C. Blok AV dapat disebabkan oleh iskemia miokard akut atau infark. Infark miokard
inferior dapat menyebabkan blok derajat 3, biasanya di tingkat AVN, hal ini dapat
terjadi melalui mekanisme lain melalui Bezold - Jarisch refleks . Infark miokard
anterior biasanya dikaitkan dengan blok AV derajat 3
D. akibat iskemia atau infark cabang bundel hiss.
E. Perubahan degeneratif di AVN atau cabang bundel hiss ( misalnya , fibrosis ,
kalsifikasi , atau infiltrasi ) adalah penyebab paling umum dari nonischemic AV blok .
Sindrom Lenegre - Lev adalah mengakuisisi blok jantung lengkap karena fibrosis
idiopatik dan kalsifikasi dari sistem konduksi listrik jantung . Hal ini paling sering
terlihat pada orang tua dan sering digambarkan sebagai degenerasi dari sistem
F. konduksi dan dapat menyebabkan blok AV derajat 3.
G. Perubahan degeneratif pada sistem konduksi AV dikaitkan dengan mutasi gen SCN5A
natrium channel ( mutasi dari gen yang sama dapat menyebabkan QT panjang secara
kongenital ) . Penyakit miokard infiltratif mengakibatkan blok AV termasuk
sarkoidosis , myxedema , hemochromatosis , dan kalsifikasi progresif katup mitral,
katup aorta, dan kalsifikasi annulus . Endokarditis dan infeksi lain dari miokardium ,
seperti penyakit Lyme dengan infiltrasi aktif dari sistem konduksi AV , dapat
mengakibatkan berbagai tingkat blok AV.Penyakit sistemik, seperti ankylosing
spondylitis dan sindrom Reiter ,
H. dapat mempengaruhi jaringan konduksi nodus AV.
I. Prosedur bedah ( misalnya , penggantian katup aorta dan perbaikan cacat bawaan )
dapat menyebabkan blok AV , seperti prosedur terapi lain (misalnya , nodus AV
ablasi dan alkohol ablasi septum pada pasien dengan obstruktif kardiomiopati
J. hipertrofik ).
K. Berbagai obat dapat mempengaruhi konduksi AV . yang paling umum ini termasuk
glikosida digitalis , beta - blocker , calcium channel blockers , adenosin , dan agen
antiarrhythmic lainnya .
D. Kejadian perangsangan jantung dalam keadaan normal dipengaruhi oleh sistem saraf
simpatis dan parasimpatis. DiawaliSA node yang akan mengeluarkan rangsang,
kemudian disalurkan melalui ke tiga jaras internodal di atrium kanan dan kiri menuju
AV node,kemudian melalui bundle His, seterusnya ke branch bundle kanan dan kiri dan
berakhir di serabut Purkinye yang terdapat dalam otot jantung. Kemudian terjadilah
aktivasi elektris pada setiap titik jaringan yang mengandung unsurunsur listrik yang
dilalui yaitu SA node,muscle, AV node,bundle His, Branch Bundle, Purkinye, yang
digambarkan sebagai potensial aksi dari masing‐masing titik jaringan tersebut. Aritmia
dapat merupakan kelainan sekunder akibat penyakit jantung atau ekstra kardiak, tetapi
dapat juga primer. Kesemuanya mempunyai mekanisme yang sama dan
penatalaksanaan yang sama. Aritmia dapat dibagi menjadi kelompok supraventrikular
aritmia dan ventrikular aritmia berdasarkan letak lokasi yaitu apakah di atria termasuk
AV node dan bundle His ataukah di ventrikel mulai dari infra bundleHis. Selain itu
aritmia dapat dibagi menurut heart rate yaitu bradikardi ataupun takikardi, dengan nilai
normal berkisar antara 60 – 100/menit.Penyebab kardiak yang sering menyebabkan
aritmia yaitu Penyakit Jantung Koroner (PJK) khususnya infark miokard.Kelainan
aritmia yang sering timbul adalah ventricular extra systole (VES) yang dapat
menyebabkan ventricular tachycardia (VT) dan ventricular fibrillation (VF). Tidak
jarang terjadi juga AV block total yang biasanya berkaitan dengan adanya inferior
myocard infarct. Selain itu dengan terjadinya proses degenerasi pada sistem hantaran di
jantung, akan didapatkan AV block derajat 1 atau derajat 2 atapun derajat 3 (AV Block
total). Dengan adanya degenerasi di SA nodeakan menimbulkan fokusfokus baru di
atrium sehingga dapat menimbulkan atrial fibrillation dan atrial flutter. Tergantung
dari letak fokus, selain menyebabkan VES, dapat terjadi Supra Ventricular Extra
Systole (SVES) atau Supra Ventricular Tachycardia (SVT) dimana fokusnya berasal
dari atas bundle His. AVNRT (AV Nodal Reentry Tachycardia)
Blok jantung komplit atau total kurang ditoleransi bila pelepasan irama berasal
dari ventrikel, biasanya lambat dan tidak dapat dipercaya. Klien dapat tetap
asimtomatik bila pelepasan irama mendukung curah jantung normal. Irama teratur,
frekuensi kurang dari 60 denyut permenit, gelombang P normal, tetapi gelombang P
dan gelombang QRS berdiri sendiri-sendiri sehingga gelombang P kadang di ikuti gel
QRS kadang tidak. Interval PR berubah-ubah Komplek QRS normal atau memanjang
lebih dari 0,12 detik.
derajatnya
b.Foto dada
Dapat ditunjukkan adanya pembesaran bayangan jantung
a. Rate
Jumlah impulse listrik yang dihasilkan oleh generator setiap menit. (30 –
160 x/mnt)
b. Output:
Elektrode
Cara Kerja TPM
1. Pengukuran Treshold Ouput
Tentukan pacuan 20% diatas rate pasien (10 beat/menit
diatas HR pasien)
Sensitivity pada posisi demand
Control output pada posisi 5 mA (99% selalu capture)
akan digunakan.
Operator (dokter) melakukan anestesi local di daerah yang
akan di pungsi.
Puncture/pungsi vena yang akan kita pungsi.
Pastikan vena tersebut terkanulasi, masukkan sheath terlebih dahulu masukkan
wire, kemudian jarum dicabut, tinggal wire, kemudian masukkan sheath, lalu
wire dan dilator dicabut. Jadi tertingal hanya tinggal sheath. Kemudian
diaspirasi sheath tersebut melalui threeway yang tersedia dan dilakukan
flushing agar terbebas dari bekuan
darah.
Masukkan electrode melalui sheath sampai ke ruang ruang jantung yang kita
inginkan (ventrikel kanan), setelah betul lokasi yang kita inginkan kemudian
kita hubungkan g g electrode tersebut dengan kabel (sebelumnya kabel telah
tersambung ke generator) sesuai muatannya positif ke
positif, negative ke negative.
Set generator .
o Pacing rate di atas HR pasien.
o Output kita pasang 5 mA.
o Sensitivity kita pasang demand atau 1.5 – 3.0 mV.
Kemudian kita nyalakan generator, dengan menekan tombol
ON.
Kemudian kita lihat pada generator lampu pacing
menyala/ tidak, pastikanmenyala dan pastikan capture pada gambaran
EKG.
Setelah benar benar capture,kita ukur threshold output,
Setelah selesai semua kita fiksasi sheath dan electrode tersebut dengan menjahit pada kulit
pasien. Dan kita tutup luka tersebut dengan kassa steril yang telah diberi betadhin cair
kemudian difiksasi dengan dengan plester
Perekaman sandapan EKG 6 sandapan terakhir.
Pasien dipindah ke ruangan.
• TPM baru bisa dilepas jika ada irama intrinsic yaitu irama dari jantung
sendiri bukan dari TPM. Gambarannya sebagai berikut:
- Gambaran ECG tidak ada spike.
Jika sudah ada irama intrinsic observasi 24 jam jika tetap baik maka TPM bisa
dilepas.
Klien dapat memiliki pompa jantung, sirkulasi, perfusi jaringan & status tanda vital
yang normal. Dengan kriteria hasil: Mendemonstrasikan curah jantung yang cukup
dilihat dari TD, nadi, ritme normal, nadi perifer kuat, melakukan aktivitas tanpa
dipsnea.
NIC:
- Monitor gejala gagal jantung dan CO menurun termasuk nadi perifer yang
kualitasnya menurun, kulit dingin dan ekstremitas, RR ↑, dipsnea, HR↑, distensi
vena jugularis, ↓
kesadaran dan adanya edema
- Auskultasi bunyi jantung, catat frekuensi, ritme, adanya
S3&S4&bunyi baru
- Observasi bingung, kurang tidur, pusing
- Observasi adanya nyeri dada/ketidaknyamanan, lokasi,
penyebaran, keparahan, kualitas, durasi, manifestasi spt
mual&factor yang memperburuk&mengurangi
- Jika ada nyeri dada, baringkan klien, monitor ritme jantung,
nyaman
- Cek TD, nadi&kondisi sbl medikasi jatung spt ACE inhibitor,
digoxin&β bloker. Beritahu dokter bila nadi & TD rendah sebelum medikasi
- Selama fase akut, pastikan klien bedrest&melakukan aktivitas
Penghematan energi
a. Pengelolaan energi
- Pantau respon kardiorespirasi terhadap aktivitas (takikardi, disritmia, pucat,
frekuensi respirasi)
- Pantau respon oksigenasi pasien ( nadi, irama jantung, dan
frekuensi respirasi)
- Pantau asupan nutrisi untuk memastikan keadekuatan energi
- Ajarkan tentang pengaturan aktivitas dan teknik menejemen
b. Terapi aktivitas
aktivitas
- Jelaskan pada klien manfaat aktivitas secara bertahap
- Bantu dalam pemenuhan aktivitas perawatan diri jika klien
toleransi
- Tetap sertakan O2 selama aktivitas
- Bantu klien mengidentifikasi pilihan aktivitas
3. Defisit pengetahuan: proses penyakit dan prosedur terapi b.d kurangnya paparan
informasi
NOC:
penyakit
- Berikan informasi tentang kondisi klien dan hasil
pemeriksaan diagnostik
- Instruksikan klien untuk melaporkan tanda dan gejala kepada petugas
b. Pembelajaran : prosedur/perawatan
dilakukan
- Jelaskan tujuan prosedur/perawatan dan hal-hal yang perlu
a. Pengendalian risiko
b. Deteksi risiko
NIC:
a. Pengendalian infeksi
- Ajarkan kepada pengunjung untuk cuci tangan sewaktu masuk dan meninggalkan
ruangan
- Ajarkan kepada pasien dan keluarga tentang tanda/gejala
infeksi
- Kolaborasi pemberian antibiotic bila diperlukan
- Lakukan tindakan perawatan secara aseptic
- Cuci tangan sebelum dan sesudah kontak dengan pasien
- Gunakan universal precaution
- Batasi jumlah pengunjung
dan drainase
- Anjurkan untuk meningkatkan intake cairan sesuai dengan
kebutuhan
- Anjurkan untuk istirahat yang cukup
- Anjurkan untuk meningkatkan mobilitas dan latihan
- Ajarkan pada pasien dan keluarga bagaimana menghindari infeksi.
DAFTAR PUSTAKA