Teorema Pitagoras
untuk sebuah sudut 900 c
a2+b2 = c2 b
a
Trigonometri
4
tan θ = b/a
tan θ = sisi depan / sisi terdekat
Trigonometri
5
x
Jika saya putar,
persamaan dasarnya
tetap sama hanya
variabelnya yang
berubah
y
x =arah horizontal
θ
r
y = arah vertikal
sin θ = x/r atau
sin θ = sisi depan / sisi miring
cos θ = y/r
cos θ = sisi terdekat /sisi miring
tan θ = x/y
tan θ = sisi depan/ sisi terdekat
Lingkaran
7
Misalkan r merupakan II I
8
Menghitung slope
9
x2 , y2
( y2 − y1 )
m= ( x2 − x1 )
x1 , y1
Slope Lingkaran
• Jadi jumlah garis slope
Keempat titik pada lingkaran lingkaran hampir tidak hingga
mempunyai slope yang
berbeda.
Slope dihitung dengan
menggambar garis tegak lurus
terhadap permukaan
lingkaran
Kemudian sebuah garis tegak
lurus terhadap garis pertama
dan paralel terhap
permukaan lingkaran
digambar.
10
Slope/Kemiringan suatu Kurva
Konsep slope berlaku untuk
semua kasus! f’(x)
11
Mendiferensialkan sebuah garis lurus
12
f(x)= mx +b
Maka
f’(x)=m
1 3
1 − −1 1 −2
f ' ( x) = − x 2
=− x
2 2
13
Operator Differensial
Untuk x, dalam memudahkan operasi
turunan/diferensial maka operasi ini diberi
operator
d
dx f ( x) =
1
x
d d 1
f ( x) =
dx dx x
−1
f ' ( x) =
2 x3
14
Aturan aritmatika untuk turunan
Aturan Pengali konstant d
(k ⋅ f ( x) ) = k ⋅ d ( f ( x) ), k a constant
dx dx
Aturan penjumlahan
d
( f(x) + g(x)) = d ( f ( x) ) + d (g ( x) )
dx dx dx
Aturan kepangkatan
d
dx
( )
[ f ( x)]n = n ⋅ [ f ( x)]n−1 d ( f ( x) )
dx
15
Dapatkah Kita Membalikkan Proses
16
Turunan/Differensial ?
Dengan membalikkan, dapatkah kita mengetahui
dan menemukan fungsi asal ?
Dalam kata lain f’(x) → f(x)?
Proses ini mempunyai 2 nama:
“anti-differensial”
17
Konstanta dari hasil integral
Dua fungsi yang berbeda bisa memiliki turunan yang sama.
Misal
f(x)=x4 + 5
f(x)=x4 + 6
f’(x)=4x
Maka untuk integralnya kita tulis
∫ = +C
4
4 x dx x
18
Aturan Kepangkatan Untuk Integral
19
a n +1
∫ = +
n
ax dx x C
n +1
Integral Tertutup/Terdefinisi
20
∫a
f ' ( x)dx = f (b) − f (a)
Coba deskripsikan
gajah ini !!
Besaran Non-Fisis Emosinya Labil ; Kulitnya Kasar
(Tak Terukur) Warnanya Coklat;
Massa Emas?
Defenisi: Jumlah materi yang
dikandung emas
Hasilnya:
Massa emas = 5 kali massa anak timbangan
Panjang Tali?
Defenisi: Jarak dari titik paling kiri ke titik paling kanan pada tali
Hasilnya:
Panjang Tali = 2 kali panjang jengkal
Besaran Turunan
Nilai suatu besaran fisis dinyatakan dengan
Massa (emas) = 5 anak timbangan
Panjang (meja) = 2 jengkal SATUAN
AKIBATNYA: SEHARUSNYA :
- Satuan menjadi terlalu banyak - Defenisi Yang Sama
- Bermanfaat
- Banyak versi
- Diterima Semua Orang
- Tidak Bermanfaat
- Menimbulkan Kekacauan KESEPAKATAN
Sistem satuan yang dugunakan ilmuwan diseluruh
dunia disebut “The Metric System”.
mil <-------> km
Detik
Waktu (Time) [T] Menit
Jam
Abad
SI (Système Internationale
Internationale)) Satuan
Satuan::
mks: L = meters (m), M = kilograms (kg), T
= seconds (s)
cgs: L = centimeters (cm), M = grams (g), T
= seconds (s)
Satuan inggris
inggris::
Inches, feet, miles, pounds, slugs...
Awalan-awalan satuan SI :
Contoh :
mi mi ft 1 m 1 hr m
1 = 1 × 5280 × × = 0.447
hr hr mi 3.28 ft 3600 s s
37
Tingkatan Besaran Dalam Fisika
38
Besaran pokok
Panjang (Length) - [L]
Waktu (Time) - [T]
Massa (Mass) - [M] Jarak
Kelajuan =
Waktu
Besaran turunan
[ L]
[ L] [ L]
tidak dapat menjelaskan
[L ] = [T ] + 2 T 2 konstanta numerik yang ada
[T ] T dalam persamaan.
Persamaan yang benar
secara analisis dimensi
[ L] [ L]
belum tentu benar secara
[L ] = [T ] + 2 T 2 fisis.
[T ] T
[L ] = [L ] + [L ]
Karena kedua sisi persamaan mempunyai dimensi yang sama maka persaamaan ini
benar secara dimensi
Besaran Fisika
42
Vektor
• Mempunyai besar dan arah
• Contoh : gaya, kecepatan, percepatan
Medan skalar
• Besarnya tergantung pada posisinya dalam ruang
• Contoh : EP = m g h
Medan vektor
• Besar dan arahnya tergantung pada posisinya dalam ruang
• Contoh : F = 2 xyz ax – 5 (x + y + z) az
ALJABAR DAN PERKALIAN VEKTOR
Penjumlahan dan Pengurangan Vektor
• Metoda jajaran genjang
• Metoda poligon
B
C=A+B
D = A – B = A + (- B)
A
-B
C=A+B
D=A-B
A
Perkalian titik
Hasilnya skalar Proyeksi B pada A
A
A • B = A B cos θ AB
θAB
= B A cos θ AB = B • A
B
Proyeksi A pada B
Perkalian Silang
Hasilnya vektor
A × B = A B sin θ AB a N = − B • A
A
θAB
θAB
• Contoh : r = x + y + z = x ax + y ay + z az
r P = a x + 2a y + 3a z
r P = 2a x − 2a y + a z
• Vektor antara 2 titik
A = Ax a x + Ay a y + Az a z B = Bx a x + B y a y + Bz a z
A • B = A B cos ∠A, B
B
A = A +A +A
2
x
2
y
2
z B = B +B +B
2
x
2
y
2
z aB =
B
cos 0 o = 1 cos 90 o = 0
ax • ax =1 ay • ay =1 az • az =1
ax • ay = ay • ax = 0 ax • az = az • ax = 0 ay • az = az • ay = 0
A • B = A x Bx + A y B y + A z Bz
• Proyeksi vektor A pada vektor B
( A • a B )a B A
θAB
Proyeksi A pada B
Contoh Soal
Diketahui tiga buah titik A(2, 5, - 1), B(3, - 2, 4) dan C(- 2, 3, 1). Tentukan :
a). RAB • RAC
b). Sudut antara RAB dan RAC
c). Proyeksi vektor RAB pada RAC
Jawab :
RAB = ax − 7ay + 5az RAC = −4ax − 2ay + 2az
RAB • RAC = (1)(−4) + (−7)(−2) + (5)(2) = 20
RAB = 1+ 49+ 25 = 8,660 RAC = 16+ 4 + 4 = 4,899
R AB • R AC 20
cos θ = = = 0,471 → θ = 61,9o
R AB R AC (8,660)(4,899)
R AC − 4 a x − 2 a y + 2 a z
a AC = = = − 0,816 a x − 0,408 a y + 0,408 a z
R AC 4,899
A = Ax a x + Ay a y + Az a z B = Bx a x + B y a y + Bz a z
A × B = A B sin ∠θ AB a N = − B × A A
a y × a z = a x = −a z × a y
A×B
A × B = ( A y B z − A z B y )a x + ( A z B x − A x B z )a y + ( A x B y − A y B x )a z
ax ay az
Aturan tangan kanan
A × B = Ax A y Az
B x B y Bz
Contoh Soal:
Sebuah segitiga dibentuk oleh A(2, - 5, 1), B(- 3, 2, 4) dan C(0, 3, 1). Tentukan :
a). RBC × RBA
b). Luas segitiga ABC
c). Vektor satuan yang tegak lurus pada bidang segitiga
Jawab :
R AB = 1 + 49 + 25 = 8,660 R AC = 16 + 4 + 4 = 4,899
ax ay az
R BC × R BA = 3 1 −3
5 −7 −3
= [(1)(−3) − (−3)(−7)] a x − [(3)(−3) − (−3)(5)] a y + [(3)(−7) − (1)(5)] a z
= −24a x − 6 a y − 26 a z
R BC × R BA 242 + 6 2 + 262 35,888
∆ ABC = = = = 17,944
2 2 2
− 24 a x − 6 a y − 16 a z
aN = = − 0,669 a x − 0,167 a y + 0,725 a z
35,888
Pengukuran dan Angka Penting
Mengukur adalah kegiatan membandingkan suatu besaran
dengan satuan. Untuk melakukan pengukuran diperlukan alat
ukur. Sebagai contoh untuk mengukur besaran panjang
digunakan alat ukur mistar dan menggunakan satuan meter.
Massa Orang = 52 kg
Panjang Meja = 146,3 cm
Besaran
http://fisikastudycenter.com/animasi-fisika/284-cara-membaca-jangka-sorong#ixzz3BMtpUDan
http://nurhamsyahnyetz.wordpress.com/fisika-10/besaran-dan-satuan/pengukuran/alat-ukur-panjang-dan-ketelitian/
Berapa panjang logam ini ?
0 1 2 3 cm
logam
Angka pastinya adalah 2,7 cm, dan kelebihannya bisa ditaksir kira-
kira 0,4 cm, sehingga panjang logam itu dapat ditulis sebagai 2,74
cm.
4. Masalah Defenisi
6. Ketidakpastian Pengamatan
Ketidakpastian pengamatan merupakan
ketidakpastian pengukuran yang bersumber
dari kekurangterampilan manusia saat
melakukan kegiatan pengukuran. Misalnya:
metode pembacaan skala tidak tegak lurus atau
paralaks.
Posisi A dan C menimbulkan kesalahan paralaks. Posisi B adalah posisi yang benar.
Sumber kesalahan pengamatan lain adalah salah dalam membaca skala dan
pengesetan alat ukur yang kurang tepat.
Menyatakan Ketidakpastian Pengukuran
Ketidakpastian Pengukuran Tuggal
Ketidakpastian pengukuran tuggal dinyatakan dengan setengan nilai
skala terkecil (NST)
penggaris:
logam
1. Mistar (Rule)
2. Jangka Sorong (Vernier Caliper)
1. Rahang-luar (outside jaws): digunakan untuk mengukur panjang bagian luar (external lengths).
2. Rahang-dalam (inside jaws): digunakan untuk mengukur panjang bagian dalam.
3. Depth probe: digunakan untuk mengukur kedalaman.
4. Skala utama (main scale) (dengan satuan cm)
5. Skala utama (main scale) (dengan satuan inch)
6. Vernier (cm)
7. Vernier (inch)
8. Retainer: digunakan untuk memblok bagian yang dapat bergerak agar pengukuran dapat dengan
mudah dilakukan.
9 skala utama dibagi menjadi 10 skala nonius.
1 skala nonius = 9/10 mm
a b
c d
Ujung kiri skala nonis menunjukkan
hasil pengukuran: 2,3 + empat garis
skala nonius, menjadi 2,34.
Jika nonius bergerak 4/10 dari skala utama maka garis ke-4 akan
segaris dengan skala utama.
ab = 4 mm
cd = 4*(9/10 mm)
ac = ab – cd = 4 – 36/10 = 40/10 -36/10 = 4/10 = 0,4 mm
Perhatikan angka nol pada skala nonius. Nilai skala utama sebelum angka nol pada
skala nonius, pada gambar yaitu 2,90 cm. Selanjutnya, carilah garis pada skala
nonius yang berimpit dengan garis pada skala utama. Jika garis yang berimpit ini
adalah garis ke-n, maka tambahkan angka 0,0n ke dalam angka yang telah Anda
catat sebelumnya. Garis yang berimpit adalah garis ke-5, maka hasil pengukurannya
adalah 2,90 cm + 0,05 cm = 2,95 cm. Dan tingkat ketelitian dari alat tersebut yaitu
sampai dengan 0,1 mm.
3. Mikrometer Sekrup (Vernier Micrometer)
Nomor 1, menunjukkan skala utama yang tidak tertutup bidal yaitu 3,5 mm.
Nomor 2, menunjukkan skala nonius yang lurus dengan sumbu utama yaitu 27
atau 0,27 mm.
Hasil pengukuran adalah:3,5 mm + 0,27 mm = 3,77 mm
Berapa NST dari alat-alat ukur ini ?
Pengukuran Berulang
27,4 cm
range
Ketakpastian dalam rata-rata =
jumlah pengukuran
4. Nyatakan nilai rata-rata dan ketakpastian itu ke jumlah angka
yang sesuai.
Laju bunyi
341,5 342,4 342,2 345,5 341,1 338,5 340,5 342,7
(m/s)
http://www.elsmandagiri.com/fxbab1/1_angka_penting.html
Aturan penulisan angka penting
1 2356
2 250
3 3000
4 303
5 0.020
6 2.00
Penjumlahan & pengurangan angka penting