PROFESI KEPENDIDIKAN
“Kompetensi Guru”
Dosen Pembimbing:
Disusun oleh:
2018
KATA PENGANTAR
Rasa syukur yang dalam kami sampaikan kepada Tuhan Yang Maha Esa,
karena berkat-Nya kami bisa menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu.
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas akademik mata kuliah profesi
kependidikan tahun ajaran 2018. Dalam makalah ini kami membahas tentang
“kompetensi yang harus dimiliki guru beserta kaitan antar kompetensi dan esensi
peningkatannya”.
Makalah ini berisi tentang informasi “kompetensi yang harus dimiliki guru
beserta kaitan antar kompetensi dan esensi peningkatannya” yang akan kami bahas
lebih dalam. Diharapkan makalah ini dapat membantu menambah pengetahuan dan
membuka wawasan kita terhadap kompetensi – kompetensi apa saja yang harus
dimiliki oleh guru dan esensi peningkatan kompetensi tersebut.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna, hal itu
dikarenakan keterbatasan yang ada. Sehingga kritik dan saran dari semua pihak
yang bersifat membangun akan sangat kami harapkan demi kesempurnaan makalah
ini.
Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu dalam pembuatan makalah ini dari awal sampai akhir. Kiranya makalah
ini bisa memberikan banyak manfaat bagi kita semua. Atas perhatiannya, kami
ucapkan terima kasih.
Kelompok 6
ii
DAFTAR ISI
BAB I .................................................................................................................................. 1
PENDAHULUAN .............................................................................................................. 1
A. Kompetensi yang harus dimiliki guru serta kaitan antar kompetensi ........................ 3
B. Esensi peningkatan kompetensi guru ......................................................................... 8
C. Program-Program peningkatan kompetensi guru ..................................................... 10
BAB III ............................................................................................................................. 14
PENUTUP ........................................................................................................................ 14
A. Kesimpulan ........................................................................................................... 14
B. Saran ..................................................................................................................... 14
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan
2
BAB II
PEMBAHASAN
1. Kompetensi Pedagogis
Tugas guru yang utama ialah mengajar dan mendidik murid di kelas dan di
luar kelas. Guru selalu berhadapan dengan murid yang memerlukan
pengetahuan, keterampilan, dan sikap utama untuk menghadapi hidupnya di
masa depan. Menurut Badan Standar Nasional Pendidikan (2006: 88), yang
dimaksud dengan kompetensi pedagogis adalah:
3
g. Evaluasi hasil belajar dan,
h. Pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi
yang dimilikinya.
Guru yang baik memahami bahwa mengajar bukan sekadar berbicara dan
belajar bukan sekadar mendengarkan. Guru yang efektif mampu menunjukkan
bukan hanya apa yang ingin mereka ajarkan, namun juga bagaimana siswa dapat
memahami dan menggunakan pengetahuan dan keterampilan baru. Selanjutnya,
mereka tahu apa yang dibutuhkan siswa maka mereka memilih tugas yang
produktif, dan mereka menyusun tugas ini melalui cara yang menimbulkan
pemahaman. Akhirnya, mereka memantau keterlibatan siswa di sekolah belajar
produktif, dan tumbuh sebagai anggota masyarakat yang kooperatif dan
bijaksana yang akan dapat berpartisipasi di masyarakat.
4
termasuk perbedaan dalam : kecerdasan, emosional bakat, dan bahasa. Demikian
juga seorang guru harus memperlakukan siswa dengan respek, apakah ia dari
keluarga miskin atau kaya. Guru harus mampu mengarahkan siswa untuk fokus
pada kemampuannya dalam bidang tertentu dan menunjukkan cara yang tepat
untuk meraihnya.
2. Kompetensi kepribadian
Kompotensi kepribadian sekurang-kuramgnya mencakup kepribadian yaitu :
a. Beriman dan bertakwa
b. Beakhlak mulia
c. Arif dan bijaksana
d. Demokratis
e. Berwibawa
f. Stabil
g. Dewasa
h. Jujur
i. Sportif
j. Menjadi teladan bagi peserta didik dan masyarakat
k. Secara objektif mengevaluasi kinerja sendiri
l. Mengembangkan siri sendiri secara mandiri dan berkelanjutan.
5
Esensi pembelajaran adalah perubahan perilaku. Guru akan mampu
mengubah perilaku peserta didik jika dirinya telah menjadi manusia baik.
"Pribadi guru harus baik karena inti pendidikan adalah perubahan perilaku,
sebagaimana makna pendidikan adalah proses pembebasan peserta didik dari
ketidakmampuan, ketidakbenaran, ketidakjujuran, dan dari buruknya hati,
akhlak, dan keimanan", tulis Mulyasana (2008: 1). Phenix menulis (1964: 215),
"Esensi makna etik, atau pengetahuan moral, adalah perbuatan yang benar, yaitu,
apa yang seharusnya seseorang lakukan”.
Tidak ada pengetahuan yang eksis hanya demi pengetahuan itu sendiri.
Setiap pengetahuan harus memengaruhi tindakan. Menuru Henson (1995:84)
“Guru tidak dapat tidak dapat menolak mengajarkan etik. Alasan lain mengapa
guru harus memerhatikan etik adalah bahwa, di setiap masyarakat, pendidikan
menginisiasikan para pemuda kedalam budayanya, dan kepercayaan moral
merupakan bagian besar budaya”.
3. Kompetensi sosial
Kompotensi sosial merupaka kemampuan guru sebagai bagian dari
masyarakat yang sekurang-kurangnya meliputi kompetensi untuk :
a. Berkomunikasi
b. Menggunakan teknologi komunikasi dan informasi secara fungsional
c. Bergaul secara efektif dengan peserta didik,sesama pendidik,tenaga
kependidikan, pimpinan suatu pendidikan,orang tua atau wali peserta didik.
d. Bergaul secara santun dengan masyarakat sekitar dengan memperhatikan
norma serta sistem yang berlaku dan
e. Menerapkan prinsip persaudaraan sejati dan semangat kebersamaan
6
Sebagai individu yang berkecimpung dalam pendidikan, guru harus
memiliki kepribadian yang mencerminkan seorang pendidik. Tuntutan akan
kepribadian sebagai pendidik kadang-kadang dirasakan lebih berat dibanding
profesi lainnya. Ungkapan yang sering dikemukakan adalah bahwa "guru bisa
digugu dan ditiru". Digugu maksudnya bahwa pesan-pesan yang disampaikan
guru bisa dipercaya untuk dilaksanakan dan pola hidupnya bisa ditiru atau
diteladani. Guru sering dijadikan panutan oleh masyarakat, untuk itu guru harus
mengenal nilai-nilai yang dianut dan berkembang di masyarakat tempat
melaksanakan tugas dan bertempat tinggal. Secara nasional, nilai-nilai tersebut
sudah dirumuskan, tetapi barangkali masih ada nilai tertentu yang belum
terwadahi dan harus dikenal oleh guru, agar dapat melestarikannya, dan berniat
untuk tidak berperilaku yang bertentangan dengan nilai tersebut. Jika ada nilai
yang bertentangan dengan nilai yang dianutnya, maka dengan cara yan tepat dia
menyikapi hal tersebut, sehingga tidak terjadi benturan nilai antara guru dan
masyarakat yang berakibat terganggunya proses pendidikan bagi peserta didik.
Untuk kepentingan tersebut wawasan nasional mutlak diperlukan dalam
pendidikan dan pembelajaran.
4. Kompotensi professional
Tugas guru ialah mengajarkan pengetahuan kepada murid. Guru tidak
sekadar mengetahui materi yang akan diajarkannya, tetapi memahaminya secara
luas dan mendalam. Oleh karena itu, murid harus selalu belajar untuk
memperdalam pengetahuannya terkait mata pelajaran yang diampunya.
Kompetensi professional merupakan kemampuan guru dalam
menguasai pengetahuan bidang ilmu pengetahuan, teknologi, seni dan budaya
yang diampunya sekurang- kurangnya meliputi penguasaan:
a. Materi pelajaran secara luas dan mendalam sesuai dengan strandar isi
program satuan pendidikan, mata pelajaran, atau kelompok mata pelajaran
yang akan diampu
b. Konsep dan metode disiplin keilmuan ,teknologi ,atau seni yang relavan,
yang secara konseptual menaungi atau koheren dengan program satuan
7
pendidikan, mata pelajaran, atau kelompok mata pelajaran yang akan di
ampunya.
Seorang guru harus menjadi orang yang spesial, namun lebih baik lagi jika
ia menjadi special bagi semua siswanya. Guru harus merupakan kumpulan
orang-orang yang pintar di bidangnya masing-masing dan juga dewasa dalam
bersikap. Namun yang lebih penting lagi adalah bagaimana caranya guru
tersebut dapat menularkan kepintaran dan kedewasaannya tersebut pada para
siswanya di kelas. Sebab guru ada lah jembatan bagi lahirnya anak-anak cerdas
dan dewasa di masa mendatang.
8
jarang terjadi tanya jawab. Ini mencerminkan betapa masih banyak guru yang tidak
berusaha meningkatkan dan memutakhirkan profesionalismenya. Reformasi
pendidikan yang diamanatkan oleh Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan Nasional, Undang Undang No 14 Tahun 2005 tentang Guru dan
Dosen, dan Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan menuntut reformasi guru untuk memiliki tingkat kompetensi yang lebih
tinggi, baik kompetensi pedagogik, kepribadian, profesional, maupun sosial.
Akibat dari masih banyaknya guru yang tidak menguasai kompetensi yang
dipersyaratkan ditambah dengan kurangnya kemampuan untuk menggunakan TIK
membawa dampak pada siswa paling tidak dalam dua hal. Pertama, siswa hanya
terbekali dengan kompetensi yang sudah usang. Akibatnya, produk sistem
pendidikan dan pembelajaran tidak siap terjun ke dunia kehidupan nyata yang terus
berubah. Kedua, pembelajaran yang diselenggarakan oleh guru juga kurang
kondusif bagi tercapainya tujuan secara aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan
karena tidak didukung oleh penggunaan teknologi pembelajaran yang modern dan
handal. Hal itu didasarkan pada kenyataan bahwa substansi materi pelajaran yang
harus dipelajari oleh anak didik terus berkembang baik volume maupun
kompleksitasnya. Sebagaimana ditekankan dalam prinsip percepatan belajar
(accelerated learning), kecenderungan materi yang harus dipelajari anak didik yang
semakin hari semakin bertambah jumlah, jenis, dan tingkat kesulitannya, menuntut
dukungan strategi dan teknologi pembelajaran yang secara terus-menerus
disesuaikan pula agar pembelajaran dapat dituntaskan dalam interval
waktu yang sama.
9
C. Program-Program peningkatan kompetensi guru
Peningkatan kompetensi guru dilaksanakan melalui berbagai strategi dalam
bentuk pendidikan dan pelatihan (diklat) dan bukan diklat, antara lain seperti
berikut ini.
1. Pendidikan dan Pelatihan
a. Inhouse training (IHT)
Pelatihan dalam bentuk IHT adalah pelatihan yang dilaksanakan secara
internal di KKG/MGMP, sekolah atau tempat lain yang ditetapkan untuk
menyelenggarakan pelatihan. Strategi pembinaan melalui IHT dilakukan
berdasarkan pemikiran bahwa sebagian kemampuan dalam meningkatkan
kompetensi dan karir guru tidak harus dilakukan secara eksternal, tetapi dapat
dilakukan oleh guru yang memiliki kompetensi kepada guru lain yang belum
memiliki kompetensi. Dengan strategi ini diharapkan dapat lebih menghemat
waktu dan biaya.
b. Program magang.
Program magang adalah pelatihan yang dilaksanakan di
institusi/industri yang relevan dalam rangka meningkatkan kompetensi
professional guru. Program magang ini terutama diperuntukkan bagi guru
kejuruan dan dapat dilakukan selama priode tertentu, misalnya, magang di
industri otomotif dan yang sejenisnya. Program magang dipilih sebagai
alternatif pembinaan dengan alasan bahwa keterampilan tertentu khususnya
bagi guru-guru sekolah kejuruan memerlukan pengalaman nyata.
c. Kemitraan sekolah.
Pelatihan melalui kemitraan sekolah dapat dilaksanakan bekerjasama
dengan institusi pemerintah atau swasta dalam keahlian tertentu.
Pelaksanaannya dapat dilakukan di sekolah atau di tempat mitra sekolah.
Pembinaan melalui mitra sekolah diperlukan dengan alasan bahwa beberapa
keunikan atau kelebihan yang dimiliki mitra dapat dimanfaatkan oleh guru
yang mengikuti pelatihan untuk meningkatkan kompetensi profesionalnya.
10
d. Belajar jarak jauh.
Pelatihan melalui belajar jarak jauh dapat dilaksanakan tanpa
menghadirkan instruktur dan peserta pelatihan dalam satu tempat tertentu,
melainkan dengan sistem pelatihan melalui internet dan sejenisnya.
Pembinaan melalui belajar jarak jauh dilakukan dengan pertimbangan bahwa
tidak semua guru dapat mengikuti pelatihan di tempat-tempat pembinaan
yang ditunjuk seperti di ibu kota kabupaten atau di propinsi.
11
h. Pendidikan lanjut
Pembinaan profesi guru melalui pendidikan lanjut juga merupakan
alternatif bagi pembinaan profesi guru di masa mendatang. Pengikutsertaan
guru dalam pendidikan lanjut ini dapat dilaksanakan dengan memberikan
tugas belajar, baik di dalam maupun di luar negeri, bagi guru yang berprestasi.
Pelaksanaan pendidikan lanjut ini akan menghasilkan guru-guru Pembina
yang dapat membantu guru-guru lain dalam upaya pengembangan profesi.
12
e. Penulisan buku/bahan ajar.
Bahan ajar yang ditulis guru dapat berbentuk diktat, buku pelajaran
ataupun buku dalam bidang pendidikan.
f. Pembuatan media pembelajaran
Media pembelajaran yang dibuat guru dapat berbentuk alat peraga, alat
praktikum sederhana, maupun bahan ajar elektronik (animasi pembelajaran).
g. Pembuatan karya teknologi/karya seni.
Karya teknologi/seni yang dibuat guru dapat berupa karya teknologi
yang bermanfaat untuk masyarakat dan pendidikan atau karya seni yang
memiliki nilai estetika yang diakui oleh masyarakat
13
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Seorang guru harus mempunyai kompetensi-kompetensi yang sudah diatur
dalam peraturan pemerintah nomor 19 tahun 2005 yaitu kompetensi pedagogis,
kepribadian, sosial, dan professional.
B. Saran
Diharapkan kepada pembaca terutama bagi mahasiswa yang menempuh
studi dilingkup pendidikan agar lebih memahami kompetensi-kompetensi pendidik
dan esensi-esensi untuk mengembangkan kompetensi pendidik agar menjadi
pendidik yang profesional.
14
DAFTAR PUSTAKA
Elibrahim, M. N., & Solihin. (20011). Menjadi guru sukses dan profesional. Depok:
Arya duta.
Mahsunah, D. (2012). Kebijakan pengembangan profesi guru.
15
16