Oleh :
Arif Hidayat
NIM: 206046103810
KONSENTRASI PERBANKANSYARIAH
PROGRAM STUDI MUAMALAT (EKONOMI ISLAM)
FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKA R T A
1432 H/ 2011 M
LEMBAR PERNYATAAN
1. Skripsi ini merupakan karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah
satu persyaratan untuk memenuhi gelar strata satu (S1) di Universitas Islam
2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan
3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya
atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia
Hidayatullah Jakarta.
Arif Hidayat
KATA PENGANTAR
Allah SWT Sang Maha Pencipta langit dan bumi beserta segala isinya. Hanya Allah
yang telah menyusupkan inspirasi ilmu kepada semua hamba Nya, dan hanya Allah
SWT saja yang boleh sombong terhadap Ilmu Nya. Berkat petunjuk dari yang Maha
Pemberi Petunjuk sajalah skripsi ini bisa diselesaikan oleh penulis. Shalawat dan
Salam kepada pemimpin peradaban dunia Nabi Besar Muhammad SAW sebagai
utusan Allah SWT untuk menyebarkan kitab yang terjaga keasliannya sepanjang
zaman yaitu Al-qur’an Al-karim. Dengan uswatun hasanahmu lah penulis dapat
selalu tegar dan pantang putus asa dalam menyelesaikan skripsi ini, walaupun tidak
sedikit hambatan dan kendala yang penulis hadapi dalam menyelesaikan proses
skripsi ini. Hanya dengan rencana Allah SWT jualah skripsi ini selesai dengan tema ”
Bersaing”.
Penulis hanya bisa berharap semoga karya kecil ini dapat memberikan
kemanfaatan kepada pihak pihak yang terkait. Secara umum dapat memberikan
wacana kepada masyarakat, dan secara khusus pertama kepada kalangan akademis
maupun praktisi yang berkosentrasi pada bidang ekonomi Islam atau Lembaga
Dalam penyelesaian skripsi ini penulis banyak dibantu oleh pihak-pihak yang
i
kalau tidak ada dukungan dan bantuan yang diberikan penulis sangat menyakini
skripsi ini tidak akan terselesaikan. Dengan segala kerendahan hati izinkanlah penulis
1. Bpk. Prof. DR. H. Muhammad Amin Suma, SH., MA., MM., selaku Dekan
2. Ibu Euis Amalia, M.Ag., dan Bapak. Mu’min Rauf, M.A., selaku Ketua
Program Studi Muamalat dan Sekertaris Konsentrasi Perbankan Syariah
Jurusan Muamalat (Ekonomi Islam) Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
3. Bapak Drs. H. Ahmad Yani, M.Ag, sebagai Kordinator Teknis Program Non
4. Bpk. Dr. Djawahir Hejazziey, SH., M.A selaku dosen pembimbing yang
5. Para Dosen Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
yang telah memberikan ilmu yang sangat bermanfaat kepada penulis semasa
ii
7. Pimpinan dan Staf BMT Al Fath IKMI, yang telah menerima penulis untuk
melakukan riset dan membantu data yang diperlukan guna penyelesaian skripsi
ini.
8. Orang tuaku, Ibunda Zelni dan Suryadi. Ini mungkin bukan apa-apa bagi
ibunda dan ayahanda, tetapi semua ini adalah karena jasa-jasamu berkat
do’amu dan tanpa ibunda dan ayahanda aku bukanlah siapa-siapa. Dan buat
adik-adikku yang aku sayangi Chairul Akbar, Muhammad Al-hafiz, Aziza dan
yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu, yang telah menggoreskan
semoga tali silaturahmi kita selalu terjalin. Dan buat Semua teman-teman
Tiada suatu hal pun yang sempurna, karena kesempurnaan hanya milik
Allah SWT saja. Terhadap berbagai kekurangan kritik, saran dan koreksi
kalam penulis mengucapkan banyak terima kasih dan berharap semoga skripsi
ini bermanfaat bagi semua pihak dan berguna untuk kebaikan. Semoga karya
Penulis
iii
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN.
B. Rumusan Masalah..............................................................................5
F. Kajian Pustaka..................................................................................7
iv
B. Visi dan Misi BMT AL FATH Ciputat…....................................... 44
Al-FATH
BAB V PENUTUP.
A. Kesimpulan..................................................................................... 65
B. Saran ................................................................................................ 68
v
BAB I
PENDAHULUAN
tantangan besar bagi BMT itu karena sebagian besar masyarakat telah menggunakan
adanya harapan untuk mencapai sukses dunia dan akhirat juga keterpaduan antara sisi
maal dan tamwil (sosial dan bisnis), juga keterpaduan antara fisik dan mental,
mencapai kesuksesan tersebut diraih secara bersama, baik antar pengurus dan
Kemandirian berarti BMT tidak dapat hidup hanya dengan bergantung pada
uluran tangan atau fasilitas pemerintah, tetapi harus mampu berkembang secara
terhada lembaga tersebut, untuk itulah pola pengelolaannya harus profesional. Karena
BMT mempunyai visi dan misi. BMT harus mengarah pada upaya untuk
nasabah (ibadah dalam arti yang luas), sehingga mampu berperan sebagai wakil
1
2
dalam Islam yakni yang bersumber pada asas tauhid. Bahkan lebih dari sekedar nilai-
masyarakat.1
merupakan salah satu faktor penting yang membawa pada kesejahteraan umat.
ekonomi umat dan kemakmurannya adalah cita-cita yang ingin dicapai oleh umat
Islam.2
Beberapa waktu terakhir ini, perubahan teknologi yang cepat, siklus hidup
produk yang pendek, dan globalisasi pasar menuntut para eksekutif untuk berfokus
pada proses pengembangan produk baru. Dalam lingkungan yang ketat persaingannya
seperti saat ini, pemasok (supplier) merupakan sumber yang semakin penting untuk
mempunyai dampak yang besar dan langsung pada biaya, kualitas, teknologi, dan
produk baru.
1
Ahmad M. Saefudin, Ekonomi dan Masyarakat Dalam Perspektif Islam ( Jakarta: Rajawali,
1987 ), cet. Ke-1, hlm.19.
2
Ahmad Dimiyati, dkk, Islam dan Koperasi ( Jakarta : KOPINFO, 1998 ) h. 48.
3
perlu berubah ke arah yang lebih baik lagi. Produk yang dihasilkan oleh perusahaan
pasar berubah dengan cepat sesuai dengan perkembangan dan kondisi persaingan
yang tidak lagi begitu mudah seperti masa yang lalu maka perusahaan di Indonesia,
khususnya yang bergerak dalam industri manufaktur dituntut juga untuk bergerak
dengan berbagai cara untuk berada di depan para pesaingnya dengan menciptakan
produk yang sangat baru, proses yang berbeda, memanfaatkan infrastruktur yang
untuk menghemat biaya, atau dengan menciptakan produk yang tergolong mudah
posisi BMT AL-FATH sebagai salah satu lembaga keuangan syariah harus mampu
syariah ataupun konfensional yang sudah mempunyai nama dan sudah benefit di
bidang keuangan, sumber daya manusia (SDM) dan produk yang berkualitas. Melihat
4
perkembangan lembaga keuangan syariah yang begitu banyak muncul sebagai salah
satu alternatif lembaga keuangan mikro (BMT Al-Fath) sebagai salah satu lembaga
pembiayaan ataupun jasa yang mampu untuk bersaing. Untuk memasarkan produk
dan jasa BMT Al-Fath mempunyai pasar yang cukup potensial karena terletak di
wilayah Ciputat, di lingkungan pasar Ciputat sehinggga memudahkan BMT Al- Fath
dalam menarik para mitra untuk mau bergabung dengan BMT ini.
Walaupun letak BMT Al-Fath ini sangat strategis BMT Al-Fath tetap harus
mampu untuk menciptakan produk-produk unggulan yang layak dan dapat dengan
perbankan sangat ketat, belum lagi persaingan itu datang dari lembaga nonperbankan.
Selain itu kemunculan para rentenir yang begitu banyak dan sangat kreatif dalam
menarik nasabah dengan memberikan pinjaman begitu mudah tanpa syarat yang
merepotkan bagi nasabah, hal ini membuat BMT Al-Fath harus jeli dalam membaca
peluang sekecil apapun. Selain itu BMT Al-Fath harus bisa memenuhi keinginan dan
kebutuhan nasabah menciptakan produk- produk yang mudah diterimah para calon
nasabah dan mengembangkan produk-produk yang sudah ada agar lebih menarik dan
BERSAING ”, Dengan alasan bahwa letak BMT Al-Fath sangat strategis, jaringan
5
banyak, pengelolaannya sesuai dengan prinsip syariah, terbuka untuk diteliti dan
B. Rumusan Masalah
Berangkat dari latar belakang yang telah dipaparkan di atas, dapat dirumuskan
C. Batasan Masalah
bagi sebuah perusahaan, baik perusahaan yang bergerak dibidang jasa maupun
mereka masih ingin bertahan dalam suatu persaingan, tanpa adanya suatu
produk-produk yang baru yang lebih efektif maupun dengan cara merubah
penampilan atau memberi inovasi-inovasi yang baru pada produk-produk yang sudah
ada, sehingga dapat lebih menarik pelanggan dan juga ditujukan untuk meningkatkan
kembali gairah nasabah atau konsumen kepada produk-produk lama dimana nasabah
lembaga keuangan mikro yang bergerak dibidang keuangan dan jasa, BMT harus
mampu bersaing dengan lembaga-lembaga keuangan lainnya. Oleh Karena itu suatu
BMT harus mampu menciptakan produk-produk yang baru yang efektif dan evisien
sehingga dapat diterima oleh para mitra BMT maupun masyarakat, selain itu BMT
harus mampu membuat inovasi-inovasi yang baru pada produk-produk yang sudah
ada agar tidak menimbulkan rasa bosan pada para mitra BMT tersebut, semua hal
D. Tujuan Penelitian
pengembangan.
E. Manfaat Penelitian
7
1. Bagi praktisi di harapkan hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan masukan serta
informasi tentang masalah yang perlu diadakan perbaikan dan pembenahan serta
2. Bagi akademisi diharapkan hasil penelitian ini dapat dijadikan referensi serta
3. Penelitian ini diharapkan berguna bagi kalangan Usaha Kecil dan Menengah
F. Kajian Pustaka
tampaknya masih kurang mendapat perhatian dari para peneliti, untuk tidak
mengatakan belum pernah diteliti sama sekali. Adapun penelitian yang sudah
1. Pada tahun 2010 telah ditulis skripsi oleh Istikhori dengan judul Strategi
Memperluas Pangsa Pasar (Jakarta, Fakultas Syariah dan Hukum). Skripsi ini
Sementara sumber data yang digunakan adalah data perusahaan dan juga data
Hasil yang diperoleh penelitian ini adalah pemasaran yang efektif dan
Memelihara dan menjaga yang sudah ada dan melakukan kegiatan yang
bertujuan untuk membuat nasabah yang sudah ada agar mau meningkatkan
2. Pada tahun 2006 telah ditulis skripsi oleh Nurhasanah dengan judul Strategi
3. Pada tahun 2006 telah ditulis skripsi oleh Siti Arfah dengan judul Strategi
Dana BMT El-Syifa Ciganjur Jagakarsa Jakarta selatan. Skripsi ini membahas
selatan.
penulisan skripsi ini lebih difokuskan pada bagaimana strategi pengembangan produk
1. Lokasi penelitian yaitu pada koperasi BMT AL-FATH dengan alamat JL.Aria
2. Sumber Data
wawancara dengan pihak yang menjadi objek penelitian dalam hal ini
penelitian kepustakaan.
a. Studi Lapangan
wawancara.
10
b. Studi Kepustakaan
Studi kepustakaan (Library Research) yaitu metode yang digunakan
dengan penulisan skripsi ini, literatur ini berupa skripsi terdahulu, buku,
Setelah data diperoleh, maka penulis mengolah data tersebut dengan metode
dan keunggulan bersaing. Dan metode analisis yaitu suatu metode dimana
keunggulan bersaing.
5. Teknis penulisan
Sekripsi, Tesis dan Disertasi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
Tahun 2007.
11
H. Sistematika Pembahasan
Pembahasan dalam penelitian ini dirumuskan dalam lima bab. Agar dalam
penyusunan skripsi ini lebih sistematis dan terfokus, maka penulis sajikan sistematika
Bab satu berisi tentang pendahuluan yang menggambarkan bentuk, isi, dan
metode penelitian, yang di jabarkan dalam; latar belakang masalah, rumusan masalah,
Bab dua membahas mengenai gambaran umun tentang Landasan teori Strategi
dibahas dengan maksud memberikan gambaran lebih jelas mengenai teori yang
Bab tiga menjelaskan tentang tentang profil tempat penelitian (BMT AL-
FATH) yaitu sejarah, visi, misi, setruktur organisasi dan produk-produk yang ada
gambaran lebih jelas mengenai profil yang ada pada BMT AL-FATH.
Bab empat menjelaskan analisis data yang didapat dari lapangan dan di
analisa sesuai dengan metode penelitian yang telah dicantumkan pada bab
sebelumnya yaitu terkait dengan Strategi pengmbangan produk BMT Al-Fath, pola
Bab lima berisi tentang kesimpulan dari seluruh masalah yang telah dibahas
sebagai jawaban atas pokok masalah. Yang kemudian akan disertakan saran-saran
yang di harapkan akan menjadi masukan sebagai tindak lanjut dari penelitian.
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Strategi
Pengertian strategi adalah rencana yang disatukan, luas dan berintegrasi yang
dirancang untuk memastikan bahwa tujuan utama dari perusahaan dapat dicapai
1. Pengertian Umum
berfokus pada tujuan jangka panjang organisasi, disertai penyusunan suatu cara
2. Pengertian khusus
dan terus-menerus, serta dilakukan berdasarkan sudut pandang tentang apa yang
diharapkan oleh para pelanggan di masa depan. Dengan demikian, strategi hampir
selalu dimulai dari apa yang dapat terjadi dan bukan dimulai dari apa yang terjadi.
Terjadinya kecepatan inovasi pasar yang baru dan perubahan pola konsumen
13
14
Setiap unit bisnis harus merancang strategi untuk pencapaian tujuannya. Ada
memberikan ketentuan yang lebih sempit bagi analisis strategis terhadap pasar
dan perencanaan.
kinerja serta pada tahap ini pemilihan variabel kunci kesuksesan industri
perusahaan.
syariah, khususnya bagi yang baru berdiri dapat diatasi dengan proses magang
1
David,“(Koonsep Strategi dan Perumusan)”, artikel diakses pada 9 Februari 2009 dari
http://jurnalsdm.blogspot.com/2009/08/konsep-strategi-definisi-perumusan.html.h, 76.
15
samping itu juga dapat melalui partisipasi dalam program pelatihan ekonomi
prinsip-prinsip berikut:
2. Prinsip mengenal nasabah (know your customer principle), hal ini lebih
B. Pengembangan Produk
Produk adalah segala sesuatu yang ditawarkan kepada suatu pasar untuk
2
Philip Kotler, Marketing Management, Alih bahasa Alexander Sindoro (New Jersey:
Prentice Hall. 2000), h. 76
3
Febrianmujahid, “Ekonomics and Islamic Finance”, artikel diakses pada 30 April 2010 dari
http://febryanmujahid.wordpress.com/2010/04/30/bagaimana-bmt-baitul-maal-wa-tamwil-mengurangi-
angka-kemiskinan-di-indonesia/
16
adalah barang berwujud, jasa, events, tempat, organisasi, ide atau pun kombinasi
1. Simpanan Amanah
2. Simpanan Wadiah
3. Simpanan Pendidikan
4. Simpanan Nikah
7. Simpanan Haji
saat. Tabungan ini menggunakan prinsip wadiah/titipan. Dalam tabungan ini BMT
AL FATH tidak wajib memberikan hasil kepada penabung. BMT AL FATH boleh
memberikan bonus setiap bulan sesuai dengan kebijakan BMT AL FATH IKMI.5
pendidikan bagi putra-putri mitra. Penarikan dapat dilakukan dua kali dalam satu
4
Arinsyah Akbar, “Jenis-jenis Simpanan dan Pinjaman”, 17 Desember 2010 dari
http://blog.umy.ac.id/2010/jenis-jenis-dan-pinjaman-pembiayaan-bmt.html.
5
Ibid
17
tahun, pertama pada saat ajaran baru, kedua pada saat semester. Simpanan dengan
prinsip mudharabah mutlaqah ini akan mendapat bagi hasil setiap bulan dengan
nisbah.6
Simpanan Nikah
dilakukan satu kali menjelang idul fitri. Simpanan ini menggunakan prinsip
mudharabah mutlaqah sehingga akan mendapatkan bagi hasil setiap bulan sesuai
dengan nisbah.8
Simpanan Qurban
6
Ibid
7
Ibid
8
Ibid
18
Simpanan Haji
prinsip mudharabah mutlaqah sehingga akan mendapatkan bagi hasil setiap bulan
mutlaqah yang penarikannya dapat dilakukan sesuai dengan jangka waktu yang
dikehendaki.11
1. Promosi
kegiatan ini setiap bank berusaha untuk mempromosikan seluruh produk dan jasa
yang dimilikinya baik langsung maupun tidak langsung. Promosi adalah kegiatan
konsumen12. Dalam praktiknya paling tidak ada empat macam sarana promosi
yang dapat digunakan oleh setiap Bank dalam mempromosikan baik produk
9
Ibid
10
Ibid
11
Ibid
12
Kasmir. Pemasaran Bank; (Jakarta, Kencana 2004), h. 176.
19
2 . Periklanan (Advertising)
Iklan adalah sarana yang digunakan oleh bank guna menginformasikan segala
sesuatu produk yang dihasilkan oleh Bank. Tujuan promosi lewat iklan adalah
seperti;
13
Tujuab promosi “(Promosi Pemasaran)”, 23 Juli 2011http://id.wikipedia.org/wiki/promosi
(pemasaran).html.
14
Kasmir. Pemasaran Bank; (Jakarta, Kencana, 2004) h, 177.
20
Agar iklan efektif dan efisien maka diperlukan program pemasaran yang
tepat:
1. Presentasi Publik, artinya iklan menawarkan pesan yang sama kepada banyak
orang.
1 Regulasi BMT
15
Ibid., h. 177
16
Ibid., h. 178
21
Baitul Mal berasal dari bahasa Arab bait yang berarti rumah, dan Al-mal
yang berarti harta. Jadi secara etimologis (ma’na lughawi) Baitul Mal berarti
Baitul mal wattamwil adalah lembaga keuangan mikro yang dioperasikan dengan
mengangkat derajat dan martabat serta membela kepentingan kaum fakir miskin,
ditumbuhkan atas prakarsa dan modal awal dari tokoh-tokoh masyarakat setempat
BMT (Baitul Maal wat Tamwil) atau padanan kata Balai-usaha Mandiri
Terpadu adalah lembaga keuangan mikro yang dioperasikan dengan prinsip bagi
hasil, menumbuh kembangkan bisnis usaha mikro dan kecil dalam rangka
mengangkat derajat dan martabat serta membela kepentingan kaum fakir miskin.
Kegiatan Baitul Mal adalah menerima titipan BAZIS dari dana zakat, infaq
dan sadaqah dan menjalankannya sesuai dengan peraturan dan amanahnya. Dari
segi kata Baitul Maal mempunyai arti yang sama, yang artinya rumah harta. Akan
17
Muhammad, Lembaga Ekonomi Syariah, (Yogyakarta: Graha ilmu, 2007), h. 6.
18
Rifqi muhammad, Akuntansi Keuangan Syariah, (Jakarta, P3EI press, 2008), h. 15
22
tetapi keduanya dbedakan atas dasar operasionalnya. Terutama dari segi sumber
Baitul Maal sebenarnya sudah ada sejak masa Nabi Muhammad SAW.
konsep baru di bidang keuangan negara di abad ke tujuh, semua hasil perhimpunan
sesuai dengan kebutuhan negara. Tempat inilah yang disebut bait al-maal, yang
b. Zakat yang dikumpulkan dalam bentuk uang tunai, hasil peternakan dan hasil
pertanian.
negara Islam.
e. Penerimaan lainya separti kaffarah dan harta waris dari orang yang tidak
dilanjutkan dengan Umar ra. Dalam masa Umar ra yang disebut baitul maal adalah
dibawa, dipindahkan atau dijaga. Baitul maal sebagai lembaga keuangan yang
19
Euis Amalia, Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam, (Jakarta: Pustaka Asatruss, 2005), h.16.
23
2. Tujuan
daerah kerjanya.
infaq, shadaqah, wakaf, hibah dan lain-lain. BMT dalam fungsi ini bertindak
sebagai amil yang bertugas untuk menerima dana zakat, infaq, shadaqah, dan
dana sosial lainnya dan untuk selanjutnya akan disalurkan kembali kepada
20
Jaribah bin Ahmad Al-Haristi, Fiqih Ekonomi Umar bin Al-Khathab, (Jakarta: Khalifa,
2006), h. 644.
24
produktif.21
langsung dengan kehidupan masyarakat kecil yang serba cukup ilmu pengetahuan
ataupun materi maka BMT mempunyai tugas penting dalam pengemban misi
keislaman dalam segala aspek kehidupan masyarakat. Oleh karena itu BMT
diharapkan mampu berperan lebih aktif dalam memperbaiki kondisi ini. Dengan
BMT harus mampu melayani masyarakat lebih baik, misalnya selalu tersedia
pembiayaan.
3. Badan Hukum
BMT itu disebabkan karena BMT tidak termasuk kepada lembaga formal yang
dijelaskan UU No. 7 tahun 1992 dan UU No. 10 Tahun 1998 tentang perbankan
adalah Bank umum dan BPR, baik dioperasikan dengan cara konvensional
penerapan sistem operasi bagi hasil adalah perbankan dan koperasi. Saat ini oleh
itu dengan terbentuk koperasi, BMT berkembang ke berbagai sektor usaha seperti
keuangan dan sektor riil. Bentuk ini juga diharapkan dapat memenuhi tujuan
hukum yang bertahap, pertama dapat dimulai sebagai KSM (Kelompok Swadaya
Masyarakat) atau LKM (Lembaga Kecil Menengah) dan jika telah mencapai
modal dasar yang telah ditentukan barulah segera menyiapkan diri ke dalam badan
Jika mencapai keadaan dimana para anggota dan pengurus telah siap, maka
BMT dapat dikembangkan menjadi badan hukum koperasi. BMT yang telah
memiliki kekayaan Rp. 75.000.000 atau lebih diminta atau diharuskan untuk
mempersiapkan proses administrasi untuk menjadi koperasi yang sehat dan baik
dilihat dari segi pengelolaan koperasi. Dianalisa dari ibadah yang harus di
22
Hertanto Widodo, Panduan Praktis Operasional BMT, (Bandung : Mizan, 1999), h.81.
27
juga kepada Allah SWT, karena seharusnya BMT berbadan hukum koperasi ini
dikelola secara Syariah Islam yang sarat dengan nilai-nilai etika dan Islam.23
Badan hukum BMT yang sesuai dengan kondisi peraturan yang berlaku
adalah koperasi syariah, yaitu sebagai salah satu unit usaha yang dikelola koperasi.
Secara organisatoris BMT dibawah badan hukum koperasi. Dalam hal ini
Hukum BMT berpayung pada koperasi tetapi sistim operasionalnya tidak jauh
23
Nuri Fahmi, “Respon Masyarakat Pesantren Darunnajah Ulujami Pesanggrahan Terhadap
BMT Darunnajah Jakarta”, (Skripsi S1 Fakultas Syariah dan Hukum, Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta, 2005), h.22.
24
Ahmad Sukamatjaya, “Baitul Maal Wat Tamwil”, 28 Desember 2009, (Jakarta: Yayasan Al-
Amin Dharma Mulia), h.10.
28
BMT seperti apa yang ada di Bank Syariah. Oleh karena berbadan hukum
koperasi, maka BMT harus tunduk pada Undang-undang Nomor 25 tahun 1992
simpan pinjam oleh koperasi. Juga dipertegas oleh KEP.MEN Nomor 91 tahun
Bank syariah didirikan pertama kali pada tahun 1991 dengan didirikannya
cukup parah tahun 1998, sistem bagi hasil perbankan syariah yang diterapkan
bank.
Susila Bhakti (BSB), kemudian Bank Syariah Mandiri (BSM), dan diikuti
berdirinya Bank Jabar Syariah. Bank BRI rupanya tidak mau ketinggalan oleh
dari Bank Indonesia, pada 10 Januari 2003 membentuk perbankan syariah dengan
nama Bank Rakyat Indonesia Syariah Bandung (BRI Syariah). Selain sejumlah
Bank syariah tersebut, lembaga keuangan lainnya yakni BPR Syariah (BPRS) di
misalnya BPRS Al-Ikhsan. Satu lagi bank BUMN yang memiliki perbankan
29
syariah adalah Bank BNI. Sesuai dengan UU No. 10 tahun 1998 yang
membuka layanan perbankan yang sesuai prinsip syariah dengan konsep dual
system banking.25
mempunyai daya tarik cukup tinggi. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya peminat
untuk menabung. Dalam cetak biru BI, diproyeksikan bahwa jumlah asset, data
yang dikelola, dan pembiayaan tumbuh rata-rata sebesar 74,79%, 68,71% dan
syariah cukup pesat belum semua bank syariah dapat menampung sekaligus
syariah belum memenuhi atau belum dapat menjawab kebutuhan pasar oleh karena
itu perlu adanya lembaga keuangan mikro syariah yang memberikan peminjaman
dalam lingkup kecil yang salah satunya adalah BMT (Baitul Maal Wat Tamwil)
yang sekarang telah berkembang pesat dilihat dari hasil seminar lembaga
25
Segara Edo, “Saatnya BMT Berbenah Diri”, artikel diakses pada 10 Februari 2008 dari
http://www.edosegara.com/2008/02/saatnya-bmt-berbenah-diri.html
30
keuangan mikro syariah bahwa asset baitul maal wat tamwil (BMT) se Indonesia
diperkirakan sekitar Rp. 1,5 triliun. Asset tersebut dikelola sekitar 3.307 unit BMT
BMT sangat berperan dalam meningkatkan kehidupan umat , kata ketua Pusat
asset bank syariah mencapai Rp. 18,8 triliun per September 2005, apabila jika
dibanding asset perbankan nasional yang sekitar Rp. 1.100 triliun. Jika sebuah
BMT memiliki nasabah sekitar 100 orang, maka total nasabah BMT diseluruh
Indonesia sekitar 3 juta orang. Padahal BMT yang memiliki nasabah 100 orang
hanyalah BMT dengan asset dibawah Rp. 100 juta. Untuk yang assetnya lebih dari
bawah karena selain berada di daerah pembiayaan yang diberikan pun nilainya
kecil mulai Rp. 250 ribu-Rp. 5 juta. Dari 3 ribu-an BMT, baru 10 unit BMT yang
menembus asset Rp.15 milyar. Diperkirakan BMT yang berasset Rp.5-15 milyar
berjumlah 150 dan 300 BMT memiliki asset dibawah Rp. 1 milyar. BMT punya
adalah kelompok mikro dan kecil yang di Indonesia mencakup 98%. Pemerintah
bertambah jadi 25 juta dari 17 juta sebelumnya. Sementara usaha mikro berjumlah
40 juta unit.
kelompok miskin dan usaha mikro. Mereka kelompok miskin , selama ini tidak
terjangkau oleh dana perbankan sekitar Rp. 30 triliun dana yang diserap dari
pedesaan, hanya Rp. 15 triliun yang kembali kepada masyarakat. Meski terdepan
adalah status kelembagaan BMT. Walaupun sebagian besar BMT berbadan hukum
koperasi, fakta di lapangan menunjukan ada keluhan dari beberapa pihak bahwa
lembaga keuangan mikro yang ada di Indonesia selain koperasi dan lembaga
keuangan mikro lainnya. Awal mula muunculnya BMT di Indonesia adalah pada
bulan Juni 1992 di Jakarta, oleh prakarsa beberapa orang mendirikan lembaga
27
Iman Hilman, Perbankan Syariah Masa Depan, (Jakarta: Senayan Abadi Publising , 2003),
hal. 38-40
32
keuangan tanpa bunga dengan nama BMT. Lembaga keuangan non perbankan ini
mengenalkan konsep bagi hasil dalam bentuk akad mudharobah dan konsep jual
beli yakni murabahah serta akad kerjasama bisnis dengan musyarakah. Oleh
ekonomi dan keuangan Islam lainnya di tanah air. Munculnya lembaga keuangan
mikro seperti BMT merupakan salah satu multiplier efect dari pertumbuhan dan
BMT adalah lembaga keuangan terpadu yang isinya berintikan bayt al-mal
ekonominya. Selain itu BMT juga bisa menerima titipan zakat, infaq, shadaqah
zakat, infaq dan shodaqoh serta lainnya yang dibagikan / disalurkan kepada yang
berhak dalam rangka mengatasi kemiskinan dan dari kegiatan produktif dalam
33
rangka nilai tambah baru dan mendorong pertumbuhan ekonomi yang bersumber
daya manusia.28
Secara legal formal BMT sebagai lembaga keuangan mikro berbentuk badan
yang menganut sistem bagi hasil. Baitul maal dalam bahasa Indonesia artinya
rumah harta. Sebagai rumah harta, lembaga ini dapat mengelola dana yang berasal
dari zakat, infak, dan sedekah (ZIS). Di sinilah sebenarnya letak keunggulan dari
BMT dalam hubungannya dengan pemberian pinjaman kepada pihak yang tidak
ketentuan UU. No. 20 thn 2008, UU. No. 21 thn 2008, dan UU. No. 38 thn 1999.
Baitul Maal (rumah harta) dan fungsi usaha sebagai Baitut Tamwil (rumah
jaminan/proteksi sosial melalui pengelolaan dana baitul maal berupa dana ZIS
ataupun berupa insentif sosial, yakni rasa kebersamaan melalui ikatan kelompok
simpan pinjam ataupun kelompok yang berorientasi sosial. Proteksi sosial ini
menjamin distribusi rasa kesejahteraan dari masyarakat yang tidak punya kepada
masyarakat yang punya. Dengan demikian, terjadi komunikasi antara dua kelas
28
Ibid., h. 58
34
yang berbeda yang akan memberikan dampak positif kepada kehidupan sosial
yang diambil dari dana ZIS atau dana sosial. Dengan adanya model pinjaman ini,
BMT tidak memiliki resiko kerugian dari kredit macet yang mungkin saja terjadi.
Dalam konsep baitul tamwil, pembiayaan dilakukan dengan konsep syariah (bagi
hasil). Konsep bagi hasil untuk sebagian besar rakyat Indonesia merupakan konsep
yang telah sering dipraktikkan dan sudah menjadi bagian dari proses pertukaran
pengelola BMT dan peminjam saling melakukan kontrol. Di sisi lain pengelola
dituntut untuk menghasilkan untung bagi penabung dan pemodal. Produk yang
jual beli barang (BBA, murabahah, bai assalam), ijarah (leasing, bai takjiri,
29
Febrianmujahid, “Ekonomics and Islamic Finance”, artikel diakses pada 30 April 2010 dari
http://febryanmujahid.wordpress.com/2010/04/30/bagaimana-bmt-baitul-maal-wa-tamwil-mengurangi-
angka-kemiskinan-di-indonesia/
35
D. Keunggulan Bersaing
dapat mendukung posisi biaya relatif perusahaan dan menciptakan dasar untuk
diferensiasi.30
a. Nilai / Value
Yang harus ditekan pada nilai atau value ini yaitu suatu perusahaan
harus tahu tentang apa nilai atau value yang diinginkan atau diharapkan oleh
calon pembeli, sesuai atau tidak dengan harapan mereka, atau sesuai apa tidak
dengan apa yang didapatkan oleh mereka dari produk perusahaan tersebut.
30
Crown Dirgantoro, Manajemen Stratejik, ( Jakarta: PT Grasindo, 2001 ) h. 159.
36
c. Harga
d. Loyalitas Konsumen
mengabaikan produk pengganti dari pesaing, dengan kata lain adanya loyal
3. Mempertahankan Keunggulan
Mempertahankan lebih sulit dari pada merebut,kata- kata klasik ini sudah
sering kita dengar. Akan tetapi apakah kata-kata tersebut hanya dijadikan
tersebut juga berlaku dalam dunia usaha banyak cara dan banyak peluang serta
cara untuk mempertahankan keunggulan yang telah dicapai oleh organisasi atau
31
Crown Dirgantoro, Keunggulan Bersaing Melalui Proses Bisnis, (Jakarta: PT Grasindo,
2001) , h. 158.
37
berusaha menjadi penguasa tunggal dalam pasar.32 Sekali lagi, hal tersebut
sangatlah wajar dan sah-sah saja, tinggal bagaimana pelaku pasar yang lain
melakukan respon terhadap sifat dasar tersebut. Sifat alamiah ini kalau
diumpamakan sama dengan sifat manusia yang akan selalu merasa lapar dan
haus dan akan terus berusaha menutupi rasa lapar dan hausnya tersebut.
individu masing-masing.
generik adalah berdasarkan kepada strategi harga dan biaya terendah dengan
32
Ibid., h. 19
33
Ibid., h. 20
38
tidak pernah ada. Sedangkan teknologi memiliki peran yang sangat penting
pelanggan, maka perusahaan harus mau untuk menjadi bagian dari solusi
untuk si pelanggan dan bukan malah menjadi bagian dari problem mereka.35
dilakukan perombakan total pada proses bisnis atau sering dikenal sebagai business
process reengineering atau rekayasa ulang proses bisnis. Perombakan total terpaksa
dilakukan ketika perusahaan mengarah kepada situasi yang cukup menakutkan dalam
kerangka persaingan bisnis. Ada tiga kekuatan besar yang bekerja sendiri-sendiri
34
Ibid., h. 24
35
Ibid., h. 25
39
maupun secara kombinasi yang mendorong perusahaan untuk masuk semakin jauh ke
diidentifikasikan oleh Michael Hammer dan James Champy tokoh terkemuka dalam
P1= Pelanggan
P2= Persaingan
P3=Perubahan
P-1 (Pelanggan)
dan pelanggan telah muncul pegeseran yang sangat kelihatan dimana kekuatan
dominan tidak lagi berada di tangan para penjual akan tetapi berada pada tangan
pelanggan. Para pelangganlah yang sekarang meminta kepada pemasok atau penjual
apa yang mereka inginkan, kapan mereka menginginkannya serta berapa yang mereka
sedia bayar. Dengan demikian semakin bannyaknya pilihan yang dimiliki oleh
pelanggan, semakin besarlah kekuatan mereka untuk menentukan aturan main seperti
menuntut agar mereka diperlakukan secara spesifik atau secara individu dan bukan
36
Ibid., h. 53
37
Ibid., h. 53
38
Ibid., h. 53
40
mempersyaratkan seluruh jadwal pengiriman produk yang sesuai dengan apa yang
mereka tentukan. Demikian pula dengan jumlah yang harus mereka bayar.39
P-2 (Persaingan)
produk atau jasa yang layak dengan harga terbaik akan meraih penjualan. Sekarang,
persaingan tidak hanya semakin ketat, tetapi juga semakin beraneka ragam.
Dalam pasar yang semakin menyempit serta pemain yang justru semakin
bannyak, persaingan akan semakin ketat. Peran dan pengguna teknologi informasi
menciptakan halangan- halangan tersendiri bagi para pelakunya baik pemain lama
maupun para pendatang baru. Pada pola persaingan dan pesaing yang baru tersebut
banyak yang menyadari bahwa pelayanan standar yang telah ada saat ini tidak cukup.
Untuk berhasil, kita harus dapat memberikan lebih dari apa yang telah ada.40
P-3 (Perubahan)
Kita pasti pernah mendengar product life cycle (PLC). PLC atau siklus hidup
pasaran yang dimulai dari fase atau tahap produk diperkenalkan, kemudian fase
pertumbuhan di mana pertumbuhan permintaan terhadap produk oleh pasar tinggi dan
memasuki tahap kematangan dimana permintaan terhadap produk relatif stabil dan
39
Ibid., h. 54
40
Ibid., h. 55
41
sangat sedikit atau secara matematis mendekati atau menuju nol maka biasanya
produk tersebut tidak diproduksi lagi. Selain siklus hidup produk, kita juga bisa
membuat siklus hidup pelanggan yang akan menggambarkan tahapan yang sama
Perubahan yang terjadi dalam lingkungan bisnis saat ini yang bersifat
dinamis dan turbulence akan mengakibatkan seluruh siklus yang ada baik produk
tentu saja menginginkan untuk berada dalam fase kematangan produk maupun
Kalau tidak, maka dia akan tertinggal atau ditinggalkan, apalagi perubahan-perubahan
yang terjadi tersebut berlangsung secara terus menerus dengan kecepatan yang sangat
tinggi.41
41
Ibid., h. 56
BAB III
BMT Al-Fath ini didirikan pada tanggal 13 Oktober 1996 oleh 25 orang
pendiri dengan modal awal Rp 400.000,- per pendiri. Pada tahun 1998, BMT Al-Fath
IKMI resmi mendaftarkan diri pada departemen koperasi untuk mendapatkan badan
hukum. Maka BMT Al-Fath IKMI mendapat legal hukum dengan Nomor : 650/
Pada tahun 2005, berdasarkan hasil kesepakatan RAT tahun 2004, BMT Al-
Fath IKMI mengajukan perubahan badan hukum, maka lahirlah akte perubahan
dengan nomor 518/BH/PAD/ Koperasi 2005 dengan nama “Koperasi BMT Al-Fath
IKMI”.
BMT Al-Fath IKMI merupakan sebuah lembaga keuangan mikro syariah yan
telah tumbuh dan berkembang pesat di Ciputat. BMT Al-Fath IKMI terbentuk
sebagai lembaga keuangan syariah dengan model yang mampu melakukan fungsi
untukkegiatan simpan pinjam dengan pola usaha syariah dan bebas dari riba
42
43
sebagai mitra yang terpercaya dalam menjaga amanah yang diberikan masyarakat
serta berusaha secara sungguh-sungguh memberikan pelayanan yang terbaik. Saat ini
BMT Al-Fath IKMI memiliki 2 kantor Unit Pelayanan Kas yang bertempat di Kantor
Pusat Jln. Aria Putra No. 1 Kedaung, Pamulang serta Kantor cabang di Jln. Merpati
teknologi, sistem akuntansi, SDI yang handal, pemahaman Buku Profil KSU Syariah
Baitul Maal wat Tamwil (BMT) Al-Fath IKMI konsep syariah dan
yang berorientasi pada prestasi, potensi pasar binaan yang jumlahnya 3 Pasar, dengan
jumlah nasabah lebihdari 1.000 anggota. lembaga yang menjadi mitra kerja, serta
citra dan nama baik yang sudah mulai tertanam di masyarakat, menjadi pendorong
dan kekuatan sendiri,sehingga harapan dan masa depan BMT Al-Fath IKMI yang
perekonomian umat melalui kerja keras dan semangat kebersamaan serta ridho Allah
SWT.
BMT masih kurang disosialisasikan karena BMT lahir sekitar tahun 1994/1995
masyarakat kurang begitu tahu menahu tentang BMT. Dalam kendala tersebut,
strategi kita terdiri dari berbagai unsur seperti pegawai, guru, pedagang. Dari unsur
pedagang. Dari situlah terus dikembangkan sosialisasi kepada masyarakat dan mitra
BMT yang sudah bergabung dengan BMT sehingga tersebar informasi tentang BMT
dan baru pada tahun 2000 ke atas sudah mulai cukup bagus.1
Visi :
Misi :
pengusaha kecil dan menengah, dan membina kepedulian aghniyaa (orang mampu)
Fungsi :
1
Turmudi Imam, “Jujur, Amanah dan Menguntungkan” , BMT AL-FATH IKMI, (Jakarta), 20
Maret 2010, h. 31.
45
Tujuan :
(daya saing) anggota dan mitra binaan juga masyarakat pada umumnya melalui
Budaya Kerja :
menyenangkan.
2. Menjauhkan masyarakat dari praktek yang non syari’ah, terutama dari para
masyarakat. Dengan tambahan yang ditetepkan sangat tidak wajar maka rentenir
selalu di katakan identik dengan riba, sedangkan riba sangat di larang dalam Islam
karena riba sering dikaitkan dengan al-bathil tertulis dalam Al-quran Surat (An-
Nisa : 29).
2
Ibid., h. v
46
)29 : 4/(النساء
bertaubat (dari pengambilan riba), maka bagimu pokok hartamu; kamu tidak
menganiaya dan tidak pula dianiaya." (Al Baqarah/2: 278-279).
RAT
PENGURUS PENGAWAS
MANAGER
TAMWIL
KAB.OPERA KABAG
SIONAL MARKETING
MANAGER
MAAL
Ket :
Garis Perintah
PEMBUKUAN KEUANGAN
Garis Pengawasan
3
Ibid., h. 63
48
NPWP : 02.021.735-2.411.000
SIUP : 1086/10-04/PK/XII/2000
Dewan Pengawas
Didin Syaepuddin, SE
Dewan Pengurus
Dodi Kurniawan
Parjan
Naufal Safiq
Teller : Nurmilati
Teller : Aisyah.5
4
Ibid., h. 31
5
Ibid., h. 32
50
ini BMT Al-Fath tidak wajib memberikan hasil kepada penabung. BMT
BMT Al-Fath.6
yang dikehendaki. Pilihan jangka waktu yang dapat dipilih adalah: 3 Bulan
dengan nisbah 25% (mitra): 75% (BMT), 6 Bulan dengan Nisbah 30%
mitra: 70% (BMT), 9 Bulan dengan nisbah 35%(mitra): 65% (BMT) dan
6
Ibid., h. 21
7
Ibid., h. 21
51
dalam satu tahun, pertama pada saat ajaran baru, kedua pada saat semester.
dilakukan satu kali menjelang idul fitri. Simpanan ini menggunakan prinsip
4. Simpanan Qurban
mendapatkan bagi hasil setiap bulan sesuai dengan nisbah 20% (mitra):
80% (BMT).10
5. Simpanan Nikah
8
Ibid., h. 21
9
Ibid., h. 22
10
Ibid., h. 21
52
sehingga akan mendapatkan bagi hasil setiap bulan sesuai dengan nisbah
6. Simpanan Haji
bagi hasil setiap bulan sesuai dengan nisbah 20% (mitra): 80% (BMT).
a) Pembiayaan Mudharabah
usaha yang produktif dan halal. Dan hasil keuntungan dibagi sesuai dengan
b) Pembiayaan Musyarakah
Yaitu akad kerjasama usaha produktif dan halal antara BMT dengan
mitra dimana sumber modalnya dari kedua belah pihak. Keuntungan dibagi
kerugian ditanggung kedua belah Pihak sesuai dengan porsi modal masing-
masing.13
11
Ibid., h. 22
12
Ibid., h. 22
13
Ibid., h. 23
53
c) Piutang Murabahah
Yaitu akad jual beli barang antara mitra dengan BMT Al-Fath dengan
mitra untuk membeli barang-barang kebutuhan mitra atas nama BMT. Lalu
barang tersebut dijual kepada mitra dengan harga pokok ditambah dengan
d) Piutang Ijarah
Yaitu akad sewa menyewa barang atau jasa antara BMT Al-Fath dan
mitra. BMT Al-Fath menyewakan jasa atau barang kepada mitra dengan
harga sewa yang telah disepakati dan diangsur selama jangka waktu
tertentu.15
3. Simpanan Pendidikan
penarikannya hanya dapat dilakukan oleh mitra/anggota atau yang diberi kuasa
14
Ibid., h. 23
15
Ibid., h. 21
16
BMT Al Fath IKMI, Laporan Tahunan 2009. (Jakarta: BMT Al Fath IKMI, 2010), h. 36.
54
1998 adalah Simpanan yang penarikannya hanya dapat dilakukan menurut syarat-
syarat tertentu yang disepakati, tetapi tidak dapat ditarik dengan cek, bilyet giro
perjanjian atau kesepakatan yang telah dibuat antara bank dengan si penabung.
Misalnya dalam hal frekuensi penarikan, apakah 2 kali seminggu atau setiap hari
atau mungkin setiap saat. Yang jelas haruslah sesuai dengan perjanjian
sebelumnya antara bank dengan nasabah. Kemudian dalam hal sarana atau alat
17
Kasmir, Manajemen Perbankan, Ed.1. Cet.4, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2003), h. 57.
18
Ibid., h. 58
19
Wawancara Pribadi dengan Bp. Saimin: Manajer Tamwil BMT Al Fath IKMI. Jakarta, 25 Mei
2010.
55
e. Ta'awun / saling tolong menolong, karena dana tersebut akan disalurkan untuk
20
Turmudi Imam, “Jujur, Amanah dan Menguntungkan” , BMT AL-FATH IKMI, (Jakarta), 20
Maret 2010, h. 21
BAB IV
terbaik dan mudah bagi mitranya. Selain itu, ketatnya persaingan saat ini membuat
BMT Al-Fath harus mampu menciptakan produk-produk yang tepat dengan ukuran
prinsip-prinsip syariah).
produk pun dilakukan. Baitul Maal wat Tamwil (BMT) Al-Fath Ikatan Masjid
kepada para pedagang kecil tetap yang menjadi fokus perkembangan BMT yang
strategi pengembangan produk yang cukup baik dan mampu bersaing dengan
lembaga keuangan lainnya. Salah satu cara yang dilakukan BMT Al-Fath dalam
1
Internet 20 Januari 2011 BMT Al-Fath Bidik Aset Tumbuh 20% http://id.shvoong.com
2
Ibid.,
56
57
produk-produk yang sudah ada, seperti pada produk titipan, BMT Al-Fath tidak
hanya menerima titipan berupa tabungan saja, akan tetapi BMT Al-Fath membagi
(Deposito).
simpanan sesuai dengan apa yang mereka butuhkan dan tujukan. Selain itu produk-
produk tersebut juga dilakukan BMT Al-Fath untuk menarik minat calon nasabah
agar mau bergabung dengan BMT Al-Fath yang sebagian besar dari mereka lebih
dimiliki BMT Al-Fath, BMT Al-Fath yakin mampu bersaing dengan lembaga
keuangan lainnya terutama lembaga keuangan non syariah yang tidak memiliki
dana saja BMT Al-Fath mengembangkan produk-produknya, akan tetapi BMT Al-
Murabahah, Pembiayaan Ijarah. Semua itu juga dilakukan BMT Al-Fath untuk
58
mempermudah mitra BMT dalam memberikan bentuk pinjaman pada mitra BMT
BMT atau baitul-maal wat tamwiil adalah unit keuangan mikro yang bekerja
pinjam. Keberadaan BMT mulai menjamur setelah terjadinya krisis 1997. Fokus
BMT adalah pada pengembangan masyarakat ekonomi bawah. Ini berbeda dengan
bank yang kalau memberikan pinjaman meminta syarat yang kompleks kepada
peminjam.
begitu keras BMT Al-Fath selalu berupaya menerapkan strategi baru dan baik guna
terus dapat bersaing dengan para pesaingnya. BMT Al-Fath menerapkan strategi
SWOT dalam menjalankan usahanya, strategi ini sangat penting dalam setiap usaha,
karena strategi ini secara tidak langsung dapat memaksimalkan kekuatan (Strengths)
(Weknesses) dan ancaman (Threats). Strategi SWOT yang di gunakan BMT Al-Fath
adalah dengan memahami dan mengetahui kekuatan dan kelemahan yang ada dalam
lembaga ini sendiri dan juga harus mampu membaca peluang dan ancaman yang ada
3
Saimin, Manager Tamwil, Wawancara Pribadi, Kedaung, , 25 Mei 2010.
59
dari luar lembaga ini. Berikut ini adalah analisis SWOT yang ada dalam BMT Al-
Fath:4
a. Kekuatan :
b. Kelemahan :
Besarnya nisbah bagi hasil untuk pembiayaan masih lebih tinggi di banding
bunga Bank.
c. Peluang :
4
Rika Nurlaila, Customer Service, Wawancara Pribadi, Kedaung, 22 September 2011.
60
dengan cicilan atau kredit dari pada harus membeli secara langsung.
d. Ancaman :
Banyaknya pesaing yang ada di pasar terutama para rentenir yang dianggap
penyaluran dana yang dilakukan oleh masyarakat. Dalam produk penghimpunan dana
pola yang digunakan yaitu dengan memberikan kebebasan kepada mitranya untuk
menitipkan uangnya dalam bentuk berbagai macam simpanan yang ada sehingga
mitra BMT merasa senang dengan banyaknya pilihan produk-produk yang ada karena
dapat menyesuaikan diri dengan tujuan ia menabung. Selain itu sistem bagi hasil juga
sangat terbuka dan menguntungkan seperti dalam nisbahnya. BMT juga memberikan
fariasi berupa perbedaan nisbah, semua sesuai dengan kesepakatan dan waktu seperti
3 Bulan dengan nisbah 25% (mitra): 75% (BMT), 6 Bulan dengan Nisbah 30% mitra:
70% (BMT), 9 Bulan dengan nisbah 35%(mitra): 65% (BMT) dan 12 bulan dengan
5
Ibid.,
61
kebebasan kepada mitra untuk apa uang yang dipinjam digunakan asalkan masih
dalam batas kewajaran dan tidak melanggar syariat Islam. Akan tetapi dalam
menyalurkan dananya BMT Al-Fath tidak begitu saja dengan mudah memberikan
pinjaman kepada nasabah. BMT Al-Fath tetap menggunakan prosedur yang ada
seperti menggunakan sistem 5C. guna meminimalkan risiko bermasalahnya atau tidak
1. Character
ataupun sifat-sifat pribadi yang positip dan koperatip dan juga mempunyai rasa
tanggung jawab baik dari kehidupan pribadi sebagai manusia, kehidupan sebagai
2. Capacity
usaha yang akan dilakukannya yang akan dibiayai dengan pembiayaan dari BMT.
Jadi jelaslah maksud dari penilaian terhadap capacity ini untuk menilai sampai
6
Saimin, Manager Tamwil, Wawancara Pribadi, Kedaung, 25 Mei 2010.
7
Hendi Hidayat,“Prinsip Pemberian Kredit”, 17 Februari 2009 dari
http://ngenyiz.blogspot.com/2006/02/prinsip-pemberian-kredit-5c-principle.html
62
dimana hasil usaha yang akan diperolehnya tersebut, akan mampu untuk
3. Capital
Penilaian terhadap jumlah dana atau modal sendiri yang dimiliki oleh mitra
BMT Al-Fath. Hal ini kelihatannya kontradiktif dengan tujuan pembiayaan yang
kaitan bisnis murni, semakin kaya seseorang ia akan dipercaya untuk memperoleh
pembiayaan.9
4. Collateral
Manfaat collateral yaitu sebagai alat pengamanan apabila usaha yang dibiayai
dengan pembiayaan tersebut gagal atau sebab lain dimana debitur tidak mampu
5. Condition of economy
suatu saat.
8
Ibid
9
Ibid
10
Ibid
63
Semua itu dilakukan oleh BMT Al-Fath agar tidak mengalami kerugian.11
wilayah Ciputat.
tempat saja. Dalam melaksanakn kegiatan BMT Al-Fath juga menggunakan strategi
jempul bola (mendatangi mitranya langsung) baik yang mau melaksanakan kegiatan
petugas langsung mendatangi calon nasabah dan para petugas yang diutus oleh pihak
BMT dua Orang, petugas leluasa menjelaskan mengenai konsep keuangan serta
sistem dari perspektif syariah. Jemput bola dapat pula dipahami sebagai upaya BMT
menambah rezeki, memanjangkan umur serta menjauhkan manusia dari dendam dan
bertransaksi selain itu juga digunakan BMT Al-Fath untuk melawan rentenir yang
11
Ibid
64
dikenal mempunyai pelayanan sangat cepat dan mudah dalam memberikan pinjaman
kepada korbannya.
Dalam melakukan kegiatan sehari-hari BMT Al-Fath juga tidak begitu saja
dapat menjalankan kegiatannya. Banyak hal yang membuat BMT Al-Fath harus
harus mampu membaca peluang yang ada bukan hanya unruk jangka pendek akan
tetapi untuk jangka panjang juga. Banyak faktor-faktor yang mempengaruhi strategi
pengembangan produk BMT Al-Fath, baik itu faktor yang mendukung maupun faktor
1. Kurangnya Sumber Daya Manusia yang Insani sehingga menyulitkan pihak BMT
dalam mencari karyawan yang mempunyai etika dan kemampuan yang Islami.
2. Kurangnya promosi sehingga masih banyak Orang yang belum paham benar
masyarakat membuat BMT Al-Fath harus bekerja keras untuk dapat bertahan
kadang kala seharusnya untung tetapi oleh nasabah dilaporkannya rugi, sehingga
BMT Al-Fath mendapat keuntungan yang tidak sebenarnya atau bahkan merugi.
1. Letak BMT: letak BMT Al-Fath sangat strategis berada di lingkungan pasar
Ciputat, sebagian besar mitra BMT Al-Fath adalah para pedagang di pasar
sebagian besar masyarakat kita masih suka melakukan pembelian secara kredit
3. Sistem yang digunakan yaitu sistem bagi hasil yang mencerminkan adanya
keadilan berbeda dengan sistem bunga yang masih dalam perdebatan khilafiyah,
banyak kaum muslim yang tidak menyimpan uangnya di perbankan karena tidak
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Salah satu cara yang dilakukan BMT Al-Fath dalam pengembangan produk-
yang sudah ada, seperti pada produk titipan, BMT Al-Fath tidak hanya
menerima titipan berupa tabungan saja, akan tetapi BMT AL-Fath membagi
dana seperti pembiayaan BMT Al- Fath juga membagi kedalam beberapa
pembiayaan sesuai dengan apa yang mereka inginkan dan tujukan, selain itu
66
67
yang begitu keras BMT Al-Fath selalu berupaya menerapkan strategi baru dan
baik guna terus dapat bersaing dengan para pesaingnya. BMT Al-Fath
(Weknesses ) dan ancaman (Threats). Selain itu system bagi hasil juga sangat
Fath tidak hanya diam ditempat saja akan tetapi dalam melaksanakan
semua sesuai dengan kesepakatan dan waktu seperti 3 Bulan dengan nisbah
25% (mitra): 75% (BMT), 6 Bulan dengan Nisbah 30% mitra: 70% (BMT), 9
Bulan dengan nisbah 35%(mitra): 65% (BMT) dan 12 bulan dengan nisbah
produk BMT Al-Fath baik itu faktor yang mendukung maupun faktor yang
2. Kejujuran nasabah
2. Kebiasaan masyarakat
B. SARAN.
Berdasarkan data dan informasi yang telah didapat oleh penulis, maka penulis
adanya keadilan dalam berekonomi. Selain itu masyarakat sekitar BMT Al- Fath
berupa tambahan yang sangat tinggi jumlahnya dapat merugikan peminjam dan
3. Untuk akademik penelitian ini diharapkan dapat dilanjutkan oleh peneliti lain
dengan objek dan sudut pandang yang berbeda sehingga dapat memperkaya
BMT maupun Koperasi, karena lembaga seperti ini sangat berpengaruh bagi
tumbuhnya UKM yang dapat menciptakan lapangan kerja, selain itu bukankah
untuk menjadi suatu negarah yang maju itu tergantung pada jumlah wirausaha
yang sangat bannyak dan handal. Dan hanya lembaga seperti BMT maupun
koperasi yang dapat di jangkau oleh Usaha kecil yang kekurangan dana karena
Harahap, Sofian dkk. Akuntansi Perbankan Syari’ah. Jakarta: LPFE Usakti, 2005.
Jaribah bin Ahmad Al-Haristi. Fiqih Ekonomi Umar bin Al-Khathab. Jakarta:
Khalifa, 2006.
Nanat, Fatah, Nasir. Etos Kerja Wirausahawan Muslim. Bandung: Gunung Djuti
Press, 1999.
Segara Edo, “Saatnya BMT Berbenah Diri”, artikel diakses pada 10 Februari 2008
dari http://www.edosegara.com/2008/02/saatnya-bmt-berbenah-diri.html.
Sutrisno, Noer. Ekonomi rakyat usaha mikro dan UKM: Dalam perekonomian
Indonesia. Jakarta. STEKPI, 2005.