KONSTITUSIONAL
Istilah konstitusi berasal dari bahasa Perancis (constituer) yang berarti membentuk.
Pemakaian, istilah konstitusi yang di maksud ialah pembentukan suatu negara atau menyusun
dan menyatakan suatu Negara itu sendiri. Banyak orang mengartikan kostitusional dengan
berbagai macam arti tetapi disini saya mengambil kesimpulan bahwa konstitusi adalah kerangka
negara yang diorganisir dengan dan melalui hukum yang sudah di tetapkan.
SUBSTANSI KONSTITUSI
Substansi konstitusi adalah isi dari suatu konstitusi Negara mengenai jaminan dan
hak Negara dan warga Negara serta memilih mana yang penting dan mana yang harus di
cantumkan dalam konstitusi agar hasilnya dapat diterima baik oleh mereka yang melaksanakan
maupun pihak yang akan dilindung. Pada hakikatnya konstitusi itu berisi tiga hal pokok, yaitu:
1. adanya jaminan terhadap hak-hak asasi manusia dan warga negaranya.
2. ditetepkan susunan ketatanegaraan suatu negara yang bersifat fundamental
3. adanya pembagian dan pembatasan tugas ketatanegaraan yang juga bersifat fundamental
B. SOSIAL POLITIK
Indonesia merupakan Negara Kesatuan yang menganut paham demokrasi dan sistem
Desentralisasi. Dinamika desentralisasi dari waktu ke waktu melahirkan otonomi daerah dalam
penyelenggaraan pemerintahan di Indonesia.
Sejalan dengan itu, tujuan utama yang ingin dicapai melalui penerapan kebijakan
desentralisasi yaitu tujuan demokrasi dan tujuan kesejahteraan. Tujuan demokrasi akan
memposisikan Pemerintah Daerah sebagai instrumen pendidikan politik di tingkat lokal yang
akan menyumbang terhadap pendidikan politik secara nasional sebagai landasan utama dalam
menciptakan kesatuan dan persatuan bangsa dan negara serta mempercepat terwujudnya
masyarakat madani. Tujuan kesejahteraan mengisyaratkan Pemerintah Daerah untuk
meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui penyediaan pelayanan publik secara efektif,
efisien dan ekonomis.
SEJARAH SOSIAL POLITIK DI INDONESIA
Jika kita melihat sejarah kebelakang banyak hal-hal yang terjadi khususnya pada hal
politik di Indonesia, ada beberapa fase politik Indonesia mulai pada masa pertama kali merdeka
hingga saat ini merdeka di antaranya yaitu :
1. Politik pada masa Orde Lama
2. Politik pada masa Orde Baru
3. Politik pada masa Reformasi sampai saaat ini
Dan setelah saya membaca mengenai proses dari politik mulai dari orde lama sampai
orde baru bias saya simpulkan bahwa Di zaman Orde Lama, situasi politik yang tidak
demokrastis dilakukan dengan pelanggaran-pelanggaran atas UUD 1945. Sedangkan pada Orde
Baru, pemerintah otoriter dibentuk melalui prosedur konstitusi yang bersifat mengikat, tetapi
dijalankan untuk sebuah kepentingan.
Pada era Reformasi sendiri menjalankan sistem politik yang sesuai dengan UUD 1945.
Menjalankan UUD 1945, yang bukan berarti segala permasalah telah selesai begitu saja.
Kesalahpahaman dan salah penyalahgunaan UUD 1945 tetaplah terjadi di era Reformasi. Seperti
menyampaikan pendapat yang terlalu bebas, yang justru sering kali dimanfaatkan oleh suatu
golongan.
situasi politik Indonesia akan terus bergulir hingga kita sendiri tidak akan tahu pasti
kapan itu akan terhenti dan akan menjadi suatu situasi yang baik. Setiap dinamika politik
Indonesia tentu tetap akan menjadikan pembelajaran untuk kita semua.
C. KULTURAL
Pandangan hidup pada suatu bangsa adalah sesuatu hal yang tidak dapat dipisahkan
dengan kehidupan bangsa itu sendiri. Suatu bangsa yang tidak mempunyai pandangan hidup
adalah bangsa yang tidak mempunyai kepribadian dan jati diri sehingga bangsa itu mudah
terombang ambing dari pengaruh yang berkembang dari luar negerinya.
Sebagai negara berkembang yang Indonesia yang mempunyai populasi ketiga terbesar
dunia yang terdiri berbagai macam etnis, agama, dan kebudayaan menjadikan Indonesia sebagai
negara yang unik sekaligus mempunyai beragam dinamika dalam berbangsa dan bernegara.
Tumbuh kembangnya masyarakat Indonesia kemudian menjadi tidak menentu dan ke hilangan arah
dan tidak beraturan baik dari segi politik yang penuh dengan aroma kepentingan partai atau
golongan yang selalu ingin mendominasi, rendahnya solidaritas masyarakat, dehumanisasi
pengambilan kebijakan yang melanggar hak-hak dasar warganegara, kemiskinan structural dan
lemahnya penegakan dan kesetaraan hukum adalah tugas berat dalam mengurus negara oleh
aparatur dan alat negara disatu sisi, dan penelantaraan dan pembiaraan situasi yang menyebabkan
pengorbanan yang menjadikan lemahnya kekuatan masyarakat di sisi lain. Negara sebagai
pemeran utama dalam pengambilan kebijakan, tidak mungkin bekerja secara efektif jika tidak
dilandaskan pada masyarakat yang kuat secara ekonomi, sosial, budaya dan politik. Meminjam
pendapat Thomas Jefferson, kekuataan demokrasi terletak pada mozaik indah, kebebasan
berserikat” yang lepas dari pengaruh dan pengawasan pemerintah, demokrasi dalam urusan-urusan
internal organisasinya, dan yang anggotanya terdiri dari masyarakt sipil. Ketika masyarakat kuat dan
beradab maka dengan sendirinya negara akan menjadi negara berdaulat.