Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

PROFESI KEPENDIDIKAN

“Kompetensi Guru”

Dosen Pembimbing:

Dr. Chairil Faif Pasani, M.Si

Andi Ichsan Mahardika, M.Pd

Delsika Pramata Sari, Mpd

Disusun oleh:

Adi Pebrian Rahman 1610131210010


Muhammad Alfian Firdaus 1610131210010
Muhammad Ridhani 1610131310013
Rizaldi Aprilian 1610131210017

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ILMU KOMPUTER

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

2018
KATA PENGANTAR

Rasa syukur yang dalam kami sampaikan kepada Tuhan Yang Maha Esa,
karena berkat-Nya kami bisa menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu.
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas akademik mata kuliah profesi
kependidikan tahun ajaran 2018. Dalam makalah ini kami membahas tentang
“kompetensi yang harus dimiliki guru beserta kaitan antar kompetensi dan esensi
peningkatannya”.

Makalah ini berisi tentang informasi “kompetensi yang harus dimiliki guru
beserta kaitan antar kompetensi dan esensi peningkatannya” yang akan kami bahas
lebih dalam. Diharapkan makalah ini dapat membantu menambah pengetahuan dan
membuka wawasan kita terhadap kompetensi – kompetensi apa saja yang harus
dimiliki oleh guru dan esensi peningkatan kompetensi tersebut.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna, hal itu
dikarenakan keterbatasan yang ada. Sehingga kritik dan saran dari semua pihak
yang bersifat membangun akan sangat kami harapkan demi kesempurnaan makalah
ini.

Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu dalam pembuatan makalah ini dari awal sampai akhir. Kiranya makalah
ini bisa memberikan banyak manfaat bagi kita semua. Atas perhatiannya, kami
ucapkan terima kasih.

Banjarmasin, Februari 2018

Kelompok 6

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................................ ii

DAFTAR ISI...................................................................................................................... iii

BAB I .................................................................................................................................. 1

PENDAHULUAN .............................................................................................................. 1

A. Latar Belakang ........................................................................................................ 1


B. Rumusan Masalah ................................................................................................... 2
C. Tujuan Penulisan ..................................................................................................... 2
BAB II................................................................................................................................. 3

A. Kompetensi yang harus dimiliki guru serta kaitan antar kompetensi ........................ 3
B. Esensi peningkatan kompetensi guru ......................................................................... 8
C. Program-Program peningkatan kompetensi guru ..................................................... 10
BAB III ............................................................................................................................. 14

PENUTUP ........................................................................................................................ 14

A. Kesimpulan ........................................................................................................... 14
B. Saran ..................................................................................................................... 14

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Abad Melinium yang dicirikan dengan era global telah menuntut


peningkatakan daya saing dan kompetisi yang terbuka. Hal itu, telah menimbulkan
orientasi baru dalam pendidikan, yaitu sangat perlunya diciptakan dan ditekankan
adanya pendidikan yang bermakna, karena dengan pendidikan yang bermakna akan
dapat menolong kita, sedangkan pendidikan yang tidak bermakna hanya menjadi
beban hidup. Melalui pendidikan, setiap individu mesti disediakan berbagai
kesempatan belajar sepanjang hayat; baik untuk meningkatkan pengetahuan,
keterampilan, dan sikap maupun untuk dapat menyesuaikan diri dengan dunia yang
kompleks dan penuh dengan saling ketergantungan.

Dengan demikian, pendidikan saat ini harus mampu membekali setiap


peserta didik dengan pengetahuan, keterampilan, serta nilai-nilai dan sikap, dimana
proses belajar bukan semata-mata mencerminkan pengetahuan (knowledge-based)
tetapi mencerminkan keempat pilar di atas. Melalui keempat pilar itulah dapat
terbentuk kompetensi.

Guru sebagai seorang pendidik juga pembina sikap mental yang


menyangkut aspek-aspek manusiawi dengan karakteristik yang beragam antara satu
siswa dengan lainnya. Banyak pengorbanan yang telah diberikan oleh seorang guru
semata-mata ingin melihat anak didiknya bisa berhasil dan sukses kelas. Tetapi
perjuangan melihat anak didiknya bisa berhasil dan sukses kelak. Tetapi perjuangan
guru tersebut tidak berhenti sampai disitu, guru juga merasa masih perlu
meningkatkan kompetensinya agar benar-benar menjadi guru yang lebih baik dan
lebih profesional terutama dalam proses belajar mengajar sehari-hari.

Pada dasarnya terdapat seperangkat tugas yang harus dilaksanakan oleh


guru berhubungan dengan profesinya sebagai pengajar, tugas guru ini sangat
berkaitan dengan kompetensi profesionalnya

1
B. Rumusan Masalah

1) Apa yang dimaksud dengan Kompetensi Guru?


2) Apa yang dimaksud dengan Esensi peningkatan Kompetensi Guru ?
3) Apa saja program-program peningkatan kompetensi Guru ?

C. Tujuan Penulisan

1) Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan Kompetensi Guru


2) Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan Esensi peningkatan
Kompetensi Guru
3) Untuk mengetahui program-program peningkatan kompetensi Guru

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Kompetensi yang harus dimiliki guru serta kaitan antar kompetensi

Dalam perspektif kebijakan nasional, pemerintah telah merumuskan empat


jenis kompetensi guru, sebagaimana tercantum dalam Penjelasan Peraturan
Pemerintah No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, yaitu:
kompetensi pedagogis, kepribadian, sosial,dan professional.

Guru diharapkan dapat menjalankan tugasnya secara professional dengan


memiliki dan menguasai keempat kompetensi tersebut. Kompetensi yang harus
dimiliki pendidik itu sungguh sangat ideal sebagaimana tergambar dalam peraturan
pemerintah tersebut. Karena itu,harus selalu belajar dengan tekun di sela-sela
menjalankan tungasya. Menjadi guru profesional bukan pekerjaan yang mudah,
apalagi di tengah kondisi mutu guru yang sangat buruk dalam setiap aspeknya.
Kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang guru adalah sebagai berikut :

1. Kompetensi Pedagogis
Tugas guru yang utama ialah mengajar dan mendidik murid di kelas dan di
luar kelas. Guru selalu berhadapan dengan murid yang memerlukan
pengetahuan, keterampilan, dan sikap utama untuk menghadapi hidupnya di
masa depan. Menurut Badan Standar Nasional Pendidikan (2006: 88), yang
dimaksud dengan kompetensi pedagogis adalah:

kemampuan dalam pengelolaan peserta didik yang meliputi:

a. Pemahaman wawasan atau landasan kependidikan.


b. Pemahaman tentang peserta didik.
c. Pengembangan silabus.
d. Perancangan pembelajaran.
e. Pelaksanaanpembelajaran yang mendidik dan dialogis.
f. Evaluasi hasil belajar dan pembelajaran.

3
g. Evaluasi hasil belajar dan,
h. Pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi
yang dimilikinya.

Horowitz, et al. (Darling-Hammond dan Bransford, 2005: 88) dalam


Educating Teachers for Developmentally Appropriate Practice, menjelaskan
tentang kriteria guru yang baik dan efektif seperti berikut ini:

Guru yang baik memahami bahwa mengajar bukan sekadar berbicara dan
belajar bukan sekadar mendengarkan. Guru yang efektif mampu menunjukkan
bukan hanya apa yang ingin mereka ajarkan, namun juga bagaimana siswa dapat
memahami dan menggunakan pengetahuan dan keterampilan baru. Selanjutnya,
mereka tahu apa yang dibutuhkan siswa maka mereka memilih tugas yang
produktif, dan mereka menyusun tugas ini melalui cara yang menimbulkan
pemahaman. Akhirnya, mereka memantau keterlibatan siswa di sekolah belajar
produktif, dan tumbuh sebagai anggota masyarakat yang kooperatif dan
bijaksana yang akan dapat berpartisipasi di masyarakat.

Untuk dapat melakukan hal tersebut, guru perlu memahami per


kembangan anak dan bagaimana hal itu berpengaruh. Belajar dapat
mengarahkan perkembangan anak ke arah yang positif. Di sini tugas guru bukan
hanya mengajarkan pengetahuan tentang baik dan buruk, indah dan tidak indah,
benar dan salah, tetapi berupaya agar siswa mampu mengaplikasikan
pengetahuannya dalam keseharian hidupnya di tengah keluarga dan masyarakat.

Guru merupakan organisator pertumbuhan pengalaman siswa . Guru


harus dapat merancang pembelajaran yang tidak semata menyentuh aspek
kognitif, tetapi juga dapat mengembangkan keterampilan dan sikap siswa. Maka,
guru haruslah individu yang kaya pengalaman dan mampu mentransformasikan
pengalamannya itu pada para siswa dengan cara-cara yang variatif.

Guru harus memahami bahwa semua siswa dalam seluruh konteks


pendidikan itu unik. Dasar pengetahuan tentang keragaman sangat penting dan

4
termasuk perbedaan dalam : kecerdasan, emosional bakat, dan bahasa. Demikian
juga seorang guru harus memperlakukan siswa dengan respek, apakah ia dari
keluarga miskin atau kaya. Guru harus mampu mengarahkan siswa untuk fokus
pada kemampuannya dalam bidang tertentu dan menunjukkan cara yang tepat
untuk meraihnya.

Setiap siswa memiliki kapasitas untuk sukses di sekolah dan dalam


kehidupan. Semua siswa mampu sukses dalam menyerap kurikulum melalui
dorongan dan bantuan yang tepat. Yang utama adalah bagaimana agar setiap
anak memiliki kesempatan untuk mengenyam pendidikan yang bermutu, baik
fasilitas gedungnya maupun pendi diknya. Dengan demikian, dapat diketahui
sampai sejauh mana pendidikan dapat mengembangkan kompetensi mereka
masing-masing.

Tugas guru adalah berusaha menciptakan proses pengajaran yang


memberikan harapan, bukan yang menakutkan. Dalam proses mengajar dan
mendidik itu, setiap guru perlu memiliki kesabaran dan kasih sayang terhadap
para siswanya, hingga mereka benar-benar telahmenjadi pribadi dewasa.

2. Kompetensi kepribadian
Kompotensi kepribadian sekurang-kuramgnya mencakup kepribadian yaitu :
a. Beriman dan bertakwa
b. Beakhlak mulia
c. Arif dan bijaksana
d. Demokratis
e. Berwibawa
f. Stabil
g. Dewasa
h. Jujur
i. Sportif
j. Menjadi teladan bagi peserta didik dan masyarakat
k. Secara objektif mengevaluasi kinerja sendiri
l. Mengembangkan siri sendiri secara mandiri dan berkelanjutan.

5
Esensi pembelajaran adalah perubahan perilaku. Guru akan mampu
mengubah perilaku peserta didik jika dirinya telah menjadi manusia baik.
"Pribadi guru harus baik karena inti pendidikan adalah perubahan perilaku,
sebagaimana makna pendidikan adalah proses pembebasan peserta didik dari
ketidakmampuan, ketidakbenaran, ketidakjujuran, dan dari buruknya hati,
akhlak, dan keimanan", tulis Mulyasana (2008: 1). Phenix menulis (1964: 215),
"Esensi makna etik, atau pengetahuan moral, adalah perbuatan yang benar, yaitu,
apa yang seharusnya seseorang lakukan”.

Tidak ada pengetahuan yang eksis hanya demi pengetahuan itu sendiri.
Setiap pengetahuan harus memengaruhi tindakan. Menuru Henson (1995:84)
“Guru tidak dapat tidak dapat menolak mengajarkan etik. Alasan lain mengapa
guru harus memerhatikan etik adalah bahwa, di setiap masyarakat, pendidikan
menginisiasikan para pemuda kedalam budayanya, dan kepercayaan moral
merupakan bagian besar budaya”.

Gardner dan Cowell (1995: 14) menyatakan, "Satu karakteristik sekolah


yang baik ialah bahwa kondisi moral gurunya tinggi. Kondisi moral tinggi berarti
guru mempunyai rasa percaya diri dan antusiasme. Percaya diri berarti bahwa
guru mengetahui ia dapat bekerja baik. Antusiasme berarti bahwa guru sungguh-
sungguh ingin bekerja baik".

3. Kompetensi sosial
Kompotensi sosial merupaka kemampuan guru sebagai bagian dari
masyarakat yang sekurang-kurangnya meliputi kompetensi untuk :
a. Berkomunikasi
b. Menggunakan teknologi komunikasi dan informasi secara fungsional
c. Bergaul secara efektif dengan peserta didik,sesama pendidik,tenaga
kependidikan, pimpinan suatu pendidikan,orang tua atau wali peserta didik.
d. Bergaul secara santun dengan masyarakat sekitar dengan memperhatikan
norma serta sistem yang berlaku dan
e. Menerapkan prinsip persaudaraan sejati dan semangat kebersamaan

6
Sebagai individu yang berkecimpung dalam pendidikan, guru harus
memiliki kepribadian yang mencerminkan seorang pendidik. Tuntutan akan
kepribadian sebagai pendidik kadang-kadang dirasakan lebih berat dibanding
profesi lainnya. Ungkapan yang sering dikemukakan adalah bahwa "guru bisa
digugu dan ditiru". Digugu maksudnya bahwa pesan-pesan yang disampaikan
guru bisa dipercaya untuk dilaksanakan dan pola hidupnya bisa ditiru atau
diteladani. Guru sering dijadikan panutan oleh masyarakat, untuk itu guru harus
mengenal nilai-nilai yang dianut dan berkembang di masyarakat tempat
melaksanakan tugas dan bertempat tinggal. Secara nasional, nilai-nilai tersebut
sudah dirumuskan, tetapi barangkali masih ada nilai tertentu yang belum
terwadahi dan harus dikenal oleh guru, agar dapat melestarikannya, dan berniat
untuk tidak berperilaku yang bertentangan dengan nilai tersebut. Jika ada nilai
yang bertentangan dengan nilai yang dianutnya, maka dengan cara yan tepat dia
menyikapi hal tersebut, sehingga tidak terjadi benturan nilai antara guru dan
masyarakat yang berakibat terganggunya proses pendidikan bagi peserta didik.
Untuk kepentingan tersebut wawasan nasional mutlak diperlukan dalam
pendidikan dan pembelajaran.

4. Kompotensi professional
Tugas guru ialah mengajarkan pengetahuan kepada murid. Guru tidak
sekadar mengetahui materi yang akan diajarkannya, tetapi memahaminya secara
luas dan mendalam. Oleh karena itu, murid harus selalu belajar untuk
memperdalam pengetahuannya terkait mata pelajaran yang diampunya.
Kompetensi professional merupakan kemampuan guru dalam
menguasai pengetahuan bidang ilmu pengetahuan, teknologi, seni dan budaya
yang diampunya sekurang- kurangnya meliputi penguasaan:

a. Materi pelajaran secara luas dan mendalam sesuai dengan strandar isi
program satuan pendidikan, mata pelajaran, atau kelompok mata pelajaran
yang akan diampu

b. Konsep dan metode disiplin keilmuan ,teknologi ,atau seni yang relavan,
yang secara konseptual menaungi atau koheren dengan program satuan

7
pendidikan, mata pelajaran, atau kelompok mata pelajaran yang akan di
ampunya.

Seorang guru harus menjadi orang yang spesial, namun lebih baik lagi jika
ia menjadi special bagi semua siswanya. Guru harus merupakan kumpulan
orang-orang yang pintar di bidangnya masing-masing dan juga dewasa dalam
bersikap. Namun yang lebih penting lagi adalah bagaimana caranya guru
tersebut dapat menularkan kepintaran dan kedewasaannya tersebut pada para
siswanya di kelas. Sebab guru ada lah jembatan bagi lahirnya anak-anak cerdas
dan dewasa di masa mendatang.

B. Esensi peningkatan kompetensi guru


Ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK), baik sebagai substansi materi ajar
maupun piranti penyelenggaraan pembelajaran, terus berkembang. Dinamika ini
menuntut guru selalu meningkatkan dan menyesuaikan kompetensinya agar mampu
mengembangkan dan menyajikan materi pelajaran yang aktual dengan
menggunakan berbagai pendekatan, metode, dan teknologi pembelajaran terkini.
Hanya dengan cara itu guru mampu menyelenggarakan pembelajaran yang berhasil
mengantarkan peserta didik memasuki dunia kehidupan sesuai dengan kebutuhan
dan tantangan pada zamannya. Sebaliknya, ketidakmauan dan ketidakmampuan
guru menyesuaikan wawasan dan kompetensi dengan tuntutan perkembangan
lingkungan profesinya justru akan menjadi salah satu faktor penghambat
ketercapaian tujuan pendidikan dan pembelajaran. Hingga kini, baik dalam fakta
maupun persepsi, masih banyak kalangan yang meragukan kompetensi guru baik
dalam bidang studi yang diajarkan maupun bidang lain yang mendukung terutama
bidang didaktik dan metodik pembelajaran. Keraguan ini cukup beralasan karena
didukung oleh hasil uji kompetensi yang menunjukkan masih banyak guru yang
belum mencapai standar kompetensi yang ditetapkan. Uji kompetensi ini juga
menunjukkan bahwa masih banyak guru yang tidak menguasai penggunaan
teknologi informasi dan komunikasi (TIK).
Kesimpulan yang cukup mengejutkan di antaranya adalah bahwa
pembelajaran di kelas lebih didominasi oleh ceramah satu arah dari guru dan sangat

8
jarang terjadi tanya jawab. Ini mencerminkan betapa masih banyak guru yang tidak
berusaha meningkatkan dan memutakhirkan profesionalismenya. Reformasi
pendidikan yang diamanatkan oleh Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan Nasional, Undang Undang No 14 Tahun 2005 tentang Guru dan
Dosen, dan Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan menuntut reformasi guru untuk memiliki tingkat kompetensi yang lebih
tinggi, baik kompetensi pedagogik, kepribadian, profesional, maupun sosial.

Akibat dari masih banyaknya guru yang tidak menguasai kompetensi yang
dipersyaratkan ditambah dengan kurangnya kemampuan untuk menggunakan TIK
membawa dampak pada siswa paling tidak dalam dua hal. Pertama, siswa hanya
terbekali dengan kompetensi yang sudah usang. Akibatnya, produk sistem
pendidikan dan pembelajaran tidak siap terjun ke dunia kehidupan nyata yang terus
berubah. Kedua, pembelajaran yang diselenggarakan oleh guru juga kurang
kondusif bagi tercapainya tujuan secara aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan
karena tidak didukung oleh penggunaan teknologi pembelajaran yang modern dan
handal. Hal itu didasarkan pada kenyataan bahwa substansi materi pelajaran yang
harus dipelajari oleh anak didik terus berkembang baik volume maupun
kompleksitasnya. Sebagaimana ditekankan dalam prinsip percepatan belajar
(accelerated learning), kecenderungan materi yang harus dipelajari anak didik yang
semakin hari semakin bertambah jumlah, jenis, dan tingkat kesulitannya, menuntut
dukungan strategi dan teknologi pembelajaran yang secara terus-menerus
disesuaikan pula agar pembelajaran dapat dituntaskan dalam interval
waktu yang sama.

Agar sebuah organisasi pendidikan mampu menghadapi perubahan dan


ketidakpastian yang menjadi ciri kehidupan modern, perlu mengembangkan
sekolah sebagai sebuah organisasi pembelajar. Di antara karakter utama organisasi
pembelajar adalah mencermati perubahan internal dan eksternal yang diikuti
dengan upaya penyesuaian diri dalam rangka mempertahankan eksistensinya.

9
C. Program-Program peningkatan kompetensi guru
Peningkatan kompetensi guru dilaksanakan melalui berbagai strategi dalam
bentuk pendidikan dan pelatihan (diklat) dan bukan diklat, antara lain seperti
berikut ini.
1. Pendidikan dan Pelatihan
a. Inhouse training (IHT)
Pelatihan dalam bentuk IHT adalah pelatihan yang dilaksanakan secara
internal di KKG/MGMP, sekolah atau tempat lain yang ditetapkan untuk
menyelenggarakan pelatihan. Strategi pembinaan melalui IHT dilakukan
berdasarkan pemikiran bahwa sebagian kemampuan dalam meningkatkan
kompetensi dan karir guru tidak harus dilakukan secara eksternal, tetapi dapat
dilakukan oleh guru yang memiliki kompetensi kepada guru lain yang belum
memiliki kompetensi. Dengan strategi ini diharapkan dapat lebih menghemat
waktu dan biaya.
b. Program magang.
Program magang adalah pelatihan yang dilaksanakan di
institusi/industri yang relevan dalam rangka meningkatkan kompetensi
professional guru. Program magang ini terutama diperuntukkan bagi guru
kejuruan dan dapat dilakukan selama priode tertentu, misalnya, magang di
industri otomotif dan yang sejenisnya. Program magang dipilih sebagai
alternatif pembinaan dengan alasan bahwa keterampilan tertentu khususnya
bagi guru-guru sekolah kejuruan memerlukan pengalaman nyata.
c. Kemitraan sekolah.
Pelatihan melalui kemitraan sekolah dapat dilaksanakan bekerjasama
dengan institusi pemerintah atau swasta dalam keahlian tertentu.
Pelaksanaannya dapat dilakukan di sekolah atau di tempat mitra sekolah.
Pembinaan melalui mitra sekolah diperlukan dengan alasan bahwa beberapa
keunikan atau kelebihan yang dimiliki mitra dapat dimanfaatkan oleh guru
yang mengikuti pelatihan untuk meningkatkan kompetensi profesionalnya.

10
d. Belajar jarak jauh.
Pelatihan melalui belajar jarak jauh dapat dilaksanakan tanpa
menghadirkan instruktur dan peserta pelatihan dalam satu tempat tertentu,
melainkan dengan sistem pelatihan melalui internet dan sejenisnya.
Pembinaan melalui belajar jarak jauh dilakukan dengan pertimbangan bahwa
tidak semua guru dapat mengikuti pelatihan di tempat-tempat pembinaan
yang ditunjuk seperti di ibu kota kabupaten atau di propinsi.

e. Pelatihan berjenjang dan pelatihan khusus.


Pelatihan jenis ini dilaksanakan di P4TK dan atau LPMP dan lembaga
lain yang diberi wewenang, di mana program pelatihan disusun secara
berjenjang mulai dari jenjang dasar, menengah, lanjut dan tinggi. Jenjang
pelatihan disusun berdasarkan tingkat kesulitan dan jenis kompetensi.
Pelatihan khusus (spesialisasi) disediakan berdasarkan kebutuhan khusus atau
disebabkan adanya perkembangan baru dalam keilmuan tertentu.

f. Kursus singkat di LPTK atau lembaga pendidikan lainnya.


Kursus singkat di LPTK atau lembaga pendidikan lainnya dimaksudkan
untuk melatih meningkatkan kompetensi guru dalam beberapa kemampuan
seperti melakukan penelitian tindakan kelas, menyusun karya ilmiah,
merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi pembelajaran, dan lain-lain
sebagainya.

g. Pembinaan internal oleh sekolah.


Pembinaan internal ini dilaksanakan oleh kepala sekolah dan guru-guru
yang memiliki kewenangan membina melalui rapat dinas, rotasi tugas,
pemberian tugas-tugas internal tambahan, diskusi dengan rekan sejawat dan
sejenisnya.

11
h. Pendidikan lanjut
Pembinaan profesi guru melalui pendidikan lanjut juga merupakan
alternatif bagi pembinaan profesi guru di masa mendatang. Pengikutsertaan
guru dalam pendidikan lanjut ini dapat dilaksanakan dengan memberikan
tugas belajar, baik di dalam maupun di luar negeri, bagi guru yang berprestasi.
Pelaksanaan pendidikan lanjut ini akan menghasilkan guru-guru Pembina
yang dapat membantu guru-guru lain dalam upaya pengembangan profesi.

2. Kegiatan Selain Pendidikan dan Pelatihan


a. Diskusi masalah pendidikan
Diskusi ini diselenggarakan secara berkala dengan topik sesuai dengan
masalah yang di alami di sekolah. Melalui diskusi berkala diharapkan para
guru dapat memecahkan masalah yang dihadapi berkaitan dengan proses
pembelajaran di sekolah ataupun masalah peningkatan kompetensi dan
pengembangan karirnya.
b. Seminar
Pengikutsertaan guru di dalam kegiatan seminar dan pembinaan
publikasi ilmiah juga dapat menjadi model pembinaan berkelanjutan profesi
guru dalam meningkatkan kompetensi guru. Melalui kegiatan ini memberikan
peluang kepada guru untuk berinteraksi secara ilmiah dengan kolega
seprofesinya berkaitan dengan hal-hal terkini dalam upaya peningkatan
kualitas pendidikan.
c. Workshop
Workshop dilakukan untuk menghasilkan produk yang bermanfaat bagi
pembelajaran, peningkatan kompetensi maupun pengembangan karirnya.
Workshop dapat dilakukan misalnya dalam kegiatan menyusun KTSP,
analisis kurikulum, pengembangan silabus, penulisan RPP, dan sebagainya.
d. Penelitian
Penelitian dapat dilakukan guru dalam bentuk penelitian tindakan kelas,
penelitian eksperimen ataupun jenis yang lain dalam rangka peningkatan
mutu pembelajaran.

12
e. Penulisan buku/bahan ajar.
Bahan ajar yang ditulis guru dapat berbentuk diktat, buku pelajaran
ataupun buku dalam bidang pendidikan.
f. Pembuatan media pembelajaran
Media pembelajaran yang dibuat guru dapat berbentuk alat peraga, alat
praktikum sederhana, maupun bahan ajar elektronik (animasi pembelajaran).
g. Pembuatan karya teknologi/karya seni.
Karya teknologi/seni yang dibuat guru dapat berupa karya teknologi
yang bermanfaat untuk masyarakat dan pendidikan atau karya seni yang
memiliki nilai estetika yang diakui oleh masyarakat

13
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Seorang guru harus mempunyai kompetensi-kompetensi yang sudah diatur
dalam peraturan pemerintah nomor 19 tahun 2005 yaitu kompetensi pedagogis,
kepribadian, sosial, dan professional.

Seiring dengan terus berkembangnya penyelenggaraan pembelajaran harus


diiringi dengan peningkatan kompetensi pendidik atau guru.

Ada beberapa program-program pengembangan kompetensi seorang


pendidik. beberapa diantaranya yaitu, program magang, kursus, pelatihan,
pendidikan lanjut, diskusi, seminar, workshop, penelitian, pebuatan buku,
pembuatan karya, dan lain-lain.

B. Saran
Diharapkan kepada pembaca terutama bagi mahasiswa yang menempuh
studi dilingkup pendidikan agar lebih memahami kompetensi-kompetensi pendidik
dan esensi-esensi untuk mengembangkan kompetensi pendidik agar menjadi
pendidik yang profesional.

14
DAFTAR PUSTAKA

Elibrahim, M. N., & Solihin. (20011). Menjadi guru sukses dan profesional. Depok:
Arya duta.
Mahsunah, D. (2012). Kebijakan pengembangan profesi guru.

Mulyasa, E. (2008). Standar Kompetensi dan sertifikasi guru. Bandung: PT Remaja


Rosdakarya.

Musfah, D. (20011). Peningkatan Kompetensi Guru. Jakarta: Kencana prenada


media group.

Trianto. (2010). Pengantar penelitian pendidikan bagi pengembangan & profesi


pendidikan tenaga kependidikan. Jakarta : Prenada Media.

15
16

Anda mungkin juga menyukai