Anda di halaman 1dari 8

BUPATI MALUKU BARAT DAYA

PROVINSI MALUKU

RANCANGAN PERATURAN DAERAH MALUKU BARAT DAYA

NOMOR TAHUN 2018

TENTANG

IZIN PADA DINAS PERHUBUNGAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI MALUKU BARAT DAYA

Menimbang :

a. dengan ditetapkannya Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak daerah dan
Retribusi Daerah, maka Daerah dapat menetapkan retribusi izin sebagai salah satu pendapatan
yang memberikan kontribusi Daerah;
b. Bahwa Retribusi Daerah merupakan salah satu sumber pendapatan daerah yang penting guna
membiayai penyelenggaraan Pemerintah Daerah dan pembangunan daerah;
c. Bahwa berdasarkan pertimbangan pada huruf a dan b, maka perlu menetapkan Peraturan
Daerah Maluku Barat Daya tentang Retribusi Izin Pada Dinas Perhubungan;

Mengingat :

1. Undang-UNdang no 60 Tahun 1958 tentang Penetapan Undang-Undang Darurat Nomor 23


Tahun 1957 tentang Pembentukan Daerah Swatantra Tingkat II dalam wilayahDaerah Swatantra
Tingkat I Maluku ( Lembaran Negara Repunlik Indonesia Tahun 1958 Nomor 3, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 1645);
2. Undang-Undang nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republin Indonesia Nomor
4437) sebagaimana telah diubah terakhir kali dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4844);
3. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah
Pusat dan Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438);
4. Undang-Undang Nomor 31 Tahun 2008 tentang Pembentukan Kabupaten Maluku Barat Daya di
Provinsi Maluku (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 104, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4877);
5. Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 130, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5025);
6. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 130, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5049);
7. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5234);
8. Peraturan Pemerintah Nomor 66 Tahun 2001 tentang Retribusi Daerah(Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 119, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4139);
9. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara
Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi, dan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4737);
10. Peraturan Daerah Kabupaten Maluku Barat Daya Nomor 04 Tahun 2011 tentang Pembentukan
Organisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah (Lembaran Daerah Nomor 04);
11. Peraturan Daerah Kabupaten Maluku Barat Daya Nomor 01 Tahun 2012 tentang Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupate Maluku Barat Daya Tahun Anggaran 2012 (Lembaran
Daerah Nomor 01);
12. Peraturan Bupati Maluku Barat Daya Nomor 01 Tahun 2012 tentang Penjabaran Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun 2012 (Lembaran Daerah Nomor 01);

MEMUTUSKAN :
Menetapkan : RANCANGAN PERATURAN DAERAH MALUKU BARAT DAYA TENTANG RETRIBUSI
IZIN PADA DINAS PERHUBUNGAN

BABI

KETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan :

a. Daerah adalah Kabupaten Maluku Barat Daya;


b. Pemerintan Daerah adalah Pemerintah Kabupaten Maluku Barat Daya;
c. Kepala Daerah adalah Bupati Maluku Barat Daya;
d. Dinas adalah Dinas Perhubungan Kabupaten Maluku Barat Daya;
e. Badan adalah sekumpulan orang/atau modal yang merupakan kesatuan, baik yang melakukan
usaha maupun yang tidak melakukan usaha yang meliputi perseroan terbatas, perseroan
komanditer, perseroan lainnya, Badan Usaha Milik Dareah (BUMD) dengan nama dan dalam bentuk
apapun, firma, kongsi, koperasi, dana pension, persekutuan, perkumpulan, yayasan, organisasi
masa, organisasi social politik, atau organisasi lainnya, lembaga dan bentuk badan lainnya, termasuk
kontrak investasi kolektif dan bentuk usaha tetap;
f. Retribusi Daerah yang selanjutnya disebut retribusi adalah pungutan daerah sebagai pembayaran
atas jasa atau pemberian izin tertentu yang khusus disediakan dan/atau diberikan oleh Pemerntah
Daerah untuk kepentingan orang pribadi atau Badan;
g. Perusahaan Angkutan adalah badan hokum yang menyediakan jasa angkutan orang dan/atau
barang dengan Kendaraaan Bermotor;
h. Pengguna Jasa adalah perseorangan atau badan hokum yang menggunakan jasa Perusahaan
Angkutan;
i. Penumpang adalah orang yang berada di Kendaraan selain Pengemudi dan Awak Kendaraan;
j. Retribusi Perizinan Tertentu adalah retribusi atas kegiatan tertentu Pemerintah Daerah dalam
Rangka pemberian Izin kepada orang pribadi atau Badan yang dimaksudkan untuk pembinaan,
pengaturan, pengendalian dan pengawasan atas kegiatan prasarana, sarana atau fasilitas tertentu
guna melindungi kepentingan sumber daya alam, barang, parasarana, sarana atau fasilitas tertentu
guna melindungi kepentingan umum dan menjaga kelestarian lingkungan;
k. Golongan retribusi adalah pengelompokan retribusi yang meliputi retribusi jasa umum, retribusi
jasa usaha dan retribusi perizinan tertentu;
l. Wajib Retribusi adalah orang pribadi atau Badan yang memiliki dan mengelola perusahaan
angkutan menurut peraturan perundang-undangan retribusi diwajibkan untuk melakukan
pembayaran retribusi termasuk pemungutan atau pemotongan retribusi tertentu;
m. Pemungutan adalah suatu rangkaian kegiatan mulai dari penghimpunan data objek dan subjek
retribusi, penentuan besarnya retribusi yang terutang sampai kegiatan penagihan retribusi kepada
Wajib retribusi serta pengawasan penyetorannya;
n. Surat Setoran Retribusi Daerah yang selanjutnya disingkat (SSRD) adalah bukti pembayaran atau
penyetoran retribusi yang telah dilakukan dengan menggunakan formulir atau dilakukan dengan
cara lain ke kas daerah melalui tempat pembayaran yang ditunjuk oleh Bupati;
o. Surat Ketetapan Retribusi Daerah yang selanjutnya disingkat SKRD adalah surat keputusan yang
menentukan besarnya retribusi yang terutang;
p. Surat Tagihan Retribusi Daerah yang selanjutnya disingkat STRD adalah surat untuk melakukan
tagihan retribusi dan/atau sanksi administrasi berupa bunga dan/atau denda;

BAB II

GOLONGAN, JENIS RETRIBUSI DAN KEWAJIBAN

Pasal 2

Golongan dan Jenis Retribusi ini masuk dalam Retribusi Perizinan Tertentu yang terdiri dari :

a. Izin penyelenggaraan angkutan orang dalam trayek;


b. Izin penyelenggaraan angkutan orang tidak dalam trayek;
c. Izin penyelenggaraan angkutan barang;

Pasal 3

(1) Setiap wajib retribusi yang memerlukan pelayanan dan perizinan perhubugan sebagaimana
dimaksud pada Pasal 2, harus memenuhi persyaratan ssuai dengan peraturan perundang-undangan
yang berlaku dan memenuhi kewajiban sebagaimana diatur dalam Peraturan Daerah ini;
(2) Untuk mendapatkan pelayanan dan perizinan perhubungan sebagaimana dimaksud pada pasal 2
wajib retribusi harus mengajukan permohonan kepada Bupati atau pejawbat yang ditunjuk;

BAB III

OBJEK, NAMA DAN SUBJEK

Pasal 4
Pelayana perhubungan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 adalah objek yang dikenakan Retribusi;

Pasal 5

(1) Atas golongan dan jenis retribusi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 huruf a dipungut Retribusi
Perizinan Tertentu dengan nama Retribusi Izin Penyelenggaraan Angkutan Orang Dalam Trayek;
(2) Atas golongan dan jenis retribusi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 huruf b dipungut Retribusi
Perizinan Tertentu dengan nama Retribusi Izin Penyelenggaraan Angkutan Orang Tidak Dalam
Trayek;
(3) Atas golongan dan jenis retribusi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 huruf c dipungut Retribusi
Perizinan Tertentu dengan nama Retribusi Izin Penyelenggaraan Angkutan Barang;

Pasal 6
(1) Subjek retribusi izin penyelenggaraan angkutan orang dalam trayek adalah wajib retribusi yang
menggunakan dan/atau menikmati pelayanan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 huruf a.
(2) Subjek retribusi izin penyelenggaraan angkutan orang tidak dalam trayek adalah wajib retribusi yang
menggunakan dan/atau menikmati pelayanan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 huruf b.
(3) Subjek retribusi izin penyelenggaraan angkutan orang dalam trayek adalah wajib retribusi yang
menggunakan dan/atau menikmati pelayanan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 huruf c.
(4) Subjek retribusi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) smpai dengan ayat (3)

BAB IV

CARA MENGUKUR TINGKAT PENGGUNAAN JASA

Pasal 7

(1) Tingkat penggunaan jasa izin penyelenggaraan angkutan orang dalam trayek sebagaimana dimaksud
dalam pasal 2 huruf a diukur berdasarkan jenis kendaraan, jumlah kendaraandan jangka waktu;
(2) Tingkat penggunaan jasa izin penyelenggaraan angkutan orang tidak dalam trayek sebagaimana
dimaksud dalam pasal 2 huruf b diukur berdasarkan jenis kendaraan, jumlah kendaraandan jangka
waktu;
(3) Tingkat penggunaan jasa izin penyelenggaraan angkutan barangsebagaimana dimaksud dalam pasal
2 huruf c diukur berdasarkan jenis kendaraan, jumlah kendaraandan jangka waktu;

BAB V

KETENTUAN PERIZINAN
Paragraf 1

Izin Penyelenggaraan Angkutan

(1) Setiap pengangkutan penumpang atau orang dengan mobil bis sdang(penumpang lebih dari 15
orang) dan mobil bus kecil (penumpang kurang dari atau sama dengan 15 orang) yang melintasi
jarngan trayek di Kabputan Maluku Barat DAya harus memiliki izin penyelenggaraan angkutan orang
dalam trayek;
(2) Setiap pengangkutan penumpang atau oang dengan mobil bus sedang (penumpang lebih dari 15
orang) dan mobil bus kecil (penumpang kurang dari atau sama dengan 15 orang) yang tidak
melintasi jaringan trayek di Kabupaten Maluku Barat DAya harus memiliki izin penyelenggraan
angkutan oang tidak dalam trayek;
(3) Setiap pengangkutan barang dengan truck box terbuka atau truck box lebih dari 6 ban, truck ban
terbuka atau truck box 6 ban, mobil pick up atau mobil box dan truk bak terbuka atau truck box 4
ban kendaraan ban terbuka atau kendaraan box 3 ban yang melintasi jalan di Kabupaten Maluku
Barat Dayaharus memiliki izin penyelenggaraan angkutan barang.
Pasal 9
(1) Sebagaimana dalam pasal 8 ayat (2) bagi wajib retribus dilarang mengangkut penumpang pada
jaringan trayek yang telah ditentukan;
(2) Bagi wajib retribusi yang memiliki mobil pick up 4 ban dan telah Memodifikasi mobil tersebut
menjadi angkutan orang, maka wajib retribusi dikenakan izin penyeberangan keseluruhan yang
tertuang pada pasal 2;

Paragraf 2
Tata Cara Memperoleh Izin Penyelenggaraan Angkutan
(1) Untuk mendapatkan izin penyelenggraan angkutan sebagaimana yang dimaksud pada pasal 2 wajib
rtribusi harus mengajukan permohonan tertulis kepada Bupati melalui Dinas Perhubungunan
Kabuaten Maluku Barat Daya;
(2) Etentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terlampir pada Peraturan Daerah ini.
PAsal 11
(1) Wajib retribusi harus memberikan surat pernyataan yang ditempel materai Rp.6,000,- (enam ribu
rupiah) serta ditandatangani dan diserahkan bersama surat emohonan tertulis Bupati melalui Dinas
Perhubungan Kabupaten Maluku Barat Daya;
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) menjadi tanggungjawab penuh wajib retribusi dan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku serta surat pernyataan terlampir pada
Peraturan Daerah in;
Paragraf 3
Pemberian Izin Penyeberangan Angkutan
Izin penyelenggaraan angkutan sebagaimana yang dimaksud pada pasal 2 diberikan setelah retribusi
tersebut dalam Peraturan Darah ini dibayar lunas dan dapat dibuktikan dengan dokumen
pembayaran;
Pasal 12
(1) Izin penyelenggaraan angkutan sebagaimana yang dimaksud pada pasal 2 diberikan dalam Surat
Keputusan Bupati;
(2) Surat Keputusan Bupati yang dimaksud pada ayat (1) harus diambil oleh wajib retribusi Dinas
Perhubungan dengan membawa bukti pembayaran retribusi;

Paragraf 4
Masa Berlaku Izin Penyelenggaraan Angkutan

Pasal 14
(1) Izin Penyelenggaraan angkutan diberikan untuk jangka waktu 1 (satu) tahun dan dapat diperpanjang
kembali bila memenuhi persyaratan yang ditetapkan;
(2) Permohonan perpanjangan yang dimaksud pada ayat (1) harus diajukan 3 (bulan) sebelum masa
berlakunya habis;
(3) Ketentuan sebagaimana imaksud pada ayat (2) wajib retribusi kembali melaksanakan ketentuan
yang ada pada pasal 10 dan pasal 11;

Paragraf 5
Pencabutan Izin Penyelenggaran Angkutan

Pasal 15
(1) Izin penyelenggaraan angkutan sebagaimana yang dimaksud pada pasal 2 dapat dicabutdari
pemegang izin apabila:
a. Memebrikan keterangan yang tidak benar dalam surat permohonannya serta melanggar
peraturan perundang-undanganyang berlaku;
b. Tidak mematuhi, memenuhi, dan melaksanakan kewajiban yang tertera pada surat pernyataan;
c. Dalam jangka 3 (tiga) bulan belum atau tidak dapat membktikan kemampuannya dalam
melaksanakan izin.

BAB VI
PRINSIP PENETAPAN, STRUKTUR DAN BESARNYA TARIF

Pasal 16

Prinsip dan sasaran penetaan tariff retribusi izin penyelenggraan angkutan orang dalam trayek,
izin penyelenggaraan angkutan orang tidak dalam trayek dan izin penyelenggaraan angkutan
barang sebagaimana dimaksud dalam pasal 2 adalah dengan memperhatikan biaya survey, biaya
transportasi dalam rangka pengwasan dan pengendalian serta biaya pembinaan.

Pasal 17

Struktur dan besarnya tariff retribusi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 adalah sebagai
berikut :
a. Izin Penyelenggaraan angkutan orang dalam trayek:
1. Mobl bus sedang (penumpang Rp. 500,000,-/kendaraan/1 lebih dari 15 orang)
2. Mobil bus kecil (penumpang s/d 8 Rp. 400,000,-/kendaran/1 orang)
3. T erhadap setiap kterlambatan memperpanjang sebagaimana dimaksud pada angka 1
sampai dengan angka 2 dikenakan tambahan sebagi berikut:
a) Atas keterlambatan samapai dengan 3(tiga) bulan dikenakan tambahan reribusi
sebesar 10% (sepuluh persen) dari retribusi terutang;
b) Keterlambatan lebih dari 6 (enam) bulan dikenakan tambahan retribui sebesar 20%
(dua puuh persen) dari retribusi terutang;
c) Keterlambatan lebih dari 1 (satu) tahun dikenakan 30 (tiga puluh persen) dari
retribusi yang bersangkutan;
b. Izin penyelenggaraan angkutan orang tidak dalam trayek:
1. Mobil bus sedang (penumpang Rp.500,000,-/kendaraan/1 lebih dari 15 orang) tahun
2. Mobil bus kecil (penupang kurang Rp.400,000/kendaraan/1 dari atau sama dengan 15
orang)
3. Terhadap setiap keterlambatan memperpanjang sebagaimana dimaksud pada angka 1
ampai dengan angka 2 dikenakan tambahan sebaai berikut:
a) Atas keterlambatan smapai dengan 3 (tiga) bulan dikenakan tambahan retribusi
sebesar 10% (sepuluh persen) dari retribusi terutang;
b) Keterlambatan lebih dari 6 (enam) dikenakan tabahan retribusi sebesar 20 % (dua
puluh persen) dari retribusi terutang;
c) Keterlambatan lebih dari 1 (satu) tahun dikenakan 30 % (tiga puluh persen) dari
retribusi yan bersangkutan;
c. Izin penyelenggaraan angkutan barang:
1. Truck bak terbuka atau truck box lebih dari 6 ban Rp. 1,000,000/kendaraan/1 tahun
2. Truck ban terbuka atau truck box 6 ban Rp. 750,000/kendaraan/1 tahun
3. Mobil pick up atau mobil box dan truck bak terbuka atau truck box 4 ban
Rp.500,000/kendaraan/1 tahun
4. Kendaraan bak terbuka atau kendaraan box 3 ban Rp. 250,000/kendaraan/1 tahun
5. Terhadap setiap keterlambatan memperpanjang sebagaimana dimaksud pada angka 1
samapai dengan angaka 4 dikenakan tambahan sebagai berikut:
a) Atas keterlambatan sampai dengan 3(tiga) bulan dikenakan tambahan retribusi
sebesar 10 % (sepuluh persen) dari retribusi terutang;
b) Keterlamabatan lebih dari 6 (enam) bulan dikenakan tambahan retribusi sebesar
20% (dua puluh persen) dari retribusi terutang;
c) Keterlambatan lebih dari 1 (satu) tahun dikenakan 30 % (tiga puluh persen) dari
retribusi yang bersangkutan.

Anda mungkin juga menyukai