Anda di halaman 1dari 3

Nur Fuadi Nisah Darwis (C051171306)

Arisma Eka Saputri (C051171010)


Rahma Maulidia (C051171310)

Perawatan Kaki Pada Penderita Diabetes

Komplikasi diabetes mellitus salah satunya adalah luka kaki diabetes disebabkan oleh
kerusakan saraf (neuropati perifer) dan sirkulasi darah yang buruk ke bagian perifer. Menurut
data kementrian kesehatan pada tahun 2011 di RSUP Dr. Cipto Mangunkusumo pada tahun
2011 komplikasi diabetes mellitus terbanyak adalah neuropati sebanyak 54% dialami
penderita diabetes mellitus, ulkus kaki sebanyak 8,70% dan amputasi sebanyak 1,30%.
Berdasarkan hasil sebuah penelitian penderita diabetes mellitus yang megalami luka kaki
diabetes paling tinggi berusia 61-70 tahun sebanyak 38% dan bekerja sebagai wiraswasta
sebanyak 33,3%. Angka tersebut dapat bertambah jika penderita diabetes mellitus tidak
melakukan perawatan kaki dengan baik (Kemeterian Kesehatan RI, 2014).

Penderita luka kaki diabetes melitus harus memperhatikan perawatan kaki. Berdasarkan
sebuah penelitian penderita luka diabetes mellitus yang melakukan perawatan kaki seperti
membasuh dan membersihan kaki yang dilakukan secara baik hanya sebesar 4,8% dan yang
tidak memiliki luka kaki diabetes seebesar 42,9%. Pemeriksaan visual kaki rutin hanya
dilakukan secara baik pada 33,3% penderita luka kaki diabetes dan sebanyak 81,0%
dilakukan secara baik pada pasien yang tidak memiliki luka kaki diabetes. Hal ini
menunjukkan bahwa perawatan sangat penting untuk meminimalkan terjadinya luka kaki
diabetes (Dewi, 2007).

Perawatan kaki bisa dilakukan setiap hari dengan cara :


1. Membersihkan dan mencuci kaki setiap hari dengan air disela-sela kuku dengan
memakai sabun lembut dan mengeringkan dengan sempurna dan hati-hati terutama
diantara jari-jari kaki.
2. Memakai krim kaki yang baik pada kulit yang kering atau tumit yang retak-retak,
supaya kulit tetap mulus, dan jangan menggosok antara jari-jari kaki.
3. Memotong kuku kaki secara lurus dan kemudian mengikir agar licin. Memotong kuku
lebih mudah dilakukan setelah mandi, sewaktu kuku lembut.
4. Memeriksa kaki dan celah kaki setiap hati apakah ada kalus, luka atau lecet (Hastuti,
2008).
5. Tidak boleh berjalan tanpa alas kaki, termasuk di pasir dan di air
6. Periksa alas kaki dari benda asing sebelum memakainya
7. Keringkan kaki, sela-sela jari kaki teratur setelah dari kamar mandi
8. Gunakan kaos kaki dari bahan katun yang tidak menyebabkan lipatan pada ujung-
ujung jari kaki
9. Sepatu tidak boleh terlalu sempit atau longgar, jangan gunakan hak tinggi
(Perkumpulan Endokrinolgi Indonesia, 2011).

Daftar Pustaka

Dewi, A. (2007). Hubungan Aspek-aspek Perawatan Kaki Diabetes dengan Kejadian Ulkus
Kaki Diabetes pada Pasien Diabetes Mellitus. Mutiara Medika, 7(1), 13–21.

Hastuti, R. T. (2008). Fakor-Faktor Resiko Ulkus Diabetika Pada Pederita Dibetes Mellitus (
Studi Kasus di RSUD Dr . Moewardi Surakarta ). Universitas Diponegoro Semarang.

Kemeterian Kesehatan RI. (2014). Situasi dan Analisis Diabetes.

Perkumpulan Endokrinolgi Indonesia. (2011). Konsensus Pengelolaan dan Pencegahan


Diabetes Melitus Tipe 2 di Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai