Anda di halaman 1dari 30

ASUHAN KEPERAWATAN JIWA

PADA NY.S DENGAN PERILAKU KEKERASAAN


DI RUMAH SAKIT JIWA DAERAH dr. ARIF ZAINUDDIN SURAKARTA

Tgl/Jam MRS : 27 Februari 2019


Tgl/Jam Pengkajian : 27 februari 2019 / 09.45
Metode Pengkajian : Wawancara pasien dan Rekam Medis
Diagnosa Medis : F.20.3 (Skizofrenia tak terinci)
No. Registrasi : 0628xxx

A. PENGKAJIAN
I. INFORMASI UMUM
1. Identitas Klien
Nama Klien : Ny S
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat : Kalijambe, Sragen
Umur : 36 Tahun
Agama : Islam
Status Perkawinan : Belum kawin
Pendidikan : SMP
Pekerjaan : Tidak Bekerja
2. Identitas Penanggung Jawab
Nama : Tn.W
Jenis Kelamin : Laki-laki
Umur : 25 Tahun
Alamat : Kalijambe, Sragen
Hubungan dgn Klien : Adik Kandung
II. RIWAYAT KESEHATAN
1. Alasan masuk
Keluarga mengatakan ketika di rumah klien marah-marah dan sempat memukul
ibunya dengan kayu karena ingin sekolah (kursus menjahit) namun tidak diberikan.
2. Keluhan Utama
Klien mengatakan sulit untuk tidur dan marah-marah ketika di rumah. Keluarga
klien mengatakan bahwa klien di bawa ke RSJD dr. Arif Zainudin Surakarta karena tadi
pagi mengamuk dirumah, membanting barang- barang dan memukul ibunya dengan
kayu karena klien ingin sekolah (kursus menjahit. Lalu kakaknya mengajak klien untuk
kontrol dan klien mengikuti kemauan kakaknya itu dan akhirnya kakaknya
mengantarnya ke RSJD dr. Arif Zainudin Surakarta. Saat dikaji klien mau untuk
berkenalan, mampu menjawab pertanyaan dan beinteraksi dengan sekitar, namun wajah
klien memerah, mata melotot, klien gaduh dan gelisah, tangan klien mengepal. Keluarga
mengatakan klien pernah mondok 2 kali di RSJD dr. Arif Zainudin Surakarta, terakhir 1
tahun yang lalu dengan kondisi yang sama seperti saat ini, keluarga mengatakan klien
tidak teratur minum obat dan kontrol.
III. Faktor Predisposisi
1. Biologik
Keluarga mengatakan awal masuk RSJD dr. Arif Zainudin Surakarta karena klien
mengalami depresi akibat tidak dapat mengikuti kursus menjahit, klien sudah 2 kali
masuk rumah sakit jiwa dan ini yang ke 3 kali. Setelah itu klien mengalami halusinasi
penglihatan, klien mengatakan bahwa melihat orang yang baru meninggal dan klien
mengatakan orang tersebut memanggil klien tetapi klien tidak mengikuti perintah
tersebut. Keluarga mengatakan lupa pada tahun berapa pertama kali klien dirawat. Pada
tahun 2018 klien kembali dirawat di RSJD dr. Arif Zainudin Surakarta karena
mengamuk dengan membanting barang-barang perabotan yang terdapat dirumah,
kemudian setelah dilakukan perawatan klien diperbolehkan pulang. Keluarga klien
mengatakan klien hanya kontrol (rawat jalan) 2 kali dan klien tidak mau minum obat.
Klien mengatakan lebih sering dirumah saja dan tidak memiliki teman di lingkungan
rumahnya. Keluarga klien mengatakan dalam keluarga klien tidak ada yang mengalami
gangguan jiwa seperi klien.
2. Psikososial
a. Pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan
Klien mengatakan mempunyai masa lalu tidak menyenangkan yaitu klien sering di
pukuli oleh ayahnya dulu pada saat masih kecil karena ketika membantu ayahnya
bercocok tanam hasilnya tidak bagus, hal itu membuat klien merasa sedih dan
merasa trauma.
b. Riwayat penganiayaan
Klien ada riwayat menjadi korban penganiayaan fisik pada masa kecil usia 5 tahun,
yaitu dipukuli oleh ayahnya karena ketika membantu ayahnya bercocok tanam
hasilnya tidak bagus dan klien menjadi pelaku penganiyaan pada usia 28 tahun yaitu
memukul ibunya. Klien tidak memiliki riwayat penganiayaan seksual, penolakan,
kekerasan dalam rumah tangga dan tindakan kriminal.

IV. Faktor Presipitasi


Klien mengatakan gelisah tidak bisa tidur karena kepikiran Mondy “Anak Jalanan
(Sinetron)” sejak satu bulan yang lalu, karena kepikiran hal tersebut klien tidak bisa tidur
dan kurang nafsu makan. Dari seminggu yang lalu tiba-tiba klien meminta ingin sekolah
namun tidak diizinkan oleh keluarganya sehingga klien mengamuk, membanting barang
V. Fisik
1. a. Kesadaran : Compos Mentis
b. Tanda Vital :
TD : 120/80 mmHg
Nadi : 90 x/menit
Suhu : 36,5 C
RR : 22x/menit
c. Ukur :
TB : 165 cm
BB : 45 kg
d. Keluhan fisik : klien tidak mengeluh keluhan fisik
2. Pemeriksaan Head To Toe
1. Kepala : simetris, tidak ada lesi, benjolan abnormal (–)
Rambut tampak bersih, Pertumbuhan rambut merata,warna rambut hitam.
Nyeri tekan (-) luka (-)
2. Mata : simetris, konjungtiva anemis (-) pandangan mata
melihat lawan bicara. Mata melotot (+)
3. Hidung : polip (-), kotoran (–)
4. Telingan : serumen (-), simetris
5. Mulut : stomatitis (-) pasien dapat memulai perbincangan.suara keras.
6. Thorak : simetris, retraksi dada (–)
7. Abdomen : tidak ada benjolan abnormal acites (–)
8. Ekstremitas : kekuatan otot 5/5/5/5
VI. Psikososial
1. Genogram

Keterangan genogram:

: Laki-laki : Menikah

: Perempuan
: Tinggal serumah
: Pasien
Analisa Genogram:
a. Pengambilan keputusan
Klien mengatakan dalam mengambil keputusan dikeluarga dilakukan dengan
musyawarah, klien juga ikut serta dalam mengambil keputusan. Selama di rumah
sakit, dalam mengambil keputusan dapat dilakukan oleh klien sendiri seperti makan
atau mandi terlebih dahulu klien memilih mandi dahulu baru makan.
b. Pola Asuh
Klien diasuh oleh kedua orang tua klien, klien tinggal bersama kedua orang tua nya
dan adik kandungnya
c. Pola Komunikasi
Klien mengatakan tidak begitu suka berbiacara karena jika klien di tanya banyak-
banyak klien merasa lelah

2. Konsep Diri
a. Citra tubuh/ gambaran diri
Saat di tanya apakah dari bagian tubuh klien yang tidak klien sukai, klien
mengatakan tidak ada, karena menurut klien semua yang dia miliki adalah pemberian
dari Allah jadi harus bersyukur atas apa yang dimiliki saat ini, tetapi ada bagian
tubuh yang paling klien sukai yaitu mata klien dan alisnya.
b. Identitas diri
Saat di wawancara klien mengatakan bahwa dirinya merupakan seorang anak
perempuan berusia 36 tahun, belum mempunyai suami dan tinggal di Sragen, klien
ingin sekali segera menikah. Klien mengatakan puas menjadi seorang perempuan
karena apapun yang dia miliki merupakan pemberian dari Allah SWT.
c. Peran
Klien mengatakan bahwa dirinya seorang anak dan seorang kakak dari dua adiknya,
dimana dalam kesehariannya klien mengatakan membantu orang tuanya untuk
bekerja di sawah dan kebun yang keluarganya miliki. Sebelum di rawat di rumah
sakit klien mengatakan tidak pernah mengikuti kegiatan yang berada di lingkungan
rumahnya, seperti pengajian/gotong royong/karang taruna dll. Klien mengatakan
sedih karena tidak bisa bercocok tanam dan membantu kedua orang tuanya dirumah.
d. Ideal diri
Klien mengatakan bahwa dirinya ingin sekali menjadi ibu dan bisa bersekolah
khursus jahit seperti orang lain agar dirinya dapat membanggakan kedua orang
tuanya, namun karena sedang sakit maka dirinya tidak bisa bersekolah.
e. Harga diri
Klien merasa malu pada tetangga karena tetangganya mebicarakan jelek tentang
dirinya, klien merasa sedih karena klien merasa belum bisa membanggakan
keluarga. Klien mengatakan dirinya jelek dan selalu di bicarakan orang tua dan
tetangganya jika tidak laku.
3. Hubungan Sosial
a. Orang terdekat
Klien mengatakan dekat dengan ibunya dan selalu berbicara padanya ketika klien
ada masalah
b. Peran serta dalam kegiatan kelompok/ masyarakat
Klien mengatakan selama dirumah tidak pernah mengikuti kegiatan yang berada di
lingkungan rumahnya, seperti pengajian/gotong royong/karang taruna dll
c. Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain
klien hanya diam jika tidak ada yang mengajak nya berbicara, klien hanya berbicara
jika di panggil oleh perawat dan klien berbicara jika di ajak berbicara, klien tampak
mondar-mandir. Dalam kehidupan bermasyarakat klien mengatakan tetangganya
sering menjelek jelekannya sehingga pasien mengatakan jarang keluar rumah. Klien
mengatakan jarang mengobrol dengan keluarganya dan klien mengatakan tidak
punya teman karena temannya sudah menikah semua.
4. Spiritual
a. Nilai dan keyakinan
Klien mengatakan kondisinya saat ini akibat klien marah-marah, tidak teratur minum
obat. Klien mengatakan beragama Islam
b. Kegiatan ibadah
Selama dirumah klien mengatakan jarang solat, Selama dirumah sakit klien
mengatakan tidak solat.

VII. Status Mental


1. Penampilan
Klien berpakaian rapi memakai baju rumah sakit jiwa, klien tidak bau dan bersih, rambut
klien belum dirapikan dan tidak ada kutu, gigi kotor. Cara berjalan klien normal tidak
ada cacat
2. Pembicaraan
Pada saat pengkajian klien kooperatif, mau diajak berbincang dan berkenalan, klien
dapat menceritakan kejadian ketika di rumah sehingga dirinya dibawa ke rumah sakit,
klien dapat berbicara dengan baik dan jelas, namun suara klien jika berbicara keras dan
lambat. Klien dapat menjawab pertanyaan yang diajukan oleh perawat dan klien mampu
memulai pembicaraan terlebih dahulu.
3. Aktivitas Motorik
Berdasarkan hasil observasi terdapat agitasi (gerakan motorik yang menunjukkan
kegelisahan) yaitu klien sering mondar- mandir.Jika di ajak berbicara dengan perawat
kontak mata klien mudah beralih dari orang yang di ajak nya berbicara.
4. Alam Perasaan
Pada saat dikaji klien mengatakan ada perasaan sedih karena dirinya di bawa ke rumah
sakit, tidak ada senang yang berlebihan. Klien hanya diam saja bila tidak ada yang
mengajaknya untuk berbincang.
5. Afek
Berdasarkan pengkajian klien menunjukkan perubahan pada ekspresi, terkadang datar
dan terkadang klien tersenyum. Klien tersenyum jika diberikan pujian dan di dengarkan
semua ceritanya.
6. Persepsi
Saat dilakukan anamnesa klien mengatakan bahwa dirinya melihat dan mendengar
bisikan seorang yang telah meninggal (paman dan bibinya), namun orang lain tidak
dapat melihat apa yang telah dilihat oleh klien. Tidak hanya melihat orang yang telah
meninggal. Klien mengatakan bayangan tersebut datang 2-3 kali dalam sehari, biasanya
ketika sore maupun malah hari ketika klien sedang sendiri. Bayangan tersebut terus
memanggil klien untuk mengikutinya, biasanya klien tidak mengikuti perintah dari
bayangan tersebut, namun klien mengatakan setelah melihat bayangan itu klien merasa
kesal dan marah dan pada hari itu klien membanting barang perabotan yang ada di
rumah serta memukuli ibunya dengan kayu. Klien mengatakan jarang untuk menghardik
karena bayangan itu masih ada. Saat di ruangan klien sudah tenang, klien mampu untuk
berkomunikasi, klien tidak berbicara sendiri, tidak gelisah dan mampu mengikuti
instruksi yang diberikan. Klien memiliki riwayat putus obat.
7. Proses Pikir
Pada saat pengkajian sirkumtansial, klien menjawab pertanyaan berbelit-belit namun
sampai pada tujuan pembicaraan.
8. Bentuk Fikir/Isi Pikir
Tidak ada waham
9. Tingkat Kesadaran
- Tingkat kesadaran: klien sadar dirawat di RSJD Surakarta
- Klien tidak ada orientasi waktu, Saat diberikan pertanyaan ini siang atau malam?
klien menjawab siang. Klien tidak ada orientasi tempat, saat klien diberikan
pertanyaan klien sekarang berada dimana? Klien bisa menjawab klien sedang di
Rumah Sakit Jiwa Surakarta dan sedang berobat, klien tidak ada orientasi orang, saat
diberikan pertanyaan klien masih ingat dengan perawat klien menjawab ingat.
10. Daya Ingat/memori
Saat diwawancara klien tidak mengalami gangguan daya ingat jangka panjang, saat
ditanya berapa umur klien klien bisa menjawab dengan benar. Klien tidak ada gangguan
jangka pendek, klien ingat menu makanan apa yang di makan kemarin. Klien tidak
mengalami gangguan daya ingat saat ini klien mampu mengingat apakah klien tadi pagi
sudah mandi apa belum.
11. Tingkat Konsentrasi dan Berhitung
Selama kontrak waktu dengan klien 10 menit klien mampu berkonsentrasi klien bisa
mengulang pertanyaan yang di berikan oleh perawat. Klien mampu berhitung saat
diberikan soal perhitungan klien bisa mengisi nya dengan benar
12. Pengambilan Keputusan
Klien mengatakan jika pagi hari lebih memilih untuk mandi terlebih dahulu,
13. Insight/ daya tilik diri
Klien mengatakan sekarang berada di RSJ surakarta, namun saat ditanya klien sakit apa
klien mengatakan klien tidak sakit apa-apa klien hanya menjawab klien di sini hanya
istirahat saja.

VIII. KEBUTUHAN PERSIAPAN PULANG


1. Makan
Klien dapat makan dengan mandiri, makan dengan mengunakan tangan dengan cuci
tangan terlebih dahulu. Porsi makan klien habis dimakan, setelah makan klien mencuci
tempat makan klien sendiri, klien mengatakan suka dengan menu makanan nya
2. BAB/BAK
Klien mampu BAK dan BAB pada tempatnya, klien dapat membersihka kamar mandi
setelah digunakan, klien mampu memakai pakaian dan celana setelah BAK atau BAB
tanpa bantuan.
3. Mandi
Klien mampu mandi sendiri dengan sabun, keramas dan gosok gigi menggunakan sikat
dan odol. Klien mandi 2x sehari yaitu pada pagi hari dan sore hari.
4. Berpakaian/berhias
Klien mengatakan berpakaian sendiri dengan pakaian yang telah disediakan. Dapat
memakai pakaian dengan benar namun klien kadang tidak mengkancing baju klien.
Klien dapat menyisir rambut klien dengan rapi.
5. Istirahat dan Tidur
Istirahat klien cukup. Saat pagi hari klien yang lebih sering berada di atas tempat tidur
untuk berbaring-baring, tidur siang klien sekitar 1-2 jam per hari, untuk tidur malam nya
sekitar 8-10 jam per hari.
6. Penggunaan Obat
Klien dapat meminum obat secara mandiri, dan obat telah disiapkan oleh perawat. Klien
ingat jadwal minum obat nya. Saat jam makan datang klien makan dan membawa
minum dan menunggu untuk diberikan obat. Klien mendapatkan terapi medis
Risperidone 2x2 mg, Trihexyphenidyl : 2x2mg dan Chlorpromazine : 1x100 mg
7. Pemeliharaan Kesehatan
Klien masih memerlukan perawatan lanjut karena masih perlu minum obat secara teratur
agar penyakit klien tidak kambuh lagi dan terapi rehabilitasi
8. Aktivitas di dalam Rumah
Sebelum klien masuk rumah sakit aktivitas yang dilakukan klien di dalam rumah yaitu
menonton tv dan mengaji
9. Aktivitas di luar Rumah
Aktivitas di luar rumah sebelum klien sakit yaitu klien bercocok tanam disawah dan
berkebun.

IX. MEKANISME KOPING

ADAPTIF MALADAPTIF
- Bicara dengan orang lain Minum alkohol
Tidak mampu menyelesaikan Reaksi lambat/ berlebihan
masalah
Teknik relaksasi Bekerja berlebihan
Aktivitas konstruktif Menghindar
Olahraga / senam √ Mencederai diri, orang lain dan
lingkungan
Berbaring √ Memendam masalahnya

Penjelasan : klien terlihat jarang berbicara dengan orang lain, saat didekati perawat klien
mau menjawab pertanyaan, klien mengatakan sering menonton TV dan mengaji. Jarang
keluar rumah.

X. MASALAH PSIKOSOSIAL DAN LINGKUNGAN


1. Masalah dengan dukungan kelompok
Klien mengatakan selama dirumah sering di olok olok oleh keluarga dan tetangga.
2. Masalah berhubungan dengan lingkungan
Klien kurang beriteraksi dengan orang lain jika tidak di ajak berbicara terlebih dahulu
3. Masalah dengan pendidikan
Klien mengatakan dirinya hanya lulusan SD dan klien ingin melanjutkan sekolahnya,
namun tidak diperbolehkan oleh orang tuanya.
4. Masalah dengan perumahan
Klien mengatakan bahwa dirinya saat ini tinggal dengan orang tuanya.
5. Masalah dengan ekonomi
Klien mengatakan bahwa kerjaanya dirumah membantu kedua orang tuanya untuk
berkebun dan bertani di sawah yang mereka miliki.
6. Masalah dengan jaminan kesehatan
Klien mempunyai jaminan kesehatan oleh BPJS
XI. KURANG PENGETAHUAN
Klien memiliki defisiensi pengetahuan terkait pentingnya minum obat secara teratur untuk
mencegah kekambuhan
XII. ASPEK MEDIS
Diagnosa medis : F.20.3
Terapi medis:
- Risperidone : 2x2 mg
- Trihexyphenidyl : 2x2mg
- Chlorpromazine : 1x100 mg
Hasil Laboratorium
Nama Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai Rujukan
Hematologi
Hematologi Lengkap
Hemoglobin 12.2 gr/dl 12.0-16.0
Eritrosit 4.53 10˄6/ul 4.0-5.0
Leukosit 10.75 Ribu/ul 5-10
Trombosit 344 Ribu/ul 130-400
Hematokrit 38.8 % 36-48
Index Eritrosit
MCV 85.5 Fl 76-96
MCH 26.9 Pg 26-34
MCHC 31.5 % 30-35
Hitung Jenis
Neutrofil 90.3 % 40-75
Limfosit 6.1 % 25-40
Monosit 2.7 % 3-7
Eosinophil 0.4 % 0-5
Basofil 0.5 % 0-1.5
ANALISA DATA
Nama klien : Ny. S No.RM : 0628xx
Umur : 36 Tahun
No Kelompok Data Masalah
1. DS: Perilaku kekerasan
- Klien mengatakan klien marah-marah
kepada bapaknya
- Klien mengatakan memukul ibunya
- Klien megatakan ingin sekolah kursus
menjahit
- Keluarga mengatakan bawaha klien jarang
minum obat
DO:
- Klien marah - marah
- Klien bingung
- Klien bicara tidak jelas
- Tidak ada kontak mata
- Wajah klien terlihat tegang jika marah
- Klien merasa terganggu
2. DS: Gangguan persepsi sensori :
klien mengatakan bahwa dirinya melihat seorang yang halusinasi penglihatan
telah meninggal, namun orang lain tidak dapat melihat
apa yang telah dilihat oleh klien. Tidak hanya melihat
orang yang telah meninggal. Klien mengatakan
bayangan tersebut datang 2-3 kali dalam sehari, biasanya
ketika sore maupun malah hari ketika klien sedang
sendiri. Bayangan tersebut terus memanggil klien untuk
mengikutinya, biasanya klien tidak mengikuti perintah
dari bayangan tersebut, namun klien mengatakan setelah
melihat bayangan itu klien merasa kesal dan marah dan
pada hari itu klien membanting barang perabotan yang
ada di rumah serta memukuli ibunya dengan kayu
DO:
- Klien bingung
- Klien bicara tidak jelas
- Tidak ada kontak mata
- Klien merasa terganggu
3. DS: Resiko menciderai diri
- Klien mengatakan memukul ibunya dengan sendiri, orang lain dan
kayu lingkungan
DO:
- Wajah klien merah
- Tangan ngepal
- Mata melotot
4. DS: Isolasi Sosial
- Klien mengatakan tetangganya sering
menjelek jelekannya sehingga klien
mengatakan jarang keluar rumah.
- Klien mengatakan lebih senang di rumah
menonton TV
- Klien mengatakan jarang mengobrol dengan
keluarganya dan klien mengatakan tidak
punya teman karena temannya sudah
menikah semua
DO :
- Klien tampak hanya diam jika tidak ada
yang mengajak nya berbicara,
- Klien tampak hanya berbicara jika di panggil
oleh perawat dan klien berbicara jika di ajak
berbicara

5. DS : Harga Diri Rendah


- Klien mengatakan merasa malu pada
tetangga karena tetangganya mebicarakan
jelek tentang dirinya,
- Klien mengatakan merasa sedih karena
klien merasa belum bisa membanggakan
keluarga.
- Klien mengatakan dirinya jelek dan selalu di
bicarakan orang tua dan tetangganya jika
tidak laku.
DO :
- Klien tampak tiba-tiba tertawa saat
menceritakan tentang dirinya
- Klien tampak menatap lawan bicara

POHON MASALAH
Memukul ibunya Resiko mencidrai diri sendiri,
dengan kayu
orang lain
d
Dilarang sekolah khursus
a
menjahit
n
Marah jengkel Perilaku Kekerasan
l
Sering melihat dan i
Halusinasi
mendengarkan bisikan n
Merasa dikucilkan di jelek g Lebih sering berada dirumah
jelekkan keluarga dan Isolasi Sosial
k di bandingkan di luar rumah
masyarakat
u
Belum Menikah Harga Diri Rendah Tampak tiba-tiba tertawa
n
g
Merasa dirinya jelek dan tidak Koping Individu Inefektif
berguna a
n
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Perilaku kekerasan
2. Gangguan persepsi-sensori : halusinasi penglihatan
3. Resiko menciderai diri sendiri, orang lain dan lingkungan
4. Gangguan Isolasi Sosial
5. Gangguan Konsep Diri : Harga diri rendah

C. RENCANA KEPERAWATAN
Nama klien : Ny S
Umur : 36 Tahun
Diagnosa Tujuan & Kriteria Hasil Intervensi
Keperawatan
Perilaku Setelah dilakukan tindakan keperawatan SP 1
Kekerasan selama 3x interaksi klien mampu 1. Identifikasi penyebab perilaku
mengontrol Perilaku kekerasan. kekerasan
Kriteria hasil : 2. Identifikasi tanda dan gejala
1. Klien dapat membina hubungan perilaku kekerasan
saling percaya degan perawat 3. Identifikasi perilaku kekerasan
2. Klien dapat megidentifikasi tanda yang dilakukan
dan gejala PK 4. Identifikasi akibat perilaku
3. Klien dapat mengidentifikasi akibat kekerasan
dari PK 5. Sebutkan cara mengontrol
4. Klien dapat melakukan cara perilaku kekerasan
mengontrol PK dengan cara latihan 6. Bantu klien mempraktikkan cara
fisik ( relaksasi napas dalam dan mengontrol perilaku kekerasan
pukul kasur bantal ) dengan napas dalam dan pukul
5. Klien dapat mengontrol PK dengan bantal
cara patuh minum obat 7. Anjurkan klien untuk
6. Klien dapat mengontrol PK dengan memasukkan cara mengontrol
secara verbal perilaku kekerasan kedalam
7. Klien dapat mengontrol PK dengan jadwal kegiatan harian
secara spiritual
8. Klien mendapat dukungan keluarga

SP 2
1. Evaluasi jadwal harian klien
tentang mengontrol perilaku
kekerasan dengan latihan fisik
(relaksasi napas dalam dan pukul
kasur bantal) dan berikan pujian
2. Latih cara mengontrol PK
dengan obat (jelaskan 5 benar:
dosis, obat, waktu, orang dan
cara)
3. Masukkan pada jadwal harian
untuk latihan fisik dan patuh
minum obat

SP 3
1. Evaluasi jadwal harian klien
tentang latihan fisik dan patuh
minum obat serta berikan pujian
2. Latih cara mengontrol PK secara
verbal (3 cara, yaitu:
mengungkapkan, meminta,
menolak dengan benar)
3. Masukkan pada jadwal harian
klien untuk latihan fisik, patuh
minum obat dan secara verbal.

SP 4
1. Evaluasi jadwal harian klien
tentang latihan fisik dan patuh
minum obat dan secara verbal
serta berikan pujian
2. Latih cara mengontrol secara
spiritual, seperti berdzikir dan
beristighfar.
3. Masukkan pada jadwal harian
untuk latihan fisik, patuh minum
obat, secara verbal dan secara
spiritual
D. IMPLEMENTASI DAN EVALUASI
Nama klien : Ny S
Umur : 36 Tahun
Tanggal/ Implementasi Evaluasi TTD
jam
27/02/2018 Data Subjektif: S:
Pukul - Klien mengatakan klien marah- - Klien mengatakan klien
10.00 WIB marah kepada bapaknuya masih kesal dan marah
- Klien mengatakan memukul dengan bapak
ibunya O:
Data Objektif: - Klien mampu berkenalan
- Mata klien melotot - Klien mampu melakukan
- Sulit tidur cara mengontrol PK
- Wajah klien terlihat tegang jika dengan latihan fisik yaitu
marah cara tarik nafas dalam dan
- Tangan mengepal memukul bantal atau
kasur
Diagnosa Keperawatan : - Klien dipindahkan ke
Perilaku kekerasan bangsal Sumbadra

A : Perilaku kekerasan berkurang


Tindakan keperawatan:
- Membina hubungan saling percaya P:
- Memperkenalkan diri dan - Evaluasi cara mengendalikan
berkenalan dengan klien perilaku kekerasan dengan latihan
- Mengidentifikasi penyebab PK fisik (tarik napas dalam dan
- Mengidentifikasi tanda dan gejala memukul bantal)
PK - Latih klien untuk dapat
- Mengidentifikasi PK yang mengontrol PK dengan cara patuh
dilakukan minum obat
- Mengidentifikasi akibat PK - Latih klien untuk dapat klien
- Menyebutkan cara mengontrol PK dapat mengontrol PK dengan
- Membantu klien mempraktekkan secara verbal
latihan cara mengontrol fisik I dan - Latih klien untuk dapat klien
Melatih klien mengontrol PK dapat mengontrol PK dengan
dengan cara fisik ( tarik napas secara spiritual
dalam dan memukul bantal )
- Menganjurkan klien memasukkan
dalam kegiatan harian

RTL :
Anjurkan klien untuk memasukkan ke
jadwal harian tentang cara
mengendalikan perilaku kekerasan
dengan latihan fisik, yaitu tarik napas
dalam dan pukul bantal
27/02/2018 Data Subjektif: S:
Pukul - Klien mengatakan perasaannya - Klien mengatakan perasaannya
12.00 WIB sedih karena di rawat di rumah masih sedih karena di rawat di
sakit rumah sakit
- Klien mengatakan telah memukul
O:
ibunya di rumah
- Klien mampu berkenalan
Data Objektif: - Klien mampu melakukan cara
- Mata klien melotot mengontrol PK dengan latihan
- Klien agitasi fisik yaitu cara tarik nafas dalam
- Wajah klien terlihat tegang dan memukul bantal atau kasur
- Tangan mengepal
- TD : 110/70 mmHg, Nadi : A : Perilaku kekerasan berkurang
89x/menit, RR : 19x/menit,
P:
Suhu:36,6oC
- Evaluasi cara mengendalikan
Diagnosa Keperawatan : perilaku kekerasan dengan latihan
Perilaku kekerasan fisik (tarik napas dalam dan
Tindakan keperawatan: memukul bantal)
- Membina hubungan saling percaya - Latih klien untuk dapat
- Memperkenalkan diri dan mengontrol PK dengan cara patuh
berkenalan dengan klien minum obat
- Mengidentifikasi penyebab PK - Latih klien untuk dapat klien
- Mengidentifikasi tanda dan gejala dapat mengontrol PK dengan
PK secara verbal
- Mengidentifikasi PK yang - Latih klien untuk dapat klien
dilakukan dapat mengontrol PK dengan
- Mengidentifikasi akibat PK secara spiritual
- Menyebutkan cara mengontrol PK
- Membantu klien mempraktekkan
latihan cara mengontrol fisik I dan
Melatih klien mengontrol PK
dengan cara fisik ( tarik napas
dalam dan memukul bantal )
- Menganjurkan klien memasukkan
dalam kegiatan harian

RTL :
Anjurkan klien untuk memasukkan ke
jadwal harian tentang cara
mengendalikan perilaku kekerasan
dengan latihan fisik, yaitu tarik napas
dalam dan pukul bantal
28/02/2018 Data Subjektif: S:
Pukul - Klien mengatakan perasaannya - Klien mengatakan perasaannya
08.00 WIB sudah merasa baik dan senang sudah senang karena ada yang di
- Klien mengatakan makannya ajak untuk bercerita
sudah dihabiskan
Data Objektif: O:
- Agitasi berkurang - Klien mampu melakukan cara
- Klien tampak tenang mengontrol PK dengan latihan
- Klien mampu berkomunikasi fisik yaitu cara tarik nafas dalam
dengan klien yang lain dan memukul bantal atau kasur
- Kontak mata klien mudah
teralihkan A : Perilaku kekerasan berkurang
- TD : 110/80 mmHg, Nadi :
P:
81x/menit, RR : 21x/menit,
- Evaluasi cara mengendalikan
Suhu:36,3oC
perilaku kekerasan dengan latihan
Diagnosa Keperawatan : fisik (tarik napas dalam dan
Perilaku kekerasan memukul bantal) dan patuh minum
Tindakan keperawatan: obat
- Mengevaluasi jadwal harian klien - Latih klien untuk dapat klien
tentang cara mengendalikan dapat mengontrol PK dengan
perilaku kekerasan dengan latihan secara verbal
fisik ( tarik napas dalam dan - Latih klien untuk dapat klien
memukul bantal ) dapat mengontrol PK dengan
- Melatih cara mengendalikan secara spiritual
perilaku kekerasan dengan
mematuhi minum obat
- Memasukkan ke dalam jadwal
harian klien tentang cara
mengendalikan perilaku kekerasan
dengan latihan fisik ( tarik napas
dalam dan memukul bantal) dan
patuh minum obat
RTL :
Anjurkan klien untuk memasukkan ke
jadwal harian tentang cara
mengendalikan perilaku kekerasan
dengan latihan fisik, yaitu tarik napas
dalam dan pukul bantal serta patuh
minum obat
01/03/2018 Data Subyektif: S:
Pukul - Klien mengatakan perasaannya - Klien mengatakan bisa dapat
08.00 WIB sudah senang karena ada yang di melakukan Tarik nafas dalam dan
ajak untuk bercerita pukul bantal saat merasa marah
- Klien mengatakan sudah tidak ada - Klien mengatakan sudah minum
keinginan untuk marah obat
- Klien mengatakan memahami
Data Objektif:
tentang cara mengontrol PK
- Agitasi berkurang
dengan verbal
- Klien tampak tenang
- Klien mampu berkomunikasi O:
dengan klien yang lain - Klien mampu melakukan cara
- Kontak mata klien mudah mengontrol PK dengan latihan
teralihkan fisik yaitu cara tarik nafas dalam
- TD : 110/80 mmHg, Nadi : dan memukul bantal atau kasur
81x/menit, RR : 21x/menit, - Klien mampu menjelaskan
Suhu:36,3oC kembali pentingnya minum obat
- Klien mampu mempraktekan cara
Diagnosa Keperawatan :
mengontrol PK dengan verbal
Perilaku kekerasan
Tindakan keperawatan:
A : Perilaku kekerasan berkurang
- Mengevaluasi jadwal harian klien
tentang cara mengendalikan P:
perilaku kekerasan dengan latihan - Evaluasi cara mengendalikan
fisik ( tarik napas dalam dan perilaku kekerasan dengan latihan
memukul bantal ) dan minum obat fisik (tarik napas dalam dan
- Melatih cara mengendalikan memukul bantal) dan patuh minum
perilaku kekerasan dengan cara obat serta dengan cara verbal
verbal - Latih klien untuk dapat klien
- Memasukkan ke dalam jadwal dapat mengontrol PK dengan
harian klien tentang cara secara spiritual
mengendalikan perilaku kekerasan
dengan latihan fisik ( tarik napas
dalam dan memukul bantal) dan
patuh minum obat serta verbal

RTL :
Anjurkan klien untuk memasukkan ke
jadwal harian tentang cara
mengendalikan perilaku kekerasan
dengan latihan fisik, yaitu tarik napas
dalam dan pukul bantal, patuh minum
obat, dan mengendalikan dengan cara
verbal
02/03/2018 Data Subyektif: S:
Pukul - Klien mengatakan perasaannya - Klien mengatakan bisa
08.00 WIB sudah senang karena ada yang di melakukan Tarik nafas dalam dan
ajak untuk bercerita pukul bantal saat merasa marah
- Klien mengatakan sudah tidak ada - Klien mengatakan sudah minum
keinginan untuk marah obat
- Klien mengatakan bisa
Data Objektif:
mengontrol PK dengan verbal
- Agitasi (-)
- Pasien mengatakan ia bisa berdoa
- Klien tampak tenang
di setiap kegiatannya
- Klien mampu berkomunikasi
dengan klien yang lain O:
- Kontak mata klien sudah focus - Klien mampu melakukan cara
- TD : 110/80 mmHg, Nadi : mengontrol PK dengan latihan
81x/menit, RR : 21x/menit, fisik yaitu cara tarik nafas dalam
Suhu:36,3oC dan memukul bantal atau kasur,
dan verbal
Diagnosa Keperawatan :
- Klien mampu menjelaskan
Perilaku kekerasan
kembali pentingnya minum obat
Tindakan keperawatan:
- Klien mampu mempraktekan cara
- Mengevaluasi jadwal harian klien
mengontrol PK dengan berdoa
tentang cara mengendalikan
perilaku kekerasan dengan latihan
A : Perilaku kekerasan tidak ada
fisik ( tarik napas dalam dan
memukul bantal ) dan minum P:
obat, serta verbal - Evaluasi cara mengendalikan
- Melatih cara mengendalikan perilaku kekerasan dengan latihan
perilaku kekerasan dengan cara fisik (tarik napas dalam dan
spiritual memukul bantal) dan patuh minum
- Memasukkan ke dalam jadwal obat serta dengan cara verbal serta
harian klien tentang cara spiritual
mengendalikan perilaku kekerasan - Lakukan SP 1 halusinasi
dengan latihan fisik ( tarik napas
dalam dan memukul bantal) dan
patuh minum obat serta verbal
serta spiritual

RTL :
Anjurkan klien untuk memasukkan ke
jadwal harian tentang cara
mengendalikan perilaku kekerasan
dengan latihan fisik, yaitu tarik napas
dalam dan pukul bantal, patuh minum
obat, dan mengendalikan dengan cara
verbal, dan spiritual
03/03/2018 Data subjektif : S:
Pukul - klien mengatakan bahwa dirinya - Pasien mengatakan masih
08.00 WIB melihat seorang yang telah mendengar bisikan-
meninggal, namun orang lain bisikan yang
tidak dapat melihat apa yang telah menyuruhnya untuk
dilihat oleh klien. Tidak hanya memukul bapaknya pada
melihat orang yang telah saat tengah malam namun
meninggal. Klien mengatakan sudah tidak melihat
bayangan tersebut datang 2-3 kali bayangan paman dan
dalam sehari, biasanya ketika sore bibinya
maupun malah hari ketika klien - Pasien mengatakan saat
sedang sendiri. Bayangan tersebut ada bisikan tersebut
terus memanggil klien untuk pasien langsung takut lalu
mengikutinya, biasanya klien menutupi dirinya dengan
tidak mengikuti perintah dari selimut dan memejamkan
bayangan tersebut, namun klien mata
mengatakan setelah melihat - Pasien mengatakan sulit
bayangan itu klien merasa kesal tidur
dan marah dan pada hari itu klien - Pasien mengatakan
membanting barang perabotan memahami tentang cara
yang ada di rumah serta menghardik dan minum
memukuli ibunya dengan kayu obat
- pasien mengatakan bayangan O :
tersubut merupakan paman dan - Pasien terlihat sayu
bibinya yang telah meninggal - Pasien mampu
- Pasien mengatakan mendengar mempraktikkan cara
bisikan-bisikan dari paman dan menghardik halusinasi
bibinya yang menyuruhnya untuk A : halusinasi berkurang
memukul bapaknya pada saat P:
tengah malam - Evaluasi cara mengontrol
- Pasien mengatakan karna bisikan halusinasi dengan
itu sehingga pasien marah-marah menghardik dan minum
saat bangun tidur obat
- Pasien mengatakan sulit tidur - Latih cara mengontrol
Data Objektif : halusinasi dengan
- Pasien terlihat takut saat tengah bercakap-cakap
malam
- Pasien terlihat lelah saat pagi hari
- Mata terlihat sayu dan terdapat
kantung mata
- Pasien sering merenung
Diagnose keperawatan : gangguan
persepsi sensori : halusinasi

Tindakan keperawatan :
- Mengidentifikasi jenis,
isi, frekuensi, situasi, dan
waktu halusinasi
- Mengidentifikasi respon
klien terhadap halusinasi
- Melatih cara mengontrol
halusinasi dengan cara
menghardik dan
menjelaskan tentang
kepatuhan minum obat
- Memasukkan menghardik
dan minum obat dalam
jadwal kegiatan harian
RTL :
Anjurkan klien untuk memasukkan ke
jadwal harian tentang cara
menghardik halusinasi dan minum
obat
04/03/2018 Data subjektif : S:
Pukul - Pasien mengatakan mendengar - Pasien mengatakan sudah
08.00 WIB bisikan-bisikan dari paman dan tidak mendengar bisikan-
bibinya yang menyuruhnya untuk bisikan yang
memukul bapaknya pada saat menyuruhnya untuk
tengah malam sudah hilang memukul bapaknya pada
- Pasien mengatakan tadi malam saat tengah malam
bisa tidur - Pasien mengatakan
Data Objektif : memahami tentang cara
- Pasien sering merenung bercakap-cakap
- Pasien terlihat bisa tidur tadi - Pasien mengatakan sudah
malam mempraktekkan cara
Diagnose keperawatan : gangguan menghardik
persepsi sensori : halusinasi O:
Tindakan keperawatan : - Pasien mampu
- Mengevaluasi jadwal mempraktikkan cara
kegiatan harian klien mengontrol halusinasi
- Melatih cara mengontrol A : halusinasi tidak ada
halusinasi dengan P:
bercakap-cakap - Evaluasi strategi
- Memasukkan cara pelaksanaan halusinasi
bercakap-cakap dalam
jadwal kegiatan harian
RTL :
Anjurkan klien untuk memasukkan ke
jadwal harian tentang cara
menghardik halusinasi, minum obat,
dan cara bercakap-cakap
BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Perilaku kekerasan adalah suatu keadaan hilangnya kendali perilaku seseorang yang
diarahkan pada diri sendiri, orang lain, atau lingkungan (Yusuf, dkk, 2015).
Perilaku kekerasan adalah salah satu respons marah yang diespresikan dengan
melakukan ancaman, mencederai orang lain, dan atau merusak lingkungan. Respons tersebut
biasanya muncul akibat adanya stresor. Respons ini dapat menimbulkan kerugian baik bagi
diri sendiri, orang lain, maupun lingkungan (Keliat,dkk, 2011).
Adapun diagnosa keperawatan yakni pada kasus pasien skizofrenia (F.20.3) yang kami
angkat pada Ny. S di RSJD Arif Zainudin kota Surakarta adalah Perilaku kekerasan ,
Gangguan persepsi-sensori : halusinasi penglihatan, Resiko menciderai diri sendiri, orang
lain dan lingkungan, Gangguan Isolasi Sosial dan Gangguan Konsep Diri : Harga diri rendah.
B. SARAN
Makalah yang kami susun jauh dari kata sempurna, untuk itu kami selaku penulis
membutuhkan kritik dan saran yang membangun berhubungan dengan keperawatan jiwa.

Anda mungkin juga menyukai