Anda di halaman 1dari 13

Hubungan Ekspor Hasil Minyak Kelapa Sawit

Terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Indonesia


Disusun Oleh

Reyhan Saadi 221810557

POLITEKNIK STATISTIKA STIS

TAHUN AJARAN 2018/2019

1
BAB I : PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang

Hampir setiap hari kita mengonsumsi makanan untuk memenuhi kebutuhan hidup kita. Dari
makanan yang kita konsumsi, banyak di antaranya menggunakan minyak kelapa sawit dalam
proses pembuatanya. Minyak kelapa sawit sering digunakan karena memiliki banyak
kelebihan. Kelebihan dari minyak kelapa sawit yaitu murah, mudah diproduksi, dan sangat
stabil, sehingga banyak digunakan untuk berbagai variasi makanan, kosmetik, produk
kebersihan, dan juga bisa digunakan sebagai sumber biofuel atau biodiesel. Komoditas
minyak kelapa sawit banyak diproduksi di daerah Asia, Afrika, dan Amerika Selatan karena
pohon kelapa sawit membutuhkan suhu hangat, sinar matahari, dan curah hujan tinggi untuk
memaksimalkan produksinya. Menurut sumber yang diperoleh dari Indonesia Investments,
produksi minyak kelapa sawit dunia didominasi oleh Indonesia dan Malaysia. Kedua negara
ini secara total menghasilkan sekitar 85-90% dari total produksi minyak sawit dunia.
Indonesia adalah produsen dan eksportir minyak sawit yang terbesar. Dengan adanya
produksi dan kegiatan ekspor minyak kelapa sawit in tentu saja komoditas ini menjadi
penyumbang terbesar terhadap angka produk domestik bruto (PDB). Pengertian dari PDB
adalah nilai pasar dari semua barang dan jasa akhir (final) yang diproduksi dalam sebuah
negara pada suatu periode. Nilai dari PDB dapat digunakan untuk menilai apakah
perekonomian berlangsung dengan baik atau buruk. Oleh karena itu, diperlukan analisis hasil
ekspor minyak kelapa sawit terhadap pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Dalam makalah ini
akan saya bahas tentang pengaruh ekspor hasil minyak kelapa sawit terhadap pertumbuhan
ekonomi di Indonesia.

1.2. Rumusan masalah


1. Apa yang dimaksud kegiatan ekspor?
2. Apa yang dimaksud dengan komoditas minyak kelapa sawit?
3. Apa yang dimaksud dengan pertumbuhan ekonomi?
4. Apa hubungan ekspor hasil minyak kelapa sawit terhadap pertumbuhan ekonomi
di Indonesia?
1.3. Tujuan Makalah
1.3.1 Tujuan khusus
Memenuhi tugas mata kuliah Pengantar Ekonomi.
1.3.2 Tujuan umum
a. Menjelaskan tentang kegiatan ekspor.
b. Menjelaskan tentang komoditas minyak kelapa sawit.
c. Menjelaskan tentang pertumbuhan ekonomi .

2
d. Menjelaskan hubungan ekspor hasil minyak kelapa sawit terhadap
pertumbuhan ekonomi di Indonesia.

BAB II :LANDASAN TEORI

3
2.1. Ekspor

Ekspor adalah proses transportasi barang atau komoditas dari suatu negara ke negara
lain. Sedangkan, kebalikan dari ekspor adalah impor. Ekspor barang secara besar
umumnya membutuhkan campur tangan dari bea cukai di negara pengirim maupun
penerima karena setiap negara mempunyai aturan dalam kegiatan ekspor-impor.
Kegiatan ekspor didasari pada kenyataan bahwa tidak ada suatu negara yang benar-
benar mandiri karena satu sama lain saling membutuhkan dan saling mengisi. Suatu
negara dapat mengekspor barang produksinya ke negara lain apabila barang tersebut
diperlukan negara lain dan mereka tidak dapat memproduksi barang tersebut atau
produksinya tidak dapat memenuhi keperluan dalam negeri. Tujuan diadakan ekspor
di suatu negara adalah membuka pasar baru sebagai perluasan pasar domestik,
memanfaatkan kelebihan kapasitas, dan dapat membiasakan suatu negara untuk
bersaing dalam perdagangan internasional. Selain itu, Kegiatan ekspor mempunyai
hubungan positif dengan pertumbuhan ekonomi suatu negara, semakin banyak
kegiatan ekspor di negara itu maka pertumbuhan ekonomi juga akan naik dan hal ini
akan berdampak pada iklim investasi yang semakin tumbuh beriringan dengan
kegiatan ekspor tersebut. Ekspor juga mencerminkan aktivitas perdagangan
internasional, sehingga suatu negara yang sedang berkembang kemungkinan untuk
mencapai kemajuan perekonomian setara dengan negara-negara yang lebih maju.

2.2. Komoditas minyak kelapa sawit

Minyak sawit adalah salah satu minyak yang paling banyak dikonsumsi dan
diproduksi di dunia. Minyak yang murah, mudah diproduksi dan sangat stabil ini
digunakan untuk berbagai variasi makanan, kosmetik, produk kebersihan, dan juga
bisa digunakan sebagai sumber biofuel atau biodiesel. Kebanyakan minyak sawit
diproduksi di Asia, Afrika dan Amerika Selatan karena pohon kelapa sawit
membutuhkan suhu hangat, sinar matahari, dan curah hujan tinggi untuk
memaksimalkan produksinya. Negara Indonesia merupakan salah satu produsen
terbesar yang memasok produk minyak kelapa sawit di dunia. Minyak ini terbuat dari
lapisan mesocrap buah kelapa sawit. Minyak ini diproduksi dengan cara mengambil
daging buah kelapa sawit kemudian diperas menggunakan mesin bertekanan tinggi
dan melalui tahap destilasi atau penyaringan , sehingga akan dihasilkan minyak yang
siap pakai.

4
2.3. Pertumbuhan ekonomi
a. PDB (produk domestik bruto)
Salah satu indikator penting untuk mengetahui kondisi ekonomi di suatu negara dalam
suatu periode tertentu adalah data Produk Domestik Bruto (PDB), baik atas dasar
harga berlaku maupun atas dasar harga konstan. PDB pada dasarnya merupakan
jumlah nilai tambah yang dihasilkan oleh seluruh unit usaha dalam suatu negara
tertentu, atau merupakan jumlah nilai barang dan jasa akhir yang dihasilkan oleh
seluruh unit ekonomi. PDB atas dasar harga berlaku menggambarkan nilai tambah
barang dan jasa yang dihitung menggunakan harga yang berlaku pada setiap tahun,
sedangkan PDB atas dasar harga konstan menunjukkan nilai tambah barang dan jasa
tersebut yang dihitung menggunakan harga yang berlaku pada satu tahun tertentu
sebagai dasar. PDB atas dasar harga berlaku dapat digunakan untuk melihat
pergeseran dan struktur ekonomi, sedang harga konstan digunakan untuk mengetahui
pertumbuhan ekonomi dari tahun ke tahun (BPS Indonesia).
b. PDB untuk menghitung pertumbuhan ekonomi
Salah satu kegunaan dari data produk domestik bruto (PDB) adalah bisa untuk
mengukur pertumbuhan ekonomi pada suatu wilayah domestik atau negara tertentu
setiap tahun. Dengan mengamati tingkat pertumbuhan ekonomi dari tahun ke tahun
pada suatu wilayah domestik atau negara tertentu dapat disimpulkan apakah negara
tersebut sukses dalam melakukan pembangunan perekonomian serta kesejahteraanya.
Biasanya wujud dari pertumbuhan ekonomi diwakili oleh angka indeks pertumbuhan
ekonomi. Angka indeks pertumbuhan ekonomi ini biasanya dituliskan dalam bentuk
persen. Cara perhitungan angka indeks pertumbuhan ekonomi dilakukan dengan cara
membandingkan data nilai PDB antara dua tahun berurutan, setelah itu baru
didapatkan angka indeks pertumbuhan ekonomi. Rumus untuk menghitung angka
indeks pertumbuhan ekonomi adalah
PDB n−PDB n−1
AIPE=
PDBn−1

Keterangan
 AIPE = Angka Indeks Pertumbuhan Ekonomi
 n = tahun ke-n
 PDB= nilai PDB riil
2.4. Hubungan ekspor dan pertumbuhan ekonomi
a. Ekspor dan nilai PDB

5
Dalam menentukan nilai PDB , kita harus menentukan berbagai komponen-
komponen yang membangun adanya nilai PDB tersebut. Dalam metode ini,
perhitungan PDB didasarkan pada komponen (kategori) berikut
1. Pengeluaran konsumsi rumah tangga (C = konsumsi agregat)
o Pengeluaran rumah tangga untuk semua barang dan jasa (penggunaan
akhir), seperti: jasa pelayanan, barang tidak tahan lama (buah-buahan,
sayuran, pakaian, dll), dan barang tahan lama (mobil, iPods, AC, dll).
2. Pengeluaran investasi (I = Investasi agregat)
o Pengeluaran untuk semua barang & jasa bukan untuk konsumsi saat ini,
termasuk stok barang (inventory), barang kapital: pabrik, mesin gudang
dan perumahan.
3. Pengeluaran konsumsi pemerintah (G = Pengeluaran agregat)
o Seluruh pengeluaran pemerintah untuk barang & jasa (tidak termasuk
transfer pembayaran pemerintah).
4. Pengeluaran ekspor neto (NX agregat)
o Impor (IM) Nilai dari seluruh barang & jasa yang dibeli oleh
perusahaan,
rumah tangga, atau pemerintah dari negara lain.
o Ekspor (X)  Nilai dari seluruh barang & jasa yang dijual oleh
perusahaan, rumah tangga, atau pemerintah ke negara lain.
o Ekspor neto = X – IM

Dari komponen-komponen penyusun nilai PDB diatas, perhitungan nilai PDB


adalah dengan cara menjumlahkan keempat komponen tersebut dan akhirnya
diperoleh data nilai PDB. Rumus yang digunakan adalah

PDB=C+ I +G+( X−ℑ)

Keterangan

 C= Pengeluaran konsumsi rumah tangga pada tahun tertentu


 I = Pengeluaran investasi pada tahun tertentu
 G= Pengeluaran konsumsi pemerentah pada tahun tertentu
 X= Ekspor pada tahun tertentu
 IM= Impor pada tahun tertentu.

Dari rumus di atas dapat disimpulkan , karena nilai ekspor pada tahun tertentu
adalah + X , maka apabila nilai ekspor pada tahun tertentu semakin meningkat
akan diikuti dengan peningkatan nilai PDB pada tahun tertentu.

b. Ekspor dan pertumbuhan ekonomi

6
Karena nilai ekspor dapat meningkatkan PDB, tentu saja nilai angka indeks
pertumbuhan ekonomi akan semakin meningkat juga. Hal ini karena nilai angka
indeks pertumbuhan ekonomi sebanding dengan nilai produk domestik bruto
(PDB).
2.5. Analisis Korelasi
Analisis korelasi adalah analisis yang digunakan untuk menentukan seberapa kuat
hubungan antara dua variabel pengamatan tertentu. Apabila hubunganya positif
maka dapat diartikan naiknya nilai suatu variabel akan diikuti naiknya variabel
yang lainya atau sebaliknya. Apabila hubunganya negatif maka dapat diartikan
naiknya nilai variabel tertentu akan diikuti oleh turunya nilai variabel lain atau
sebaliknya. Hubungan antar dua variabel tersebut ditentukan dalam angka indeks
korelasi r XY . Angka indeks korelasi dapat dirumuskan
X
∑¿
¿
¿2
¿
X 2−¿
n∑¿
√¿
n ∑ XY −∑ X ∑ Y
r XY = ¿
Apabila nilai r XY > 0 maka hubungan antar dua variabel tersebut positif. Apabila
nilai r XY < 0 maka hubungan antar dua variabel tersebut negatif.

BAB III: PEMBAHASAN


a. Data ekspor minyak kelapa sawit
Berikut adalah data ekspor minyak kelapa sawit ke berbagai negara dalam satuan ton
minyak kelapa sawit periode tahun 2010 sampai dengan 2017. Data bersumber dari
Badan Pusat Statistik (BPS).

Tahun Ekspor Minyak Kelapa Sawit

7
2010 7322.8
2011 6931.5
2012 5629.5
2013 5914.5
2014 5556.9
2015 4625.8
2016 2868.1
2017 4059.4

b. Data PDB dan pertumbuhan ekonomi


Berikut adalah pertumbuhan ekonomi dalam satuan persen periode tahun 2010 sampai
dengan 2017 serta data pertumbuhan ekonomi yang telah dihitung menggunakan
rumus angka pertumbuhan ekonomi. Data PDB bersumber dari Badan Pusat Statistik
(BPS).

Data PDB Pertumbuhan ekonomi Tahun


6864133.1 2010
7287635.3 0.061697842 2011
7727083.4 0.060300507 2012
8156497.8 0.055572637 2013
8564866.6 0.050066684 2014
8982517.1 0.048763223 2015
9434613.4 0.050330692 2016
9912703.6 0.050674064 2017

c. Hubungan data pertumbuhan ekonomi dengan data ekspor minyak kelapa sawit
menggunakan analisis korelasi
 Berikut adalah tabel data ekspor minyak kelapa sawit, dan pertumbuhan ekonomi .
Karena satuan antara dua variabel tersebut berbeda, maka kedua variabel tersebut
harus dilakukan standarisasi data terlebih dahulu.

 Data belum distandarisasi

Tahun Ekspor Minyak Kelapa Sawit Pertumbuhan ekonomi


2010 7322.8 -
2011 6931.5 0.061697842
2012 5629.5 0.060300507
2013 5914.5 0.055572637
2014 5556.9 0.050066684

8
2015 4625.8 0.048763223
2016 2868.1 0.050330692
2017 4059.4 0.050674064

 Data setelah distandarisasi

Tahun Ekspor Minyak Kelapa Sawit (X) Pertumbuhan ekonomi (Y)


2010 - -
2011 1.377662908 1.467327776
2012 0.40694672 1.20387983
2013 0.619430678 0.312506566
2014 0.352819228 -0.725563292
2015 -0.341369591 -0.971312562
2016 -1.651836445 -0.675788381
2017 -0.7636535 -0.611050457

 Untuk analisis korelasi , kita anggap data ekspor minyak kelapa sawit adalah
variabel X dan data PDB adalah variabel Y. Selain itu, diperlukan data hasil kali
kedua variabel (XY), nilai kuadrat kedua variabel (X2 dan Y2). Tabel perhitungan
untuk analisis korelasi adalah sebagai berikut

Tahun Ekspor Minyak Kelapa Sawit (X) Pertumbuhan ekonomi XY X^2 Y^2
(Y)
2010
2011 1.377662908 1.467327776 2.02148 1.89796 2.15305
2012 0.40694672 1.20387983 0.48991 0.16561 1.44933
2013 0.619430678 0.312506566 0.19358 0.38369 0.09766
2014 0.352819228 -0.725563292 -0.256 0.12448 0.52644
2015 -0.341369591 -0.971312562 0.33158 0.11653 0.94345
2016 -1.651836445 -0.675788381 1.11629 2.72856 0.45669
2017 -0.7636535 -0.611050457 0.46663 0.58317 0.37338
Jumlah -2.23667E-09 -5.20284E-07 4.36348 6 6.00000
1 1

 Perhitungan koefisien korelasi


X
∑¿
¿
¿2
¿
 X 2−¿
n∑ ¿
√¿
n ∑ XY −∑ X ∑ Y
r= ¿

9
−2.23667E-09
¿
¿
¿2
 7 ( 6 )−¿
√¿
7 ( 4.363481 ) −(−2.23667E-09)(−5.20284E-07)
r=
¿
 r=0,72
 Dari perhitungan koefisien korelasi diperoleh angka 0,72. Hasil perhitungan ini
dapat diartikan bahwa kedua variabel ini memiliki hubungan positif dan
hubunganya kuat. Jadi semakin tinggi nilai ekspor minyak kelapa sawit, semakin
tinggi pula nilai pertumbuhan ekonomi.

10
BAB 4 : KESIMPULAN DAN SARAN
4.1. Kesimpulan
Dari hasil analisis menggunakan metode analisis korelasi terhadap dua variabel
yaitu hasil ekspor minyak kelapa sawit di Indonesia dan pertumbuhan ekonomi di
Indonesia, maka dapat disimpulkan bahwa kedua variabel tersebut memiliki
hubungan positif dan kuat. Hal ini berarti apabila nilai hasil ekspor minyak kelapa
sawit meningkat maka akan diikuti oleh peningkatan pertumbuhan ekonomi. Hal
ini tentu saja benar karena dalam menentukan angka pertumbuhan ekonomi
diperlukan data PDB yang komponen penyusunya terdapat hasil ekspor suatu
wilayah atau negara.
4.2. Saran
1. Sebaiknya pengkajian pustaka lebih ditekankan lagi.
2. Sebaiknya dapat mencari data dengan selang periode lebih dari 10 tahun agar
hasil yang diteliti lebih akurat.
3. Sebaiknya analisis tidak hanya sebatas korelasi, karena analisis data korelasi
hanya menentukan hubungan.

11
Daftar pustaka
Badan Pusat Statistik.” Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Tahun 2016” Berita Resmi Statistik
BPS No. 16/02/Th.XX, 06 Februari 2017.

Badan Pusat Statistik. Ekspor Minyak Kelapa Sawit Menurut Negara Tujuan Utama, 2000-2015.
Jakarta.2010.

Sukirno, Sadono. Makroekonomi Teori Pengantar. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.1994.

Departemen Perindustrian. Gambaran Sekilas Industri Minyak Kelapa Sawit. Jakarta:


Departemen Perindustrian.2006.

Sutawijaya, Adrian. Pengaruh Ekspor dan Investasi Terhadap Pertumbuhan Ekonomi


Indonesia Tahun 1980-2006. Jakarta. 2010.

Kumparan. com. Peran Industri Kelapa Sawit bagi Perekonomian Indonesia.


(https://kumparan.com/benny-kurnia-rahman/melirik-beberapa-peran-industri-kelapa-
sawit-bagi-perekonomian-indonesia)(Diakses Minggu 5 Mei 2019).

Ekonomi. kompas. com. BPS: Ekonomi Indonesia Tahun 2017 Tumbuh 5,07 Persen Tertinggi
Sejak Tahun 2014.
(https://ekonomi.kompas.com/read/2018/02/05/113820026/ekonomi-indonesia-2017-
tumbuh-507-persen-tertinggi-sejak-tahun-2014)(Diakses Minggu 5 Mei 2019).

www.indonesia-frankfurt.de. Pertumbuhan Ekonomi Indonesia.


(https://www.indonesia-frankfurt.de/ekonomi/pertumbuhan-ekonomi-
indonesia/#_ftnref1)(Diakses 5 Mei 2019).
Detik.com. Kualitas Pertumbuhan Ekonomi Indonesia.
(https://news.detik.com/kolom/d-4153925/kualitas-pertumbuhan-ekonomi-indonesia)
(Diakses 5 Mei 2019).

12
13

Anda mungkin juga menyukai