Anda di halaman 1dari 6

Jurnal e-GiGi (eG), Volume 3, Nomor 2, Juli-Desember 2015

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN PEMELIHARAAN


KESEHATAN GIGI DAN TINGKAT KEPARAHAN KARIES GIGI
SISWA SDN TUMALUNTUNG MINAHASA UTARA

1
Jacky Ch. Lintang
2
Henry Palandeng
2
Michael A. Leman

1
Kandidat Skripsi Program Studi Pendidikan Dokter Gigi Fakultas Kedokteran
2
Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran
2
Program Studi Pendidikan Dokter Gigi Fakultas Kedokteran
Universitas Sam Ratulangi Manado
Email: Jackie_lintang@gmail.com

Abstract: The disease of teeth and mouth that most suffered by Indonesian society is caries.
Caries is disease in hard tissue of teeth that occurred beginning with process of
demineralization of dental hard tissue, followed by tooth decay organic matter. The Indonesian
population prevalence of caries is 53.2%. School period is most susceptible to dental caries.
Children who have a good knowledge in general, has good behavior to maintain their oral
health. The purpose of this study was to examine the relationship knowledge of dental health
maintenance and severity of dental health. This type of research is a descriptive study with
cross sectional design. The population of this study is all children in 5th grade of Tumaluntung
Primary School in North Minahasa, with total sample 45 students. Data collection is done by
filling out questionnaire and examination of dental caries index. The results showed that there
was no strong relationship between the level of knowledge of dental health maintenance with
severity of dental caries (r=0.372).
Keywords: knowledge; dental health maintenance; dental caries severity

Abstrak: Penyakit gigi dan mulut yang paling banyak diderita masyarakat Indonesia adalah
karies. Karies merupakan suatu penyakit pada jaringan keras gigi yang terjadi diawali dengan
proses demineralisasi jaringan keras gigi diikuti dengan kerusakan bahan organik gigi. Di
Indonesia prevalensi penduduk yang mengalami karies sebanyak 53,2%. Masa sekolah
merupakan waktu yang paling rentan terhadap kemungkinan terjadinya karies. Anak-anak
yang memiliki pengetahuan baik pada umumnya memiliki perilaku yang baik untuk mejaga
kesehatan gigi dan mulut mereka.Tujuan penelitian ini yaitu untuk melihat hubungan
pengetahuan pemeliharaan kesehatan gigi dengan tingkat keparahan karies gigi. Jenis
penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan desain cross sectional. Populasi penelitian ini
adalah seluruh anak kelas V SDN Tumaluntung Minahasa Utara, dengan jumlah sampel
sebanyak 45 siswa. Pengambilan data dilakukan dengan pengisian kuesioner dan pemeriksaan
indeks karies.Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak ada hubungan yang kuat antara
tingkat pengetahuan pemeliharaan kesehatan gigi dengan tingkat keparahan karies gigi
(r=0,372).
Kata kunci: pengetahuan; pemeliharaan kesehatan gigi; keparahan karies gigi

Penyakit gigi dan mulut yang paling Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar
banyak diderita masyarakat Indonesia (RISKESDAS) tahun 2013 dari
adalah karies gigi, yaitu sekitar 90%.1 Departemen Kesehatan, prevalensi
567
Lintang, Palendeng, Leman: Hubungan tingkat pengetahuan...

penduduk Indonesia yang mengalami manfaat menggosok gigi.


peningkatan jumlah karies gigi sebanyak 2. Memahami (comprehension):
53,2% dibandingkan tahun 2007 yang Seseorang dikatakan telah memahami
berjumlah 43,4%.2 Masa anak-anak jika ia mampu menjelaskan secara
khususnya usia sekolah dasar, merupakan benar tentang objek yang diketahui dan
waktu paling rentan terhadap kemungkinan dapat menarik kesimpulan materi
terjadinya karies gigi, sehingga perlu tersebut secara benar; Misalnya, anak
diberikan pengetahuan tentang pentingnya dapat menjelaskan pentingnya
menjaga kesehatan gigi, pengobatan, dan menggosok gigi setiap hari.
cara pencegahan. Berdasarkan data 3. Aplikasi (application): Aplikasi
RISKESDAS tahun 2013, tingginya diartikan sebagai kemampuan untuk
prevalensi anak di bawah usia 12 tahun menggunakan materi yang telah
(42,6%) yang mengalami peningkatan dipelajari pada situasi atau kondisi
sebesar 13,7% dibandingkan tahun 2007 sebenarnya; Misalnya, anak akan
(28,9%) membuktikan tidak terawatnya melakukan gosok gigi setiap hari ketika
kondisi gigi anak usia sekolah di mereka telah memahami pentingnya
Indonesia.3 Tingkat prevalensi karies tinggi menjaga kesehatan gigi.
yang tinggi tersebut mungkin mencermin- 4. Analisis (analysis): Seseorang
kan tingkat pengetahuan tentang kesehatan dikatakan mencapai tingkat analisis
gigi yang rendah. ketika mampu menjabarkan ilmu
SDN Tumaluntung Minahasa Utara pengetahuan ke dalam komponen ilmu
merupakan salah satu sekolah dasar yang yang lebih spesifik, tetapi masih dalam
cukup besar, memiliki standarisasi nasional struktur yang sama dan berkaitan satu
dalam bidang akademik, dan sarana UKGS sama lain. Misalnya, anak dapat
yang menunjang pemeliharaan kesehatan membedakan, memisahkan, mengelom-
gigi di sekolah. Namun, terdapat banyak pokkan tindakan yang baik, makanan
laporan bahwa murid di sekolah ini yang dapat merusak gigi, dsb.
sebagian besar tidak masuk sekolah karena 5. Sintesis (synthesis): Sintesis merupakan
menderita sakit gigi (survei awal 5 April kemampuan anak untuk menghubung-
2014), sehingga merupakan hambatan yang kan bagian-bagian ke dalam suatu
cukup mengganggu proses belajar bentuk keseluruhan yang baru.
mengajar. Oleh karena itu, peneliti tertarik Misalnya, anak dapat menyusun,
untuk melakukan penelitian mengenai merencanakan, menyesuaikan suatu
hubungan tingkat pengetahuan pemeliha- teori dan rumusan yang telah ada.
raan kesehatan gigi dengan tingkat 6. 6.Evaluasi (evaluation): Evaluasi
keparahan karies gigi pada siswa SDN merupakan kemampuan untuk
Tumaluntung Minahasa Utara. melakukan penilaian terhadap suatu
materi. Misalnya, melihat perbedaan
TINJAUAN TEORITIS antara anak yang rajin menggosok gigi
Pengetahuan adalah hasil dari tahu dan dengan yang tidak.
ini terjadi setelah orang melakukan
penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Menurut Edwina Kidd tahun 1992,
Pengetahuan dapat diperoleh secara karies merupakan suatu penyakit jaringan
alamiah atau melalui proses pendidikan.4 keras gigi, yaitu email, dentin, dan
Menurut Budiharto, pengetahuan sementum yang disebabkan oleh aktivitas
merupakan ranah kognitif yang mempunyai suatu jasad renik dalam karbohidrat yang
tingkatan, yaitu:5 dapat diragikan.3Gejala klinis karies gigi
1. Tahu (know): Seseorang dapat adalah demineralisasi jaringan keras gigi
dikatakan tahu ketika dapat mengingat yang kemudian diikuti oleh kerusakan
suatu materi yang telah dipelajari; bahan organiknya dan berakibat terjadi
Misalnya, anak dapat menyebutkan invasi bakteri dan kematian pulpa serta
568
Jurnal e-GiGi (eG), Volume 3, Nomor 2, Juli-Desember 2015

menyebabkan penyebaran infeksi ke nierbeken, pinset, alkohol 70%, masker,


jaringan periapikal yang dapat dan sarung tangan.
menyebabkan rasa nyeri. Namun, karena Data hasil pengisian kuesioner
adanya proses remineralisasi, karies gigi dimasukkan dalam program Microsoft
pada stadium dini dapat dihentikan.8Karies Excel 2007, kemudian analisis data
gigi dapat disebabkan oleh empat faktor digunakan program SPSS (Statistical
berikut: 1) Plak merupakan materi yang Program for Service Solution)
bersifat lengket dan menjadi tempat menggunakan uji korelasi Spearman.
akumulasi mikroorganisme pada
permukaan gigi;6-9 2) Karbohidrat HASIL PENELITIAN
menyediakan substrat untuk pembuatan Dalam penelitian ini terdapat 45 siswa
asam bagi bakteri dan sistesa polisakarida yang menjadi sampel penelitian
ekstrasel; 3) Kerentanan permukaan gigi berdasarkan kriteria inklusi dan eksklusi.
menunjukkan area dimana plak lebih Berdasarkan Tabel 1 tampak sebagian besar
mudah melekat dan berakumulasi subjek penelitian memiliki tingkat
membentuk proses karies, seperti pit dan pengetahuan baik mengenai pemeliharaan
fissure gigi; 4) Waktu menunjukkan bahwa kesehatan gigi.
proses karies terdiri dari periode Data mengenai tingkat keparahan
pengrusakan dan perbaikan yang terjadi karies gigi ditunjukkan dalam Tabel 2.
silih berganti.7,10,11 Tampak sebagian besar sampel perempuan
memiliki tingkat keparahan karies sangat
BAHAN DAN METODE PENELITIAN rendah (18 sampel) sedangkan laki-laki
Penelitian ini merupakan penelitian sebagian besar memiliki tingkat keparahan
deskriptif analitik dengan pendekatan cross rendah (10 sampel). Tidak ada sampel yang
sectional. Penelitian ini dilakukan di SDN memiliki tingkat keparahan sangat tinggi.
Tumaluntung pada bulan Desember 2014 Data mengenai distribusi responden
sampai dengan April 2015. Populasi berdasarkan tingkat pengetahuan pemeliha-
penelitian ini ialah anak kelas V yang raan kesehatan gigi dan tingkat keparahan
berjumlah 45 orang. Penelitian ini karies gigi ditunjukkan dalam Tabel 3.
mengambil seluruh siswa kelas V dengan Tampak dari 5 sampel dengan kategori
kriteria inklusi: bersedia dijadikan sampel, pengetahuan buruk, tidak terdapat sampel
dan bersifat kooperatif selama proses dengan tingkat keparahan sangat tinggi, 2
penelitian; sedangkan kriteria eksklusi: sampel dengan kategori tinggi, satu sampel
memiliki riwayat penyakit sistemik, dan dengan kategori sedang, satu dengan
tidak hadir saat penelitian dilaksanakan. kategori rendah, dan satu dengan kategori
Penelitian ini menggunakan kuesioner, sangat rendah. Sedangkan untuk kategori
indeks DMF-T dan alat diagnostik. pengetahuan baik, tidak terdapat sampel
Kuesioner yang digunakan yaitu kuesioner dengan kategori keparahan sangat tinggi, 4
untuk mengukur pengetahuan tentang sampel dengan kategori sedang, 14
kesehatan gigi yang sudah digunakan sampelkategori rendah, dan 25 sampel
peneliti sebelumnya dan telah divalidasi dengan kategori sangat rendah.
oleh pakar (dosen pembimbing). Indeks Hasil tersebut menunjukkan tidak ada
DMF-T adalah indeks yang digunakan pada hubungan antara tingkat pengetahuan
gigi permanen untuk menunjukkan jumlah pemeliharaan kesehatan gigi dengan tingkat
gigi yang terkena karies (D), telah dicabut keparahan karies berdasarkan interpretasi
dan diindikasikan pencabutan (M), dan gigi nilai r yaitu 0,2 – 0,399 dengan hasil
yang telah dirawat (F).2,10 Alat dan bahan penelitian berdasarkan analisis statistik uji
yang digunakan yaitu kaca mulut, sonde, korelasi Spearman dengan nilai r=0,372.

569
Lintang, Palendeng, Leman: Hubungan tingkat pengetahuan...

Tabel 1. Distribusi responden berdasarkan Tingkat Pengetahuan Pemeliharaan Kesehatan Gigi

Jenis Tingkat pengetahuan Total %


kelamin Baik Buruk
n % n %
Perempuan 23 51,1 1 2,2 24 53,3
Laki-laki 17 37,8 4 8,9 21 46,7
Total 40 88,9 5 11,1 45 100

Tabel 2. Distribusi responden berdasarkan Tingkat Keparahan Karies Gigi

Jenis kelamin Tingkat keparahan karies gigi Total


Sangat Tinggi Sedang Rendah Sangat
tinggi rendah
Perempuan 0 0 2 4 18 24
Laki-laki 0 2 2 10 7 21
Total 0 2 4 14 25 45

Tabel 3. Distribusi responden berdasarkan tingkat pengetahuan pemeliharaan kesehatan gigi dan
tingkat keparahan karies gigi

Pengetahuan Tingkat keparahan karies gigi Total


Sangat Tinggi Sedang Rendah Sangat
tinggi rendah
Buruk 0 2 1 1 1 5
Baik 0 0 3 13 24 40
Total 0 2 4 14 25 45
r= 0,372

BAHASAN dengan tingkat keparahan karies gigi,


Berdasarkan hasil penelitian ini, karena mengingat pengetahuan bukan
sebagian besar siswa (40) memiliki tingkat merupakan satu-satunya faktor yang
pengetahuan baik dan lima siswa memiliki mempengaruhi tingkat keparahan karies
tingkat pengetahuan buruk. Pengetahuan gigi. Banyak faktor yang dapat
merupakan domain yang sangat penting menimbulkan karies gigi pada anak, di
untuk terbentuknya tindakan seseorang. antaranya adalah faktor dalam mulut yang
Pengetahuan siswa sangat penting dalam berhubungan langsung dengan proses
mendasari terbentuknya prilaku yang terjadinya karies gigi antara lain: struktur
mendukung kebersihan gigi dan mulutnya. gigi, morfologi gigi, susunan gigi-geligi
11,12
Pengetahuan mengenai kesehatan gigi dalam rahang, derajat keasaman saliva,
dan mulut sangat penting untuk kebersihan mulutyang berhubungan dengan
terbentuknya tindakan menjaga kebersihan frekuensi dan kebiasaan menggosok gigi,
gigi dan mulut. Menjaga kebersihan gigi jumlah, dan frekuensi makan makanan
dan mulut pada usia sekolah merupakan yang menyebabkan karies.14,15 Selain itu,
salah satu cara dalam meningkatkan terdapat faktor luar sebagai faktor
kesehatan pada usia dini.13 predisposisi dan penghambat yang
Penelitian yang dilakukan pada siswa berhubungan tidak langsung dengan
SDN Tumaluntung diperoleh hasil tidak terjadinya karies gigi antara lain usia, jenis
adanya hubungan yang kuat antara tingkat kelamin, letak geografis, tingkat ekonomi,
pengetahuan pemeliharaan kesehatan gigi serta pengetahuan, sikap, dan prilaku
570
Jurnal e-GiGi (eG), Volume 3, Nomor 2, Juli-Desember 2015

terhadap pemeliharaan kesehatan gigi. kesehatan gigi; Tingkat keparahan karies


Responden yang memiliki tingkat terbanyak yaitu sangat rendah, sedangkan
pengetahuan buruk dengan tingkat kategori sangat tinggi tidak ada.
keparahan tinggi terdapat 2 orang,
sedangkan untuk tingkat keparahan sedang, SARAN
rendah dan sangat rendah terdapat masing- Disarankan orang tua mengajarkan
masing satu orang. Hal ini membuktikan anak sejak dini untuk menjaga kesehatan
bahwa, walaupun siswa memiliki pengeta- rongga mulutnya karena akan bedampak
huan yang kurang atau buruk, tidak semua ketika anak telah dewasa nanti,
responden memiliki tingkat keparahan Perlu untuk dilakukan penelitian lebih
tinggi, karena terdapat responden yang lanjut tentang faktor-faktor yang memenga-
memiliki tingkat keparahan rendah dan ruhi tingkat keparahan karies gigi, karena
sangat rendah. penelitian ini hanya membahas satu faktor
Pada tingkat pengetahuan baik, yaitu pengetahuan anak.
ditemukan 24 responden dengan tingkat
keparahan karies sangat rendah, 13 dengan DAFTAR PUSTAKA
tingkat keparahan rendah, 3 dengan tingkat 1. Susanto A. Kesehatan gigi dan mulut.
keparahan sedang, dan tidak ada responden Jakarta: Sunda Kelapa Pustaka, 2007.
dengan tingkat keparahan tinggi dan sangat 2. Astiana WI. Hubungan sikap dan
tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa pengetahuan masyarakat tentang
pencabutan gigi [Skripsi]. Makassar:
meskipun responden paling banyak
Fakultas Kedokteran Gigi Universitas
terdapat pada kategori tingkat keparahan
Hasanudin; 2007.
sangat rendah, tetapi ditemukan pula 3. Riskesdas [online] 2013 [cited 2014
beberapa responden pada tingkat keparahan November 11]. Available from URL:
sedang. http//www.litbang.depkes.go.id/simna
Hasil uji korelasi Spearman menunjuk- s4/day.2/gigi.pdf.
kan bahwa tidak terdapat hubungan antara 4. Bakhtiar A. Filsafat ilmu. Edisi revisi II.
kedua variabel. Hal ini menunjukkan Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,
bahwa tingginya pengetahuan anak 2004; p. 85-122.
mengenai kesehatan gigi belum tentu 5. Budiharto J. editor. Pengantar ilmu
mempengaruhi kebersihan gigi dan mulut. perilaku kesehatan pendidikan
kesehatan gigi. Jakarta: EGC, 2010;
Cukupnya pengetahuan dan perhatian yang
p. 18-20.
diberikan oleh orang tua dengan mengajari
6. Gurenlian JR. The role of dental plaque
dan mengawasi keseharian anak dalam biofilm in oral health. Journal of
menjaga kebersihan gigi dan mulutnya Dental Hygiene. 2007;81(15).
dapat mempengaruhi kebersihan gigi dan 7. Kidd EAM, Joyston-Bechal S. Dasar-dasar
mulut. Jadi, anak yang memiliki karies. Alih Bahasa: Narlan S.
pengetahuan baik harus diimbangi dengan Jakarta: EGC, 1992; p. 2-9.
bimbingan orang tua, supaya pengetahuan 8. Cvetkovic A, Ivanovic M. The role of
tersebut dapat diaplikasikan menjadi streptococcus mutan group and
kebiasaan sehari-hari. salivary immunoglobulin in etiology
of early childhood caries. Serbian
dental; 2006. p.53
SIMPULAN DAN SARAN
9. Pintauli S, Hamada T. Menuju gigi dan
Berdasarkan hasil penelitian dapat
mulut sehat. Medan: USU Press,
disimpulkan bahwa tidak terdapat 2005; p. 4-24.
hubungan antara tingkat pengetahuan 10. Roberson TM, Heyman HD, Swift EJ,
pemeliharaan kesehatan gigi dengan tingkat editors. Sturdevants’s art and science
keparahan karies gigi di SDN operative dentistry 4th ed. North
Tumaluntung, Kabupaten Minahasa Utara; Carolina: Mosby, 2002; p. 69-99.
Sebagian besar siswa memiliki tingkat 11. Ignatia PS, Trining W, Ranny R.
pengetahuan baik mengenai pemeliharaan Perbedaan tingkat pengetahuan
571
Lintang, Palendeng, Leman: Hubungan tingkat pengetahuan...

kesehatan gigi dan mulut pada siswa 14. Dewanti. Hubungan tingkat pengetahuan
sekolah dasar di kota dan di desa; tentang kesehatan gigi dengan
2013: 1-2 perilaku perawatan gigi pada anak
12. Sariningrum E, Indrawanti. Hubungan usia sekolah di SDN Pondok Cina 4
tingkat pendidikan, sikap, dan Depok [Skripsi]. Depok: Fakultas
pengetahuan orang tua tentang Ilmu Keperawatan Program Sarjana
kebersihan gigi dan mulut pada anak Reguler Depok; 2012.
balita 3-5 tahun dengan tingkat 15. Barus D. Hubungan kebiasaan makan dan
kejadian karies di Paud Jatipurno. pemeliharaan kesehatan gigi dan
Berita Ilmu Keperawatan ISSN 2009; karies gigi pada anak SD 060935 di
2 no 3 (1979-1997): 119-124. jalan Pintu Air II Simpang Gudang
13. Herijulianti E, Indriani TS, Artini S. kota Medan tahun 2008. Medan: USU
Pendidikan kesehatan gigi. Jakarta: Press, 2009; p. 57-61.
Buku Kedokteran EGC, 2001; p. 98.

572

Anda mungkin juga menyukai