Anda di halaman 1dari 21

“ KONSEP EVAKUASI DAN TRANSPORTASI KORBAN”

OLEH :
KELOMPOK 4

1. SARI HARTINI
2. YUSTIKA CAHYATI
3. ALFIN PUTRA PERDANA
4. AZIS SUTANDI
5. ROHMATUL FITRI

YAYASAN RUMAH SAKIT ISLAM NUSA TENGGARA BARAT


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN YARSI MATARAM
PROGRAM STUDI KEPERAWATAN JENJANG DIII
MATARAM
2019
KATA PENGANTAR

Segala puji hanya bagi Allah yang telah melimpahkan Taufik, Hidayah dan
InayahNya kepada kita, sehingga kita masih dapat menghirup nafas kaislaman sampai
sekarang ini. Shalawat dan salam semoga tercurah pada junjungan kita Nabi Muhammad
SAW yang telah berjuang dengan semangatnya yang begitu mulia yang telah membawa
kita dari jaman Jahilliyah kepada jaman Islamiyah.
Dengan mengucap Alhamdulillah kami dapat menyusun makalah yang berjudul
“KONSEP EVAKUASI DAN TRANSPORTASI KORBAN”. Kami ucapkan banyak
terima kasih kepada Dosen Pembimbing, tidak lupa teman-teman yang senantiasa kami
banggakan yang semoga kita selalu dalam lindungan Allah serta dapat berjuang dijalan
Allah SWT.
Kami menyadari tentunya makalah ini jauh dari sempurna, maka dari itu kami
mohon saran dan kritik yang sifatnya membangun tentunya. Akhirnya kami
mengucapkan terima kasih dan mohon maaf apabila dalam penulisan masih terdapat
kalimat-kalimat yang kurang dapat dipahami agar menjadi maklum.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Mataram, Maret 2019


BAB 1

KONSEP DASAR KEPERAWATAN GAWAT DARURAT

A. PENGERTIAN
Keperawatan gawat darurat (Emergency Nursing) merupakan pelayanan keperawatan
yang komprehensif diberikan kepada pasien dengan injuri akut atau sakit yang
mengancam kehidupan.
Kegiatan pelaayanan keperawatan menunjukan keahliann dalam pengkajian pasien,
setting prioritas, intervensi krisis, dan pendidikan kesehatan masyarakat (Burrel et al,
1997, hal. 2060). Sebagai seorang spesialis, perawat gawat darurat menghubungkan
pengetahuan dan keterampilan untuk menangani respon pasien pada resusitasi, syok,
trauma, ketidakstabilan multisystem, keracunan, dan kegawatan yang mengancam jiwa
lainnya.

B. Tujuan Penanggulangan Gawat Darurat


Tujuan penanggulangan gawat darurat adalah:
1. Mencegah kematian dan cacat pada pasien gawat darurat, hingga dapat hidup dan
berfungsi kembali dalam masyarakat.
2. Merujuk pasien gawat darurat melalui system rujukan untuk memperoleh penanganan
yang lebih memadai.
3. Penanggulangan korban bencana

Untuk dapat mencegah kematian petugas harus tahu penyebab kematian yaitu:

1. Mati dalam waktu singkat (4-6 menit)


a. Kegagalan sistem otak
b. Kegagalan sistem pernafasan
c. Kegagalan sistem kardiovaskuler
2. Mati dalam waktu lebih lama (perlahan-lahan)
a. Kegagalan sistem hati
b. Kegagalan sistem ginjal (perkemihan)
c. Kegagalan sistem pancreas (endokrin)
C. Skema Penanggulangan Bencana/Kecelakaan
Melihat skema di atas maka nasib korban tergantung pada:
1. Kecepatan ditemukannya korban
2. Kecepatan minta tolong
3. Kecepatan dann kualitas pertolongan

D. Sistem Pengelolaan/Penanggulangan Gawat Darurat Terpadu (SPGDT)


Pengertian
Suatu metode yang digunakan untuk penanganan korban yang mengalami kegawatan
dengan melibatkan semua unsur yang ada.
1. Fase Pra RS
Pada fase ini keberhasilan penanggulangan gawat darurat tergantung pada beberapa
komponen:
a. Komunikasi
1) Dalam komunikasi hubungan yang sangat diperlukan adalah:
a. Pusat komunikasi ambula gawat darurat (contoh: 118, pro-
emergency, dll).
b. Pusat komunikasi kerumah sakit
c. Pusat komunikasi ke rumah sakit.
d. Pusat komunikasi polisi (contoh: 110)
e. Pusat komunikasi pemadam kebakaran (contoh: 113)
2) Untuk komunikasi fasilitas pager, radio, telpon, telepon genggam.
3) Tugas pusat komunikasi adalah:
a. Menerima permintaan tolong
b. Mengirim ambulan terdekat
c. Mengatur dan memonitor rujukan penderita gawat darurat
d. Memonitor kesiapan rumah sakit yaitu terutama unit gawat darurat dan
ICU
b. Pendidikan
1. Pada orang awam
Pada orang awam adalah orang pertama yang menemukan korban atau pasien
yang mendapat musibah atau trauma. Mereka adalah anggota pramuka, PMR,
guru, ibu rumah tangga , pengemudi, hansip, dan petugas hotel atau restoran.
Kemampuan yang harus dimiliki orang awam adalah:
a. Mengetahui cara minta tolong misalnya menghubungi melalui telepon ke
118
b. Mengetahui cara resusitasi jantung paru
c. Mengetahui cara menghentikaan perdarahan
d. Menegtahui cara memasang pembalut atau bidai
e. Mengetahui cara transportasi yang baik
2. Pada orang awam khusus
Yang termasuk disini adalah orang awam yang telah mendapatkan
pengetahuan cara-cara penanggulangan kasus gawat daturat sebelum korban
dibawa ke rumah sakit atau ambulan datang. Mereka datang polisi, Hansip,
DLLAJR, Search and Rescue (SAR)
Kemapuan yang harus dimiliki orang awam khusus adalah:
a. Mengetahui tanda-tanda persalinan
b. Mengetahui penyakit pernafasan
c. Mengetahui penyakit jantung
d. Mengetahui penyakit persarafan
e. Mengetahui penyakit anak, dann lain-lain
3. Pada perawat
Perawat harus mampu menggulangi penderita gaawat darurat dengan
gangguan:
a) Sistem pernafasan
1. Mengatasi obstruksi jalan nafas
2. Membuka jalan nafas
3. Memberi nafas buatan
4. Melakukan resutasi jantung paru (RJP) dengan didahului penilaian ABC
b) Sistem sirkulasi
1. Mengenal aritmia dan infark janttung
2. Pertolongan pertama pada henti jantung
3. Melakukan EKG
4. Mengenal syok dan memberi pertolongan pertama
c) Sistem vaskuler
1. Mengehentikan perdarahan
2. Memasang infus atau tranfusi
3. Merawat infus
d) Sistem saraf
1. Mengenal koma dan memberikan pertolongan pertama
2. Memberikakan pertolongan pertama pada trauma kepala
e) Sistem pencernaan
1. Pertolongan pertama pada trauma abdomen dan pengenalan tanda
perdarahan intraabdomen
2. Persiapan operasi segera (cito)
3. Kumbah lambung pada pasien keracunan
f) Sistem perkemihan
1. Pertolongan pertama pada payah ginjal akut
2. Pemasangan kateter
g) Sistem integumen atau toksikologi
1. Pertolongan pertama pada luka bakar
2. Pertolongann pertama pada gigitan binatang
h) Sistem endokrin
- Pertolongan pertama pasien hipo/hiperglikemia
- Pertolongan pertama pada pasien krisis tiroid
i) Sistem muuskuloskeletal
1. Mengenal patah tulang dan dislokasi
2. Memasang bidai
3. Mentransportasikan pasien ke rumah sakit
j) Sistem penginderaan
1. Pertolongan pertama pasien trauma mata atau telinga
2. Melakukan irigasi mata dan telinga
k) Pada anak
1. Pertolongan pertama anak dengan kejang
2. Pertolongan pertama anak dengan asma
3. Pertolongan pertama anak dengan diare atau konstipasi
c. Transportasi
1) Syarat transportasi penderita
a. Penderita gawat darurat siap ditransportasikan bila:
1. Gangguan pernafasan dan kardiovaskuler telah ditanggulangi
2. Perdarahan harus dihentikan
3. Luka harus ditutup
4. Patah tulang apakah memerlukan fiksasi
b. Selama transportasi harus dimonitor
1. Kesadaran
2. Pernafasan
3. Tekanan darah dan denyut nadi
4. Daerah perlukaan
c. Syarat kendaraan
1. Penderita dapat terlentang
2. Cukup luas untuk lebih dari dua pasien dan petugas dapat bergerak
3. Cukup tinggi sehingga petugas dapat berdiri dan infus lancer
4. Dapat melakukan komunikasi ke sentral komunikasi dan rumah sakit
5. Identitas yang jelas sehingga mudah dibedakan dari ambulan lain.
d. Syarat alat yang harus ada yaitu resusitasi, oksigen, alat hisap, obat-obatan
dan infus, balut dann bidai, tandu, EKG transmitter, incubator (untuk
bayi), dan alat-alat persalinan
e. Syarat personal
1. Dua orang perawat yang dapat menngemudi
2. Telah mendapat pendidikan tambahan gawat darurat
3. Sebaiknya diasramakan agar mudah dihungi
2) Cara transportasi
1. Tujuan memindahkan penderita dengan cepat tetapi selamat
2. Kendaraan penderita gawat darurat harus berjalan hati-hati dan menaati
peraturan lalu lintas.
2. Fase Rumah Sakit
a. Puskesmas
Ada puskesmas yang buka selama 24 jam dengan kemampuan :
1. Resusitasi
2. Menggulangi fase gawat darurat baik medis maupun pembedahan minor
3. Dilengkapi dengan laboratorium untuk menunjang diagnostic seperti pemeriksaan
Hb, leukosit, gula darah
4. Personal yang dibutuhkan satu dokter umum dan dua sampai tiga perawat dalam
satu shihf
b. Instalasi Gawat Darurat ( IGD) atau Unit Gawat Darurat ( UGD)
Berhasil atau gagalnyaa suatu IGD atau UGD tergantung pada :
1. Keadaan penderita pada waktu tiba di IGD
a. Tergantung pada mutu penanggulangan pra rumah sakit
b. IGD harus aktif meningkatkan mutu penanggulangan pra rumah sakit
2. Keadaan gedung IGD sebaiknya dirancang sedemikian rupa sehingga :
a. Masyarakat mudah mencapainya
b. Kegiatan mudah dikontrol
c. Jarak jalan kaki didalam ruangan tidak jauh
d. Tidak ada infeksi silang
e. Dapat menanggulangi keadaan bencana
3. Kualitas dan kuantitas alat-alat serta obat-obatan
a. Alat-alat atau obat-obatan yang diperlukan untuk resusitasi
1. Suction manual atau otomatis
2. Oksigen
3. Respirator manual atau otomatis
4. Laringoskop
5. Pipa endotracheal
6. Pipa nasotracheal
7. Gudel
8. Spuit dan jarum
9. Cuff set
10. EKG-monitor jantung (portable) dan defribilator
11. Infus atau tranfusi set serta cairan dan darah
12. Cairan Dextrose 50% ampul
13. Morphin-Pethidin-Adrenalin
14. Tandu dapat posisi trendelenburg atau anti trendelenburg, terdapat
gantungan infus dan pengikat
15. Cricothyotomy dan Tracheostomy set
16. Gunting
17. Jarum intra cardiac, dan lain-lain.

b) Alat-alat atau obat-obatan untuk menstabilisasi penderita :

1. WSD set atau jarum fungsi

2. Bidai segala ukuran

3. Perban segala ukuran

4. Sonde lambung

5. Foley kateter segela ukuran

6. Venaseksi set
7. X-ray

8. Perban untuk luka bakar

9. Perikardiosentesis set, dan lain-lain

c) Alat –alat tambahan untuk diagnose dan terapi

1. Alat-alat periksa pengobatan mata

2. Slit lamp

3. THT set

4. Traction kit

5. Gips

6. Obstetri ginekologi set

7. Laboratorium mini

8. Bone set

9. Pembedahan minor set

10. Benang-benang atau jarum segala ukuran

d) Kemampuan dan keterampilan petugasnya

1. Golongan pertama, yang tidak langsung menangani penderita yaitu cleaning service,
keamanan, penerangan, kasir.

2. Golongan kedua, yang langsung menangani penderita yaitu perawat, dokter, dan koasisten,
perawat tulang punggung IGD, kualitas perawat turut menentukan kualitas pelayanan IGD,
perawat harus memahami perawatan gawat darurat untuk melakukan resusitasi kardiopulmoner
dan life support, dan bagi perawat yang memilih kerja IGD maka perlu pendidikan lanjutan
misalnya DIII, S1, S2 agar dasar ilmiahnya kuat.
3. Pembiayaan

Pembiayaan perawatan pasien gawat darurat antara lain berasal dari :

a. Asuransi Jasa Raharja


b. Akses Pegawai Negeri
c. Astek/ Jamsostek
d. Dana sehat
e. Subsidi Pemerintah ( Miasalnya Gakin)

E. Prinsip-prinsip Penanggulangan Korban Gawat Darurat

Prinsip utama adalah memberikan pertolongan pertama pada korban. Pertolongan pertama adalah
pertolongan yang diberikan saat kejadian atau bencana terjadi ditempat kejadian.

1. Tujuan pertolongan pertama


a. Menyelamatkan kehidupan
b. Mencegah kesakitan makin parah
c. Meningkatkan pemulihan
2. Tindakan prioritas penolong
a. Ambil alih situasi
b. Minta bantuan pada orang sekitar
c. Kaji bahaya lingkungan
d. Yakinkan area aman bagi penolong dan korban
e. Kaji korban secara cepat untuk masalah yang mengancam kehidupan
f. Kirim seseorang untuk memanggil polisi atau ambulan
3. Mengontrol Area
a. Kecelakaan kendaraan bermotor, yang harus dilakukan : pelarangan merokok, cegah
kerumunan, minta pertolongan orang lain
b. Kecelakaan listrik, yang harus dilakukan putuskan hubungan listrik dengan kayu dan
lainnya, jaga jarak dengan korban sampai korban berada diarea yang aman
c. Gas, asap dan gas beracun maka pindahkan pasien
d. Kebakaran, yang harus dilakukan adalah menjauhkan pasien dari api
4. Sikap penolong
a. Jangan panik
b. Bersikap tenang
c. Cekatan dalam melakukan tindakan
d. Jangan terburu-buru memindahkan korban dari tempatmya sebelum dipastikan sarana
angkutan yang memadai
e. Hal-hal penting harus diperhatikan terhadap korban atau pasien adalah :
1. Pernapasan dan denyut jantung
a). Bila napas berhenti maka segera kerjakan pernapasan bantuan
b). Bila jantung berhenti berdenyut maka lakukan kompresi jantung luar (KJL)
c). Usaha-usaha mengembalikan fungsi pernapasan dan sirkulasi
2. Perdarahan
Bila terjadi perdarahan maka lakukan usaha-usaha menghentikan perdarahan.
Terutama perdaraha dari pembuluh darah besar.
3. Syok
Bila terjadi syok maka perhatikan tanda-tandanya serta lakukan penanggulangan
4. Cegah aspirasi terhadap muntahan dengan mengatur posisi pasien miring pada
salah satu sisi tubuh atau ditelungkupkan
5. Bila terjadi fraktur, maka lakukan pembidaian
Tabel 1.1 Pengelompokan klien gawat darurat

Kategori Skala Priotitas Kasus


I Prioritas utama pasien 1. Tidak sadar
2. Sumbatan janal napas
atau henti napas
3. Henti jantung
4. Perdarahan hebat
5. Syok
6. Reaksi insulin
7. Mata terkena bahan kimia

II Prioritas kedua pasien 1. Luka bakar


2. Fraktur mayor
3. Injuri tulang belakang
III Priorotas ketiga pasien 1. Fraktur minor
2. Perdarahan minor
3. Keracunan obat-obatan
4. Percobaan bunuh diri
5. Gigitan binatang
IV Prioritas keempat pasien
G. Evakuasi Korban
1. Penilaian korban dan kegawatdaruratan pernapasan
Penilaian korban merupakan tindakan untuk memperoleh informasi yang dibutuhkan agar
penolong mengetahui kondisi korban dengan prinsip “do no further harm”. Dalam melakukan
penilaian korban, penolong harus memperhatikan beberapa hal di bawah (urut berdasarkan
prioritas):
a. Mengidentifikasi dan berusaha memperbaiki masalah-masalah yang mengancam jiwa
b. Mengidentifikasi masalah trauma dan medis dan berusaha menstabilkan keadaan korban, dan
mengurangi keparahannya (jika memungkinkan)
c. Menjaga kestabilan dan melakukan monitoring kondisi korban
d. Penilaian korban meliputi 2 pemeriksaan, yaitu pemeriksaan primer dan sekunder
Pemeriksaan primer meliputi:
D – Danger
R – Response (respon panggil, respon sentuh, respon nyeri)
A – Airway
B – Breathing + oksigenasi
C – Circulation + control bleeding
2. Evakuasi Korban
Pada dasarnya syarat korban dievakuasi yaitu:
a. Penilaian awal sudah dilakukan lengkap, dan monitor terus keadaan umum korban
b. Denyut nadi dan napas korban stabil dan dalam batas normal
c. Perdarahan yang ada sudah diatasi dan dikendalikan
d. Patah tulang yang ada sudah diatasi
e. Mutlak tidak ada cedera spinal
f. Rute yang dilalui memungkinkan dan tidak membahayakan penolong dan korban
Penggunaan tubuh penolong dalam melakukan pengangkatan dan pemindahan korban perlu
mendapatkan perhatian yang serius. Jangan sampai akibat cara melakukan yang salah
mengakibatkan cedera atau keadaan korban bertambah parah, atau bahkan penolong mengalami
cedera.
Untuk mencegah hal-hal diatas ada beberapa hal yang harus diperhatikan, yaitu:
a. Pikirkan kesulitan memindahkan sebelum mencobanya
b. Jangan coba nagkat dan turunkan korban jika tidak dapat mengendalikannya.
c. Selalu mulai dari posisis seimbang dan tetap jaga keseimbangan
d. Rencanakan pergerakan sebelum mengangkat
e. Upayakan untuk memindahkan beban serapat mungkin dengan tubuh penolong
f. Lakukan gerakan secara menyeluruh, serentak dan upayakan agar bagian tubuh saling
menopang
g. Bila dapat kurangi jarak atau tinggi yang harus dilalui korban.
h. Perbaiki posisi dan angkat secara bertahap
i. Punggung tegak waktu mengangkat korban atau menjaga kelurusan tulang belakang.

Berbagai contoh cara memindahkan korban:


1. menarik kemeja korban (shirt drag)
2. menarik selimut korban (blanket drag)
3. menarik ketiak / lengan (shoulder/forearm drag)
4. menarik kain (sheet drag)
5. gendong punggung (piggy back carry)
6. memapah (one rescuer crutch)
7. angkat depan (cradle carry)
8. menarik dengan merangkak (fire fighter drag)
9. dipikul (fire fighter carry) dan lain-lain.
a. Piggy back carry

b. Blanket drag

c. one rescuer crutch

d. cradle carry

e. Fire fighter carry’s steps

Step 1

step 2
step 3

1. Aturan umum tentang evakuasi :


a. Perhatikan kondisi korban, apakah mengalami cedera atau trauma yang membutuhkan
kehati-hatian dalam pengevakuasian.
b. Bila mungkin,terangkan kepada korban apa yang akan dilakukan, agar dapat
bekerjasama.
c. Jangan pindahkan korban sendiri kalau bantuan belum tersedia.
d. Jika beberapa orang melakukan evakuasi, 1 orang memberikan komando
e. Angkat dan bawa korban dengan benar agar tidak mengalami cedera otot/sendi
f. Jangan abaikan keselamatan penolong sendiri.
2. Aturan dalam mengangkat dan menurunkan korban :
a. Tempatkan posisi kaki senyaman mungkin, salah satu kaki ke depan guna menjaga
keseimbangan
b. Tegakkan badan dan tekukkan lutut
c. Pegang korban / balut dengan seluruh jari tangan
d. Usahakan badan korban yang diangkat dekat dengan penolong
e. Jika kehilangan keseimbangan / pegangan, letakkan korban, atur posisi kembali, lalu
mulai
f. kembali mengangkat.
3. Hal-hal yang harus diperhatikan bila membawa korban dengan tandu :
a. Tandu diperiksa dari kerusakan, dicoba apa mampu menahan berat korban
b. Korban tidak sadar yang dibawa ke tempat jauh, sebaiknya selalu diikat
c. Penolong yang paling berpengalaman, memberikomando untuk tiap gerakan
d. Kaki korbanselalu di depan, kecuali pada keadaan :
1. Korban cedera tungkai berat menuruni tangga / turun di tempat yang miring
2. Korban hipotermia,menuruni tangga/turun di tempat yang miring
3. Korban dengan stroke/kompresi otak tidak bolehdi angkat dengankepala lebih rendah
dari kaki
4. Cara mengusung korban :
1. Satu orang penolong :
a. Mengusung untuk jarak dekat
Cara menarik penderita untuk jarak pendek cara ini hanya dilakukan apabila sudah pasti tidakada
tanda-tanda patah tulang leher, tulang belakang, tulang tengkorak, dan gegar otak.
b. Tongkat manusia
1. Anda berdiri di samping korban pada sisi yang cedera atau lemah.
Lengannya dilingkarkan di bahu anda dan peganglah tangan atau
pergelangan tangannya.
2. Lengan anda yang satu lagi melingkar di pinggang korban,dan pegang
baju atau pinggangnya.
3. Langkahkan kaki yang sebelah dalam dan berjalandisesuaikan dengan kecepatan korban.
Tongkat atau dahan kayu dapat menjadi penopang tambahan. Korban harus ditenangkan.
c. Mengusung korban yang sadar tetapi tidak dapat berjalan sendiri
Cara mengusung korban yang tidak mampu berjalan sendiri dan lemas. Meskipun sadar, korban
hanya mampu menggantungkan tangannya secara pasif ke leher penolong.
d. Cara mengendong
1. Anda jongkok di samping korban, selipkan lengan di sekitar tubuhnya, di atas pergelangan
tangan
2. Selipkan lengan yang satunya di bawah paha korban. Badannya dipeluk kearah anda dan
angkat.
e. Cara ditarik
1. Letakkan tangan korban menyilang pada dadanya. Anda jongkok di belakang korban, pegang
melalui ketiak, dan angkat.
2. Jika korban bisa duduk, silangkan lengannya pada dada. Pegang pergelangan tangan melalui
ketiak dan angkat.
3. Jika korban memakai jaket , lepaskan kancingnya, dan tarik jaket ke bawah kepalanya. Pegang
jaket melalui bahunya dan angkat.
f. Mengusung melalui lorong sempit
Mengusung korban yang pingsan melalui lintsan yang sempit (misalnya terowongan atau di
lorong kapal). Tangan korban diikat dan digantungkan pada leher penolong.
g. Mengangkat penderita yang tidak sadar dengan cara katak
Korban ditidurkan diatas punggung penolong, kemudian penolong berjalan merangkak
h. Mengusung dengan selimut pada korban pingsan
Mengusung korban yang pingsan dengan selimut yaitu korban yang seharusnya diusung dengan
usungan.
2. Dua orang penolong :
a. Mengusung korban dengan menggunakan tangan sebagai tandu,dikerjakan oleh dua orang
b. Kursi dua tangan :
1. Jongkokkan kedua sisi korban, silangkan lengan dipunggung korban dan pegang ikat
pinggangnya.
2. Kedua lengan yang lain diselipkan bawah lutut korban, dan penolong saling memegang
pergelangan tangan. Lengan yang saling memegang dibawa ke pertengahan paha korban.
3. Bergeraklah mendekati korban, punggung tetap lurus,bangkit pelan-pelan dan jalan bersama-
sama.
c. Mengangkat depan belakang
1. Korban didudukan dan tangannya disilangkan pada dada
2. Jongkok di belakang korban, selipkan lengan melalui ketiak korban dan pegang pergelangan
tangannya kuat-kuat
3. Penolong jongkok di samping korban dan lengannya diselipkan di bawah paha korban
4. Bekerja secara serentak, bangkit pelan-pelan dan berjalan.
Catatan : jangan melakukan cara ini pada cedera lengan atau bahu
d. Kursi pengangkut
Mengusung korban dengan menggunakan kursi sebagai tandu.
3. Tiga orang penolong :
a. Cara meletakan tangan untuk mengusung korban yang seharusnya diusung dengan usungan
1. Cara mengangkat tandu :
Langkah – langkah dalam mengangkat tandu :
1. Seorang pengangkat berdiri di keempat ujung tandu. Jika ada tiga orang, dua berdiri
dekat kepala dan satu pada kaki
2. Seorang pengangkat berdiri di keempat ujung tandu. Jika ada tiga orang, dua berdiri
dekat kepala dan satu pada kaki. Semua pengangkat jongkok dan memegang mengikuti
aba-aba, bangkit serentak dan berdiri memegang tandu secara rata
3. Aba-aba berikutnya semua pengangkat melangkahkan kaki sebelah dalam dengan
langkah pendek
4. Untuk menurunkan korban, para pengangkat berhenti kalau ada aba-aba. Pada aba-aba
berikutnya semua jongkok dan meletakkan tandu hati-hati.

Cara mengangkat tandu yang baik :


1. Mengangkat dan menurunkan tidak boleh salah, baik korban maupun anda sendiri.
Anda harus selalu menggunakan otot seperti paha, pinggul dan bahu dengan
mengikuti peraturan berikut :
a. Tempatkan posisi kaki anda senyaman mungkin
b. Salah satu kaki agak ke depan
c. Posisi seperti ini berguna untuk menjaga keseimbangan.
d. Tegakkan badan dan lekukkan lutut anda
e. Usahakan berat korban yang anda angkat dekat dengan anda
f. Bila anda mulai kehilangan keseimbangan,rendahkan korban aturlah posisi
ataupegangannya kembali jika perlu, lalu mulailah mengangkatnya.
Tandu Buatan Sendiri
Meskipun dalam keadaan darurat kita bisa membuat tandu, tetapi sebaiknya ditunggu sampai
bantuan dan peralatan khusus datang. Jika anda harus memindahkan korban ke tempat
terlindung, tandu dapat dibuat dari permukaan yang keras seperti pintu, tongkat, atau papan
iklan. Dapat juga dengan menyisipkan tiang melalui lengan jaket. Kekuatan tandu harus selalu
dicoba dulu sebelum digunakan.

Selimut Pengangkat
Selimut digulung menurut panjangnya sampai setengah dari lebarnya dan letakkan di samping
korban. Korban digulingkan pada sisinya dan selimut digulung di bawah punggungnya. Korban
digulungkan ke arah selimut dan samping. Gulungan selimut dibuka hingga korban tepat
berbaring diatasnya.Selimut yang telah terbuka digulung kearah korban dengan erat dan
gulungan ini sebagai pegangan bagi pengangkat. Dua pengangkat jongkok di kedua sisi korban
pada tubuh dan kakinya. Gulungan dipegang dengan kuat. Keempat pengangkat mengangkat
korban serentak dengan cara mencondongkan badan kebelakang lalu meluruskan lutut.

Menggunakan Satu Selimut:


Selimut terbuka diletakan diagonal diatas tandu, sehingga ujung-ujungnya mengantung di
pinggir, atas, dan bawah tandu.Korban diletakkan ditengah tandu. Terangkan apa yang akan anda
lakukan. Ujung yang menggulung ditutup pada kakinya dan diselipkan dibawah pergelangan
kaki. Ujung yang disamping di pasang menyelimuti korban kemudian diselipkan dibawah
badannya .Lipat sisi lainnya dan selipkan ke dalam. Tenangkan korban dan terangkan apa yang
akan anda lakukan. Selipkan bagian atas selimut ke kepala dan leher korban, hingga
tertutup. Sementara wajah dibiarkan terbuka.

Anda mungkin juga menyukai