure) pengukuran tekanan darah melalui pembuluh darah
langsung, EtCo2 (End Tidal Co2) yaitu pengukuran kadar
karbondioksida dari sistem pernafasan pasien.
c. Parameter Patient Monitor
a) Monitor Vital Sign
1. ECG (Electrocardiogram) yaitu pemeriksaan aktivitas
kelistrikan jantung, dalam pemeriksaan ECG ini juga termasuk
pemeriksaan “Heart Rate” atau detak jantung pasien dalam satu
menit.
2. Respirasi adalah pemeriksaan irama nafas pasien yang terjadi
dalam satu menit.
3. Saturasi darah atau SpO2 adalah kadar oksigen yang ada dalam
darah.
4. Tensi atau NIBP (Non Invasive Blood Pressure) adalah
Pemeriksaan tekanan darah pada pasien.
b) Monitor 5 Parameter
Jenis monitor ini memiliki parameter yang hampir sama
dengan monitor vital sign tetapi ada satu parameter yang
ditambahkan yaitu temperature. Temperature adalah parameter
untuk mengukur suhu tubuh pasien yang diperiksa. Suhu tubuh
normal adalah 36‫ﹾ‬C-37‫ ﹾ‬C. Monitor 5 Parameter biasanya diletakkan
di ruang-ruang perawatan, ICU, UGD dan beberapa ruang
sederhana.
c) Monitor 7 Parameter
Untuk Monitor jenis ini parameter yang dimiliki pun hampir
sama dengan monitor 5 parameter namun terdapat perbedaan yaitu
adanya tambahan. Adapun tambahan parameter tersebut adalah
sebagai berikut :
1. IBP (Invasive Blood Pressure) adalah pengukuran tekanan
darah melalui pembuluh darah langsung,
2. EtCo2 (End Tidal Co2) yaitu pengukuran kadar karbondioksida
dari sistem pernafasan pasien.

D. Bubble Cpap
a. Definisi Bubble Cpap
Bubble CPAP (Continuos Positif Airways Pressure) merupakan
suatu alat yang dapat digunakan untuk memberikan tekanan positif
kepada bayi baru lahir. Yang sudah bisa bernapas spontan tetapi masih
rentan mengalami apnea. Tujuan dari Bubble CPAP adalah memeberikan
tekanan udara positif kepada pasien melalui nasal prong.
b. Bagian-bagian Bubble Cpap
1. Humidifier adalah Humidifier berfungsi untuk menghangatkan dan
melembabkan udara.
2. Humidification Chamber adalah tempat untuk menahan udara.
3. Expiratory Limb (breathing circuit) adalah untuk membawa udara
ekspirasi ke CPAP generator.
4. Inspiratory Limb (breathing circuit) adalah untuk membawa gas yang
telah dilembabkan dan dihangatkan ke pasien.
5. Infant Interface adalah alat yang melekat ke hidung pasien berupa
nasal prong.
6. CPAP Generator untuk mempertahankan tekanan rata-rata dari CPAP
7. Oxygen Blender (mixer) untuk mencampur oksigen sesuai dengan
yang dibutuhkan.
8. Oxygen Tubing untuk membawa oksigen ke humidifier.
9. Pressure Manifold untuk membatasi tekanan 17 cm udara 8 liter
permenit.

Gambar Gambar
Bagian-bagian dari Bubble CPAP Merk Fisher & Paykel Aksesori untuk Melekatkan Prongs ke bayi

c. Standar Opersional Prosedur Bubble Cpap


1. Mempersiapkan sistem CPAP
2. Pasang selang oksigen dan udara ke pencampur dan flow meter lalu
hubungkan ke pengatur kelembaban.
3. Hubungkan alat pencampur ke FiO2 yang sesuai.
4. Pasang flow meter antara 5-10 liter/mnt.
5. Tempelkan satu selang ringan, lemas dan berkerut ke alat pengatur
kelembaban.
6. Hubungkan probe kelembaban dan suhu ke selang kerut yang masuk ke bayi.
Atur suhu pada 36°C
7. Pastikan probe suhu
tetap di luar inkubator
atau tidak di dekat
sumber panas
8. Siapkan satu botol air
steril di dekat alat
pengatur kelembaban.

E. Infant Warmer
a. Definisi Infant Warmer
Infant berarti bayi dan warmer berarti penghangat. Maka infant
warmer secara bahasa diartikan Alat untuk menghangatkan bayi. Alat ini
difungsikan sebagai tempat perlindungan bayi bagi yang lahir dini
(premature). Infant warmer juga sebagai tempat singgah sementara untuk
menstabilkan suhu tubuh bayi yang lahir mengalami hipotermia.
Komponen utama dari infant warmer yaitu heater dan kontrol
suhu. Penghangat pada infant warmer menggunakkan elemen kering
yang suhunya dapat diatur sesuai kebutuhan. Radiasi panas yang
mengenai bayi suhunya antara 35 C - 37 C.
b. Bagian-bagian Infant Warmer
1. Box Pemanas berfungsi untuk
meradiasikan energi panas. Pada
infant warmer sederhana biasanya
digunakan sejenis lampu TL.
2. Panel Kontrol Suhu pada bagian
tiang penyangga Box Pemanas
terdapat panel kontrol untuk
mengatur suhu
3. Sensor Suhu berfungsi untuk
mendeteksi suhu real dan juga
berfungsi untuk mengindikasi overheat.
4. Sistem Alarm adalah Sistem yang terdapat pada panel kontrol yang
bekerja secara otomatis apabila terdapat kegagalan seting suhu atau
deteksi overheat.
5. Infant Bed yaitu bed yang digunakan untuk meletakkan bayi yang
akan diterapi. Bagian ini dilengkapi dengan pelindung pada setiap
sisi yang biasanya terbuat dari kaca atau mika.
6. Roda untuk memudahkan pergerakan, infant warmer juga
dilengkapi dengan empat roda, dimana 2 diantaranya dapat dikunci
agar tidak bergerak.
7. Tiang Infus merupakan bagian aksesoris dari infant warmer, sebuah
tiang infus kecil untuk meletakkan infus agar lebih praktis.
c. Prinsip Kerja Infant Warmer
Pada prinsipnya, kompone terpenting di alat ini adalah “pemanas”
atau heater dan juga sistem kontrol suhu. Pemanas pada infant warmer
terbuat dari elemen kering yang dapat meradiasikan panas antara 35 °C
hingga 37 °C.
Sementara sistem kontrol berfungsi untuk mendeteksi suhu
tersebut dan mengontrol apabila terjadi kondisi yang tidak sesuai dengan
program perintah yang dimasukkan pada alat. Misalnya overheat,
temperature eror dan lain sejenisnya. Pada jenis infant warmer yang
sudah canggih, dilengkapi lebih banyak mode – mode yang berfungsi
untuk efektifitas penggunaan.
d. Standar Operasional Prosedur Infant Warmer
1. Hubungkan kabel listrik pada stop kontak
2. Kemudian tekan tombol power (ON) hingga lampu indikator menyala
3. Selanjutnya, bila alat dilengkapi dengan timer, seting waktu yang
dibutuhkan untuk pemanasan.
4. Setelah itu setting suhu output sesuai dengan kebutuhan. Misal 36 °C
5. Penghangat akan bekerja sesuai dengan timer, dan apabila timer telah
terlampaui alat akan berhenti secara otomatis.
6. Tetap waspada meskipun alat sudah dilengkapi dengan sistem alarm.
F. Defibrillator
a. Definisi Defibrillator
Defibrillator merupakan
sebuah stimulator detak jantung di
mana cara kerja alat ini
bergantung pada listrik yang
bertegangan tinggi. Alat ini
diperlukan supaya
korban serangan jantung dapat
menjadi pulih kembali. Penggunaan dari eksternal defibrilator otomatis
diketahui bisa dilakukan melalui implan atau tanam dalam tubuh
pasien. Namun, sebagai alat eksternal yang biasa pun juga bisa dipakai.
b. Prinsip Dasar Defibrillator
Pada Prinsipnya Prosedur Pengoperasian Defibrillator Dibagi
Dalam Tiga Tahap:
a. Pemilihan besarnya energi dan mode pengoperasian
b. Pengisian energi (charge) pada kapasitor
c. Pembuangan energi dari kapasitor ke pasien (discharge)
c. Standar Operasional Pengopersian Defibrillator
1. Ambil paddles dari sisi samping alat
2. Yakinkan dalam keadaan kering
3. Beri krim pada permukaan paddle
4. Tempelkan paddle pada pasien diposisi apeks dan sternum
5. Tekan tombol energi
6. Lakukan pengisian dengan menekan satu tombol pada paddle, lalu
proses pengisian dapat dilihat di monitor
7. Jangan menyentuh pasien
8. Setelah proses pengisiian selesai maka akan terdengar suara “beep”,
pada display muncul tulisan “Defibrillator Ready” dan pada tombol
paddle akan menyala
9. Tekan paddle agak menekan ke tengkorak
10. Untuk pengosongan tekan kedua tombol pada paddle secara bersamaan
11. Lihat pada monitor
12. Selesai pilih switch pada tombol energy menunjukkan angka “0”
13. Tekan tombol power
d. Bagian-bagian Defibrillator
1. Paddle digunakan untuk mentransfer energi yang dihasilkan dari
alat,besarnya energi yang dihasilkan alat dapat diatur dengan
memutar knop pengatur sesuai dengan kebutuhannya.
2. Knop pemilih energy untuk memilih atau menentukan besarnya
energi yang akan diberikan ke pasien.
3. Tombol charge digunakan untuk proses pengisian energi yang akan
diberikan kepada pasien sampai pada batas waktu tertentu harus
ditekan dan setelah ada pemberitahuan (alarm) yang menandakan
pengisian energi sudah penuh maka boleh dilepas dan boleh
ditransferkan energi nya ke pasien melalui paddle.
4. Tombol discharge digunakan untuk memberikan energi dari paddle
ke pasien.

G. Ventilator
a. Definisi Ventilator
Ventilator adalah suatu
metode penunjang atau
bantuan hidup (life – support. Jika
ventilator berhenti bekerja maka
pasien akan meninggal. Oleh sebab
itu harus tersedia manual resusitasi
seperti ambu bag di samping tempat
tidur pasien yang memakai
ventilator, karena jika ventilator
berhenti bekerja dapat langsung
dilakukan manual ventilasi.
Gambar
Drager Ventilator Oxylog 2000
Plus
b. Setting Ventilator
Untuk menentukan modus operasional ventilator terdapat
beberapa parameter yang diperlukan untuk pengaturan pada
penggunaan volume cycle ventilator yaitu :
1. Frekuensi pernafasan permenit adalah jumlah pernapasan yang
dilakukan ventilator dalam satu menit.
2. Tidal Volume merupakan jumlah gas yang dihantarkan oleh
ventilator ke pasien setiap kali bernapas.
3. Konsentrasi Oksigen (FiO2) adalah jumlah kandungan oksigen
dalam udara inspirasi yang diberikan oleh ventilator ke pasien.
4. Rasio inspirasi : ekspirasi
Rumus Rasio inspirasi : Ekspirasi
Waktu Inspirasi + Waktu Istirahat
Waktu Ekspirasi
5. Limit pressure / inspiration pressure berfungsi untuk mengatur
jumlah tekanan dari ventilator volume cycled.
6. Flow Rate atau peak Flow merupakan kecepatan ventilator dalam
memberikan volume tidal pernapasan yang telah disetting
permenitnya.
7. Sensitifity atau Trigger berfungsi untuk menentukan seberapa besar
usaha yang diperlukan pasien dalam memulai inspirasi dai
ventilator. Pressure sensitivity memiliki nilai sensivitas antara 2
sampai -20 cmH2O, sedangkan untuk flow sensitivity adalah antara
2-20 L/menit. Semakin tinggi nilai pressure sentivity maka semakin
mudah seseorang melakukan pernapasan.
8. Alarm perlu untuk mewaspadakan perawat tentang adanya masalah.
Alarm tekanan rendah menandakan adanya pemutusan dari pasien
(ventilator terlepas dari pasien), sedangkan alarm tekanan tinggi
menandakan adanya peningkatan tekanan, misalnya pasien batuk,
cubing tertekuk, terjadi fighting, dan lain-lain. Alarm volume rendah
menandakan kebocoran. Alarm jangan pernah diabaikan tidak
dianggap dan harus dipasang dalam kondisi siap.
9. Positive end respiratory pressure (PEEP) bekerja dengan cara
mempertahankan tekanan positif pada alveoli diakhir ekspirasi.
PEEP mampu meningkatkan kapasitas residu fungsional paru dan
sangat penting untuk meningkatkan penyerapan O2 oleh kapiler
paru.

H. ESU (Electrosurgery Unit)


a. Definisi ESU
Electrosurgery
merupakan pengaplikasian dari
penggunaan arus listrik untuk
memotong, koalugasi, desikasi
atau fulgurasi jaringan (tissue)
pada tubuh. Salah satu
Gambar keunggulan dari penggunaan
Electrosurgical Unit Force FX
teknik ini adalah dapat
menghasilkan potongan yang baik dengan mengurangi rasio kehilangan
darah yang sangat baik. Peralatan Electrosurgery biasanya digunakan
pada saat operasi yang kondisinya membutuhkan pasien terhindar dari
kehilangan darah yang berlebihan.
Electrosurgical Unit atau ESU terdiri dari generator dan
handpiece dengan satu elektroda atau lebih. Unit ini dikendalikan dengan
menggunakan handpiece dan switch yang bisa digunakan dengan kaki.
Electrosurgical Unit ini dapat menghasilkan berbagai bentuk gelombang
listrik. Dan pada saat bentuk gelombang tersebut berubah, berubah juga
yang dihasilkan handpiece ke jaringan atau tissue.
b. Kelebihan Electrosurgery Unit
1. Mengurangi kemungkinan terjadinya pendarahan selama dilakukan
operasi.
2. Mengurangi rasa sakit yang ditimbulkan selama operasi.
3. Mengurangi infeksi yang mungkin terjadi akibat kontaminasi bakteri.
c. Kekurangan Electrosurgery Unit
1. Menimbulkan luka bakar dan membekas pada permukaan kulit.
2. Memungkinkan sel-sel disekitar jaringan yang dilakukan sayatan
menjadi rusak.
d. Pemilihan Mode Electrosurgery Unit
1. Monopolar Cutting (540 KHz) Continous
2. Monopolar Coagulation (390 KHz) Intermitten
3. Bipolar (>100 KHz) Continous
e. Elektroda Electrosurgery Unit
a) Elektroda Aktif
1. Elektroda jarum ( Needle Electrode )
2. Elektroda pisau ( Knife Electrode )
3. Elektroda lingkar pita ( Band Loop Electrode )
4. Elektroda bola ( Ball Electrode )
b) Elektroda Pasif
Elektroda pasif biasanya juga disebut dengan :
1. Netral Electrode
2. Dispersive Electrode
3. Indifferent Electrod
4. Ground Electrode

I. Laser CO2
a. Definisi Laser CO2
Laser (Ligh Amplification by
Stimulated Emission of Radiation) merupakan
jenis sinar atau cahaya panas yang bisa
digunakan untuk memotong kulit dan jaringan.
b. Tindakan Operasi pada Laser CO2
1. Corns (Mata Ikan)
2. Khitan Laser
3. Fine Wringkles (Kerutan kulit ringan)
4. Freckles (Menyamarkan atau menghilangkan bintik-bintik hitam
diwajah)
5. Syringoma (Tumor kulit jinak atau benjolan kecil)
6. Bedah minor laser
7. Hemoroid (Menghilangkan ambyen)
8. Fistula anal
9. Chondroma (Tumor tulang jinak)
10. Birthmarks (Menyamarkan ataau menghilangkan tanda lahir)
11. Warts (Menghilangkan kutil Kelamin)
c. Keunggulan Laser CO2
1. Lebih mudah sembuh
2. Lebih tidak sakit
3. Pendarahan hanya sedikit
4. Mengurangi Kemungkinan infeksi
5. Bengkak setelah beroperasi berkurang
6. Kerusakan jaringan minimal
7. Akurasi tinggi
8. Lebih aman
9. Hasilnya lebih baik

J. Laparascopy
a. Definisi Laparascopy
Laparascopy atau operasi lubang kunci merupakan prosedur
medis yang di lakukan ahli bedah untuk mengakses bagian dalam rongga
perut dan panggul. Tidak sama seperti teknik bedah umumnya,
Laporoskopi mempunyai beberapa kelebihan yang menguntungkan
pasien.
Selama tindakan
laparoskopi, Pasien akan di
bius total, Setelah itu para ahli
bedah membuat sayatan kecil
sekitar 1-1.5 cm sekitar pusar.
Melalui sayatan itu ahli bedah
akan memasukkan sebuah
tabung keci. kemudian,
setelah sebuah alat yang namanya Laparoskopi yang memiliki kamera
dam lampu kecil pada ujungnya akan dimasukan kedalam perut melalui
tabung yang telah di masukkan sebelumnya. Kamera itu memperlihatkan
kondisi di dalam rongga perut dan panggul pada sebuah monitor sehingga
memudahkan ahli bedah untuk melakukan operasi.
b. Keuntungan Laparascopy
1. Rasa nyeri minimal karena luka operasi kecil dan tidak melukai otot.
2. Pemulihan dan penyembuhan lebih cepat sehingga waktu perawatan
di rumah sakit lebih singkat dan cepat kembali ke aktivitas normal.
3. Luka kecil mengakibatkan perut bekas operasi hampir tidak terlihat.
c. Kerugian Laparascopy
1. Teknik operasi ini tidak dapat dilakukan pada pasien-pasian yang
pernah operasi perut sehingga terjadi perlengketan hebat di dalam
rongga perut.
2. Memerlukan biaya yang cukup mahal karena alatnya sekali pakai.
3. Bila bedah laparaskopi tidak memungkinkan, maka dilakukan
tindakan pembedahan biasa dengan sayatan yang lebih besar.
d. Perlengkapan Laparascopy
1. Laparascopy atau Teleskop
2. Kanula dan trokar
3. Insufflator
4. Uterine canula
5. Jarum Peres
6. Suction canula
K. Operating Lamp
a. Definisi Operating Lamp
Operating Lamp adalah fungsi utamanya yaitu untuk menerangi
objek pada saat dilakukan tindakan operasi atau pembedahan. Operasi
besar akan membutuhkan waktu yang lama dan dokter beserta perawat
yang banyak sehingga membutuhkan tata pencahayaan yang baik. Maka
peran sebuah lampu operasi sangat penting sehingga dibutuhkan lampu
operasi yang handal yang memiliki cahaya yang terang namun lembut,
tidak menyengat, dan tidak memimbulkan panas yang berlebih serta yang
tidak kalah pentingnya adalah lampu operasi yang tidak menimbulkan
bayangan.
b. Prinsip Kerja Operating Lamp
Cara kerja dari lampu operasi adalah merubah energy listrik
menjadi cahaya oleh LED. Proses pembentukan cahaya pada LED yaitu
Mengubah elektron menjadi foton. Elektron yang dialiri oleh
sumber tegangan (Forward Bias) akan mengalami medan
elektromagnetik hingga menimbulkan arus listrik. Arus listrik ini
kemudian akan meng”ON”kan dioda (LED) hingga foton dalam LED
akan memancarkan energi dalam bentuk cahaya LED.
Dalam LED, dapat dipandang sebagai sebuah kristal. Kristal ini
terdiri dari lubang (hole) dan elektron (ion), setiap elektron akan mengisi
lubang yang kosong dalam rekombinasi ini disebabkan oleh hantaran
arus listrik dari sumber tegangan (panjar maju). Ketika elektron telah
berekombinasi dengan lubang tadi, menyebabkan elektron terlepas dari
energi ikatnya. Rekombinasi ini menghasilkan energi yang terlepas dari
elektron. Energi yang terlepas inilah digunakan untuk memancarkan
foton (rekombinasi radiaktif), sebagaian lain digunakan untuk
memanaskan partikel-partikel kristal (rekombinasi non-radiaktif).
Pancaran cahaya ini merupakan cahaya sebuah LED.
c. Bagian-bagian Lampu Operasi

Keterangan :
1. Kabinet Lampu Operasi sebagai tempat meletakkan komponen lampu
operasi sekaligus sebagai tumpuan dari lengan lampu yang
ditancapkan ke langit-langit kamar operasi.
2. Lengan Lampu Operasi untuk mengarahkan dimana posisi head light
sesuai yang dibutuhkan. Ada 2 lengan yaitu tang bisa berputar 3600
(A) dan yang bergerak ke atas dan bawah dengan membentuk sudut
tertentu dimana porosnya ada di ujung lengan yang bisa berputar
3600 tadi.
3. Modul Kontrol sebagai tempat untuk mengontrol seberapa besar
intensitas dan suhu yang diinginkan, berbentuk tombol-tombol.
4. Head Light sebagai tempat pemasangan modul-modul LED.
Berbentuk seperti mangkuk yang tebalik.
5. Lengan Penyangga Head Light sebagai poros head light agar bisa
digerakan memutar dengan sudut pancar yang diinginkan.
6. Modul LED berisi beberapa LED yang dirangkai menjadi 1 agar
mempermudah dalam disrtibusi daya serta pengaturan cahayanya.
Setiap 1 modul led terdapat 5 LED. Menggunakan LED khusus yang
menghasilkan cahaya putih terang namun lembut.
7. LED komponen pengubah energy lisrtik menjadi cahaya.
8. Cup LED untuk mengarahkan cahaya LED agar semuanya terpantul
ke bawah.
9. Filter untuk mengurangi panas yang dihasilkan dari proses
pengubahan energy listrik menjadi cahaya.
10. Handle Pengatur Fokus untuk mengarahkan fokus cahaya lampu
operasi.

L. Operating Table
a. Definisi Operating Table
Meja Operasi adalah tempat tidur atau bed yang digunakan tenaga
medis dalam melakukan kegiatan operasi, baik operasi ringan atau
operasi yang berat atau biasa disebut didunia medis dengan bedah minor
dan bedah mayor.
b. Prinsip Kerja Operating Table
Pergerakan naik atau turun meja operasi digerakan dengan sistim
hydrooulik. suatu sistem atau peralatan yang bekerja berdasarkan sifat
dan potensi/ kemampuan yang ada pada zat cair (liquid).
c. Blok Diagram Operating Table
d. REMOTE
PLN POWER MIKROKONTROLLER
e. KONTROL
SUPPLY

SISTEM
DRIVER

MOTOR
HIDROLIK

Gambar
Blok Diagram Meja Operasi

Dari tegangan PLN, power supply akan membeikan tegangan ke


semua rangkaian. Remote kontrol akan memberikan perintah dengan
sesuai tombol yang ditekan kemudian mauk ke mikrokontroller
memberikan sinyal ke sistem driver untuk menggerakkan motor hidrolik
sesuai perintah dari mikrokontroller.
f. Standar Operasiona; pengoperasian

Anda mungkin juga menyukai