PROFESI KEPENDIDIKAN
Dosen Pengampu:
Dr. Chairil Faif Pasani, M.Si
Andi Ichsan Mahardika, M.Pd
Delsika Pramata Sari, M.Pd
Disusun oleh:
Rasa syukur yang dalam kami sampaikan kepada Allah Yang Maha Esa,
karena berkat-Nya kami bisa menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu.
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas akademik mata kuliah Profesi
Kependidikan tahun ajaran 2018. Dalam makalah ini kami membahas tentang
“pengertian, tujuan, dan prinsip peran profesi kependidikan dalam layanan
administrasi kependidikan dan layanan bimbingan kependidikan”.
Makalah ini dapat dibuat dan diselesaikan dengan adanya bantuan dari
berbagai pihak, oleh karena itu kami mengucapkan banyak terima kasih kepada
Dosen mata kuliah Profesi Kependidikan Bapak Dr. Chairil Faif Pasani, M.Si.,
Bapak Andi Ichsan Mahardika, M.Pd., Ibu Delsika Pramata Sari, M.Pd. dan
kepada semua pihak yang telah membantu proses penyusunan makalah ini
sehingga dapat diselesaikan dengan baik.
Kelompok 5
i
DAFTAR ISI
ii
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan sangatlah penting untuk kemajuan membangun sebuah
Negara, maka seorang pendidik di tuntut untuk profesional dalam profesi
kependidikan harus memenuhi kualifikasi tertentu. Oleh karena itu,
pendidikan haruslah tertata dengan rapi dan teratur maka dengan itu
pendidikan di Indonesia akan lebih maju. Dalam pendidikan layanan
administrasi dan layanan bimbingan kependidikan sangatlah penting
dalam dunia pendidikan.
Administrasi sangat diperlukan bagi kelangsungan proses belajar
mengajar dalam dunia pendidikan. Semua itu tidak lepas dari keaktifan
orang-orang yang menguasai administrasi dalam sekolah. Layanan
bimbingan merupakan bagian integral dari pendidikan di
Indonesia. Sebagai sebuah layanan profesional, kegiatan layanan
bimbingan tidak bisa dilakukan secara sembarangan, namun harus
berangkat dan berpijak dari suatu landasan yang kokoh, yang didasarkan
pada hasil-hasil pemikiran dan penelitian yang mendalam.
Dengan adanya landasan yang jelas dan kokoh diharapkan
pengembangan layanan administrasi dan layanan bimbingan pendidikan,
baik dalam teori maupun praktik, dapat semakin lebih baik dan bisa
dipertanggungjawabkan serta mampu memberikan manfaat yang besar
bagi kehidupan.
1
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan administrasi pendidikan dan layanan
bimbingan kependidikan?
2. Apa saja tujuan administrasi pendidikan dan layanan bimbingan
kependidikan?
3. Apa prinsip dari administrasi pendidikan dan layanan bimbingan
kependidikan?
C. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui apa yang dimaksud dengan administrasi pendidikan dan
layanan bimbingan kependidikan.
2. Mengetahui apa saja tujuan administrasi pendidikan dan layanan
bimbingan kependidikan.
3. Mengetahui apa prinsip dari administrasi pendidikan dan layanan
bimbingan kependidikan.
2
BAB II
KAJIAN TEORI
Kata “administrasi” berasal dari bahasa Latin yang terdiri dari kata
ad dan ministrare. Kata ad yang mempunyai arti “ke” atau “kepada”.
Dan ministrare yang berarti “melayani”, “membantu”, atau
“mengarahkan”.
3
mencapai tujuan yang telah ditentukan sebelumnya”
(Burhanuddin:1990).
d. Menurut Ordway Tead :
Administration is conceived as the necessary activities of those
individuals (executives) in an organization who are charged with
ordering, forwarding, and facilating associate efforts of group of
individuals brought together to realize certain defined purposes
(Burhanuddin:1990). Atau administrasi meliputi kegiatan-kegiatan
yang harus dilakukan oleh orang-orang eksekutif dalam suatu
organisasi yang bertugas mengatur, memajukan dan menciptakan
kemudahan usaha kerja sama sekelompok orang yang dihimpun
untuk mencapai tujuan tertentu.
e. Herbert A Simon mengungkapkan “In its broadest sense,
administration can be defined as the activities of group cooperating
to common goals”. Yang berarti “administrasi dalam pengertian
yang lebih luas dapat dirumuskan sebagai kegiatan sekelompok
orang yang bekerja sama untuk mencapai tujuan bersama
(Burhanuddin:1990).
f. Leonald D. White :
“Administration is process common to all group effort public or
private, civil or military, large scale or small scale”. Yang berarti
administrasi adalah suatu proses usaha kelompok public, partikulir,
sipil atau kemiliteran, baik secara besar-besaran, maupun kecil-
kecilan (Burhanuddin:1990).
4
materi yang diperlukan dan yang telah ada dimanfaatkan secara
efisien.
5
Dari beberapan pengertian bimbingan yang dikemukakan oleh
beberapa ahli itu, dapat dikemukan bahwa merupankan :
a. Suatu proses yang berkesinambungan.
b. Suatu proses membantu individu.
c. Bantuan yang diberikan itu dimaksudkan agar individu yang
bersangkutan dapat mengarahkan dan mengembangkan dirinya
secara optimal sesuai dengan kemampuan/potensinya.
d. Kegiatan yang bertujuan utama memberikan bantuan agar individu
dapat memahami keadaan dirinya dan mampu menyesuaikan
dengan lingkungannya.
6
tersebut dapat melanjutkan ketingkat berikutnya dan dapat
menyesuaikan dirinya dengan lingkunganya yang barudan selanjutnya
lulusan ini akan mencari kerja pada perusahaan yang memberikan
kepuasan kerja kepada mereka.
7
(Risnawati, 2014) membagi tujuan administrasi pendidikan kepada
tiga jangkauan, jangka pendek; jangka menengah; dan jangka panjang.
8
kepribadian yang mantap dan mandiri serta rasa tanggung jawab
kemasyarakatan dan kebangsaan (Depdikbud, 1994 : 5).
2) Tujuan Khusus
Secara khusus layanan Bimbingan bertujuan untuk
membantu siswa agar dapat mencapai tujuan-tujuan
perkembangan meliputi aspek pribadi, sosial, belajar dan karier.
Bimbingan pribadi-sosial dimaksudkan untuk mencapai tujuan
dan tugas perkembangan pribadi-sosial dalam mewujudkan
pribadi yang taqwa, mandiri dan bertanggung-jawab. Bimbingan
belajar dimaksudkan untuk mencapai tujuan dan tugas
perkembangan pendidikan. Bimbingan karier dimaksudkan untuk
mewujudkan pribadi pekerja yang produktif.
a. Fleksibilitas
Dalam melaksanakan administrasi kependidikan hendaknya
mengingat faktor-faktor ekosistem dan kemampuan untuk
menyediakan fasilitas bagi berlangsungnya program-program
pendidikan pada lembaga tertentu.
b. Prinsip efisien dan efektivitas
Prinsip ini digunakan sebagai landasan operasional bagi
kegiatan manajemen pendidikan di sekolah. Karena prinsip efisien
ini tidak hanya menyangkut penggunaan waktu secara tepat,
melainkan juga menyangkut masalah pendayagunaan tenaga secara
optimal ini berarti bahwa perlu diusahakan tingkat efisiensi dan
efektivitas yang tinggi dalam menyelenggarakan pendidikan di
sekolah.
9
c. Prinsip berorientasi pada tujuan
Semua kegiatan pendidikan hendaknya berorientasi kepada
tujuan pendidikan yang akan dicapai. Dengan berorientasinya pada
tujuan kegiatan belajar mengajar tetap dapat terarah.
d. Prinsip kontinuitas
Melaksanakan manajemen pendidikan di sekolah prinsip
kontinuitas ini, hendaknya digunakan sebagai landasan
operasional. Implikasi prinsip ini antara lain bahwa program
pengajaran yang disusun untuk setiap bidang studi harus disusun
secara integral agar jelas perbedaannya antara pokok bahasan yang
kelihatannya sama tetapi diberikan pada tingkat pendidikan yang
berbeda.
e. Prinsip pendidikan seumur hidup
Tugas sekolah tidak hanya membina pengetahuan dan
kecakapan yang berguna untuk dimanfaatkan secara langsung
setelah mereka lulus, melainkan juga menyiapkan sikap dan nilai
serta kemampuan untuk belajar terus bagi perkembangan
pribadinya. Dalam melaksanakan manajemen pendidikan kiranya
prinsip ini perlu digunakan sebagai landasan operasional.
Selain prinsip yang dikemukakan di atas ada prinsip lain yang
merupakan sesuatu yang dibuat sebagai pegangan untuk mencapai
tujuan yang telah ditetapkan.Diantara prinsip-prinsip administrasi
pendidikan antara lain :
a. Adanya sumber daya manusia (SDM) atau sekelompok
manusia (sedikitnya dua orang) untuk ditata.
b. Adanya tugas/fungsi yang harus dilaksanakn maksudnya ada
sebuah kerjasama dari sekelompok orang.
c. Adanya penataan/pengaturan dari kerjasama tersebut.
d. Adanya non manusia seperti peralatan dan perlengkapan yang
diperlukan dan yang harus ditata.
10
e. Adanya tujuan yang hendak di capai bersama dari kerjasama
tersebut (Risnawati, 2014).
Ada sebuah prinsip-prinsip administrasi yang menyinggung
organisasi, diantara prinsip-prinsip tersebut adalah :
a. Memiliki tujuan yang jelas.
b. Tiap anggota dapat memahami dan menerima tujuan tersebut
c. Adanya kesatuan arah sehingga dapat menimbulkan kesatuan
tindakan dan pikiran.
d. Adanya kesatuan perintah (Unity of command); para bawahan
hanya mempunyai seorang atasan langsung dari padanya
menerima perintah atau bimbingan dan kepada siapa ia harus
mempertanggung jawabkan hasil pekerjaannya.
e. Koordinasi tentang wewenang dan tanggung jawab, maksudnya
ada keseimbangan antara wewenang dan tanggung jawab
masing-masing anggota.
f. Adanya pembagian tugas atau pekerjaan yang sesuai dengan
kemampuan, keahlian dan bakat masing-masing, sehingga
dapat menimbulkan kerjasama yang harfmonis dan kooperatif
(Risnawati, 2014)
a. Prinsip-Prinsip Umum
Karena bimbingan itu berhubungan dengan sikap dan
tingkah laku individu perlu diingat bahwa sikap dan tingkah laku
individu itu terbentuk dari segala aspek kepribadian yang unik dan
ruwet , sikap dan tingkah laku, tersebut dipengaruhi oleh pengaruh-
pengaruhnya. Oleh karena itu, dalam pemberian layanan perlu
dikaji kehidupan masa lalu klien, yang diperkirakan mempengaruhi
timbulnya masalah tersebut.
1) Perlu dikenal dan dipahami karakteristik individu.
11
2) Bimbingan diarahkan kepada bantuan yang diberikan supaya
individu yang bersangkutan mampu membantu atau menolong
dirinya sendiri dalam menghadapi kesulitanya.
3) Program bimbingan harus sesuai dengan program pendidikan
disekolah yang bersangkutan.
4) Pelaksanaan program bimbingan harus dipimpin oleh seorang
petugas yang memiliki keahlian dalam bidang bimbingan dan
sanggup bekerja sama dengan para pembantunya serta dapat
dan bersedia mempergunakan sumber-sumber yang berguna
diluar sekolah.
5) Terhadap program bimbingan harus senantiasa diadakan
penilaian secara teratur untuk mengetahui sampai dimana hasil
dan manfaat yang diperoleh serta eersesuaian antar pelaksanaan
dan rencana yang dirimuskan terdahulu.
b. Prinsip yang Berhubungan dengan Individu yang Dibimbing
1) Layanan bimbingan harus diberikan kepada semua siswa.
2) Harus ada kriteria untuk mengatur prioritas layanan kepada
siswa tertentu.
3) Program bimbingan harus berpusat pada siswa.
4) Layanan bimbingan harus dapat memenuhi kebutuhan
kebutuhan individu yang bersangkutan secara serba ragam dan
serba luas.
5) Keputusan terakhir dalam proses bimbingan di tentukan oleh
individu yang di bimbing.
6) Individu yang mendapat bimbingan harus berangsur angsur
dapat membimbing diri nya sendiri.
c. Prinsip Khusus yang Berhubungan dengan Individu yang
Memberikan Bimbingan
1) Konselor disekolah dipilih atas dasar kualifikasi kepribadian,
pendidikan, pengalaman, dan kemampuannya.
12
2) Konselor harus mendapat kesempatan untuk mengembangkan
dirinya serta keahliannya melalui berbagai latihan penataran.
3) Konselor hendaknya selalu mempergunakan informasi yang
tersedia mengenai individu yang di bimbing beserta
lingkungannya,sebagai bahan untuk membantu individu yang
bersangkutan ke arah penyesuaian diri yang lebih baik.
4) Konselor harus menghormati dan menjaga kerahasiaan
informasi tentang individu yang di bimbingnya.
5) Konselor hendaknya mempergunakan berbagai jenis metode
dan teknik yang tepat dalam melakukan tugasnya.
6) Konselor hendaknya memperhatikan dan mempergunakan hasil
penelitian dalam bidang:minat,kemampuan,dan hasil belajar
individu untuk kepentingan perkembangan kurikulum sekolah
yang bersangkutan.
d. Prinsip Khusus yang Berhubungan dengan Organisasi dan
Administrasi Bimbingan
1) Bimbingan harus di laksanakan secara berkesinambungan.
2) Dalam pelaksanaan bimbingan harus tersedia kartu pribadi
(cumalative record) bagi setiap individu (siswa).
3) Program bimbingan harus di susun sesuai dengan kebutuhan
sekolah yang bersangkutan.
4) Pembagian waktu harus di atur untuk setiap petugas secara
baik.
5) Bimbingan harus di laksanakan dalam situasi individual dan
dalam situasi kelompok.
6) Sekolah harus bekerja sama dengan lembaga lembaga di luar
sekolah yang menyelenggarakan layanan yang berhubungan
dengan bimbingan dan penyuluhan pada umumnya.
7) Kepala sekolah memegang tanggung jawab tertinggi dalam
pelaksanaan bimbingan.
13
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
14
B. SARAN
15
DAFTAR PUSTAKA
16