Anda di halaman 1dari 98

PAP 111 : Fisika Dasar I

Jurusan Teknik Mesin


(Semester Ganjil 2015/2016)

2. Review Matematika Dasar,


Dasar,
Besaran,, Satuan,
Besaran Satuan, Pengukuran,
Pengukuran, Vektor
 Pembahasan Hari Ini

 Pengulangan hal-hal dasar dalam Matematika


 Besaran & Satuan
 Analisa Vektor
 Trigonometri
3

 Teorema Pitagoras
untuk sebuah sudut 900 c
a2+b2 = c2 b

a
 Trigonometri
4

 Definisi untuk sinus dan


cosinus dari sudut θ.
c
 sin θ = b/c atau
 sin θ = sisi depan/sisi miring b
θ
 cos θ = b/c
 cos θ = sisi terdekat / sis miring a

 tan θ = b/a
 tan θ = sisi depan / sisi terdekat
 Trigonometri
5

 Definisi yang umum


digunakan:
r
 x =arah horizontal
 y = arah vertical y
 sin θ = y/r atau θ

 sin θ = sisi depan/ sisi miring x


 cos θ = x/r
 cos θ = sisi terdekat/ sisi miring
 tan θ = y/x
 tan θ = sisi depan / sisi terdekat
 Jika Diputar
6

x
 Jika saya putar,
persamaan dasarnya
tetap sama hanya
variabelnya yang
berubah

y
 x =arah horizontal

θ
r
 y = arah vertikal
 sin θ = x/r atau
 sin θ = sisi depan / sisi miring
 cos θ = y/r
 cos θ = sisi terdekat /sisi miring
 tan θ = x/y
 tan θ = sisi depan/ sisi terdekat
Lingkaran
7

 Misalkan r merupakan II I

jari-jari, dan θ adalah


sudut yang dibentuk
r
oleh r dan sumbu-x
y
 Kita bisa θ
mentransformasi dari x
koordinat “Cartesian”
(x-y) ke koordinat
bidang-polar (r-θ) III IV
 Slope/kemiringan sebuah garis lurus

 Sebuah garis tidak vertikal


Positif slope
seperti pada gambar
 y = mx +b
 dimana
 m = slope
 b = y-intercept
 Slope/kemiringan dapat
bernilai positif dan negatif
 Ditentukan apakah y =
positif atau negatif ketika
x >0 Negatif slope

8
 Menghitung slope
9

x2 , y2

( y2 − y1 )
m= ( x2 − x1 )
x1 , y1
 Slope Lingkaran
• Jadi jumlah garis slope
 Keempat titik pada lingkaran lingkaran hampir tidak hingga
mempunyai slope yang
berbeda.
 Slope dihitung dengan
menggambar garis tegak lurus
terhadap permukaan
lingkaran
 Kemudian sebuah garis tegak
lurus terhadap garis pertama
dan paralel terhap
permukaan lingkaran
digambar.

10
Slope/Kemiringan suatu Kurva
 Konsep slope berlaku untuk
semua kasus! f’(x)

 Misal kita punya fungsi f(x),


dan x sebuah variabel
 Sekarang kita
menggambarkan slope f(x)
pada titik x, yang
kemudian dikenal dengan f(x)
nama turunan dari f(x)
 Turunan/diferensial = f’(x)

11
Mendiferensialkan sebuah garis lurus
12

 f(x)= mx +b
 Maka

 f’(x)=m

 Turunan sebuah garis lurus konstant


 Jika f(x)=b (Apakah fungsi konstant ?)
 Slope =0 maka f’(x)=0
Aturan Kepangkatan
 f(x)=axn
 Turunannya adalah :
 f’(x) = a*n*xn-1
1
f ( x) =
 Contoh: x
or
1

f ( x) = x 2

 1  3
1  − −1  1 −2
f ' ( x) = − x  2 
=− x
2 2

13
Operator Differensial
 Untuk x, dalam memudahkan operasi
turunan/diferensial maka operasi ini diberi
operator
d
dx f ( x) =
1
x
d d  1 
f ( x) =  
dx dx  x 
−1
f ' ( x) =
2 x3
14
Aturan aritmatika untuk turunan
 Aturan Pengali konstant d
(k ⋅ f ( x) ) = k ⋅ d ( f ( x) ), k a constant
dx dx

 Aturan penjumlahan
d
( f(x) + g(x)) = d ( f ( x) ) + d (g ( x) )
dx dx dx
 Aturan kepangkatan

d
dx
( )
[ f ( x)]n = n ⋅ [ f ( x)]n−1 d ( f ( x) )
dx

15
Dapatkah Kita Membalikkan Proses
16
Turunan/Differensial ?
 Dengan membalikkan, dapatkah kita mengetahui
dan menemukan fungsi asal ?
 Dalam kata lain f’(x) → f(x)?
 Proses ini mempunyai 2 nama:
 “anti-differensial”

 “integral” atau integration


Kenapa disebut “integration”?
 Karena kita menjumlahkan
Disebut “integral tak terdefinisi/ indefinite integral”
semua slope
(mengintegrasikan
mereka) ke dalam sebuah
fungsi tunggal).
 Seperti halnya
differensial, integral juga
∫ f ' ( x) dx = f ( x)
punya operator:

Pada abad ke-18 simbol untuk “s”


Sekarang disebut tanda integral !

17
Konstanta dari hasil integral
 Dua fungsi yang berbeda bisa memiliki turunan yang sama.
Misal
 f(x)=x4 + 5
 f(x)=x4 + 6
 f’(x)=4x
 Maka untuk integralnya kita tulis
∫ = +C
4
4 x dx x

 Dimana C adalah sebuah konstanta.


 Kita perlu informasi tambahan untuk menghitung C.

18
Aturan Kepangkatan Untuk Integral
19

a n +1
∫ = +
n
ax dx x C
n +1
Integral Tertutup/Terdefinisi
20

∫a
f ' ( x)dx = f (b) − f (a)

f(x) Luas dibawah


kurva yang
dievaluasi dari
x=a ke x=b
x=a x=b
BESARAN & SATUAN
(Quantities And Units)
Besaran & Satuan

Segala sesuatu yang dapat Oleh karena satu besaran


diukur, dihitung, memiliki nilai berbeda dengan besaran lainnya,
maka ditetapkan SATUAN untuk
dan satuan. Besaran tiap besaran. Satuan juga
menyatakan sifat dari benda. menunjukkan bahwa setiap
Sifat ini dinyatakan dalam besaran diukur dengan cara
angka melalui hasil pengukuran berbeda

MENGUKUR adalah kegiatan membandingkan suatu Besaran


dengan Besaran sejenis yang ditetapkan sebagai satuan
Fisika:
Ilmu yang menjelaskan (mendeskripsikan) fenomena alam yang menjadi objek pengamatan.

Bagaimana Cara Mendeskripsikan Objek ?

Coba deskripsikan
gajah ini !!
Besaran Non-Fisis Emosinya Labil ; Kulitnya Kasar
(Tak Terukur) Warnanya Coklat;

Deskripsi Kuantitatif Deskripsi Kualitatif

Tinggi : 2,5 meter


Besaran Fisis Gadingnya : Panjang
Massa : 4 Ton Lebih tinggi daripada orang
---> BESARAN Tenaganya : Kuat
Panjang : 5 meter
Bagaimana Cara Mendefenisikan suatu Besaran ?

Massa Emas?
Defenisi: Jumlah materi yang
dikandung emas

Berapa? Cara Mengukur?

Dibandingkan dengan anak timbangan


Emas
(berapa buah anak timbangan Anak
Timbangan
diperlukan sehingga skala setimbang)

Hasilnya:
Massa emas = 5 kali massa anak timbangan
Panjang Tali?
Defenisi: Jarak dari titik paling kiri ke titik paling kanan pada tali

Berapa? Cara Mengukur?


Dibandingkan dengan jengkal (berapa
kalinya)

Hasilnya:
Panjang Tali = 2 kali panjang jengkal

Kecepatan rata-rata? Didefenisikan dari


Defenisi : Jarak tempuh / waktu tempuh besaran-besaran lain
Ada besaran yang dapat didefenisikan hanya dengan
menggambarkan bagaimana cara mengukurnya.
Massa emas = 5 kali massa anak timbangan
Panjang Meja = 2 kali panjang jengkal

 Besaran Fundamental (Besaran Dasar/Pokok)

Ada besaran yang dapat didefenisikan dengan cara


menggambarkan bagaimana menghitungnya dari
besaran-besaran lain yang dapat diukur.
Kecepatan = Jarak tempuh / waktu tempuh

 Besaran Turunan
Nilai suatu besaran fisis dinyatakan dengan
Massa (emas) = 5 anak timbangan
Panjang (meja) = 2 jengkal SATUAN

Satuan panjang yang lain: Spidol, Jengkal, Kaki, …

AKIBATNYA: SEHARUSNYA :
- Satuan menjadi terlalu banyak - Defenisi Yang Sama
- Bermanfaat
- Banyak versi
- Diterima Semua Orang
- Tidak Bermanfaat
- Menimbulkan Kekacauan KESEPAKATAN
Sistem satuan yang dugunakan ilmuwan diseluruh
dunia disebut “The Metric System”.

Pada tahun 1971 ditetapkan 7 Besaran Dasar yang


dikenal secara resmi sebagai “International System”
atau SI (Le Systéme Internasional d’Unites).
Konversi Satuan
Mengapa diperlukan?

Ada beberapa sistem berbeda yang


dipakai di dunia
Misalnya: SI  British

mil <-------> km

Dimensi objek jauh lebih besar daripada dimensi alat ukur


(kurang praktis)
Misalnya: mengukur panjang jalan dengan satuan cm
cm ----> km
Gaussian System (cgs) Sistem Gaussian

Quantities Units Besaran Satuan

mass gram (g) massa gram


length centimeter (cm) panjang sentimeter

time second (s) waktu detik / sekon

British Engineering System Sistem Inggris

Quantities Units Besaran Satuan

mass slug massa slug


length foot (ft) panjang kaki

time second (s) waktu detik


Besaran Pokok
32

Besaran pokok adalah besaran yang satuannya telah ditetapkan terlebih


dahulu dan tidak diturunkan dari besaran lain.
Kaki
Contoh : Panjang (Length) [L]
Meter
Furlong

Detik
Waktu (Time) [T] Menit
Jam
Abad

Massa (Mass) [M] Kilogram


Slug
Besaran dan satuan yang digunakan dalam SI *

International System (SI) Sistem Internasional (SI)

Quantities Units Symbol Besaran Satuan

mass kilogram kg massa kilogram (kg)

length meter m panjang meter (m)

time second s waktu detik / sekon (s)

Electric Current ampere A Arus Listrik Ampere (A)


* Berdasar Konferensi Umum mengenai Berat dan Ukuran ke-14 tahun 1971
Temperature kelvn K Temperatur Kelvin (K)

Amount of substance mole mol Jumlah Zat mol (mol)


Besaran Turunan
34

Besaran turunan adalah besaran yang didapat dari


penggabungan besaran-besaran pokok

 Dari satu Besaran pokok


 Luas (Area) = Length × Length [L]2
 Volume (Volume) = Length × Length × Length [L]3

 Kombinasi besaran-besaran pokok


 Kecepatan (Velocity) = Length / Time [L/T]
 Percepatan (Acceleration) = Length / (Time × Time) [L/T2]
 Gaya (Force) = Mass × Length / (Time × Time) [M L/T2]
Besaran turunan dan satuannya
Satuan
36

 SI (Système Internationale
Internationale)) Satuan
Satuan::
 mks: L = meters (m), M = kilograms (kg), T
= seconds (s)
 cgs: L = centimeters (cm), M = grams (g), T
= seconds (s)
 Satuan inggris
inggris::
 Inches, feet, miles, pounds, slugs...
 Awalan-awalan satuan SI :
Contoh :

1 nanometer = 10-9 meter


Konversi Satuan
 Konversi satuan ke satuan yang lain kadang diperlukan. Contoh
konversi satuan:
 1 inch = 2.54 cm
 1m = 3.28 ft
 1 mile = 5280 ft
 1 mile = 1.61 km

 contoh: konversi miles per hour ke meters per second:

mi mi ft 1 m 1 hr m
1 = 1 × 5280 × × = 0.447
hr hr mi 3.28 ft 3600 s s
37
Tingkatan Besaran Dalam Fisika
38

 Besaran fisika membentang dalam jarak yang sangat besar,


misalnya
 Length size of nucleus ~ 10-15 m
size of universe ~ 1030 m
 Time nuclear vibration ~ 10-20 s
age of universe ~ 1018 s
 Mass electron ~ 10-30 kg
universe ~ 1028 kg
 Tingkatan besaran membentuk skala
 Atomic Physics ~ 10-10 m
 Basketball ~ 10 m
 Planetary Motion ~ 1010 m
 Mengetahui skala membantu kita memperkirakan hasil (jika di luar
skala ada kemungkinan perhitungan kita salah)
Analisa Dimensi
39

 Besaran pokok
 Panjang (Length) - [L]
 Waktu (Time) - [T]
 Massa (Mass) - [M] Jarak
Kelajuan =
Waktu
Besaran turunan
[ L]


 Kecepatan (Velocity) - [L]/[T] v=


 Kerapatan (Density) - [M]/[L]3 [T ]
 Energi (Energy) - [M][L]2/[T]2
Analisis Dimensi
Apakah persamaan berikut benar secara dimensi?

1 2 Persamaan menyatakan jarak (x) yang ditempuh oleh suatu


x = vo t + at mobil dalam waktu (t) jika mobil mulai dari kecepatan awal
2 vo dan bergerak dengan percepatan tetap tetap a.

Analisis dimensi menggunakan fakta bahwa dimensi dapat


diperlakukan sebagai besaran aljabar,

 Besaran-besaran dapat dijumlahkan atau dikurangkan hanya jika


besaran-besaran tersebut mempunyai dimensi yang sama.
 Besaran-besaran pada kedua sisi persamaan harus memiliki
dimensi yang sama.
1 Catatan:
x = vot + a t 2
Walaupun analisis dimensi
2 sangat berguna tetapi
mempunyai batasan, yaitu

[ L] [ L]
tidak dapat menjelaskan
[L ] = [T ] + 2  T 2  konstanta numerik yang ada
[T ]  T  dalam persamaan.
Persamaan yang benar
secara analisis dimensi

[ L] [ L]
belum tentu benar secara
[L ] = [T ] + 2  T 2  fisis.
[T ]  T 

[L ] = [L ] + [L ]

Karena kedua sisi persamaan mempunyai dimensi yang sama maka persaamaan ini
benar secara dimensi
 Besaran Fisika
42

 Harus selalu punya dimensi


 Hanya dapat membandingkan besaran yang
dimensinya sama
 v = v(0) + a × t
 [L]/[T] = [L]/[T] + [L]/[T]2 [T]

 Membandingkan besaran dengan dimensi


berbeda artinya tidak ada
 v = a × t2
 [L]/[T] = [L]/[T]2 [T]2 = [L]
Analisa Vektor
 SKALAR DAN VEKTOR
 Skalar
• Hanya mempunyai besar
• Contoh : massa, volume, temperatur, energi

 Vektor
• Mempunyai besar dan arah
• Contoh : gaya, kecepatan, percepatan

 Medan skalar
• Besarnya tergantung pada posisinya dalam ruang
• Contoh : EP = m g h

 Medan vektor
• Besar dan arahnya tergantung pada posisinya dalam ruang
• Contoh : F = 2 xyz ax – 5 (x + y + z) az
 ALJABAR DAN PERKALIAN VEKTOR
 Penjumlahan dan Pengurangan Vektor
• Metoda jajaran genjang
• Metoda poligon

B
C=A+B
D = A – B = A + (- B)

A
-B

C=A+B

D=A-B

A
 Perkalian titik
Hasilnya skalar Proyeksi B pada A
A

A • B = A B cos θ AB
θAB

= B A cos θ AB = B • A
B

Proyeksi A pada B
 Perkalian Silang
Hasilnya vektor

A × B = A B sin θ AB a N = − B • A
A

θAB
θAB

A×B aN = vektor satuan yang tegak lurus


pada bidang yang dibentuk oleh
vektor-vektor A dan B (arahnya sesuai
dengan aturan ulir tangan kanan)
 SISTEM KOORDINAT KARTESIAN
 Titik
• dinyatakan dengan 3 buah koordinat x, y dan z
P(x, y, z)
• Contoh : P(1, 2, 3) Q(2, - 2, 1)
 Vektor
• dinyatakan dengan tiga buah vektor satuan ax, ay dan az

• Contoh : r = x + y + z = x ax + y ay + z az

• vektor posisi dari sebuah titik dalam ruang


• Vektor Posisi

r P = a x + 2a y + 3a z
r P = 2a x − 2a y + a z
• Vektor antara 2 titik

R PQ = r P − r Q = (2 − 1)a x + (−2 − 2)a y + (1 − 3)a z


= a x − 4a y − 2a z
 Titik asal → O(0, 0, 0)
 Bidang → x = 0 (bidang ZOY)
y = 0 (bidang ZOX)
z = 0 (bidang XOY)
Elemen Luas (vektor)
± dy dz ax ± dx dz ay ± dx dy az
Elemen Volume (skalar)
dx dy dz
 Perkalian titik dalam sistem koordinat kartesian

A = Ax a x + Ay a y + Az a z B = Bx a x + B y a y + Bz a z

A • B = A B cos ∠A, B

B
A = A +A +A
2
x
2
y
2
z B = B +B +B
2
x
2
y
2
z aB =
B

cos 0 o = 1 cos 90 o = 0
ax • ax =1 ay • ay =1 az • az =1
ax • ay = ay • ax = 0 ax • az = az • ax = 0 ay • az = az • ay = 0
A • B = A x Bx + A y B y + A z Bz
• Proyeksi vektor A pada vektor B

( A • a B )a B A

θAB

Proyeksi A pada B
Contoh Soal
Diketahui tiga buah titik A(2, 5, - 1), B(3, - 2, 4) dan C(- 2, 3, 1). Tentukan :
a). RAB • RAC
b). Sudut antara RAB dan RAC
c). Proyeksi vektor RAB pada RAC
Jawab :
RAB = ax − 7ay + 5az RAC = −4ax − 2ay + 2az
RAB • RAC = (1)(−4) + (−7)(−2) + (5)(2) = 20
RAB = 1+ 49+ 25 = 8,660 RAC = 16+ 4 + 4 = 4,899

R AB • R AC 20
cos θ = = = 0,471 → θ = 61,9o
R AB R AC (8,660)(4,899)

R AC − 4 a x − 2 a y + 2 a z
a AC = = = − 0,816 a x − 0,408 a y + 0,408 a z
R AC 4,899

Proyeksi RAB pada RAC :

(R AB • a AC )a AC = [(1)(−0,816) + (−7)(−0,408) + (5)(0,408)]a AC


= 4,08(−0,816a x − 0,408a y + 0,408a z )
= −3,330a x − 1,665a y + 1,665a z )
 Perkalian silang dalam sistem koordinat kartesian

A = Ax a x + Ay a y + Az a z B = Bx a x + B y a y + Bz a z

A × B = A B sin ∠θ AB a N = − B × A A

sin 0o = 0 sin 90o = 1


θAB
ax ×ax = 0 ay ×ay = 0 az ×az = 0
a x × a y = a z = −a y × a x a x × a z = a y = −a z × a x B

a y × a z = a x = −a z × a y
A×B

A × B = ( A y B z − A z B y )a x + ( A z B x − A x B z )a y + ( A x B y − A y B x )a z
ax ay az
Aturan tangan kanan
A × B = Ax A y Az
B x B y Bz
Contoh Soal:
Sebuah segitiga dibentuk oleh A(2, - 5, 1), B(- 3, 2, 4) dan C(0, 3, 1). Tentukan :
a). RBC × RBA
b). Luas segitiga ABC
c). Vektor satuan yang tegak lurus pada bidang segitiga

Jawab :

R AB = 1 + 49 + 25 = 8,660 R AC = 16 + 4 + 4 = 4,899
ax ay az
R BC × R BA = 3 1 −3
5 −7 −3
= [(1)(−3) − (−3)(−7)] a x − [(3)(−3) − (−3)(5)] a y + [(3)(−7) − (1)(5)] a z
= −24a x − 6 a y − 26 a z
R BC × R BA 242 + 6 2 + 262 35,888
∆ ABC = = = = 17,944
2 2 2
− 24 a x − 6 a y − 16 a z
aN = = − 0,669 a x − 0,167 a y + 0,725 a z
35,888
Pengukuran dan Angka Penting
Mengukur adalah kegiatan membandingkan suatu besaran
dengan satuan. Untuk melakukan pengukuran diperlukan alat
ukur. Sebagai contoh untuk mengukur besaran panjang
digunakan alat ukur mistar dan menggunakan satuan meter.

Pengukuran adalah penentuan besaran, dimensi, atau


kapasitas, biasanya terhadap suatu standar atau satuan
pengukuran
1. Pengukuran panjang
2. Pengukuran massa
3. Pengukuran waktu
Alat ukur besaran pokok dalam fisika,
antara lain : mistar , jangka sorong, mikrometer skrup, neraca,
stopwatch dan termometer.
Melaporkan Hasil Pengukuran

Massa Orang = 52 kg
Panjang Meja = 146,3 cm

Besaran

Objek yang Satuan


diukur
Nilai
Melaporkan Hasil Pengukuran

Cara penulisan hasil pengukuran:


Nilai ± Ketidakpastian [Satuan]
Cara penyajian hasil pengukuran

Cara pelaporan data hasil pengukuran adalah:


L=x±Δx
dimana x adalah hasil yang nampak di pengukuran kita,
dengan Δx adalah ketidakpastiannya atau bahasa
gampangnya kurang lebihnya, dimana Δx = 1/2 × ketelitian
alat.
Misalkan dari sebuah pengukuran yang dilakukan diperoleh nilai
panjang sebuah pelat besi adalah 1,48 cm. Angka ini, yang
diperoleh dari hasil pengukuran, masih dipandang sebagai nilai
pendekatan saja. Jadi nilai "aslinya" panjang pelat besi berapa,
belum tahu juga karena jika diukur dengan alat yang lebih teliti
lagi akan diperoleh hasil yang berbeda.

Maka penyajian atau pelaporan datanya adalah :


(untuk jangka sorong dengan ketelitian 0,1 mm)
(1,48 ± 0,005) cm
atau seperti berikut juga boleh, menyesuaikan jumlah desimal depan dan
belakangnya:
(1,480 ± 0,005) cm dan bukan seperti berikut: (1,48 ± 0,01 ) cm

http://fisikastudycenter.com/animasi-fisika/284-cara-membaca-jangka-sorong#ixzz3BMtpUDan
http://nurhamsyahnyetz.wordpress.com/fisika-10/besaran-dan-satuan/pengukuran/alat-ukur-panjang-dan-ketelitian/
Berapa panjang logam ini ?

0 1 2 3 cm

logam

Angka pastinya adalah 2,7 cm, dan kelebihannya bisa ditaksir kira-
kira 0,4 cm, sehingga panjang logam itu dapat ditulis sebagai 2,74
cm.

Apakah panjang logam pasti 2,74 cm?


Angka 2,74 cm disebut Nilai Terukur?

Nilai terukur (the measured value) pada pengukuran


dapat berbeda dengan nilai ‘sesungguhnya’ (the ‘true’
value)—kadangkala disebut juga nilai ‘pastinya’ (the
‘exact’ value) atau nilai yang diharapkan, dan selisih
(discrepancy) antara nilai terukur dan nilai sesungguhnya
ini didefinisikan sebagai kesalahan (error) yang pada
dasarnya menyatakan ketakpastian pengukuran
(measurement uncertainties) itu.

Setiap Pengukuran Selalu Disertai oleh Ketidakpastian


Sumber Ketidakpastian Pengukuran

1. Ketidakpastian Skala Alat (Scale


Uncertainty) 2. Kesalahan Nol

 Sebelum digunakan, penunjukkan


alat tidak pada skala nol.
 Sebagian besar alat sudah
dilengkapi dengan sekrup
pengatur.

Ketidakpastian skala adalah batas


ketelitian pengukuran yang
dibatasi oleh alat ukur.
3. Ketidakpastian Aproksimasi (Approximation Uncertainties)

Panjang Pendulum = jarak garis dari penahan ke


pusat massa.
Dimana persisnya posisi pusat massa? Seberapa
teliti bisa ditentukan?
Panjang juga akan berbeda bila diukur pada
keadaan vertikal dengan keadaan horizontal.

4. Masalah Defenisi

Apa yang dimaksud oleh suatu pengukuran?


Ukur “panjang papan” di samping!!
Dimana harus diukur ? Disisi kiri, kanan, tengah
atau di mana?
5. Ketidakpastian Random (Random Uncertainties)

Ketidakpastian yang berasal dari pengaruh yang tidak dapat diprediksi


dan dikontrol. Seperti: fluktuasi pada besaran listrik, getaran landasan,
radiasi latar belakang, gerak acak molekul udara.

6. Ketidakpastian Pengamatan
Ketidakpastian pengamatan merupakan
ketidakpastian pengukuran yang bersumber
dari kekurangterampilan manusia saat
melakukan kegiatan pengukuran. Misalnya:
metode pembacaan skala tidak tegak lurus atau
paralaks.

Posisi A dan C menimbulkan kesalahan paralaks. Posisi B adalah posisi yang benar.
Sumber kesalahan pengamatan lain adalah salah dalam membaca skala dan
pengesetan alat ukur yang kurang tepat.
Menyatakan Ketidakpastian Pengukuran
Ketidakpastian Pengukuran Tuggal
Ketidakpastian pengukuran tuggal dinyatakan dengan setengan nilai
skala terkecil (NST)

Mengukur panjang logam dengan 0 1 2 3 cm

penggaris:
logam

Angka pasti: 2,7 cm


Angka pasti + 1 satu angka tebakan: 2,74 cm

NST alat ukur: 1 mm = 0,1 cm

½ NST alat ukur: 0,5 mm atau 0,05 cm.

Hasil pengukuran dinyatakan sebagai : 2,74 ± 0,05


cm
Nilai Skala Terkecil (NST)

NST Beberapa Alat Ukur

1. Mistar (Rule)
2. Jangka Sorong (Vernier Caliper)

1. Rahang-luar (outside jaws): digunakan untuk mengukur panjang bagian luar (external lengths).
2. Rahang-dalam (inside jaws): digunakan untuk mengukur panjang bagian dalam.
3. Depth probe: digunakan untuk mengukur kedalaman.
4. Skala utama (main scale) (dengan satuan cm)
5. Skala utama (main scale) (dengan satuan inch)
6. Vernier (cm)
7. Vernier (inch)
8. Retainer: digunakan untuk memblok bagian yang dapat bergerak agar pengukuran dapat dengan
mudah dilakukan.
9 skala utama dibagi menjadi 10 skala nonius.
1 skala nonius = 9/10 mm

a b

c d
Ujung kiri skala nonis menunjukkan
hasil pengukuran: 2,3 + empat garis
skala nonius, menjadi 2,34.

Jika nonius bergerak 4/10 dari skala utama maka garis ke-4 akan
segaris dengan skala utama.
ab = 4 mm
cd = 4*(9/10 mm)
ac = ab – cd = 4 – 36/10 = 40/10 -36/10 = 4/10 = 0,4 mm

NST jangka sorong = 0,1 mm


Cara membaca jangka sorong

Perhatikan angka nol pada skala nonius. Nilai skala utama sebelum angka nol pada
skala nonius, pada gambar yaitu 2,90 cm. Selanjutnya, carilah garis pada skala
nonius yang berimpit dengan garis pada skala utama. Jika garis yang berimpit ini
adalah garis ke-n, maka tambahkan angka 0,0n ke dalam angka yang telah Anda
catat sebelumnya. Garis yang berimpit adalah garis ke-5, maka hasil pengukurannya
adalah 2,90 cm + 0,05 cm = 2,95 cm. Dan tingkat ketelitian dari alat tersebut yaitu
sampai dengan 0,1 mm.
3. Mikrometer Sekrup (Vernier Micrometer)

1 skala utama = 1mm


2 putaran skala nonius  skala utama 1 skala utama maju 1 mm
1 putaran skala nonius terdiri atas 50 skala (garis).
Sehingga
1 skala nonius = 1mm -- NST mikrometer sekrup
Mikrometer Sekrup

Mikrometer skrup digunakan untuk


mengukur panjang, lebar ataupun
diameter benda yang relative kecil.
Pada gambar di atas adalah contoh
pengukuran diameter bola peluru.
Mikrometer sering digunakan untuk
mengukur tebal plat logam ataupun
diameter silinder kawat.

Nomor 1, menunjukkan skala utama yang tidak tertutup bidal yaitu 3,5 mm.
Nomor 2, menunjukkan skala nonius yang lurus dengan sumbu utama yaitu 27
atau 0,27 mm.
Hasil pengukuran adalah:3,5 mm + 0,27 mm = 3,77 mm
Berapa NST dari alat-alat ukur ini ?
Pengukuran Berulang

Berapa panjang batang?

27,4 cm

2,74 cm bukan nilai mutlak dari panjang batang

Setiap pengukuran selalu disertai ketidakpastian

Bagaimana cara supaya hasil pengukuran lebih dipercaya.


Langkah-langkah melaporkan hasil pengukuran berulang:
i =n

1. Hitung nilai terukur diperoleh dari ∑x i


rata-rata data pengukuran: x= i =1
n
2. Hitung range data

Range = Nilai terbesar – Nilai terkecil

3. Hitung ketakpastian dalam nilai rata-ratanya.

range
Ketakpastian dalam rata-rata =
jumlah pengukuran
4. Nyatakan nilai rata-rata dan ketakpastian itu ke jumlah angka
yang sesuai.

5. Cantumkan satuan besaran tersebut.


Tinjau suatu pengukuran berulang yang dilakukan untuk
menentukan laju bunyi di udara (pada 20oC). Data yang tercatat
diperlihatkan pada Tabel.

Laju bunyi
341,5 342,4 342,2 345,5 341,1 338,5 340,5 342,7
(m/s)

Nilai rata-rata data = 341,775 m/s

Range = 345,5 - 338,5 = 7

Ketakpastian = 7/8 = 0,875

Laju bunyi (pada 20oC) = (341,775 ± 0,875) m/s ??


Ingatlah bahwa ketakpastian berfungsi untuk menguantisasi range
yang mungkin bagi terdapatnya (atau terletaknya) nilai suatu
besaran berdasarkan instrumen atau alat ukur yang digunakan. Dari
Tabel 2.1, tampak bahwa nilai-nilai yang tercatat itu memiliki satu
angka di belakang koma. Itu berarti, tingkat ketelitian alat ukur yang
digunakan dalam eksperimen ini adalah hingga “satu angka di
belakang koma”. Tentulah tak masuk akal kalau kemudian hasil (nilai)
akhirnya ditulis dalam bentuk “lebih dari satu angka di belakang
koma”. Di sinilah pentingnya anda memahami pengertian tentang
angka penting (significant figure). Kalau begitu, pada kasus ini, nilai
rata-rata dan (juga) ketakpastiannya haruslah dinyatakan dalam
bentuk “satu angka di belakang koma” (dengan memperhatikan
aturan pembulatan pada angka penting): nilai 341,775 ditulis mejadi
341,8 dan 0,875 menjadi 0,9. Jadi, penulisan hasil akhir data
pengukuran itu (yang benar) adalah:
Laju bunyi (pada 200C) = (341,8 ± 0,9) m/s
Angka penting
Perhatikan kembali Gambar 2.3. Panjang logam tersebut pasti
melebihi 2,7 cm, dan jika skala tersebut kita perhatikan lebih
cermat, ujung logam berada kira-kira di tengah-tengah skala 2,7 cm
dan 2,8 cm. Kalau kita mengikuti aturan penulisan hasil
pengukuran hingga setengah skala terkecil, panjang logam dapat
dituliskan 2,75 cm. Angka terakhir (angka 5) merupakan angka
taksiran, karena terbacanya angka tersebut hanyalah dari hasil
menaksir atau memperkirakan saja. Berarti hasil pengukuran 2,75
cm terdiri dari dua angka pasti, yaitu angka 2 dan 7, dan satu angka
taksiran yaitu angka 5.
Angka-angka hasil pengukuran yang terdiri dari angka pasti dan
angka taksiran disebut angka penting.
Bila logam di atas diukur dengan jangka sorong atau mikrometer skrup, jumlah
angka penting yang diperoleh makin banyak atau makin sedikit? Mengapa?.
Seandainya tepi logam berada tepat pada garis 2,7 cm, hasil
pengukuran harus ditulis 2,70 cm, dan bukan 2,7 cm. Mengapa?
Penulisan angka nol pada 2,70 cm menunjukkan bahwa hasil
pengukurannya tidak kurang dan tidak lebih dari 2,7 cm dan angka
7 masih merupakan angka pasti. Bila hanya ditulis 2,7 cm, maka
angka 7 merupakan angka taksiran. Karena memberikan informasi
atau makna tertentu, maka angka nol pada 2,70 termasuk angka
penting.
Untuk mengidentifikasi apakah suatu angka tertentu termasuk
angka penting atau bukan, dapat diikuti beberapa aturan berikut:

a. Semua angka bukan nol termasuk angka penting


Contoh: 2,45 memiliki 3 angka penting.
b. Semua angka nol yang tertulis setelah titik desimal termasuk
angka penting
Contoh: 2,50 memiliki 3 angka penting
16,00 memiliki 4 angka penting.
c. Angka nol yang tertulis di antara angka-angka penting (angka-
angka bukan nol), juga termasuk angka penting.
Contoh: 207 memiliki 3 angka penting
10,50 memiliki 4 angka penting
d. Angka nol yang tertulis sebelum angka bukan nol dan hanya
berfungsi sebagai penunjuk titik desimal, tidak termasuk angka
penting.
Contoh: 0,5 memiliki 1 angka penting
0,0860 memiliki 3 angka penting
Jumlah angka penting dalam penulisan hasil pengukuran dapat
dijadikan indikator tingkat ketelitian pengukuran yang dilakukan.
Semakin banyak angka penting yang dituliskan, berarti pengukuran
yang dilakukan semakin teliti. Berikut beberapa contoh penulisan
hasil pengukuran dengan memperhatikan angka penting:

a. Satu angka penting : 2; 0,1; 0,003; 0,01 x 10-2


b. Dua angka penting : 1,6; 1,0; 0,010; 0,10 x 102
c. Tiga angka penting : 101; 1,25; 0,0623; 3,02 x 104
d. Empat angka penting : 1,000; 0,1020; 1,001 x 108
Presisi dan Akurasi
Ke- Panjang (cm)
Presisi / Ketelitian (Precision)
1 25,45
Panjang kertas = 25,45 cm 2 25,40
3 25,50
Seberapa yakin Anda dengan hasil
pengukuran ini ?? 4 25,42
5
Bagaimana supaya yakin?? ---> Pengukuran diulang!! 25,38

 Ketelitian menyatakan tingkat keyakinan


terhadap hasil pengukuran.
 Diperiksa dengan pengukuran berulang.
 Pengukuran “presisi tinggi” ---> hasil
pengukuran berulang berada dalam rentang
nilai yang sempit.
 Ketelitian yang rendah berasal dari teknik
pengukuran yang tidak baik.
Akurasi / Ketepatan (Accuracy)
Pengukuran mana yang lebih akurat?

Panjang = 3,4 cm Panjang = 3,42 cm

 Akurasi menyatakan seberapa dekat hasil pengukuran dengan


nilai benar (accepted value)-nya.
 Diperiksa dengan metode/alat yang berbeda.
 Akurasi yang rendah berasal dari kesalahan prosedur atau alat.
4 Kelompok Hasil Pengukuran

Akurasi rendah presisi tinggi Akurasi tinggi presisi rendah

Akurasi rendah presisi rendah Akurasi tinggi presisi tinggi


Angka Penting

Pernahkah kamu membeli buah apel ? Apabila ternyata pada


2 kilogram terdapat 12 buah apel. Nilai 2 kilogram diperoleh
dari pengukuran sedangkan 12 buah diperoleh dari
perhitungan. Angka hasil pengukuran disebut dengan angka
penting sedangkan angka hasil perhitungan disebut bilangan
cacah.

Angka penting adalah angka hasil pengukuran yang terdiri


dari angka pasti (eksak) dan angka taksiran. Angka pasti
diperoleh dari penghitungan skala alat ukur, sedangkan angka
taksiran diperoleh dari setengah skala terkecil.
Gambar berikut adalah contoh hasil pengukuran dengan
angka penting. Panjang batang adalah 16,5 mm. Angka 16
diperoleh dari menghitung skala, sedang 0,5 diperoleh dari
½ dari 1 mm. Angka 16 adalah angka pasti, sedangkan
angka 5 adalah taksiran.

http://www.elsmandagiri.com/fxbab1/1_angka_penting.html
Aturan penulisan angka penting

1. Semua angka bukan nol adalah angka penting.


2. Angka nol dibelakang angka bukan nol adalah bukan angka
penting, kecuali diberi tanda khusus misal garis bawah.
3. Angka nol yang terletak diantara dua angka bukan nol
adalah angka penting.
4. Angka nol di depan angka bukan nol adalah bukan angka
penting.
5. Angka nol dibelakang tanda desimal dan mengikuti angka
bukan nol adalah angka penting.
No ANGKA Jml. Angka Penting Menurut
aturan

1 2356
2 250
3 3000
4 303
5 0.020
6 2.00
Penjumlahan & pengurangan angka penting

Aturan penjumlahan angka penting.


1. Penjumlahan/pengurangan angka pasti dengan pasti
menghasilkan angka pasti.
2. Penjumlahan/pengurangan angka pasti dengan taksiran
meghasilkan angka taksiran.
3. Hasil penjumlahan angka penting hanya memuat satu angka
taksiran.
Contoh penjumlahan angka penting
Contoh pengurangan angka penting
Perkalian Angka Penting

Aturan perkalian/pembagian angka penting


1. Perkalian/pembagian antar angka pasti dengan angka pasti hasilnya
angka pasti.
2. Perkalian/pembagian antar angka pasti dengan taksiran hasilnya angka
taksiran.
3. Hasil perkalian/pembagian angka penting hanya memuat satu angka
taksiran.
Dengan ketentuan ini ternyata hasilnya memiliki angka penting yang jumlah
angka penting sama dengan jumlah angka penting terkecil yang dikalikan.
Contoh :
- 2 angka penting x 4 angka penting = 2 angka penting
- 5 angkapenting x 3 angka penting = 3 angka penting
Contoh perkalian angka penting

Contoh pembagian angka penting


Notasi Ilmiah
Notasi ilmiah adalah cara penulisan hasil pengukuran dalam bentuk 10
berpangkat. Notasi ilmiah digunakan untuk mempermudah penulisan angka
yang sangat kecil maupun angka yang sangat besar. Notasi ilmiah
dirumuskan dengan
a x 10 b dimana : a dalam satuan ; b bilangan bulat.
Contoh
a. 0,000 003 kg ditulis dengan 3.10-6kg..
b. 298 000 000 m/s ditulis dengan 2,9.108 m/s
Perkalian dan pemangkatan bentuk ilmiah dirumuskan sebagai beikut
a. a.10b x c.10d = (axc). 10(b+d)
b. (a.10b)c = ac. 10(bxc)
Contoh
a. 3,2.104 m x 2,0. 10-2 m = (3,2 x 2,0).10(4+ -2) m2 = 6,4. 102 m2
b. (2.104 kg)3 = 23 .10(4x3) kg3 = 8.1012 kg3

Anda mungkin juga menyukai